• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketinggian tempat suatu wilayah merupakan salah satu faktor yang menentukan jenis kegiatan penduduk, yakn i sebagai salah satu penentu batas-batas wilayah tanah usaha. Berdasarkan letak di permukaan bumi, Kabupaten Pasuruan terletak antara 0 s/ d 1 800 m diatas permukaan laut (dpl). Secara rinci, distribusi luas wilayah Kabupaten Pasuruan berdasarkan ketinggian t empat dapat dilihat pada Tabel 9.

Berdasarkan Tabel 9 tersebut, wilayah Kabupaten Pasuruan terluas berada di ketinggian 100 – 500 m dpl, yakni 42 015.50 ha (28.51 persen). Sedangkan yang terkecil ber ada di ketinggian di atas 1000 m dpl, yakni 23 764.5 0 ha (16.12 persen). Daerah pada ketinggian di atas 1000 m dpl memiliki topografi kasar dengan lereng-lereng terjal. Demi pengamanan daerah yang

berada di bawahnya, maka daerah ini harus dipertahankan sebagai hutan lindung.

Tabel 8. Distribusi Luas Wilayah Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Pasuruan

N o. Nama Kecamatan Luas ( Km2)

1. Purwodadi 102.455 2. Tutur 86.300 3. Puspo 58.350 4. Tosari 98.000 5. Lumbang 125.550 6. Pasrepan 89.950 7. Kejayan 79.150 8. Wonorejo 47.300 9. Purwosari 59.870 10. Prigen 121.900 11. Sukorejo 58.180 12. Pandaan 43.270 13. Gempol 64.920 14. Bej i 39.900 15. Bangil 44.600 16. Rembang 42.520 17. Kraton 50.750 18. Pohjentrek 11.880 19. Gondang Wetan 26.250 20. Rejoso 37.000 21. Winongan 45.970 22. Grati 50.780 23. Lekok 46.570 24. Nguling 42.600 Total 1 4 7 4 .015

Sumber: BAPPEDA dan BPS, 2005

Tabel 9. Luas Daerah Berdasarkan Ketinggian Tempat

No. Ketinggian ( M dpl) Luas ( Ha) (% )

1. 0 - 2 5 29 967.00 20.33 2. 25 - 100 27 550.00 18.69 3. 100 - 500 42 015.50 28.51 4. 500 - 1000 24 104.50 16.35 5. 1000 < 23 764.50 16.12 Jumlah 147 401.50 100.00

5.2.2. Kemampuan Tanah

Kemampuan tanah merupakan identifikasi unsur-unsur tanah yang sangat berpengaruh terutama untuk menentukan jenis -jenis penggunaan tanah yang ada diatasnya. Unsur-unsur fisik tanah meliputi :

1 . Lereng

Lereng adalah adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah dengan bidang horizontal yang dinyatakan dalam persen (% ). Berdasarkan kelerengan tanahnya, wilayah Kabupaten Pasuruan terdiri dari:

1 . Kelerengan 0-2 % meliputi 30.92 persen luas wilayah, kecuali daerah genangan air, merupakan daerah yang lebih baik untuk usaha pertanian tanaman semusim.

2 . Kelerengan 2-15 % meliputi 35.93 persen luas wilayah, merupakan daerah yang baik untuk usaha pertanian dengan tetap memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air.

3 . Kelerengan 15 -40 % meliputi 15.07 persen luas wilayah, merupakan daerah yang lebih baik untuk usaha tanaman tahunan/ tanaman keras. 4 . Kelerengan lebih dari 40 % meliputi 18.08 persen luas wilayah,

merupakan wilayah yang harus dihutankan karena mempunyai fungsi sebagai pelindung tanah dan air serta menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan hidup.

2 . Kedalaman Efektif Tanah

Kedalaman efektif tanah ad alah tebalnya lapisan tanah dari permukaan sampai bahan induk atau sampai suatu lapisan dimana perakaran tanaman tidak dapat atau tidak mungkin menembusnya. Luas daerah berdasarkan kedalaman efektif tanah di Kabupaten Pasuruan secara r inci dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 . Luas Daerah Berdasarkan Kedalaman Efektif Tanah No. Kedalaman (Cm) Luas ( Ha) (% ) Manfaat 1 . > 90 53 560.50 36.34 Tidak menghambat

pertumbuhan akar tanaman

2 . 61-90 63 134.00 42.83 Untuk tanaman semusim

dan tanaman tahunan

3 . 30-60 24 576.00 16.67 Tanaman semusim berakar

dalam

4 . < 30 6 131.00 4.16 Tanaman semusim berakar

dangkal

Jumlah 1 4 7 4 0 1 .5 0 100.00

Sumber: BAPPEDA dan BPS, 2005

3 . Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah keadaan kasar dan halusnya (bahan padat organik) tanah yang ditentukan berdasarkan perbandingan fraksi-fraksi pasir, debu dan air. Rincian luas daerah berdasarkan tekst ur tanah disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 . Luas Daerah Berdasarkan Tekstur Tanah

No. Tekstur Luas ( Ha) (% )

1. Halus 80 080.85 54.33

2. Sedang 65 933.65 44.73

3. Kasar 1 387.00 0.94

Jumlah 147 401.50 100.00

Sumber: BAPPEDA dan BPS, 2005 4 . Drainase

Drainase tanah menunjukkan lamanya dan seringnya tanah jenuh terhadap kandungan air atau menunjukkan kecepatan meresapnya air permukaan tanah. Rincian luas daerah berdasarkan drainase tanah disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12 . Luas Daerah Berdasarkan Drainase Tanah

No. Drainase Luas ( Ha) (% )

1 . Tidak pernah tergenang 143 686.50 97.48

2 . Tergenang periodik 584.00 0.40

3 . Tergenang terus-menerus 3 131.00 2.12

Jumlah 147 401.50 100.00

5 . Erosi

Erosi merupakan peristiwa pengikisan tanah oleh permukaan air, sehingga mengakibatkan butiran -butiran tanah terangkat ke tempat lain. Rincian luas daerah berdasarkan erosi tanah disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 . Luas Daerah Berdasarkan Erosi

No. Erosi Luas ( Ha) (% )

1 . Ada erosi 21 890.50 14.85

2 . Tidak ada erosi 125 511.00 85.15

Jumlah 147 401.50 100.00

Sumber: BAPPEDA dan BPS, 2005

6 . Jenis Tanah

Jenis Tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Pasuruan, meliputi :

Allu vial, Regosol, Grumosol, Mediteran, Lat osol dan Andosol. Karakteristik dari masing-masing jenis tanah yang ada di Kabupaten Pasuruan dapat dilihat pada Tabel 14 .

5.2.3. Kondisi I klim

Kabupaten Pasuruan pada umumnya beriklim tropis, dengan klasifikasi Schmidt dan Ferguson. Sebagian besar kecamatan bertipe iklim C dan selebihnya tipe B. Temperatur sebagian besar wilayah antara 240-320 C, sedangkan untuk wilayah diatas 2 770 m, temperatur terendah sampai 50 C utamanya di Kecamatan Tosari.

Curah hujan banyak dipengaruhi oleh angin muson yang bertiup dari Australia dan Asia. Angin muson timur merupakan angin yang kering, sedangkan angin yang bertiup dari arah barat relatif agak basah. Berdasarkan intensit as curah hujannya, daerah Kabupaten Pasuruan dapat dikelompokkan menjadi 4 zona curah hujan sebagai berikut:

1 . Zona curah hujan antara 2 000 -2 500 mm/ tahun, zona ini banyak dijumpai di daerah sekitar Pasrepan, Kolursari dan selatan Purwosari. 2 . Zona curah hujan antara 1 750 -2 000 mm/ tahun, zona ini tersebar di

bagian barat Purwosari dan daerah sekitar Beji.

3 . Zona curah hujan antara 1 500 -1 750 mm/ tahun, zona ini tersebar di daerah bergelombang hingga perbukitan, antara lain di sekitar daerah Bangil, Rem bang, Wonorejo, Kejayan dan Lumbang.

4 . Zona curah hujan < 1 500 mm/ tahun, zona ini tersebar di daerah dataran sepanjang pantai di sekitar daerah Kraton, Kota Pasuruan, Gondangwetan, Lekok, Grati dan Nguling.

Tabel 14 . Jenis dan Karakteristik Tanah Kabupaten Pasuruan

No. Jenis Tanah Luas ( % ) Karakteristik

1. Alluvial 15.73 Cocok untuk pertanian. M erupakan endapan

tanah liat, bercampur pasir halus, hitam kelabu, mempunyai daya penahan air cukup baik, mengandung cukup banyak mineral bagi tumbuhan.

2. Andosol 17.24 Jenis tanah yang umurnya masih muda,

berasal dari bahan vulkanis, porositas sedang, menahan air dengan baik, mudah longsor. Dimanfaatkan untuk pertanian dengan terasiring.

3. Regosol 24.23 Kadang-kadang dilapisi padas kelabu

cokelat, porositas sedang, mudah tererosi. Regosol vulkanik baik untuk tanaman tebu, tembakau, palawija, sayuran sedangkan regosol margel baik untuk hutan jati.

4. Mediteran 14.26 Jangkauan penyebarannya luas, berasal dari

batuan berkapur, batuan beku basis sampai intermedier dan batuan metamorf. Dapat dimanfaatkan untuk pertanian dengan syarat ada input teknologi.

5. Grumosol 3.99 Tekstur liat berlempung, berwarna hitam

sampai kelabu, porositas dan drainase jelek, mudah terkena erosi.

6. Latosol 24.55 Campuran Nepal dan batu kapur, di daerah

bukit sampai dengan gunung, secara umum membentuk bukit- bukit lipatan. Baik untuk hutan jati.

5.2.4. Kondisi Hidrologi

Perairan darat di wilayah Kabupaten Pasuruan dibedakan atas dua kelompok yaitu air tanah dan air permukaan. Sumber air tanah secara umum sangat melimpah, hal ini ditandai oleh adanya 471 sumber mata air yang tersebar di 24 kecamatan dengan debit air antara 1-5000 liter/ detik. Sumber mata air terbesar adalah sumber mata air Umbulan dengan kapasitas debit air mencapai 5 000 liter/ detik, yang dimanfaatkan untuk keperluan air minum, irigasi dan industri. Untuk daerah lereng perbukitan, banyak juga dijumpai sumur-sumur bor tertekan (artesis) atau tak tertekan dengan debit antara 5-10 liter/d etik.

Air permukaan umumnya berasal dari beberapa sungai yang mengalir dari daerah hulu di pegunungan bagian selat an dan bermuara di pantai utara. Kabupaten Pasuruan memiliki 18 sungai dan 7 sungai besar antara lain sungai Lawean, Rejoso, Masangan, Temboro, Kedunglarangan , Welang, dan terbesar adalah sungai Porong.

5.3 . Kondisi Demografi dan Ketenagakerjaan

Dokumen terkait