• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis dan Administrasi

Penelitian dilakukan di Kawasan Teluk Bugus yang secara administrasi meliputi sebagian dari wilayah Kecamatan Bungus Teluk Kabung, secara geografis terletak pada 100° 22' 23" BT - 100° 29' 13" BT dan 0° 59' 1" LS -1° 5' 44" LS. Pengertian kawasan dalam penelitian ini adalah mencakup wilayah daratan dan teluk. Wilayah daratan meliputi daratan dan dibatasi oleh punggungan-punggungan bukit dimana sungai-sungai besar dan anak sungai seluruhnya bermuara kedalam teluk. Sedangkan wilayah teluk mencakup seluruh perairan teluk mulai dari garis pantai hingga mulut teluk.

Luas keseluruhan Kecamatan Bungus Teluk Kabung adalah 10.078 ha. Sebelum otonomi daerah, jumlah kelurahan di kecamatan ini terdiri dari enam kelurahan dan setelah otonomi daerah beberapa kelurahan mengalami pemekaran sehingga jumlah kelurahan menjadi tiga belas kelurahan. Daerah penelitian meliputi lima (5) kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Bungus Barat, (2) Kelurahan Bungus Timur, (3) Kelurahan Bungus Selatan, (4) Kelurahan Teluk Kabung Utara, dan (5) Kelurahan Teluk Kabung Tengah, dengan luas keseluruhan adalah 7.611 ha.

Demografi dan Sosial Ekonomi

Penduduk Kecamatan Bungus Teluk Kabung pada tahun 2006 berjumlah 23.400 jiwa terdiri atas 12.480 laki-laki dan 10.920 perempuan. Kepadatan penduduk Kecamatan Bungus Teluk Kabung tergolong yang terendah di Kota Padang, yakni 232 orang per kilometer persegi.

Namun demikian, Kecamatan Bungus Teluk Kabung tergolong sebagai daerah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, yakni 2,48 persen per tahun selama periode 1998-2006 (BPS Kota Padang 2007). Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,48 % per tahun, maka jumlah penduduk Kecamatan Bungus Teluk Kabung dapat menjadi dua kali lipat dalam kurun

waktu 30 tahun. Data jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Bungus Teluk Kabung dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Perbandingan jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk serta sex ratio di Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan Kota Padang tahun 2006

No Indikator Kec. Bungus

Teluk Kabung* Kota Padang **

1. Luas Wilayah (km2

) 100,78 694,96

2. Persentase luas wilayah (%) 15 100 3. Jumlah penduduk 2006 (jiwa) 23.400 819.740 4. Persentase jumlah penduduk 2,85 -5. Laju pertumbuhan penduduk per

tahun 1998 – 2006 (%) 2,48 2,07 6. Kepadatan penduduk 2006 (orang per km2) 232 1.180 7. Sex Ratio 114,29 100,35 8. Rumah tangga 5.824 201.440

9. Jumlah anggota rumah tangga rata-rata

4,3 4,2

Keterangan: *Bungus Teluk Kabung Dalam Angka Tahun 2006 **Padang Dalam Angka Tahun 2007

Aktivitas ekonomi penduduk Kecamatan Bungus Teluk Kabung didominasi sektor pertanian tanaman pangan dan perikanan, berbeda dengan Kota Padang yang didominasi sektor jasa dan perdagangan serta sektor non-pertanian lainnya (Tabel 6). Sektor pertanian sebagai lapangan pekerjaan utama penduduk Kecamatan Bungus Teluk Kabung memberikan sumbangan sekitar 31,4 % terhadap seluruh lapangan kerja di daerah ini. Sumber utama mata pencaharian penduduk adalah sektor pertanian, yang terdiri dari sub-sektor tanaman pangan dan sub-sektor perikanan.

Sektor pertanian menyumbang sebesar 54 % dari total laki-laki terhadap penyerapan tenaga kerja laki-laki, dibandingkan tenaga kerja perempuan yang menyumbang sebesar 19 % dari total perempuan terhadap tenaga kerja perempuan. Tenaga kerja laki-laki banyak bekerja pada sub-sektor tanaman

pangan dan sub-sektor perikanan (nelayan). Sementara sektor industri pengolahan dan sektor jasa dominan dalam penyerapan tenaga kerja perempuan dengan kontribusi masing-masing sebesar 24,3 % dan 25,9 %.

Tabel 6. Struktur mata pencaharian penduduk tahun 2000

Bungus Teluk Kabung Padang

Lapangan Usaha Laki-Laki (L) Perempuan (P) L + P Laki-Laki (L) Perempuan (P) L + P Pertanian 53,9 19,6 31,4 9,9 0,2 6,9 a.Tanaman pangan 24,4 14,6 15,1 4,9 2,7 4,2 b.Perkebunan 0,3 0,3 0,2 0,3 0,2 0,3 c.Perikanan 22,6 1,8 12,1 2,5 0,2 1,8 d.Peternakan 0,2 0,4 0,2 0,4 0,3 0,3 e.Pertanian lainnya 6,5 2,5 3,8 1,8 0,9 1,5 Industri pengolahan 16,0 24,3 12,3 6,1 4,0 5,4 Jasa 12,3 16,1 9,1 36,1 43,2 38,3 Angkutan 4,9 0,3 2,6 6,3 0,5 4,5 Lainnya 4,6 13,8 4,7 15,5 28,3 19,4 Jumlah 100 100 100 100 100 100

Sumber: Laporan ANDAL PLTU SUMBAR 2 x 100 MW (LP – UNAND)

Kondisi Fisik Wilayah

Topografi

Daerah penelitian berada pada ketinggian 0 – 920 dpl, didominasi daerah berbukit - bergunung dengan luas 3.284 ha atau 53 %, diikuti daerah dengan bentuk wilayah datar-berombak menempati areal seluas 1.572 hektar atau 25 %. Keadaan topografi dan kemiringan lereng disajikan pada Tabel 7 dan Lampiran 2.

Tabel 7. Kondisi topografi daerah penelitian Luas No Bentuk Wilayah Kelas Lereng (%) Klasifikasi (ha) (%)

1. Datar - Berombak 0-8 Datar 1.572,0 25,0 2. Bergelombang 8-15 Landai 433,4 7,0 3. Berbukit 15-25 Agak Curam 930,7 15,0 4. Bergunung 25-40 Curam 2.168,0 35,0 5. Bergunung >40 Sangat Curam 1.116,0 18,0

Geologi Kawasan Teluk Bungus

Berdasarkan Peta Geologi lembar Muara Siberut edisi 1 yang diterbitkan oleh Marine & Coastal Resources Management Project 2004, batuan penyusun daerah penelitian adalah:

1. Aluvium (Qal) : merupakan endapan asal sungai, danau, rawa dan pantai, terdiri dari material berukuran kerakal, kerikil, pasir, lanau sampai liat. Endapan sungai meliputi: endapan limbah banjir, teras sungai, poin bar, dan endapan dasar sungai.

2. Tufa Kristalin (QTt); satuan batuan ini dicirikan oleh sifat pejal dan tersemenkan dengan baik, berwarna kelabu muda, dengan masa dasar serabut gelas dan frakmen kwarsa plagioklas. Keberadaan satuan batuan ini di daerah penyelidikan berupa perbukitan yang cukup terjal dan umumnya telah tersesarkan.

3. Filit (pTps); berwarna kemerahan sedikit sekisan, pada beberapa tempat menunjukkan laminasi. Batuan lanauan bergradasi ke batupasir meta lunak yang sebagian besar terdiri dari butir-butir kuarsa dalam masa dasar liat.

Gambar 6. Singkapan batuan vulkanik yang termasuk dalam Formasi Tufa Kristalin (QTt) di daerah penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, ciri-ciri fisik batuan yang terdapat di daerah penelitian berwarna abu-abu hingga kehitaman, memiliki sifat resistensi sangat tinggi, pejal, memiliki kelerengan sangat terjal (Gambar 6). Peta geologi daerah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.

Satuan Lahan dan Tanah

Informasi mengenai satuan lahan dan tanah di daerah penelitian berpedoman pada Peta Satuan Lahan dan Tanah lembar Painan skala 1: 250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat 1990. Satuan lahan di daerah penelitian terdiri lima (5) satuan lahan, yaitu: (1) grup pegunungan dan plato (Mab.2.3.3), (2) grup pegunungan (Mad.2.2.3), (3) grup perbukitan (Had.1.3.3), (4) grup aluvial (Aub.2.1), dan (5) grup marin (Bfq.1.1). Luas satuan lahan dan jenis tanah disajikan pada Tabel 8. Peta Satuan Lahan dan Tanah di Kawasan Teluk Bungus dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 8. Satuan Lahan dan Tanah yang terdapat di Kawasan Teluk Bungus Luas No Satuan Lahan Bentuk Wilayah Kemiringan

Lereng Jenis Tanah (ha) (%)

1. Grup pegunungan dan plato (Mab.2.3.3) Bergunung > 75 % Dystransdepts (D), Hapludults (M), Troporthents (T) 3.222,0 52,0 2. Grup pegunungan (Mad.2.2.3) Bergunung (25 – 75) % Dystropepts (D), Hapludults (F), Troporthents (T) 635,0 10,0 3. Grup perbukitan (Had.1.3.3) Berbukit > 25 % Dystropepts (D), Humitropepts (F), Troporthents (T) 1.121,0 18,0 4. Grup aluvial (Aub.2.1) Datar < 3 % Humitropepts (D), Tropaquepts (F) 706,0 11,0 5. Grup marin (Bfq.1.1) Datar < 3 % Tropopsaments (D), sulfaquents (F) 533,0 9,0 Keterangan:

D : dominant (50-75)%, F : fair (25-50)%, M : minor (10-25)%, T : Trace (<10%)

Karakteristik dan jenis tanah penyusun dari setiap grup satuan lahan sebagai berikut:

1. Grup pegunungan dan plato (Mab.2.3.3); pegunungan tuf intermedier dan lava intermedier sampai basis, lereng sangat curam sekali (>75 %), sangat teroreh, dystrandepts (D), hapludults (M), dan troporthents (T).

2. Grup pegunungan (Mad.2.2.3); pegunungan tuf intermedier dan masam, lereng curam sampai sangat curam (25-75 %), sangat teroreh, dystropepts (D), hapludults (F), dan Troporthents (T).

3. Grup perbukitan (Had.1.3.3); perbukitan kecil dan perbukitan dengan pola random, lereng curam sampai sangat curam (>25 %), sangat teroreh, dystropepts (D), humitropepts (F), dan troporthents (T).

4. Grup aluvial (Aub.2.1); kipas aluvial dan aluvial, sedimen tuf intermedier, datar, lereng < 3 %, agak teroreh, humitropepts (D), tropaquepts (F).

5. Grup marin (Bfq.1.1); kompleks beting pantai muda berselang seling dengan cekungan sedimen halus dan kasar, tropopsamments (D), dan sulfaquents (F).

Gambar 7. Profil tanah yang terdapat di daerah penelitian

Hasil pengamatan lapangan pada lima titik terhadap profil tanah di daerah penelitian secara umum menunjukkan adanya keseragaman ciri-ciri fisik dan secara umum perkembangan tanah di daerah penelitian termasuk dalam tanah muda, horison tanahnya tipis. Sifat-sifat fisik secara umum tanah yang terdapat di daerah penelitian adalah: berwarna coklat kemerahan – coklat kehitaman, tekstur lempung berliat, struktur granular, drainase sedang-jelek (Gambar 7). Deskripsi secara detail profil tanah dari setiap titik pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 27, sedangkan padanan nama tanah di daerah penelitian disajikan pada Lampiran 28.

Kondisi Iklim

Kondisi iklim di Kecamatan Bungus Teluk Kabung dianggap memiliki kesamaan dengan iklim yang terdapat di Kota Padang termasuk beriklim tropis basah dan memiliki bulan kering yang sangat pendek. Untuk daerah tepi pantai

sangat dipengaruhi oleh angin laut. Curah hujan di Kota Padang pada tahun 2006 cukup tinggi, yaitu berjumlah 4.819,2 mm dengan rata-rata 401,6 mm, jumlah hari hujan per bulan yaitu rata-rata 16 hari. Suhu pada siang hari berkisar antara 23o – 28o C. Kelembaban udara untuk Kota Padang berkisar antara 74-82 % dengan kecepatan angin rata-rata tahunan 5,58 knot. Data curah hujan dan iklim dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.

Kedalaman Laut (Batimetri) dan Sedimen Dasar Laut

Perairan Teluk Bungus yang memiliki luas 1.391 ha mempunyai kedalaman hingga 35 meter. Kondisi topografi dasar laut pada daerah perairan dekat pantai dari landai secara berangsur-angsur berubah menjadi terjal. Selanjutnya topografi dasar laut hingga ke mulut teluk perubahan kedalaman terjadi secara gradual dengan kondisi topografi landai.

Material sedimen penyusun dasar laut daerah penelitian terdiri dari material lanau dengan penyebaran yang sangat luas, berbatu dengan penyebaran pada daerah perairan dekat pantai dan terumbu karang (PPPGL 1999). Berdasarkan hasil pengambilan contoh sedimen dasar laut yang dilakukan pada Tahun 2006 oleh Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Nonhayati – Departemen Kelautan dan Perikanan di daerah sekitar dermaga pelabuhan perikanan Bungus, terjadi perubahan ukuran butir sedimen dengan berubahnya kedalaman. Pada daerah sekitar pantai dengan kedalaman kurang dari 5 meter material dasar laut tersusun oleh material pasir, pada daerah dengan kedalaman 5-10 meter tersusun oleh material lanau (pasir berliat) dan pada daerah yang memiliki kedalaman > 10 meter material sedimennya adalah liat. Peta sebaran sedimen laut Teluk Bungus dapat dilihat pada Lampiran 5.

Karakteristik Pantai

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan – Departemen Kelautan dan Perikanan (2006) karakteristik pantai di Kawasan Teluk Bungus terdiri dari: pantai berpasir, pantai berbatu/bertebing, pantai bermangrove dan pantai berkerikil/berkerakal. Proses-proses pantai yang

bekerja adalah abrasi yang terjadi pada daerah sepanjang pantai yang tidak terlindung, sedangkan pada daerah yang terlindung proses yang dominan adalah pengendapan. Peta karakteristik pantai Teluk Bungus dapat dilihat pada Lampiran 6.

Gambar 8. Tipe Pantai di daerah penelitian. Pantai berkerikil (kiri atas) dan pantai bertebing (kanan atas) yang terdapat di Teluk Bungus.

Hasil pengamatan lapangan, komposisi dan tekstur sedimen pantai sebagian besar tersusun material dengan komposisi pasir kasar dan sedikit pasir halus. Pada daerah muara sungai besar (Batang Air Tambang dan Batang Air Pinang) merupakan daerah tempat terakumulasinya sedimen material pasir dan membentuk dataran pantai sepanjang sisi bagian dalam Teluk Bungus.

Kualitas Air Laut Teluk Bungus

Data kualitas air di Teluk Bungus yang dilakukan bulan Desember tahun 2006 berdasarkan parameter TSS dari 23 stasiun pengukuran telah melampaui nilai ambang baku mutu air laut. Nilai TSS berkisar antara 405,5 ppm – 6.367 ppm, sedangkan nilai baku mutu air laut adalah <80 ppm. Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran kualitas air laut yang dilakukan oleh Bapedalda Provinsi Sumatera Barat bulan April tahun 2008, nilai TSS di Teluk Bungus adalah 232,2 ppm. Data kualitas air disajikan pada Lampiran 29.

Pasang Surut (Pasut)

Penelitian kondisi oseanografi di Perairan Teluk Bungus menunjukkan jenis pasang surut yang terjadi adalah tipe campuran condong ke harian ganda (mixed semi diurnal tide), yaitu: terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari. Pasang surut di daerah penelitian bervariasi yaitu: pasang terendah dan pasang tertinggi berkisar antara 1 sampai 2 meter. Abrasi yang tergolong kuat dan merusak di perairan dan sekitarnya dipengaruhi arus pasang yang menimbulkan gelombang pasang dan mempengaruhi pola arus sejajar pantai (PPPGL 1999).

Dokumen terkait