• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN

4.4. Analisis Performa Jaringan dengan TCP dan UDP

4.4.2. Pengujian WLAN

4.4.2.4. Kondisi WLAN STOCK AREA RSST

Access point STOCK AREA RSST ini berada di lingkungan belakang rumah sakit tepatnya berada di gudang alat tulis RSST.

Access point STOCK AREA RSST terkoneksi kabel melalui switch

yang berada di asrama coas. Jarak antara router server ke switch + 60m dan jarak switch ke Access point STOCK AREA RSST + 40m.

4.4.2.4.1. Troughput

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN STOCK AREA RSST dapat digambarkan seperti Gambar 4.38. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat

pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server dan switch mengakibatkan kualitas kinerja WLAN mengalami penurunan. Tabel 4.25 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput

terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.

Kuat Sinyal Troughput (Mbps)

Sepi Normal Sibuk

Excellent 20,657 16,838 11,665

Good 15,944 9,658 3,786

Fair 7,659 4,659 1,659

Poor 3,674 0.958 0,174

Tabel. 4.25 Rata-rata throughput WLAN STOCK AREA

RSST

Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput

lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran

throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat

throughput lebih buruk dari pada jam sepi pada kualitas sinyal

excellent. Hasil throughput sebesar 20.6 Mbps pada kualitas sinyal

excellent pada saat jam sepi sudah cukup baik untuk standart

802.11g.

Gambar 4.38 Grafik rata-rata throughput STOCK AREA RSST

4.4.2.4.2. Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal dan sibuk besaran rata-rata packet loss WLAN STOCK AREA RSST pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.39. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal

excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point STOCK AREA RSST pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point

STOCK AREA RSST hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN STOCK AREA RSST mengalami penurunan pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baiki sepi, normal dan sibuk. Kualitas sinyal yang semakin rendah mengakibatkan

packet loss menjadi lebih besar dan jarak yang cukup jauh antara

router server ke switch mengakibatkan kualitas kinerja WLAN mengalami penurunan. Terjadi perbedaan pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada pada kondisi normal dan sibuk, hal tersebut dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.26 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss

terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.

Kuat Sinyal

Packet Loss (%)

Sepi Normal Sibuk

Excellent 0 0 0,83

Good 0,03 0,193 0,679

Fair 0,59 1,823 2,15

Poor 1,734 3,834 4,931

Tabel. 4.26 Rata-rata packet loss WLAN STOCK AREA

RSST

Kinerja packet loss pada Gambar 4.39 menunjukan

sibuk, maka semakin naik besaran packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal excellent pada kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3%. Packet loss terhadap kualitas sinyal good kondisi sepi masuk dalam kategori sangat bagus. Packet loss pada kualitas sinyal fair dan poor saat sepi, good, fair, dan poor saat normal, dan pada kualitas sinyal good dan fair saat sibuk dalam kategori bagus yaitu kurang dari 3%. Sedangkan untuk kualitas sinyal poor saat kondisi sibuk dalam kategori kurang baik.

4.4.2.4.3. Jitter

Tabel 4.27 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.40 menunjukan jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk.

Kuat Sinyal Jitter (ms)

Sepi Normal Sibuk

Excellent 1,374 5,834 10,873

Good 5,832 11,874 20,894

Fair 10,894 21,823 35,839

Poor 18,433 30,592 44,847

Tabel. 4.27 Rata-rata jitter WLAN STOCK AREA RSST

Sesuai dengan standart THIPON jitter access point

STOCK AREA RSST terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal

excellent dan good pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, sedangkan untuk kualitas sinyal

fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada

access point STOCK AREA RSST nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalami peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal dan sibuk.

Trendline Jitter WLAN STOCK AREA RSST pada Gambar 4.40 menunjukan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server dan switch ke

access point mengakibatkan penurunan kualitas kinerja WLAN hal tersebut akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya

congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.

Dokumen terkait