2.3. SENSOR LDR
2.4.1 Konfigurasi Pin LCD
14 DB7 H/L
15 V+ BL - Kecerahan Signal
16 V- BL -
2.5. LED( Light Emitting Diode )
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya
monokromatik (satu warna).
Gambar 2.7 LED ( Light Emitting Diode )
Untuk mengetahui polaritas terminal Anoda (+) dan Katoda (-) pada LED.
Kita dapat melihatnya secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri Terminal Anoda pada LED adalah kaki yang lebih panjang dan juga Lead
20
Frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri Terminal Katoda adalah Kaki yang lebih pendek dengan Lead Frame yang besar serta terletak di sisi yang Flat.
2.6 . Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang berfungsi membatasi arus yang mengalir pada suatu penghantar, yang mana paling sering dipakai dalam rangkaian-rangkaian elektronik (Pramoto, 2004:3). Resistor juga merupakan suatu komponen pengatur tegangan dan alat pendeteksi sinyal yang mengatur jalannya operasi rangkaian. Bentuk, ukuran, bahan dan resistansinya beragam tapi mudah dikenali. Dalam elektronik, resistor diproduksi juga sebagai beban pada rangkaian elektronik dimana terdapat tegangan beban yang makin lama makin besar.(Yohannes, 1979: 4) Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik. Satuan nilai dari resistor adalah ohm(Ω).
berdasarkan hukum Ohm : 𝑉 =
𝐼𝑅...
..(2.1) 𝐼 = 𝑉 𝑅
...(2 .2) Keterangan : V : Tegangan listrik (volt) I : Arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (ampere) R : Nilai hambatan listrik terdapat pada suatu penghantar (ohm). Gambar 2.11 Resistor
Gambar 2.8 Resistor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(sumber: http://komponenelektronika.biz/pengertian-resistor.html) Kerusakan yang dialami resistor pada umumnya berupa terbakar akibat dari besarnya daya listrik yang melebihi daya tahan resistor. Sehingga resistor tersebut putus atau terbakar dan ada juga yang harga (nilai) resistansinya membesar di atas harga resistansi yang sebenarnya. Pembesaran tersebut biasanya berkisar antara 1 sampai 5 Ohm. Resistor juga merupakan sarana untuk mengontrol arus dan tegangan yang bekerja dalam rangkaian–
rangkaian
2.7 Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
Coil atau lilitan relay yang mendapatkan tegangan.
Common yaitu bagian induk kontak.
Kontak yang terdiri dari NO ( Normaly Open ) dan NC (Normaly Close ).Membedakan NC dengan NO:
NC (Normally Closed) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak diberitegangan) terhubung dengan common. NO (Normally Open) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common. Bagian-bagian relay dapat diketahui dengan 2 cara, antara lain: Dengan cara melihat isi dalam relay ter sebut dan dengan menggunakan multimeter (Ohm). Cara mengetahui relay tersebut masih berfungsi atau tidak dapat dilakukan dengan cara memberikan tegangan yang sesuai dengan relay tersebut pada bagian koilnya. Jika kontaknya masih bekerja NC-->NO atau NO-->NC, maka dapat dikatakan bahwa relay tersebut masih dalam keadaan baik.22
NO (Normally Open) : jika menginginkan rangkaian ON ketika koil diberi tegangan. Pergunakan common dan NC jika menginginkan rangkaian ON ketika koil tidak diberi tegangan. Cara kerja relay dalah apabila coil diberi tegangan maka coil akan tealiri arus dan terjadi medan mangnet yang dapat menarik kontak.Jika pada saat normal atau tidak bertegangan yang tersambung dengan common adalah NC maka jika saat bekerja atau mendapatkan tegangan yang tersambung denga common adalah N.Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.
Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi – fungsi berikut :
Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh
Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan
Contact ada 2 jenis :
Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkanopen)
Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close)
Secara prinsip kerja dari relay: ketika Coil mendapat energi listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup. Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya. Pole merupakan banyaknya contact yang dimiliki oleh relay. Sedangkan Throw adalah banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact.
Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw :
• DPST (Double Pole Single Throw)
• SPST (Single Pole Single Throw)
• SPDT (Single Pole Double Throw)
• DPDT (Double Pole Double Throw)
• 3PDT (Three Pole Double Throw)
• 4PDT (Four Pole Double Throw)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.8 ADAPTOR
Secara umum pengertian adaptor adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC (arus bolak-balik) yang tinggi menjadi tegangan DC (arus searah) yang lebih rendah.Seperti yang kita tahu bahwa arus listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dll, adalah arus listrik dari PLN ( Perusahaan Listrik Negara ) yang didistribusikan dalam bentuk arus bolak-balik atau AC. Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan hampir sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu diperlukan sebuah alat atau rangkaian elektronika yang bisa merubah arus dari AC menjadi DC serta menyediakan tegangan dengan besar tertentu sesuai yang dibutuhkan.Rangkaian yang berfungi untuk merubah arus AC menjadi DC tersebut disebut dengan istilah DC Power suply atau adaptor.Rangkaian adaptor ini ada yang dipasang atau dirakit langsung pada peralatan elektornikanya dan ada juga yang dirakit secara terpisah.
Untuk adaptor yang dirakit secara terpisah biasanya merupakan adaptor yang bersipat universal yang mempunyai tegangan output yang bisa diatur sesuai kebutuhan, misalnya 3 Volt, 4,5 Volt, 6 Volt, 9 Volt,12 Volt dan seterusnya.
Namun selain itu ada juga adaptor yang hanya menyediakan besar tegangan tertentu dan dipetuntukan untuk rangkaian elektronika tertentu misalnya adaptor laptop dan adaptor monitor.Untuk menghasilkan tegangan dan Arus DC yang tetap dan stabil , diperlukan bagian Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda Zener, Transistor atau IC .Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga dilengkapi dengan Short Circuit Protection ( perlindungan atas hubung singkat ), Current Limiting ( Pembatas Arus ) ataupun Over Voltage Protection ( perlindungan atas kelebihan tegangan ).
24
Gambar 2.9 Bentuk Adaptor 2.8.1 Bagian-bagian adaptor
Pada sebuah adaptor terdapat beberapa bagian atau blok yaitu rectifier (penyearah), filter dan trafo (transformator)
Rectifier (Penyearah ) dalam rankaian adaptor atau catu daya, tegangan yang sudah di turunkan oleh trafo, arusnya masih berupa arus bolak-balik atau AC. Karena arus yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika adalah arus DC, sehingga harus disearahkan terlebih dahulu. Bagian yang berfungsi untuk menyearahkan arus AC menjadi DC pada adaptor yang disebut dengan istilah rectifier atau penyearah suatu gelombang .Pada rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda.Filter (Penyaring) filter adalah bagian yang berfungsi untuk menyaring atau meratakan sinyal arus yang keluar dari bagian rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO ( Electrolyte Capacitor ). Sebenarnya dengan adanya bagian trafo, rectifier dan filter syarat dari sebuah adaptor sudah terpenuhi, namun terkadang tegangan yang dihasilkan biasanya tidak stabil sehingga diperlukan bagian lain yaitu yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan dan mendapatkan tegangan yang akurat. Bagian tersebut adalah bagian.regulator atau pengatur tegangan. Trafo ( Transformator )adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menurunkan atau menaikan tegangan AC sesuai kebutuhan. Pada sebuah adaptor, trafo yang digunakan adalah trafo jenis step down atau trafo penurun tegangan. Trafo tediri dari 2 bagian yaitu bagian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
primer dan bagian sekunder, pada masing-masing bagian terdapat lilitan kawat email yang jumlahnya berbeda. Untuk trafo step-down, jumlah lilitan primer akan lebih banyak dari jumlah sekunder. Lilitan Primer merupakan input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder.
Meskipun tegangan telah diturunkan, output dari.Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.
Pada adaptor atau catu daya konvensional, tegangan AC ini lebih dahulu diturunkan melalui sebuah transformator step-down kemudian disearahkan dengan dioda (rectifier) dan diratakan dengan kapasitor elektrolit. Prinsip adaptor jenis ini masih menerapkan mode pengubahan tegangan ac ke dc menggunakan transformator step-down sebagai komponen utama penurunan tegangan. Pada adaptor ini besarnya arus yang dihasilkan bertumpu pada arus yang dihasilkan oleh trafo penurun tegangan Jenis adaptor ini adalah jenis adaptor sudah dijelaskan pada pembahasan di atas. Peralatan yang masih menggunakan adaptor konvensional diantarany adalah radio tape, amplifier dan sebagainya.
26
BAB III