• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5. Konsentrasi labil Cu dan Zn dalam sedimen

Data konsentrasi Cu dan Zn tiga tahun terakhir pada daerah muara yaitu Fadhlina (2008) menunjukkan bahwa konsentrasi logam total Zn lebih tinggi daripada logam Cu. Logam Zn memiliki konsentrasi total berkisar antara 261.31 μg/g-1826.98 μg/g, sedangkan logam Cu memiliki konsentrasi total berkisar antara 7. 64 μg/g-118.33 μg/g. Apabila dibandingkan dengan data penelitian dapat diketahui bahwa konsentrasi logam Cu dan Zn terdapat indikasi peningkatan selama 3 tahun terakhir pada Perairan Teluk Jakarta. Peningkatan konsentrasi ini kemungkinan disebabkan oleh kontinuitas masukan limbah seperti limbah

industri, pemukiman, dan transportasi laut dari tahun ke tahun. Konsentrasi logam berat pada perairan Teluk Jakarta dapat terus meningkat apabila masukan limbah logam berat tidak diatasi dengan baik.

4.5. Konsentrasi labil Cu dan Zn dalam sedimen

Konsentrasi total logam berat terdiri dari fase resisten (residu) dan non resisten yang pada penelitian ini dijelaskan dari kandungan fraksi non labil dan labil. Pengukuran berdasarkan fraksi dapat membantu menjelaskan efektivitas

toksisitas logam berat di sedimen terhadap organisme dibandingkan dengan konsentrasi logam total. Logam berat fraksi labil umumnya lebih mudah diserap oleh biota. Konsentrasi Cu fraksi labil mempunyai nilai yang berkisar antara 9.90 µg/g-220.97 µg/g, dengan konsentrasi dan terendah pada Stasiun 9 (muara Kali Baru) dan tertinggi berada pada Stasiun 4 (muara Sungai Dadap). Konsentrasi Zn fraksi labil mempunyai nilai yang berkisar pada 116.80-597.25 µg/g, dengan konsentrasi terendah juga pada Stasiun 9 dan tertinggi pada Stasiun 4 (Gambar 9). Konsentrasi fraksi labil yang tinggi tersebar pada Stasiun 3 (muara Sungai

Kamal), 4 (muara Sungai Dadap), 5 (muara Sungai Ciliwung), dan 8 (muara Kali Koja).

Gambar 9. Konsentrasi labil Cu dan Zn (μg/g) pada sampel menurut stasiun pengamatan

Fadhlina (2008) menjelaskan bahwa pada stasiun daerah muara di Perairan Teluk Jakarta memiliki konsentrasi Cu dan Zn labil yang tinggi. Konsentrasi Cu labil berkisar antara 5.258 µg/g-74.664 µg/g sedangkan konsentrasi Zn labil berkisar antara 492.363 µg/g-1544.345 µg/g. Berdasarkan data tersebut dapat

dilihat bahwa konsentrasi Cu labil pada penelitian ini lebih tinggi dari pada penelitian pada tahun 2008, namun konsentrasi Zn labil lebih rendah dari pada pada tahun 2008. Perbedaan dan variabilitas konsentrasi dapat diakibatkan oleh perbedaan titik stasiun yang diambil dan perbedaan kondisi laut yang dinamis seperti keadaan arus, dan pasang surut.

Fraksi labil logam Cu berkisar antara 47.07%-68.23%, dengan persentase terendah pada Stasiun 9 dan tertinggi pada Stasiun 1, sedangkan fraksi non labil Cu berkisar antara 31.77%-52.93% dengan persentase terendah pada Stasiun 1 dan tertinggi pada Stasiun 9 (Gambar 10). Fraksi labil mendominasi semua stasiun penelitian kecuali Stasiun 9 dengan persentase rata-rata sebesar 61.56%,

sedangkan rata-rata fraksi non labil yaitu sebesar 38.44%.

Gambar 10. Persentase labil dan non labil logam Cu pada sampel menurut stasiun pengamatan

Fraksi labil logam Zn berkisar antara 24.05%-82.49%, dengan persentase terendah pada Stasiun 4 dan tertinggi pada Stasiun 9, sedangkan fraksi non-labil Zn berkisar antara 17.51%-75.95% dengan persentase terendah pada Stasiun 9 dan

tertinggi pada Stasiun 4 (Gambar 11). Fraksi labil mendominasi hampir semua stasiun penelitian yaitu Stasiun 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 9 dengan persentase rata-rata sebesar 55.17%, sedangkan fraksi non-labil mendominasi stasiun 4 dan 8 dengan persentase rata-rata fraksi non-labil sebesar 44.83%.

Gambar 11. Persentase labil dan non labil logam Zn pada sampel menurut stasiun Pengamatan

Tabel 3. Persentase Labil dan Non-Labil Cu dan Zn Pada Stasiun Penelitian

Stasiun Cu (%) Zn (%)

Labil Non-labil Labil Non-labil

1 68.23 31.77 57.60 42.40 2 57.47 42.53 69.67 30.33 3 64.69 35.31 50.39 49.61 4 59.09 40.91 24.05 75.95 5 66.79 33.21 50.08 49.92 6 57.25 42.75 67.38 32.62 7 67.88 32.12 62.63 37.37 8 65.57 34.43 32.20 67.80 9 47.07 52.93 82.49 17.51 Rata-rata 61.56 38.44 55.17 44.83

Pada Tabel di atas persentase rata-rata logam Cu fraksi labil lebih tinggi dibandingkan logam Zn, hal ini menggambarkan bahwa logam Cu lebih

bioavailabel dibandingkan dengan logam Zn. Logam Cu sangat mudah

terakumulasi dalam tubuh hewan laut seperti kerang. Fraksi labil merupakan fraksi yang berikatan lemah dengan komponen besi oksida, mangan oksida, dan komplek organik di dalam sedimen sehingga dapat diabsorpsi oleh biota

(bioavailable) (Bendell-Young dan Thomas, 1998), sedangkan fraksi non labil tidak biovailable karena berikatan kuat dengan molekul-molekul sedimen. Pada perairan yang tercemar logam berat, Cu adalah logam yang paling efisien

diadsorpsi oleh mineral karbonat dan mineral Fe-Mn oksida. Dominasi fraksi labil pada perairan Teluk Jakarta menunjukkan bahwa sumber logam berat Cu dan Zn dominan berasal dari limbah antropogenik dan berbahaya bagi biota perairan. Persentase Zn lebih fluktuatif dibandingkan dengan persentase Cu yang lebih stabil pada perairan Teluk Jakarta, hal ini disebabkan oleh ikatan kompleks Cu lebih stabil dibandingkan ikatan kompleks Zn. Cu juga mempuyai mobilitas yang lebih rendah dari pada Zn (Prusty et al., 1994 in John dan Leventhal, 1995). Fadhlina (2008) juga menjelaskan bahwa pada daerah muara fraksi labil Cu dan Zn lebih dominan daripada fraksi non labil (Gambar 12). Persentase fraksi labil Cu dan Zn mendominasi semua stasiun pelitian, dengan persentase yang lebih besar dari penelitian ini dengan persentase labil Cu berkisar antara 62.33%-96.99% dan persentase labil Zn berkisar 56.09%-93.84%. Pada gambar 12 dapat dilihat bahwa persentase Cu lebih stabil dibandingkan Zn yang lebih fluktuatif.

Gambar 12. Persentase labil dan non labil logam Cu dan Zn (Fadhlina, 2008)

Selain melalui analisis fraksi labil, analisis pengaruh aktivitas antropogenik yang mendominasi Perairan Teluk Jakarta dapat dikuatkan dari tingkat

sedimentasi di perairan tersebut. Aktivitas antropogenik dapat meningkatkan konsentrasi logam berat. Arman et al. (2009) menjelaskan mengenai estimasi laju sedimentasi dan geokronologi polutan Cu dan Zn dengan menggunakan alat sampling gravity core (Gambar 13).

Pada usia sedimen sekitar tahun 1865-1930, konsentrasi Cu dan Zn relatif konstan yaitu berkisar 40 ppm dan 70 ppm. Konsentrasi yang konstan tersebut dapat diduga bahwa sekitar tahun 1825-1905 logam Cu dan Zn masih bersumber secara alami. Setelah tahun 1930 sampai 2005 terjadi peningkatan konsentrasi Cu dan Zn secara signifikan yang dapat diduga bahwa logam Cu dan Zn tidak hanya bersumber secara alami, tetapi juga telah bersumber dari aktivitas antropogenik.

Gambar 13. Konsentrasi Cu dan Zn (ppm) dalam sedimen berdasarkan usia sedimen (Arman et al., 2009)

Peningkatan aktivitas antropogenik diantaranya yaitu peningkatan buangan limbah logam berat akibat peningkatan populasi jumlah penduduk dan peningkatan industri di daerah Jakarta dan sekitarnya.

Dokumen terkait