• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Activity Daily Living (ADL)

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 26-32)

2.4.1 Definisi Activity Daily Living (ADL) pada Pasien Stroke

Activity Daily Living (ADL) adalah aktivitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup

sehari-hari.ADL meliputi hygiene, mandi, berpakaian, berdandan, makan dan toileting. Banyak pasienyang tidak mampu dalam melaksanakan aktivitas ini dengan mudah karena keterbatasan mobilisasi akibat kerusakan saraf yang dialami pasien post stroke (Palinggi, Y., & Anggraeni, 2020).

Pemenuhan aktivitas sehari-hari atau biasa disebut dengan Activity Daily Living (ADL) harus dilakukan oleh setiap orang. Activity Daily Living (ADL) merupakan sesuatu yang penting untuk mem- pertahankan keberlangsungan hidup (Palinggi, Y., & Anggraeni, 2020). Pada umumnya penderita stroke akan menjadi bergantung pada bantuan orang lain dalam menjalankan aktivitas kehidupannya sehari (activity daily living/ ADL).

Kemandirian dan mobilitas seseorang yang menderita stroke menjadi berkurang atau bahkan hil- ang. Berkurangnya tingkat kemandirian dan mobilitas seseorang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup (quality of life) yang dimiliki (Palinggi, Y., & Anggraeni, 2020).

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Activity Daily Living (ADL) Faktor menurut (Yakub dan Herman, 2019)yang mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari yaitu:

a. Umur

Usia menunjukkan kemampuan seseorang untuk berkembang dalam menjalani kehidupan sehari-hari (Yakub dan Herman, 2019).

b. Fungsi Kognitif

Fungsi kognitif dapat menunjukkan kemampuan seseorang untuk menerima, mengkoordinasikan, dan menerapkan rangsangan yang diterima untuk menyelesaikan masalah (Yakub dan Herman, 2019).

c. Fungsi Psikososial

Fungsi psikologis sosial semacam ini berkaitan dengan perilaku interpersonal dan hubungan interpersonal, konsep diri yang baik, pengendalian emosi yang baik, dan perilaku interpersonal lainnya akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Bersamaan dengan itu, perilaku komunikasi interpersonal, seperti komunikasi dengan orang lain,

interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Jika pengalaman interpersonal dan interpersonal terganggu maka akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari (Yakub dan Herman, 2019).

d. Rehabilitasi

Rehabilitasi mempengaruhi aktivitas sehari-hari pasien. Jika pasien menjalani rehabilitasi secara teratur, maka komplikasinya akan kecil, dan jika pasien tidak melakukan rehabilitasi dengan benar, anggota yang mengalami kelumpuhan akan lumpuh permanen (Yakub dan Herman, 2019).

2.4.3 Macam-macam Activity Daily Living

Macam-macam Activity Daily Living menurut (American Journal of Sociology, 2019) dibagi dalam tiga kategori yaitu :

a. Aktivitas Dasar Sehari-hari (ADL/Basic Activity of Daily Living) ADL adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki seseorang.

Kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan berikut:

1) Mandi

Mandi merupakan komponen yang sangat penting dalam perawatan yang bertujuan untuk kebersihan diri. Pasien dengan keterbatasan fisik tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga harus didampingi atau dibantu. Ketidakmampuan mandi merupakan ketidakmampuan untuk mencuci atau mengeringkan tubuh tanpa bantuan orang lain, dipengaruhi oleh usia dan kelemahan fisik(Harahap & Siringoringo, 2016).

2) Berpakaian

Berpakaian memungkinkan pasien untuk mempertahankan konsep diri dan harga diri selain memberi perlindungan.

Ketidakmampuan berpakaian yang benar, sering kali terjadi pada lesi hemisfer kanan yang menyebabkan masalah visuospasial berhubungan dengan orintasi terhadap bagian tubuh atau berpakaian(Harahap & Siringoringo, 2016).

3) Toileting

Pasien yang mengalami keterbatasan dan ketidakmampuan akan mengalami kesulitan dalam menggunakan toilet. Pasien membutuhkan adaptasi dan harus diberi dorongan serta dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka (Harahap &

Siringoringo, 2016) 4) Makan

Makan termasuk menyuap dan mengambil makanan dari piring, kemampuan memotong daging ini belum termasuk kegiatan memotong daging dan menyiapkan masakan.

Dalam penelitian (Harahap & Siringoringo, 2016), mayoritas pasien non hemoragik dapat mandiri dalam melakukan aktivitas makan.Peneliti berasumsi bahwa pasien stroke non hemoragik dapat mandiri dalam melakukan aktivitas makan karena motivasi yang kuat pada diri pasien dan mendapat dorongan serta dukungan keluarga dalam melatih bagian tubuh pasien yang mengalami gangguan sehingga pasien stroke non hemoragik terbiasa melakukan aktivitas makan secara mandiri.

Hal ini tidak sejalan dengan peneliti karena dalam penelitian ini pasien stroke di dapatkan hasil dalam kebutuhan makan masih ketergantungan atau membutuhkan orang lain.

5) Buang air kecil

Masalah perkemihan yang sering dialami setelah stroke adalah inkontinensia urine yaitu ketidakmampuan untuk mengontrol pengeluaran urine (Konvidha, 2010). Sebagian besar pasien mengalami inkontinensia segera setelah mengalami stroke dan banyak pasien dapat mengontrol kembali pengeluaran urine setelah 8 minggu(Harahap & Siringoringo, 2016).

6) Buang air besar

Stroke menyebabkan perubahan eliminasi buang air besar.

Masalah buang air besar yang paling sering dialami pasien stroke adalah mengalami konstipasi dalam 4 minggu pertama(Harahap &

Siringoringo, 2016).

7) Transfer (Berpindah)

Pasien yang mengalami kelemahan akan mengalami kesulitan untuk duduk dan berpindah sehingga membutuhkan bantuan. Pada saat bangkit dari duduk membutuhkan kekuatan yang lebih besar dibandingkan saat akan duduk. Pasien yang lemah membutuhkan bantuan dan penggunaan sabuk sangat berguna pada kondisi seperti ini. Aktivitas ini bertujuan untuk mempertahankan status fungsional dan keselamatan pasien(Harahap & Siringoringo, 2016).

8) Mobilitas

Kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi.Tujuan mobilitas adalah memenuhi kebutuhan dasar termasuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Adanya gangguan yang melibatkan sistem neuromuscular seperti pada penderita stroke dapat mengakibatkan hambatan dalam melakukan mobilitas (Harahap &

Siringoringo, 2016).

b. Aktivitas Instrumental (IADL/Instrumental Activity of Daily Living) IADL adalah kegiatan yang lebih kompleks yang sangat penting untuk situasi sosial, termasuk berbelanja, memasak, pekerjaan rumah, mencuci pakaian, menelepon, menggunakan transportasi, dapat menggunakan narkoba dengan benar, dan pengelolaan keuangan.

c. Aktivitas Tingkat Tinggi (AADL/Advanced Activity of Daily Living) AADL terdiri dari aktivitas-aktivitas yang menggambarkan peran seseorang di dalamnya Kehidupan sosial, keluarga dan komunitas, termasuk kegiatan profesional Dan hiburan.

2.4.4 Faktor-faktor Activity Daily Living

Faktor-faktor Activity Daily Living(American Journal of Sociology, 2019) yaitu meliputi :

1. Pertumbuhan dan Perkembangan

Usia serta perkembangan sistem muskuloskeletal dan persarafan akan berpengaruh terhadap postur, proporsi tubuh, massa tubuh, pergerakan, serta refleks tubuh seseorang.

2. Kesehatan Fisik

Gangguan pada sistem musculoskeletal atau persarafan dapat menimbulkan dampak negatif pada pergerakan tubuh. Adanya trauma, penyakit atau kecacatan yang dapat menganggu pergerakan pada struktur tubuh.

3. Status Mental

Gangguan mental seperti depresi, perasaan tertekan, cemas, atau stress dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.

Seseorang yang mengalami depresi cenderung tidak antusias dalam mengikuti kegiatan tertentu bahkan termasuk perawatan hygiene.

4. Gaya Hidup

Orang dengan gaya hidup sehat atau kebiasaan makan yang baik cenderung tidak mengalami gangguan gerakan

5. Sikap dan Nilai Personal

Nilai-nilai yang terkandung dalam keluarga mempengaruhi aktivitas yang dilakukan seseorang.

6. Nutrisi

Nutrisi berguna bagi organ tubuh untuk mempertahankan status kesehatan. Konsumsi nutrisi yang kurang dapat menyebabkan kelemahan otot sehingga terjadi penurunan aktivitas. Sedangkan konsumsi nutrisi yang berlebih dapat menyebabkan terbatasnya pergerakan tubuh sehingga seseorang menjadi mudah lelah.

7. Faktor Sosial

Seseorang dengan tingkat kesibukan yang tinggi secara tidak langsung akansering melakukan aktivitas, sebaliknya seseorang yang jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar akan lebih sedikit aktivitas yang dilakukannya.

2.5 Konsep Motivasi

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 26-32)

Dokumen terkait