• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

B. Konsep Akad Sharf

1. Menurut Ijma Tentang Al Sharf

Ulama sepakat bahwa akad sharf disyariatkan dengan syarat-syarat tertentu, yaitu:

59 Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, h. 1364 60 Siti Hidayati, dkk, Operasional E-Money, (Jakarta: BI, 2006), h. 4

a) Pertukaran tersebut harus dilaksanakan secara tunai (spot) artinya

masing-masing pihak harus menerima atau menyerahkan

masingmasing mata uang pada saat yang bersamaan.

b) Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersial, yaitu transaksi perdagangan barang dan jasa antar bangsa.

c) Harus dihindari jual beli bersyarat, misalnya A setuju membeli barang dari B haru ini dengan syarat B harus membelinya kembali pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang.

d) Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.

e) Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau jual beli tanpa hak kepemilikan.

2. Menurut Dewan Syariah Nasional tentang Al-Sharf

Fatwa DSN 28/DSN-MUI/III/2002: Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf)

Pertama: Ketentuan Umum. Transaksi jual beli mata uang pada prinsipnya boleh dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)

b) Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)

c) Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai (at-taqabudh).

d) Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.

43

a) Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari

لا اّمم(

))هم ّّبد dan merupakan transaksi internasonal.

b) Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa’adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).

c) Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

d) Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal

akhir tertentu. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

Ketiga: Fatwa ini merupakan berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah

dan disempurnakan sebagaimana mestinya.61

3. Kesamaan Karekteristik Akad Sharf dengan Uang Elektronik

Akad sharf dapat dianalogikan (Qiyas) dengan uang elektronik karena terdapat beberapa kesamaan karakteristiknya. Beberapa kesamaan dan kondisi itu diantaranya:

Tabel 3: kesamaan antara karakteristik akad sharf dengan uang elektronik

No Karakteristik Sharf Karakteristik Uang Elektronik

1 Serah terima sebelum berpisah Pada uang elektronik pemegang

kartu membeli fisik uang

elektronik maupun mengisi

saldonya dengan cara

menyerahkan uang dan

menerima fisik kartu yang telah terisi ulang secara langsung tanpa berpisah terlebih dahulu

2 Adanya kesamaan ukuran

(At-tamatsul)

Pada pengisian uang elekronik, jumlah uang yang disetorkan untuk mengisi ulang saldo sama dengan jumlah saldo yang terisi

3 Terbebas dari khiyar syarat Dalam transaksi uang elektronik

tidak terdapat Khiyar Syarat, pada saat transaksi dilakukan,

ketika masing-masing pihak

telah menunaikan kewajiban dan

mendapatkan haknya, maka

transaksi telah selesai.

4 Dilakukan secara kontan

(at-taqabuth)

Pada uang elekronik, pembelian kartu, pengisian saldo, maupun pembayaran kepada merchant

61 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan

45

dilakukan secara tunai tanpa adanya penundaan pembayaran

Dalam fatwa DSN-MUI nomor 28 tahun 2002 tentang akad sharf, hanya dihalalkan melalui mekanisme spot atau penyerahaan uang dengan uang dilakukan secara tunai, sedangkan mekanisme forward, swap dan option tidak diperbolehkan menurut syariah. Uang bukanlah obyek yang bisa diperdagangkan untuk dapat menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, jika uang dipertukarkan dengan uang pula yang merupakan bagian dari industri keuangan, maka perintah Islam dalam perdagangan barang ribawi diterapkan, yaitu harus dalam jumlah yang sama dan diserahkan pada saat itu juga.62

4. Aplikasi Jual Beli Sharf di Perbankan Syariah

Perdagangan valuta asing dapat dianalogikan dengan pertukaran antara emas dan perak. Dalam aplikasinya diperbankan syariah, sharf merupakan pelayanan jasa bank kepada nasabahnya untuk melakukan transaksi valuta asing menurut prinsip yang dibenarkan syariah. Kebutuhan transaksi valas semakin menguat karena volume transaksi pembayaran internasional kian meningkat. Di bank syariah, transaksi valas pun harus memenuhi prinsip pertukaran secara spot, berlangsung dengan tunai dan tidak mengandung unsur spekulasi.

Prinsip utama dalam melakukan perjanjian (akad) sharf adalah pertukaran mata uang secara spot, tunai dan tidak untuk spekulasi. Sharf

62 Mohd Noor Omar, dkk, “E-Money in Malaysia: Shariah and Economic Analysis”, Working

membenarkan transaksi yang dilakukan untuk berjaga-jaga atau dalam bentuk simpanan. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan transaksi sharf. Bila transaksi dilakukan untuk mata uang yang sejenis, maka nilai nominal harus sama dan secara tunai (taqabudh).

Untuk transaksi mata uang yang berbeda, maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi berlaku. Jenis transaksi valuta asing dalam perbankan ini terbagi dalam empat kelompok. Pertama, transaksi spot dimana penyelesaian paling lambat dua hari. Kedua, transaksi forward dengan harga waktu mendatang lebih dari dua hari. Ketiga, transaksi swap dimana kontrak pembelian dan penjualan dengan harga tertentu yang dikombinasikan. Jenis transaksi terakhir adalah option, dimana merupakan kontrak untuk memperoleh hak untuk membeli atau menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit pada harga dan jangka waktu tertentu.

Dari keempat jenis transaksi tersebut, sharf hanya memperbolehkan transaksi spot saja karena transaksi tunai. Sedangkan untuk ketiga transaksi lainnya tidak dibenarkan dalam sharf, karena menggunakan harga yang diperjanjikan muwa’adah) dan penyerahan dilakukan di kemudian hari.

Contoh produk jual beli salam di bank syariah adalah Produk Bank

Syariah Tukar Bank Note ke Rupiah atau Tukar Rupiah ke TT (Valas).63

63 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 196

47

C. Konsep Transaksi Dalam Pengambilan Biaya Isi Ulang Uang

Dokumen terkait