• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DASAR

2.6 Konsep Dasar Fiber To The home

Fiber To The Home (FTTH) merupakan suatu format penghantaran isyarat optik dari pusat penyedia (provider) ke kawan pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai media transmisinya. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi serat optik yang dapat menggantikan penggunaan kabel tembaga. Jaringan FTTH dapat menyalurkan layanan triple play yaitu data, voice, dan video [7].

13 Secara umum Jaringan FTTH dapat dibagi menjadi 4 segmen catuan kabel yaitu [1] :

a. Segmen A : Serat optik ditarik dari Optical Distribution Frame (ODF) menuju Optical Distribution Cabinet (ODC)

b. Segmen B : Serat optik ditarik dari ODC menuju Optical Distribution Point (ODP)

c. Segmen C : Serat optik ditarik dari ODP menuju Optical Termination Premises (OTP)

d. Segmen D : Serat optik ditarik dari OTP menuju roset.

Gambar 2.5 menunjukan pembagian segmen pada sistem jaringan FTTH[4] di mulai dari sentral sampai kepada pelanggan.

Gambar 2.5 Jaringan akses FTTH 2.7 Power Link Budget

Power link budget adalah besarnya daya yang diperlukan untuk dapat mentransmisikan data atau informasi dari satu titik ke titik lainnya, dimana selama proses transmisi akan terjadi redaman. Perhitungan power link budget bertujuan untuk menghitung anggaran daya yang diperlukan sehingga level daya terima tidak kurang dari sensitivitas minimum. Margin daya adalah daya yang masih

14 pentransmisian, pengurangan dengan nilai safety margin dan pengurangan dengan nilai sensitifitas receiver. Margin daya disyaratkan harus memiliki nilai lebih dari 0 (nol) [2]. Perhitungan daya penerima diformulasikan pada persamaan:

Loss Fiber (Lf) : αf = L x Lf (2.1) Loss Splice (Ls) : αs = Ns x Ls (2.2) Loss Konektor (Lc) : αc = Nc x Lc (2.3) Dengan menggabungkan persamaan (1), (2), dan (3), maka didapatkan rumus untuk menentukan rugi-rugi total yaitu:

αtotal = αf – αs – αc (2.4)

Sedangkan power link budget dapat dirumuskan sebagai beerikut:

Pr = Pt – αf – αs – αc – Ma (2.5) adalah menggunakan decibel (dB). dB (decibel) merupakan satuan relatif yang menyatakan level daya atau tegangan yang dilogaritmakan. Ada satuan absolut ada yang relatif. Untuk satuan absolut adalah:

1. dBm : menyatakan level daya terhadap referensi daya 1 miliwatt.

15 Daya (dBm) = 10 log P(mwatt)/1 mwatt

Level tegangan pada satuan ini umum digunakan pada komponen – komponen sistem optik, misalnya sumber optik dan penerima optik.

2. dBW: menyatakan level daya terhadap referensi daya 1 watt.

Daya (dBw) = 10 log P(watt)/1 watt

3. Satuan-satuan lainnya seperti dBv, dBm, dBmc.

2.9 Rugi-Rugi Pada Serat Optik

Dalam mendesain suatu jaringan ada beberapa komponen yang menjadi bahan pertimbangan seperti serat optik. Di serat optik terdapat beberapa faktor pertimbangan seperti rugi-rugi transmisi serat optik (atenuasi). Rugi-rugi ini dapat menyebabkan menurunnya kualitas daya yang diterima, efisiensi jaringan dan kapasistas serat optik itu sendiri. Rugi-rugi ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik ( faktor instalasi).

2.9.1 Faktor Instrinsik

Ada beberapa faktor intrinsik yang menyebabkan redaman, yaitu [3]:

1. Absorption (penyerapan), Peristiwa rugi-rugi ini terjadi akibat penyerapan, dan dibedakan menjadi dua macam, yaitu serapan intriksik yang merupakan sifat alamiah kaca atau gelas, dan serapan ekstrinsik yaitu karena adanya ketidak murnian dalam serat. Rugi-rugi ini terutama disebabkan karena adanya molekul-molekul air dalam inti gelas. Bila cahaya menabrak sebuah partikel dari unsur yang tidak murni maka sebagian dari cahaya tersebut akan terserap.

16 2. Scattering (penghamburan) terjadi akibat adanya berkas cahaya yang merambat dalam materi dipancarkan/dihamburkan ke segala arah dikarenakan struktur materi yang tidak murni. Biasanya scattering ini terjadi pada lokasi-lokasi tertentu saja di dalam bahan, dan ukuran daerah yang terkena pengaruh perubahan efek terpencarnya cahaya sangat kecil, yaitu kurang dari satu panjang gelombang cahaya.

3. Microbending (mengalami pembengkokan pada serat optik) [9] pada umumnya timbul di dalam proses manufaktur. Penyebab yang biasa dijumpai adalah perbedaan laju pemuaian (dan penyusutan) antara serat optik dan lapisan-lapisan pelindung luarnya (jaket). Ketika kabel serat optik menjadi terlalu dingin, lapisan jaket maupun bagian inti/mantel akan mengalami penyusutan dan memendek sehingga dapat bergeser dari posisi relatifnya semula dan menimbulkan lekukan-lekukan yang disebut microbend.

Microbend dapat terjadi secara tidak sengaja juga seperti misalnya serat optik yang mendapat tekanan cukup keras sehingga cahaya yang merambat didalamnya akan berbelok dari arah transmisi dan hilang. Hal ini menyembabkan terjadinya rugi – rugi.

2.9.2 Faktor Ekstrinsik

Ada beberapa faktor ekstrinsik yang menyebabkan redaman, yaitu [3]:

1. Frasnel Reflection terjadi karena ada celah udara sehingga cahaya harus melewati dua interface yang memantulkan sebagian karena perubahan index bias dari inti ke udara dan inti lagi.

2. Mode Copling terjadi karena adanya sambungan antara sumber/detektor optik dengan serat optik.

17 3. Macrobending, lekukan tajam pada sebuah kabel serat optik dapat menyebabkan timbulnya rugi daya yang cukup serius, dan lebih jauh lagi kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis (pecahnya serat optik). Rugi daya yang ditimbulkan dengan melengkungkan sepotong pendek serat optik boleh jadi lebih besar dari rugi daya total yang timbul pada seluruh kabel serat optik sepanjang 1 km yang dipasang secara normal.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Umum

Permintaan masyarakat atas layanan komunikasi data yang semakin besar, tidak hanya kecepatan data yang hanya mampu untuk berkirim pesan namun juga memerlukan kecepatan tinggi dan berkualitas seperti voice, video, game, media sosial maupun transfer data. Hal tersebut memaksa industri telekomunikasi untuk mendukung komunikasi data berkecepatan tinggi. PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk. (TELKOM) merupakan perusahaan penyelenggara informasi dan telekomunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap.

PT TELKOM Indonesia sebagai salah satu penyelenggara telekomunikasi terbesar di Indonesia telah menggunakan sambungan akses serat optik untuk kebutuhan telekomunikasi yand disebar di seluruh Indonesia. Jaringan akses serat optik ini tidak hanya terbatas pada layanan voice saja tetapi juga sudah merambah ke layanan data dan video. Dengan adanya jaringan akses serat optik ini maka permasalahan tentang memiliki layanan komunikasi data yang cepat di perumahan setia budi castle medan tidak menjadi masalah. Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis perancangan jaringan akese Fiber To The Home (FTTH) dari sentral sampai dengan Optical Distribution Point (ODP).

3.2 Diagram Alur Penelitian

Untuk alur perancangan jaringan akses Fiber To The Home di perumahan setia budi castle Medan dapat dilihat dengan diagram alur pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram alur penelitian

Berdasarkan Gambar 3.1 penjelasan tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Menentukan lokasi pengamatan

Dalam menentukan lokasi hal yang dilakukan terlebih dahulu adalah mengirim surat perizinan untuk melakukan penelitian di PT. Telkom Akses Medan. Setelahnya penentuan lokasi dapat dilakukan. Dalam penentuan lokasi pengamatan, dilakukan dengan cara pengecekan data-data yang ada di PT Telkom Akses Medan. Berdasarkan hal tersebut, maka ditentukanlah lokasi penelitian yaitu di perumahan setia budi castle Medan.

2. Mengumpulkan data parameter

Pengumpulan data paramater yang dibutuhkan yaitu denah Setia Budi Castle Medan beserta jaringan akses tembaganya, panjang gelombang, panjang kabel, redaman jarak, redaman konektor, redaman closure, redaman splicing, redaman splitter.

3. Perancangan jaringan akses FTTH

Perancangan dimulai dari sentral sampai dengan ODP dengan menggunakan software Auto CAD dan optisystem.

4. Menganalisis redaman total

Analisis redaman dilakukan dengan memasukan data-data parameter yang sudah dikumpulkan dan menghitung redaman total dengan rumus yang sudah ditentukan.

5. Menganalisis power link budget

Analisis power link budget dilakukan dengan memasukan data-data yang sudah dikumpulkan dengan menggunakan rumus yang sudah ditentukan.

6. Analisis downstream dan upstream

Untuk mengetahui seberapa besar kecepatan pelanggan saat melakukan download dan upload.

3.3 Peta Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian ini dibagi atas lokasi jaringan akses serat optik dari sentral menuju Optical Distribution Cabinet (ODC) Setia budi castle Medan dan dari ODC menuju optical distribution point (ODP) di perumahan Setia budi castle Medan.

3.3.1 Peta Lokasi Dari Sentral Menuju ODC

Pada tugas akhir ini dilakukan penelitian di PT Telkom Akses Medan.

Pengamatan dimulai dari sentral menuju Optical Distribution Cabinet (ODC) Setia budi castle Medan yang memiliki jarak sekitar 763m . Gambar 3.2 menunjukan rute pengamatan dari sentral menuju ODC. Untuk gambar peta lokasinya sendiri dapat dilihat dari lampiran .

Gambar 3.2 Lokasi STO Padang bulan Medan menuju ODC

Berdasarkan dari Gambar 3.2 kabel ditarik dari Sentral Terminal Office (STO) menuju Optical Distribution Cabinet (ODC) Setia budi castle medan dengan jarak sekitar 765m.

3.3.2 Peta Lokasi Dari ODC Menuju ODP

Pengamatan dimulai dari ODC Setia budi castle menuju ODP yang ada di perumahan Setia budi castle Medan. Gambar 3.3 menunjukan rute dari ODC menuju ODP. Untuk gambar peta lokasinya sendiri dapat dilihat pada lampiran .

Gambar 3.3 Lokasi ODC Setia budi castle meuju ODP

Berdasarkan dari Gambar 3.3 kabel ditarik dari ODC menuju ODP dengan jarak yang bervariasi karena jumlah dp yang lebih dari 1.

3.4 Perangkat Jaringan

Perancangan yang dilakukan merupakan perancangan jaringan akses FTTH di perumahan Setia budi castle Medan. Adapun spesifikasi dari perancangan yang digunakan adalah spesifikasi dari Gigabit Passive Optical Network (GPON) ITU-T G.984. Spesifikasi dari GPON ITU-T G.984 adalah sebagai berikut[5]:

1. Panjang gelombang

a. Broadcast video : 1550nm b. Downstream data : 1490nm c. Upstream data : 1310nm 2. Redaman maksimal : 28dB 3. Panjang maksimal : 20km

4. Bandwidth downstream :2,4Gbit/s 5. Bandwidth upstream : 1,2Gbit/s 6. Standards control : ITU-T G.984

GPON adalah teknologi node akses yang diperlukan untuk memberikan layanan multimedia (voice, data dan video) bagi pelanggan perumahan maupun bisnis. GPON merupakan teknologi berbasis FTT-X yang dapat berupa: FTTH (Fiber To The Home), FTTB (Fiber To The Building), FTTT (Fiber To The Tower), FTTC (Fiber To The Curb), dan FTTZ (Fiber To The Zone)[3].

3.5 Komponen jaringan akses FTTH

Adapun komponen-komponen yang akan dirancang pada jaringan akses FTTH di Setia budi castle Medan adalah sebagai berikut.

a. Jumlah jalur feeder : 1 buah

3.6 Spesifikasi Kabel Fiber Optik G652D

Perancangan jaringan akses FTTH di perumahan Setia budi castle Medan ini menggunakan kabel fiber optik sebagai media transmisinya dengan jenis kabel fiber optik yang digunkan adalah kabel FO G652D. Adapun spesifikasi dari kabel FO G625D dapat dilihat dari tabel 3.1.

Tabel 3.1 spesifikasi kabel FO G652D

Maximum attenuation at 1310 nm 0,4 dB/km

Maximum Attenuation at 1550 nm 0,3 dB/km

Maximum Chromatic Dispersion at 1310 nm 3,5 Ps/(nm.km) Maximum Chromatic Dispersion at 1550 nm 18 Ps/(nm.km)

Maximum Cut Off Wavelength at 1310 nm 1260 nm Zero Dispersion Wavelength 1300 -

1324

nm Zero Dispersion Slope ≤ 0,095 Ps/(nm2.km)

Pada perancangan jaringan akses FTTH di perumahan Setia budi castle Medan ini menggunakan kabel FO tipe G625D. Kabel ini sangat cocok digunakan pada perumahan ini dikarenakan kabel ini sesuai dengan spesifikasi standarisai GPON yang menjelaskan bahwa gelombang yang digunakan sebesar 1550nm, redaman 0,3 dB/km dan jenis fiber optik nya adalah singlemode.

3.7 Standar Redaman FTTH

Dalam perancangan jaringan akses FTTH di perumahan Setia budi castle Medan ini menggunakan standar redaman yang dikeluarkan oleh International Electrotechnical Commision (IEC) dan PT.Telkom juga menggunakan standar ini dalam membangun proyek FTTH. Tabel 3.2 menunjukan standar redaman FTTH.

Tabel 3.2 Standar redaman elemen FTTH [3]

Network Elemen Ukuran

Kabel 0,35 dB/km

Splicing 0,1 dB

Connector Loss 0,25 dB

Splitter 1 : 2 3,70 dB

Splitter 1 : 4 7,25 dB

Splitter 1 : 8 10,38 dB

Splitter 1 : 16 14,10 dB

Splitter 1 : 32 17,45 dB

3.8 Auto CAD

Auto CAD adalah sebuah perangkat lunak CAD (Computer Aided Design) yang berfungsi untuk menggambar atau mendesain sebuah objek baik 2 dimensi maupun 3 dimensi dengan menggunakan sistem CAD. Didalam hal ini untuk menggambarkan perancangan maupun peta lokasi penelitian menggunakan Auto CAD. Auto CAD yang digunakan untuk penyelesaian masalah dalam penelitian ini adalah Auto CAD 2007. Gambar 3.4 menunjukkan tampilan awal dari Auto CAD 2007.

3.9 Optical System

Optical System merupakan software yang dapat mensimulasikan perhitungan Loss budjet pada jaringan serat optik yang sesungguhnya. Software ini memiliki semua modul yang berkaitan dengan jaringan fiber optic seperti;

transmitter, amplifier, multiflexer, receiver, filter optic, dan lainnya. Untuk pengetesan performansi dapat digunakan visual library meliputi; optical power meter (OPM) dan BER analyzer.

Beberapa komponen perangat optical system yang dipakai dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.9.1 Optical Power Meter

Optical Power Meter berfungsi untuk melihat pengukuran dari daya loss yang terdapat pada jaringan tersebut berupa angka dengan dua satuan yaitu W dan dBm.

Gambar 3.4 Optical power meter optitical system

3.9.2 Optical Reciver

Optical receiver berfungsi untuk menangkap semua cahaya yang dikirimkan dari optical transmitter. Setelah mendapatkan cahaya dari media serat optik, maka sinyal ini akan didecode menjadi sinyal digital yang berisi informasi

Gambar 3.5 Simbol optical receiver optical system

3.9.3 Connector

Connector adalah slot yang menghubungan kabel serat optik dengan perangat jaringan serat optik.

Gambar 3.6 Simbol connector optical system

3.9.4 Splitter

Splitter adalah optical fiber coupler yang berfungsi untuk membagi sinyal optik menjadi beberapa path atau sinyal-sinyal kombinasi dalam satu jalur.

Gambar 3.7 Simbol power splitter optical system

3.9.5 Kabel serat optik

Transmisi cahaya yang terdapat dalam kabel optik single mode hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut terbentang sehingga tidak terjadi banyak gangguan dalam transmisi data.

Gambar 3.8 Simbol kabel serat optik optical system

3.9.6 Transmitter

Transmitter adalah perangkat yang menjadi tempat awal penerimaan informasi data yang dikirimkan ke serat optik.

Gambar 3.9 Simbol transmitter optical system

3.10 Persyaratan Perancangan

Persyaratan perancangan ini sangat dibutuhkan dalam perancangan jaringan akses FTTH agar hasil perancangan sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun persyaratan perancangan yang digunakan adalah sebagai berikut [6] :

1. Daya transmitter maksimal : 9 dBm 2. Jarak sentral menuju ONT : ≤ 20 km

3. Rx Sensitivity : ≤ -27 dBm

4. Redaman kabel : 0,3 dB/km

5. Redaman splicing : 0,1 dB

6. Connector loss : 0,25 dB

7. Panjang gelombang : 1550 nm

8. Downstream : 2,4 Gbps

9. Upstream : 1,2 Gbps

10. Perangkat yang digunakan : OLT, ODC, ODP 11. Splitter yang digunakan : ODC 1:4 & ODP 1:8

3.11 Pelaksanaan Perancangan

Pelaksanaan perancangan dilakukan setelah persyaratan yang dibutuhkan perancangan telah disediakan. Prediksi pelanggan yang ada di perumahan Setia budi castle Medan pada saat ini adalah sebanyak ±70 pelanggan dengan opsi penambahan pelanggan sekitar 5 – 15 tahun kedepan. Kapasitas maksimal yang dapat ditampung oleh perancangan ini adalah sebanyak 256 pelanggan. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut [8]:

1. Perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan meliputi denah Setia Budi Castle Medan, skema jalur fiber optik dan penempatan beberapa perangkat di wilayah tersebut.

2. Pengerjaan proyek

Tahap ini adalah tahap dimana pihak Telkom bekerja sama dengan mitra dalam membangun perancangan tersebut. Pada tahap ini mitra membangun proyek dilapangan atau tempat perancangan.

3. Commissioning test

Tahap ini adalah tahap dimana pihak telkom melakukan pengujian terhadap hasil perancangan yang telah dilaksanakan. Pengujian pada tahap ini meliputi pengujian fungsi dari voice, video dan internet.

4. UT (Uji Terima)

Tahap ini adalah tahap dimana pihak Telkom melakukan pemeriksaan terhadap hasil proyek yang dibangun oleh mitra sesuai perjanjian yang ditetapkan dan mencatat apa saja perangkat dan sistem yang telah terpasang. Proses pada tahap adalah pemeriksaan jumlah perangkat, panjang kabel, jumlah port, dan lain-lain sesuai dengan perancangan yang ditetapkan diawal.

5. Rekonsiliasi

Tahap ini adalah tahap dimana pihak Telkom melakukan pemeriksaaan hasil quantity yang telah dilakukan di lapangan dengan hasil data yang ada di dokumen. Setelah pemeriksaan telah selesai, pembayaran akan dilakukan oleh pihak Telkom dengan mitra sesuai perjanjian yang telah disepakati.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum

Pada bab ini akan dibahas tentang analisis perhitungan dan perancangan jaringan akses FTTH di perumahan Setia budi castle Medan. Adapun data-data yang disajikan dalam menganalisis penelitian ini adalah data yang diambil dari PT. Telkom Akses Medan. Dari hasil rancangan jaringan FTTH ini akan diketahui besar redaman total serta apakah jaringan akses ini layak digunkan atau tidak pada perumahan setia budi castle Medan.

4.2 Perancangan Jaringan Akses FTTH

Perancangan jaringan akses FTTH ini dibagi atas 2 yaitu perancangan menggunakan Auto CAD dan perancangan menggunakan Optical system.

4.2.1 Perancangan Jaringan Akses FTTH Menggunakan Auto CAD

Perancangan jaringan akses FTTH ini dibagi atas 2 yaitu perancangan jaringan akses dari STO Padang Bulan Medan menuju ODC Setia Budi Castle Medan dan dari ODC Setia Budi Casle Medan menuju ODP Setia Budi Castle Medan. Perancangan ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Auto CAD dan menggunakan standar GPON ITU-T G.984. Dari hasil rancangan jumlah ODC yang digunakanan adalah 1 buah dan jumlah ODP yang digunakan adalah 4 buah.

a). Perancangan Jaringan Akses FTTH STO Padang bulan – ODC Setia Budi Castle Medan

Perancangan pada bagian pertama ini yaitu perancangan dari STO Padang Bulan menuju ke ODC Setia Budi Castle Medan dengan kapasitas 288 port.

Gambar 4.1 menunjukkan gambar dari perancangan jaringan akses FTTH STO Padang bulan menuju ODC Setia Budi Castle Medan.

Gambar 4.1 Jaringan akses STO Padang Bulan – ODC setia budi castle medan

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa kabel feeder terhubung dari STO Padang bulan menuju ODC Setia budi castle Medan. Jalur feeder dari STO Padang bulan menuju HandHole-IVS7-T-PDB01/01 berjarak 39m. Kemudian kabel feeder ditarik dari HH-IVS7-T-PDB01/01 menuju HH-IVS7-T-PDB01/02 dengan jarak 198m. Kemudian kabel feeder ditarik dari HH-IVS7-T-PDB01/02

menuju HH-IVS7-T-PDB02/02 dengan jarak 199m. Kemudian kabel feeder ditarik dari HH-IVS7-T-PDB02/02 menuju HH-IVS7-T-PDB02/03 ODC Setia Budi Castle Medan dengan jarak 197m. Kemudian kabel feeder ditarik dari HH-IVS7-T-PDB02/03 menuju ManHole-HH2 dengan jarak 134m. Total keseluruhan jarak dari STO Padang bulan menuju ODC Setia budi castle Medan sebesar 767m.

atau sekitar 0.767km.

b). Perancangan Jaringan Akses FTTH ODC – ODP Setia budi castle Medan Perancangan pada bagian kedua ini yaitu perancangan dari ODC Setia budi castle Medan menuju ODP Setia budi castle Medan dengan kapasitas 8 port.

Gambar 4.2 menunjukkan gambar dari perancangan jaringan akses FTTH dari ODC Setia budi castle Medan menuju ODP Setia budi castle Medan.

Gambar 4.2 Jaringan akses ODC – ODP Setia budi castle Medan

Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa kabel distribusi terhubung dari ODC Setia budi castle Medan menuju ke ODP Setia budi castle Medan yang berjumlah 4 buah dengan kapasitas masing-masing ODP sebesar 8 port. Dapat dilihat pada gambar bahwa perancangan pada bagian kedua ini terbagi atas 1

kabel distribusi yaitu kabel yang bewarna oranye. Kabel distribusi yang bewarna oranye ditarik dari ODC Setia budi castle Medan menuju 4 ODP Setia budi castle Medan. Pertama, kabel distribusi ditarik dari ODC menuju ODP1-CA-08 dengan jarak 445m. Kemudian dari ODC menuju ODP2-CA-08 kabel distribusi ditarik dengan jarak 527m. Kabel ditarik dari ODC menuju ODP3-CA-08 dengan jarak 609m. Kemudian dari ODC menuju ODP4-PB-08 kabel distribusi ditarik dengan jarak 699m.

4.2.2 Perancangan Jaringan Akses FTTH Menggunakan Optical System Pada tahap ini penulis akan merancang jaringan akses FTTH mulai dari OLT sampai dengan ODP menggunakan optical system. Pada perancangan jaringan akses diwilayah Setia budi castle Medan menggunakan 4 buah ODP yang akan penulis gambarkan dari OLT sampai ODP yang ke 4. Berikut gambar hasil perancangan dari OLT sampai ke ODP yang ke 4 menggunakan optical system.

a). Perancangan dari OLT ke ODP1

Pada tahap ini adalah hasil perancangan dari OLT ke ODP2 menggunakan software optical system. Di OLT menggunakan Frequency 1490nm sesuai dengan standarisasi GPON. Serat optik yang ditarik dari OLT ke ODC memiliki panjang 763m dan dari ODC ke ODP memiliki panjang kabel 445m. Redaman di ODP1 pada perancangan ini sebesar -18.545dBm.

Gambar 4.3 perancangan OLT ke ODP1

b). Perancangan dari OLT ke ODP2

Pada tahap ini adalah hasil perancangan dari OLT ke ODP2 menggunakan software optical system. Di OLT menggunakan Frequency 1490nm sesuai dengan standarisasi GPON. Serat optik yang ditarik dari OLT ke ODC memiliki panjang 763m dan dari ODC ke ODP memiliki panjang kabel 527m. Redaman di ODP2 pada perancangan ini sebesar -18.562dBm.

Gambar 4.4 perancangan OLT ke ODP

c). Perancangan dari OLT ke ODP3

Pada tahap ini adalah hasil perancangan dari OLT ke ODP3 menggunakan software optical system. Di OLT menggunakan Frequency 1490nm sesuai dengan standarisasi GPON. Serat optik yang ditarik dari OLT ke ODC memiliki panjang 763m dan dari ODC ke ODP memiliki panjang kabel 609m. Redaman di ODP3 pada perancangan ini sebesar -18.578dBm.

Gambar 4.5 perancangan OLT ke ODP3

d). Perancangan dari OLT ke ODP4

Pada tahap ini adalah hasil perancangan dari OLT ke ODP3 menggunakan software optical system. Di OLT menggunakan Frequency 1490nm sesuai dengan standarisasi GPON. Serat optik yang ditarik dari OLT ke ODC memiliki panjang 763m dan dari ODC ke ODP memiliki panjang kabel 699m. Redaman di ODP3 pada perancangan ini sebesar -18.596dBm.

Gambar 4.6 perancangan OLT ke ODP4

4.3 Analisis Redaman Perancangan

Analisis redaman perancangan jaringan FTTH ini dibagi atas 2 yaitu analisis redaman total perancangan FTTH dan analisis power link budget.

4.3.1 Anallisis Redaman Total

Untuk merancang suatu jaringan akses FTTH, diperlukan suatu prediksi analisis perhitungan redaman total. Untuk menganalisis redaman total, maka dapat digunakan rumus 3.1.

a). Analisis redaman perancangan FTTH

Redaman splitter = splitter 1:4 + splitter 1:8 = 7,25dB + 10,38dB = 17,63 dB

 ODP1

37Total redaman = αf + αs + αc + 17,63dB

= (0,00035dB/m x 445m) + 0,1dB + 0,25dB + 17,63dB

Rata-rata redaman pada perancangan jaringan akses FTTH adalah

Rata-rata redaman pada perancangan jaringan akses FTTH adalah

Dokumen terkait