• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Konsep Dasar Keefektifan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Konsep Dasar Keefektifan

Keefektifan berasal dari kata efektif yang artinya tepat guna. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2003: 84), efektifadalahada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), dapat membawa hasil, dan berhasil guna Sementara itu, efektivitas memiliki pengertian keefektifan. Keefektifan adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan, dankeberhasilan.

Sedangkan, efisiensi (berjenis kata benda) berasal dari kata efisien (kata sifat). Efisien adalah tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, dan bertepat guna. Selanjutnya efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya), kedayagunaan, dan ketepatgunaan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah semua usaha dan tindakan yang dapat membawa hasil, sedangkan efisiensi adalah ketepatan cara dan kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya.

Menurut Mulyasa (2002: 82), keefektifan adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Keefektifan berkaitan dengan terlaksananya semua tugas, tercapainya tujuan dan adanya ketepatan waktu. Sedangkan efektifitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi yakni kesepadanan antara masukan yang merata dan keluaran yang banyak dan bermutu

tinggi atau keluaran yang relevan dengan kebutuhan. Efektivitas institusi pendidikan terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil lainnya, siswa, kurikulum, sarana prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakatnya, pengelolaan bidang khusus lainnya hasil nyatanya merujuk kepada hasil yang diharapkan bahkan menujukkan kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan. Sedangkan keefektifan merupakan ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran dalam hal ini kuantitas, kualitas, dan waktu yang telah dicapai. masalah keefektifan biasanya berkaitan erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dan rencana yang telah disusun sebelumnya. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011: 89).

Efektif menurut Husaini Usman (2008: 2) adalah “hasil guna, tingkat keberhasilan pencapaian tujuan (outcomes) dengan cara melakukan pekerjaan yang benar (do the right things). Efektif juga berarti mampu mencapai tujuan dengan baik”. Sedangkan keefektifan (effectiveness) lebih memfokuskan diri pada output/hasil yang diharapkan. Hasil yang diharapkan dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Keefektifan (effectiveness) secara kuantitatif adalah perbandingan antara hasil yang diperoleh dibagi dengan target yang harus dicapai, sedangkan keefektifan secara kualitatif adalah tingkat kepuasan yang diperoleh.

Tingkat efektifitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha/hasil pekerjaan itu yang dikatakan efektif, Namun Jika usaha/hasil pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan apa yang direncanakan maka hal itu dikatakan tidak

efektif. Pengukuran keefektifan didasarkan pada output dari suatu sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Paradigma keefektifan bertumpu pada pengukuran yang valid atas kinerja dalam suatu organisasi atau dalam sub-unit yang ada di dalamnya. Keefektifan sesuai dengan makna katanya adalah melakukan pekerjaan yang benar. Akan tetapi dalam segi pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan itu sendiri masih terdapat berbagai permasalahan dari segi perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, penggunaan, maupun penghapusan sehingga terjadi kesenjangan antara tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya (Nurudin Prihartono dan Sudaryanto, 2005: 127).

Efektivitas menunjukkan ketercapaian sasaran/tujuan yang telah ditetapkan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Steers (Aan Komariah & Cepi Triatna, 2005:7) bahwa efektivitas menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan yang efektif adalah pengelolaan yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen secara konsisten dan berkesinambungan serta mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Keefektifan pengelolaan atau keefektifan manajemen akan sangat menentukan keberhasilan organisasi. Suatu organisasi akan sukses ataupun gagal itu sangat bergantung pada kemampuan manajer untuk melaksanakan fungsi- fungsi manajemen secara efektif. Jika seorang manajer memiliki pengetahuan dasar manajemen dan mengetahui cara menerapkannya dalam organisasi, maka fungsi-fungsi manajemen akan dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan kata

lain seorang manajer yang efektif dapat melakukan pekerjaan yang harus dilakukan dengan cara yang tepat untuk mencapai tujuan.

Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi efektivitas pemanfaatan sumber, jika manajemen dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana dan prasarana, maupun waktu (Suryosubroto, 2004: 18).

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa keefektifan adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2. Keefektifan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengelolaan atau manajemen merupakan proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan atau pengendalian sumber daya, untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sedangkan yang dimaksud keefektifan adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju (Mulyasa, 2002: 82). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengelolaan sarana dan prasarana dikatakan efektif apabila tujuan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan telah tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka keefektifan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan dapat diukur dengan kriteria-kriteria sebagai berikut (Ibrahim Bafadal, 2003: 36).

1. Pengadaan sarana dan prasarana sekolah melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama, sehingga sekolah memiliki sarana prasarana yang baik, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.

2. Pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien.

3. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua pihak sekolah.

Dokumen terkait