• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam 1. Konsep Pendidikan Agama Islam

2. Konsep Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Hasil Belajar Siswa

Menurut kamus bahasa Indonesia, hasil adalah suatu yang ada ( terjadi) oleh suatu kerja, berhasil sukses.33

Sementara menurut R.Gagne, hasil dipandang kemampuan internal yang menjadi milik orang itu melakukan sesuatu.34

Sedangkan belajar adalah sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsure cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar berarti proses usaha yang dilakukan individu

guna memperoleh suatu tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.35

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Dengan demikian pengertian ini kita hadapkan kepada pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah yang dimaksud dengan perilaku?

2. Perubahan perilaku yang bagaimana yang termasuk belajar?

3. Apakah perubahan perilaku dapat terjadi pada setiap individu yang berinteraksi dengan linkungan?

33 Hartono,Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta : Rieneka Cipta, 1996), 53.

34 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), 33.

Perilaku itu mengandung pengertian yang luas. Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak dan bisa diamati, ada juga yang tidak bisa diamati. Perilaku yang dapat diamati disebut “penampilan atau behavioral performance”. Perilaku yang tidak bisa diamati disebut “kecenderungan perilaku atau behavioral tendency”.

Pengetahuan , pemahaman, keterampilan ,sikap, dan sebagainya yang dimiliki seseorang tidak dapat diidentifikasi karena ini merupakan kecenderungan perilaku saja. Hal ini dapat diidentifikasi dan bahkan dapat diukur dari penampilan (behavioral performance). Penampilan ini dapat berupa kemampuan menjelaskan, menyebutkan sesuatu atau melakukan suatu perbuatan. Jadi, kita dapat mengidentifikasi hasil belajar melalui penampilan. Namun demikian, individu dapat dikatakan telah menjalani proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecenderungan perilaku.

Menurut Kimble dan Garmezy, sifat perubahan perilaku belajar relative permanent. Dengan demikian hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanent, dapat diulang – ulang dengan hasil yang sama. Kita membedakan antara perubahan perilaku hasil belajar dengan yang terjadi secara kebetulan. Orang yang secara kebetulan dapat melakukan sesuatu, tentu tidak dapat mengulangi perbuatan itu dengan hasil yang sama. Sedangkan orang dapat melakukan

sesuatu karena hasil belajar , maka akan dapat melakukannya secara berulang – ulang dengan hasil yang sama.

Tidak semua perubahan perilaku sebagaimana digambarkan diatas itu hasil belajar. Ada diantaranya terjadi dengan sendirinya, karena proses perkembangan. Seperti halnya bayi dapat memegang sesuatu setelah mencapai usia tertentu. Keadaan semacam ini pun bukan hasil belajar, melainkan “kematangan atau maturation”. Ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Artinya belajar akan memperoleh hasil lebih baik bila ia telah matan melakukan hal itu.

Perubahan perilaku dalam proses belajar adlah akibat dari interaksi dengan lingkungannya. Interakssi ini biasanya berlangsung secara disengaja. Kesengajaan itu sendiri tercermin dari adanya faktor – faktor sebagai berikut.

1. Kesiapan (readiness), yaitu kapasiti baik fisik maupun mental untul melakukan sesuatu.

2. Moivasi, yaitu dorongan dari dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu.

3. Tujuan yang ingin dicapai.

Ketiga faktor tersebut dapat mendorong seseorang untuk melakukan proses belajar.36

36 Drs.H.Muhaimin Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2007), 14 – 15.

Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua perubahan tingkah laku yang nampak setelah berakhirnya perbuatan belajar, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan, karena di dorong dengan adanya suatu usaha dari rasa ingin terus maju untuk menjadikan diri menjadi lebih baik.

Mengenai hasil belajar dijelaskan dalam al – Qur’an surat al – An’am ayat 135 sebagai berikut.

                    

Artinya : Katakanlah :”Hai Kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesunggunya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui. Siapakah (diantara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang – orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan”.

Dalam surat Az – Zumar juga dijelaskan dalam ayat 39 yang berbunyi sebgai berikut.           

Artinya : Katakanlah : ”Hai Kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesunggunya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai – samapai seorang guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya dengan baik dan sistematik. Namun, bisa saja keberhasilan yang dicita – citakan mengalami kegagalan yang disebabkan oleh berbagai faktor sebagai penghambatnya. Sedangkan jika keberhasilan itu menjadi kenyataan, maka berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut :37

1. Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Seorang guru diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya . Khusus ini dirumuskan secara operasional dengan syarat – syarat sebagai berikut : secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai.

37 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : PT.Rieneka Cipta, 2000), 11.

2. Membatasi dalam keadaan dimana perubahan perilaku diharapkan terjadi ( kondisi perubahan perilaku). Secara spesifik menyatakan criteria perubahan perilaku yang dapat diterima sebagai hasil yang dicapai.

3. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dengan keilmuan yang dimiliki, guru dapat menjadikan anak didik lebih cerdas. Latar belakang pendidikan dan pengalaman guru adalah dua aspek yang mempengaruhi kompetensi seorang guru di bidang pendidikan dan pengajaran. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena sudah dibekali dengan seperangkat teori sebgai pendukung pengabdiannya.

4. Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanyalah yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang berilmu pengetahuan. Anak didik adalah tanggung jawab guru. Mereka berkumpul di sekolah dengan karakteristik dan kepribadian yang berbeda. Hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mengajar.

5. Kegiatan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didik dengan bahan perantaraannya, guru yang mengajar, anak didik yang belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, pendekatan yang guru ambil akan menghasilkan kegiatan anak didik yang bermacam – macam . Selain itu strategi penggunaan metode mengajar amat menentukan kualitas hasil belajar mengajar.

6. Bahan dan alat evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan. Biasanya , bahan evaluasi itu sudah dikemas dalam bentuk buku paket untuk dikonsumsi oleh anak didik. Alat – alat evaluasi yang digunakan umumnya tidak hanya benar – salah (true – false), dan pilihan ganda (multiple choice), tapi juga menjodohkan (matching), melengkapai (completion), dan juga essay. 7. Suasana evaluasi . Pelaksanaan evaluasi biasanya

dilaksanakan di dalam kelas dan anak didik dibagi menurut kelas dan tingkat masing – masing. Besar kecilnya jumlah anak didik yang dikumpulkan dalam kelas akan mempengaruhi suasana kelas. Sehingga sistem silang adalah suatu teknik dari kegiatan mengelompokkan anak didik dalam rangka evaluasi. Sistem ini dimaksudkan

untuk mendapatkan data hasil evaluasi yang benar – benar obyektif.

8. Faktor internal .Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan psikologis.38

a. Faktor biologis (Jasmaniah)

Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmaniah yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis diantaranya, adalah :

Pertama,kondisi fisik yang normal. Kondisi fisik yang

normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang sangat menentukan keberhasilan belajar. Kedua,kondisi kesehatan fisik. Bagaimana kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.

b. Faktor psikologis ( Rohaniah)

Faktor psikologis ini yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental yang mantap dan stabil.

Faktor psikologis ini meliputi hal – hal sebagai berikutt :

Pertama,intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar

seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan dapat dikatakan sebagai faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang, dapat juga dikatakan kemauan merupakan motor penggerak utama yang menentukan keberhasilan seseorang dalam setiap segi kehidupannya.

Ketiga, bakat merupakan salah satu faktor yang dapat

menunjang keberhasilan seseorang dalam suatu bidang tertentu. Bakat lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

Keempat, daya ingat. Bagaimana daya ingat

mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang untuk memperluas pengertian tersebut dapat kita peroleh melalui proses mengingat yang melalui tahap – tahap sebagai berikut :a. Mencamkan (memasukkan) kesan, b. Menyimpan kesan, c. Memproduksi (mengeluarkan kembali) kesan.Kelima, daya konsentrasi merupakan suatu kemampuan untuk memfokuskan fikiran, perasaan, kemauan, dan segenap panca indera ke suatu obyek dalam suatu aktivitas tertentu, dengan disertai usaha

untuk tidak memperdulikan obyek – obyek lain yang tidak ada hubungan dengan aktivitas itu.

9. Faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu itu sendiri, yang meliputi : 39

Pertama,faktor lingkungan keluarga atau rumah

merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu saja merupakan faktor pertama dalam keberhasilan seseorang. Seperti keharmonisan dalam keluarga, sarana belajar yang memadai, tempat yang nyaman untuk belajar, dan yang lainnya. Kedua,faktor lingkungan sekolah. Dalam lingkungan sekolah harus ada tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Selain itu juga adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai dan sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang lengkap, gedung sekolah yang memnuhi persyaratan, adanya teman baik, adanya keharmonisan hubungan diantara semua personil sekolah.

Ketiga,faktor lingkungan masyarakat atau tempat yang

dapat menunjang keberhasilan belajar adalah lembaga pendidikan non formal yang melaksanakan kursus – kusus,

keterampilan, bimbingan tes, kursus pelajaran tambahan, majelis ta’lim, dan organisasi keagamaan. Keempat,faktor waktu. Bagaiman mencari dan menggunakan waktu dengan sebaik – baiknya agar disatu sisi siswa dapat menggunakan waktunya untuk belajar dengan baik dan disisi lain mereka juga dapat melakukan kegiatan – kegiatan yang bersifat hiburan atau rekreasi yang bermanfaat.

Dengan demikian, proses belajar merupakan langkah – langkah yang harus ditempuh oleh siswa untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang diharapkan oleh pendidikan, sedangkan keberhasilan belajar merupakan tolak ukur dalam menetukan berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan. Oleh karena itu sangat diharapkan agar proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh suatu sekolah mendapatkan hasil atau prestasi yang setinggi – tingginya, sesuai yang diharapkan oleh suatu sekolah.

Siswa yang mengalami proses belajar, agar berhasil sesuai dengan apa yang harus dicapainya, perlu kiranya memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Adapun faktor – faktor dapat digolongkan dalam beberapa golongan sebagai berikut.

a. Faktor internal, adalah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, baik fisik maupun mental, seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan lain – lain. Dalam moral bahwa aspek – aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya seseorang dalam belajarnya, khususnya dalam faktor kemampuan IQ adalah sbagai modal dasar yang dapat mempengaruhi belajar.

b. Faktor eksternal adalah faktor yang dating dari luar diri seseorang, misalnya keberhasilan rumah, udara yang panas, ruangan belajar yang tidak memenuhi syarat, alat – alat pelajaran yang tidak memenuhi, dan juga lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah.40

Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi siswa yang sedang belajar. Yang dimaksud dapat mempengaruhi disini karena kedua faktor tersebut dapat mendorong dan dapat pula menghambat siswa yang sedang belajar, maka siswa harus dapat memanfaatkan kedua faktor tersebut dengan baik sesuai dengan kebutuhannya.

40 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya : Usaha Nasional, 1983), 30.

C. Pengaruh KTSP Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi

Dokumen terkait