• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORI URAIAN TEORI

A. Landasan Teori

3. Konsep Keberkahan Harta

Harta dalam bahasa Arab disebut dengan al-mȃl. Artinya „sesuatu yang digandrungi dan dicintai oleh manusia‟. Al-muyūl yang artinya „kecenderungan‟ mempunyai akar kata yang sama dengan al-mȃl, yaitu sesuatu yang hati manusia cenderung ingin memilikinya.84 Yūsuf Al-Qaraḍawi menyatakan bahwa yang dimaksud dengan harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya.

ءبُشلأا ِٓ هولازِا و هئبٕزلا ٍف طبٌٕا تغشَ بِ ًو

85

Sementara menurut Az-Zarqȃ`, sebagaimana dikutip oleh Didin Hafidhuddin, menyatakan bahwa harta adalah segala yang diinginkan oleh manusia, juga dimungkinkan diperjualbelikan atau dimanfaatkan. Harta adalah sesuatu yang konkret bersifat material yang mempunyai nilai dalam pandangan manusia.86 Tetapi menurut mazhab Syafii, Maliki dan Hanbali, manfaat juga termasuk ke dalam bagian harta, sebagaimana dikemukakan oleh Al-Qaraḍawi.87

Sedangkan berkah (atau barakah dalam bahasa Arab), dalam bahasa Indonesia ditulis berkat. Artinya adalah karunia Tuhan yang membawa kebaikan dalam hidup manusia. Kata tersebut juga berarti doa restu dan pengaruh baik (yang mendatangkan selamat dan bahagia) dari orang-orang yang dihormati atau dianggap suci (keramat). Ada juga arti lain yaitu, mendatangkan kebaikan. Kata keberkatan dimaknakan dengan keberuntungan atau kebahagiaan. Bahkan dalam KBBI, salah satu arti berkat adalah makanan yang dibawa pulang sehabis kenduri.

Di dalam Alquran kata barakah dengan segala derivasinya disebut sebanyak 32 kali. Menurut Muḥammad Murtaḍa Az-Zabīdi dan Ibnu Manẓūr, makna literal dari kata ini adalah tumbuh dan bertambah.88 Makna lain adalah tetapnya sesuatu. Al-Iṣfahȃni memahami arti asal kata ini adalah dada atau

84 Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), h. 8.

85

Al-Qaraḍawi, Fiqh Zakah, h. 124.

86 Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, h. 17.

87 Al-Qaraḍawi, Fiqh Zakah, h. 125.

88Az-Zabīdi, Tȃj Al-Arūs, Jilid 27,h. 57, dan Ibnu Manzhur, Lisȃn Al-Arab, jilid 12, h. 275.

punggung unta yang menonjol. Simbolisasi bagian tubuh unta yang menonjol ini mengandung arti adanya pertumbuhan dan pertambahan. Dari sisi terminologi makna barakah adalah tetapnya kebaikan ilȃhi pada sesuatu.

ئُشٌا ٍف ٍهٌلإا شُخٌا دىجث

89

Di dalam ensiklopedi Alquran makna terminologi kata ini adalah, kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap sesuatu sebagaimana mestinya.90

Kata kunci yang perlu dipahami dengan baik adalah“al-khair al ilȃhi” atau kebaikan ilȃhi. Kebaikan ilȃhi adalah kebaikan yang bersumber dari Allah yang muncul tanpa diduga dan tak terhitung pada semua segi kehidupan, baik yang bersifat materi maupun non materi. Keberkatan yang bersifat materi itu pun nanti akan bermuara juga kepada keberkatan non materi dan kehidupan akhirat. Sesungguhnya keberkatan ilȃhi datang dari arah yang seringkali tidak diduga atau dirasakan secara material dan tidak pula dapat dibatasi atau bahkan diukur.91

Dalam pandangan Habib Syarief Muhammad Alaydrus, kehidupan berkah akan membuahkan jiwa tauhid, tulus, dan ridha bagi orang-orang yang bersangkutan terhadap keputusan Allah. Ia benar-benar yakin dan mantap menjalani kehidupannya yang semata-mata berorientasi pada kehidupan yang kekal di akhirat. Selanjutnya kata beliau, makna berkah ialah bertambahnya nilai kebaikan yang terus-menerus terhadap dirinya maupun orang lain di sekitarnya, bahkan sepeninggalnya. Dengan diperoleh keberkahan tersebut, bertambah pula jenis-jenis kebaikan, pahala, kenikmatan, kebahagiaan, perkembangan, kecukupan, kedamaian, manfaat, jalinan erat dan kerukunan. Berkah itu tumbuh

89

Ar-Rȃgib Al-Iṣfahani, Mufrodat Alfȃẓ al-Qur`ȃn (Damaskus: Dar al-Qalam,2009), h.119

90Yaswirman,”Barakat”, dalam, Ensiklopedi Kosa Kata Al-Quran: Kajian Kosa Kata, M.Quraish Shihab (Editor Kepala)Vol.1, (Jakarta: Lentera Hati,2007) h.131-132

dan berkembang. Sesuatu yang berkah akan bertambah banyak. Artinya, dapat dirasakan selalu cukup dalam kebutuhan hidup seharai-hari. 92

Mengutip Aṭ-Ṭabȃṭabȃ`i, keberkatan itu mencakup pada semua segi kehidupan. Pertama, keberkatan dalam berketurunan dengan munculnya generasi-generasi yang kuat di segala bidang dan harta benda melimpah ruah. Kedua, keberkatan di dalam soal makanan seperti mendatangkan kekenyangan. Ketiga, keberkatan di dalam hal waktu, seperti banyaknya waktu yang disediakan oleh Allah untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan ilmu pengetahuan.93

Alaydrus menambahkan bahwa rezki yang berkah, atau lebih spesifiknya adalah harta yang berkah, dapat ditinjau dari sembilan aspek, yaitu:

1. Diperoleh dengan cara yang benar. 2. Termasuk dalam kategori yang halal. 3. Ditunaikan zakatnya.

4. Ada yang disisihkan untuk orang lain (sedekah). 5. Hasil usaha sendiri.

6. Tidak berlebihan. 7. Tidak menimbun.

8. Menyisihkan untuk sosial.

9. Disikapi sebagai sebuah amanah.94

Melihat uraian Alaydrus di atas, sembilan poin tersebut nampaknya dapat disederhanakan ke dalam beberapa bentuk sikap. Artinya, keberkahan harta dapat melahirkan beberapa sikap, yaitu: sikap selektif terkait sumber pendapatan: mesti benar dan halal; bermurah hati untuk berbagi, baik melalui institusi zakat, amal sosial, dan sedekah; serta bijak mengelola harta kekayaan.

92

Habib Syarief Muhammad Alaydrus, Agar Hidup Selalu Berkah (Bandung: Mizan Media Utama, 2009), h. 38.

93Yaswirman,”Barakat”, dalam, Ensiklopedi Kosa Kata Al-Quran: Kajian Kosa Kata, M.Quraish Shihab (Editor Kepala)Vol.1, (Jakarta: Lentera Hati,2007) h.131-132.

Sedangkan menurut Didin Hafidhuddin, harta berkah itu, paling tidak, mempunyai tiga sifat:95

1. Harta Taqarrub, yaitu harta yang didapat dengan cara yang halal, kemudian digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Semakin ia menggunakan harta itu, semakin dia dekat dengan Allah dan bertambah ketakwaannya.

2. Harta Manfaat, yaitu harta yang membawa manfaat bagi manusia yang lain. Contoh klasik dalam hal ini adalah harta yang digunakan untuk keperluan amal jariyah, seperti pembangunan masjid, gedung untuk sekolah, rumah sakit, panti asuhan, penampungan orang tua jompo, pembangunan jembatan, irigasi, dan sebagainya.

3. Harta Berkecukupan, yaitu harta berkecukupan adalah harta yang dimiliki oleh seorang muslim yang membuat dirinya selalu merasa berkecukupan dengan harta tersebut. Pertambahan harta berkah tidak membuatnya rakus tapi makin bersahaja dan hidup sederhana. Harta tersebut tidak menggerogoti jiwa pemiliknya, tidak seperti air laut, yang setiap kali kita meminumnya jika haus akan membuat kita makin haus.

Dokumen terkait