• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Pembangunan Ekonomi

D. Konsep Kemiskinan

Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional. Maka dari itu, untuk menanggulangi kemiskinan harus dilakukna secara komprehensif. Dalam hal ini ada dua strategi utama yang harus ditempuh oleh pemerintah. Yang pertama, melindungi keluarga dan kelompok masyarakat miskin melalui pemenuhan kebutuhan pokok mereka. Yang kedua, memberdayakan mereka agar mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah saat ini untuk memberikan peluang pada masyarakat miskin untuk mengurangi kemiskinan. Kemiskinan terjadi akibat banyaknya jumlah orang dalam satu keluarga, ekonominya kurang baik, lapangan kerja yang masih kurang, Pendidikan yang rendah, dan kurangnya keterampilan. Salah satu syarat awal untuk menanggulangi kemiskinan yaitu dengan cara melakukan identifikasi terhadap kelompok dan wilayah sasaran yang ingin dituju dengan tepat. Program pengentasan dan nasib orang miskin sangat bergantung dari langkah awal yang dilakukan yaitu ketepatan dalam mengidentifikasi siapa yang dikategorikan miskin dan di mana dia tinggal.14

14 Liahati, Dewi Citra Larasati, “Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Sisir Kecamatan Batu Kota Batu”, (Malang, Vol 7 No 2 : 2018), h. 41

Teori kemiskinan menurut Nurkse negara terbelakang umumnya terjerat kedalam apa yang disebut dengan “lingkaran Setan Kemiskinan” Nurkse menjelaskan “lingkaran setan mengandung arti deretan melingkar kekuatan-kekuatan satu sama lain yang bereaksi sedemikian rupa sehingga menempatkan negara miskin tetap berada dalam keadaan melarat. Si miskin misalnya selalu kurang makan, karena kurang makan kesehatannya semakin buruk, karena fisiknya lemah kapasitas kerjanya rendah, karena kapasitas kerjanya rendah maka pengahsilannya juga rendah, dan itu berarti ia miskin, akhirnya ia tak mempunyai cukup makan, dan seterusnya bila keadaan seperti ini dikaitkan dengan negara secara keseluruhan dapat dikemas kedalam dalili kuno; suatu negara miskin karena ia miskin.

Kemiskinan sendiri berasal dari kata miskin yang tidak memiliki harta benda atau serba kekurangan. Departemen Sosial dan Badan Pusat Statistik memberikan pengertian bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak Lebih jauh disebutkan kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non-makanan yang disebut garis kemiskinan

(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty treshold).15 Sedangkan Bank Dunia

memberikan pengertian “kemiskinan yaitu pendapatan yang rendah, kekurangan gizi atau keadaan kesehatan yang buruk serta pendidikan yang rendah.16

Berdasarkan Undang-undang No.24 Tahun 2004, kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya

15 BPS Departemen Sosial dalam http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod 09 Maret 2019 : 12.45

16 http://anthoin.multiply.com/journal/item/387/beberapa_konsep_kemiskinan 09 Maret 2019 : 12.45

hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kebutuhan dasar yang menjadi seseorang atau sekelompok orang meliputi kebutuhan pangan, kesehatan, Pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertahanan, sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik. Kemiskinan adalah sutau kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya pendapatan dan kemampuan atau tidak ada kreativitas untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan. Pandangan yang dikemukakan dalam definisi kemiskinan dari Chambers menerangkan bahwa kemiskinan adalah suatu kesatuan konsep (integrated concept) yang memiliki lima dimensi yaitu :

a. Kemiskinan (proper), permasalahan kemikinan seperti halnya pada pandangan semula adalah kondisi ketidakmampuan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan pokok. Konsep atau pandangan ini berlaku tidak hanya pada kelompok yang tidak memiliki pendapatan, akan tetapi dapat berlaku pula pada kelompok yang telah memiliki pendapatan. b. Ketidakberdayaan (powerless), pada umumnya rendahnya kemampuan

pendapatan akan berdampak pada kekuatan social (social power) dari seseorang atau sekelompok orang terutama dalam memperoleh keadilan ataupun persamaan hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

c. Kerentanan menghadapi situasi darurat (state of emergency), seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin tidak memiliki atau kemampuan untuk menghadapi situasi yang tidak terduga dimana situasi ini membutuhkan alokasi pendapatan untuk menyelesaikannya.

d. Ketergantungan (dependency), keterbatasan kemampuan pendapatan ataupun kekuatan social dari seseorang atau sekelompok orang yang disebut iskin tadi menyebabkan tingkat ktergantungan terhadap pihak lain adalah sangat tinggi. Mereka tidak memiliki kemampuan atau kekuatan untuk menciptakan solusi atau penyelesaian maslah terutama yang berkaitan dengan penciptaan pendapatan baru. Bantuan pihak lain sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan-persoalan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan akan sumber pendaptan.

e. Keterasingan (Isolation), dimensi keterasingan seperti yang dimaksudkan oleh Chambers adalah faktor lokasi yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang menjadi miskin. Pada umumnya, masyarakat yang disebut miskin ini berada pada daerah yang jauh dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan sebagian besar fasilitas kesejahteraan lebih banyak terkonsentrasi di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi seperti di perkotaan dan kota-kota besar. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau sulit dijangkau oleh fasilitas-fasilitas

kesejahteraan relative memiliki taraf hidup yang rendah sehingga kondisi ini menjadi penyebab adanya kemiskinan.17

Kemiskinan sendiri berasal dari kata miskin yang tidak memiliki harta benda atau serba kekurangan. Departemen Sosial dan Badan Pusat Statistik memberikan pengertian bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak lebih jauh disebutkan kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non-makanan yang disebut garis kemiskinan

(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty treshold).18 Kemiskinan juga adalah

suatu keadaan atau ketidakmampuan seseorang memenuhi kebutuhan primer seperti makanan, air, pakaian, serta tempat tinggal. Kemudian ada kebutuhan sekunder yaitu seperti gadget mobil ataupun kendaraan lainnya. Sedangkan Bank Dunia memberikan pengertian “kemiskinan yaitu pendapatan yang rendah, kekurangan gizi atau keadaan kesehatan yang buruk serta pendidikan yang rendah.19

1. Konsep Rumah Tangga Miskin

Menurut BPS ada 8 variabel yang dianggap layak dan operasional untuk penentuan kriteria rumah tangga miskin, Kedelapan Variabel tersebut adalah: pertama, luas lantai perkapita kurang dari 8 meter. Kedua, jenis lantai adalah tanah. Ketiga, air bersih berasal dari sumber yang tidak terlindungi. Keempat, tidak memiliki jamban atau WC. Kelima, tidak memiliki asset. Keenam,

17 Ady Ardiansyah, Mas’ud, Hendra, “Pelaksanaan Program Keluarga Harapan(PKH) Dalam Penanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Bima” (Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan, Vol.5, No 1, Juni 2018) hal 132-133

18 BPS Departemen Sosial dalam http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod 09 Maret 2019 : 12.45

19 http://anthoin.multiply.com/journal/item/387/beberapa_konsep_kemiskinan 09 Maret 2019 : 12.45

pendapatan total kurang dari 350.000 perbulan. Ketujuh, presentase pengeluaran makanan diatas 80% pendapatan. Kedelapan, konsumsi lauk pauk tidak ada dan kalaupun ada tidak bervariasi.

Istilah rumah tangga dan keluarga sering dicampur adukkan dalam kehidupan sehari-hari, pengertian rumah tangga lebih mengacu pada sisi ekonomi, sedangkan keluarga lebih mengacu pada hubungan kekerabatan, fungsi social dan lain sebagainya. Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam sutu rumah yang mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya.

2. Faktor-faktor Penyebab Rumah Tangga Miskin

Kemiskinan dicirikan oleh rendahnya pendapatan yang tidak menentu setiap saat. Rendahnya pendapatan ini sangat berpengaruh pada sulitnya mengakses Pendidikan dan kesehatan yang layak. Rendahnya Pendidikan menyebabkan lemahnya daya saing Rumah Tangga Sangat Miskin dalam memperebutkan peluang pekerjaan yang lebih layak secara ekonomi. Selain itu, tingkat pendapatanyang rendah menyebabkan kemampuan untuk melakukan akumulasi modal menjadi sangat terbatas. Oleh karena itu rumah tangga miskin tidak dapat mengakses teknologi yang mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka.

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan yaitu: pendidkan yang terlampau rendah, malas bekerja, keterbatasan sumber alam,

terbatasnya lapangan kerja, keterbatasan modal dan beban keluarga .20 Menurut Sumodiningrat, penyebab kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kemiskinan disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor eksternal atau faktor yang berada diluar jangkauan individu, dan kemiskinan disebabkan oleh faktor internal berasal dari dalam diri seseorang atau lingkungannya. Faktor pertama lebih bersifat hambatan kelembagaan atau struktur yang dapat menghambat seseorang untuk meraih kesempatan-kesempatannya. Adanya kemiskinan jenis ini bkan karena seseorang itu malas atau tidak mampu bekerja, tetapi lebih dikarenakan sumber-sumber pendapatan yang tersedia tidak dapat diakses. Kemiskinan ini meliputi kekurangan fasilitas pemukiman yang sehat, kekurangan Pendidikan, dan kemunikasi dengan daerah sekitarnya. Kemiskinan yang disebabkan faktor internal terjadi akibat dari nilai-nilai dan kebudayaan yang dianut sekelompok masyarakat.njadi faktor ini tidak bermula dari struktur sosial tetapi berasal dari karakteristik khas orang-orang miskin itu sendiri. Seseorang menjadi miskin karena tidak mau bekerja keras, kurang kemampuan dan jiwa wiraswasta dan sebagainya.

Dokumen terkait