• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Manusia Ideal dalam Perspektif Kekinian

MeNgeNAl eKSiSTeNSi MANUSiA

D. Konsep Manusia Ideal dalam Perspektif Kekinian

Berbicara tentang filsafat penciptaan manusia maka disebutkan bahwa manusia yang tercipta ini di hadapan Tuhan merupakan wakilnya yang dapat mengatur seluruh kehidupan di alam ini. Hal ini menunjukkan bahwa manusia telah diberi kepercayaan dan kehormatan maka manusia itu harus dapat mewujudkan cita-cita ideal tersebut. Oleh karena itulah, bahwa perlu adanya penyadaran bagi manusia itu bagaimana manusia itu dapat menjadikan dirinya sebagai manusia ideal seperti yang diinginkan oleh sang penciptanya.

Menurut Dr. M. Ali Hasyimi, bahwa Muslim ideal adalah seorang Muslim yang memiliki kepribadian sebagaimana rasul mengajarkan kepada umat Islam dan tentunya sesuai dengan tuntutan yang disampaikan oleh Allah Swt. Dengan adanya pribadi Muslim yang ideal ini maka akan diharapkan setiap seorang

Bab 1 | mengenal eksistensi manusia 21

religius. Dijelaskan juga bahwa dalam mencapai tingkatan itu maka seorang Muslim harus memerhatikan tingkat hubungan yang dilakukannya antar seorang Muslim dengan dirinya sendiri sebagai makhluk pribadional, hubungan antara seorang Muslim dengan orangtuanya sebagai makhluk yang dilahirkan, hubungan seorang Muslim dengan istrinya sebagai makhluk pendamping, hubungan seorang Muslim dengan anak-anaknya sebagai makhluk yang memiliki keturunan, hubungan seorang Muslim dengan keluarganya, tetangganya, saudaranya, masyarakatnya sebagai makhluk yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sosial (M. Ali Hasyimi, 2-5). Pada tingkatan hubungan inilah bahwa bagi seorang Muslim akan melahirkan prinsip-prinsip pendidikan dan moral yang logis, yang pada diri setiap orang Muslim akan mampu mengontrol emosi-emosi negatif yang muncul pada diri manusia itu, sehingga manusia itu akan lebih mencintai kesopanan, ketenangan dan persaudaraan.

Konsep manusia ideal itu juga dapat dilihat dengan mengaitkan adanya kebenaran, kebajikan dan keindahan dalam diri manusia itu segala hal yang menjadikan manusia itu lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh lingkungan kehidupannya (Amran Suadi: 18). Sebagaimana skema di bawah ini:

MANuSIA IDEAL

Kebenaran Pengetahuan Kesadaran Kemerdekaan Kreatifitas Etika Seni Kebijakan Keindahan Skema 2

Manusia ideal adalah manusia yang mempunyai tiga aspek kebenaran, kebajikan dan keindahan yang mana dalam ketiga aspek tersebut harus diraih dengan memiliki pengetahuan, etika, dan seni sehingga dengan ini semuanya seorang manusia itu akan

memiliki kesadaran, kemerdekaan dan kreativitas. Manusia ideal seperti ini menurut Notonegoro sebagaimana yang dikutip oleh Abu Baker Muhammad, bahwa hal ini sudah merupakan ciri-ciri manusia yang berkualitas karena manusia itu memiliki sifat-sifat yang dapat mentransformasikan nilai-nilai yang mutlak pada tiga aspek tersebut di atas yang tercermin dalam kehidupan manusia sehari-hari (Abu Bakar Muhammad: 32). Maka manusia seperti inilah yang mampu berpikir secara mendalam tentang dirinya tanpa harus terjerumus ke dalam perenungan diri yang lupa pada keadaan sekelilingnya. Di samping itu, manusia ideal itu juga harus sadar untuk menjaga fitrahnya dan mampu mengelola dan memadukan potensi akal, qalbu dan nafsunya secara harmonis. Manusia ideal dalam hal ini ia tidak boleh melupakannya maka sesama manusia harus saling mengingat dan menyadarkan tentang dirinya diciptakan maupun tentang tugas dan tanggung jawab manusia diciptakan di dunia ini. Tugas dan tanggung jawab manusia tersebut terbagi kepada dua bagian yaitu sebagai pemimpin berarti mengatur kehidupan baik dirinya, keluarganya dan masyarakat serta bertugas melestarikan alam lingkungannya sehingga secara terus-menerus dapat dinikmati oleh anak cucu. Sedangkan sebagai hamba yaitu melakukan ibadah, pengabdian kepada Tuhan baik secara khusus (ritual) maupun umum (perbuatan terhadap masyarakat).

Mengatur Kehidupan Kelestarian alam Mempertanggungjawabkan kepemimpinannya TUGAs MANuSIA sebagai Pemimpin sebagai Hamba Melakukan Ibadah Khusus umum

Bab 1 | mengenal eksistensi manusia 23

Tugas dan tanggung jawab manusia ini menunjukkan bahwa manusia ini ada sesuai dengan segala eksistensinya maka ia mempunyai fungsi atas keberadaannya diciptakan di dunia ini, yaitu: untuk dirinya (perasaan, akal dan jasmani), masyarakat (adanya relasi fungsional terhadap kemanusiaan), alam (memelihara dan melindungi alam), Allah (ketaatan terhadap-Nya).

Seberapa dalam pun manusia untuk membahas dirinya tidak akan pernah tuntas dan berakhir. Oleh karena itu, manusia itu sendiri harus menyadari dirinya bahwa dia adalah manusia yang mempunyai beban dan tanggung jawab yang memiliki segala kemampuan yang telah diberikan untuk dikembangkan baik dalam aspek kreasinya (mampu menciptakan sesuatu), aspek ilmunya (mampu mengembangkan hakikat keberadaan alam ini), aspek kehendak (memiliki kehendak yang menyebabkan banyak mengadakan pilihan-pilihan dalam hidupnya) maupun aspek akhlak (pembentukan moral yang secara terus-menerus dalam perbaikan diri). Hal inilah yang disebut sebagai seorang Muslim yang paripurna sebagaimana dikutip dalam hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amrin ra. dari Nabi Saw. beliau telah bersabda: “Orang Islam yang paripurna ialah orang yang senantiasa menjaga dari bencana lidah dan tangannya, dan orang Muhajir yaitu orang yang pindah dan meninggalkan segala apa yang menjadi larangan Allah”.

Orang Muslim yang paripurna disebut sebagai orang Muslim yang sejati yang ucapan dan perbuatannya tidak merugikan orang lain bahkan mendatangkan kemanfaatan kepada pihak lain. Imam Khatabi sebagaimana dikutip oleh Yahya, orang Muslim yang demikian disebut sebagai Muslim yang terpuji yaitu orang yang memiliki sifat sebagaimana yang telah digariskan pada Hadis Rasul yaitu orang yang padanya terkumpul penunaian hak-hak Allah dan hak-hak sesama kaum muslimin serta mencegah diri dari segala hal yang buruk (Yahya: 38-39).

Dengan demikian seorang Muslim yang ideal, Muslim yang paripurna, Muslim sejati, Muslim terpuji dalam konsep perspektif kekinian adalah seorang Muslim yang berkualitas terhadap dirinya maupun lingkungan masyarakat dengan mengupayakan keunggulan dirinya yang dapat bermanfaat secara efektif untuk menciptakan harmonisasi lingkungan kehidupan yang saling berinteraksi di antara sesamanya.

Menjadi manusia ideal bukanlah sesuatu hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan namun perlu usaha yang keras dengan melakukan pengujian-pengujian hati sehingga hati betul-betul bersih untuk menciptakan nilai kemanfaatan diri sendiri bagi lingkungannya. Tentunya pendekatan yang efektif adalah menyelami akidah Islam sebagai akidah yang dipercayai dengan segala tuntunan syar’i yang telah ditetapkan dan mengenal diri sendiri sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah Swt.

25

2

Bab