• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

2. Konsep Mutu

“Nyaris tiada produk yang sempurna. Karena itu, meskipun produk anda

hanya sedikit lebih baik, namun harus diusahakan agar konsumen menganggapnya memang lebih baik” (susanto, 1997: 81).

Kutipan diatas memang perlu untuk renungkan dan serta dikaji lebih dalam tentang gambaran kualitas dimata konsumen. Apakah pendidikan di Indonesia lebih baik atau tidak atau pendidikan di tempat anda bermutu lebih baik atau tidak.? Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan oleh pelanggan. Sallis (1993) mendefenisikan mutu dalam dua persefektif, yaitu mutu absolut dan mutu relatif. Mutu absolut merupakan ,mutu dalam arti tidak bisa ditawar-tawar lagi atau bersifat mutlak. Absolut juga dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang ditentukan secara sepihak, yakni oleh produsen (jasa atau barang). Dalam pandangan absolut, mutu diartikan sebagai ukuran yang terbaik menurut pertimbangan produsen dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Sedangkan mutu relatif diartikan sebagai mutu yang ditetapkan oleh selera konsumen.

Keberhasilan penerapan Total Quality Management (TQM) dalam dunia usaha/industri telah dijadikan inspirasi bagi perbaikan kualitas di sektor pendidikan maupun di bidang lainya. Manajemen mutu pendidikan merupakan aplikasi konsep manajemen mutu yang sesuai dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi jasa manusia (pembinaan potensi pelajar) melalui pengembangan pembelajaran berkualitas, agar melahirkan lulusan yang sesuai dengan harapan orang tua, masyarakat, dan pelanggan pendidikan lainnya.

Mutu terpadu dalam pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan dengan demikian, suatu barang atau jasa dapat disebut bermutu oleh seorang konsumen, tetapi belum tentu dikatakan bermutu oleh konsumen yang lainnya (Ridwan, 2008: 295). Hal yang paling mendasar adalah pemahaman mengenai ‘siapa’ yang sebenarnya mendefinisikan mutu. Mutu tidak didefenisikan oleh para ahli ekonomi maupun anda sebagai eksekutif atau manajer. Mutu ditentukan oleh para konsumen dan pelanggang anda (Susanto, 1997:37) .

Mengapa pendidikan harus bermutu? Sebab, mutu pendidikan adalah suatu evaluasi terhadap proses pendidikan dengan harapan tinggi untuk dicapai dan mengembangkan bakat-bakat para pelanggan pendidikan dalam peroses pendidikan. Pendidikan saat ini, dalam hal ini pendidikan persekolahan, dihadapkan pada berbagai tantangan baik nasional maupun internasional. Tantangan nasional muncul dari dunia ekonomi, sosial, budaya, politik dan keamanan. Pembangunan ekonomi sampai saat ini masih belom beranjak dari dunia krisis semenjak tahun 1997/1998. Bahkan perkembangan ekonomi pada level bawah (ekonomi kerakyatan) masih dalam kondisi stagna kalau tidak dikatakan mundur. Sosial kemasyarakatan bangsa ini seperti ada yang salah, dimana kerusuhan, konflik antar daerah, pencurian, perkelaihan, tawuran, free seks pada kalangan remaja dan dewasa dan berbagai kondisi negatif kemasyarakatan lainnya semangkin meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan budaya global saat ini malah mengikis berbagai budaya asli bangsa ini, khususnya budaya daerah. Dari sisi keamanan masyarakay merasa tidak aman untuk berjalan dimalam hari atau ditempat-tempat sepi, padahal ini adalah negara merdeka “apa kata dunia’? tentang Indonesia ini. Kondisi nasional tersebut menantang dunia pendidikan untuk dapat menghasilkan lulusan yang mampu memecahkan dan membawa indonesia pada bangsa yang maju dan beradab.

Tantangan dunia internasional menunjukkan bahwa indonesai saat ini akan menghadapi berbagai persaingan global, seiring dengan berlangsungnya globalisasi, khususnya dalam perdagangan (ekonomi). Globalisasi menghantarkan pada perubahan lingkungan strategis bangsa dimata bangsa-bangsa lainnya di dunia ini. Selain globalisasi, perkembagan teknologi informasi juga menjadi tantangan besar bagi bangsa indonesia. Perubahan lingkungan strategis pada tataran global tersebut tercermin pada pembentukan forum-forum seperti GATT, WTO, dan APEC, NAFTA, dan AFTA, IMG-GT, BIMP-EAGA, dan SOSEKMALINDO yang merupakan usaha untuk menyongsong perdagangan bebas dimana pasti akan berlangsung tingkat persaingan yang akan amat ketat. Pertanyaanya adalah, “sanggupkah bangsa ini bersaing dengan negara lain? “apa yang menjadi keunggulan bangsa indonesia saat ini? (Ridwan, 2008: 289)

Mutu, pengertian sistem mutu banyak dikemukakan oleh para pakar. Dalam buku pedoman ISO 8402 yang berjudul: the quality management

vocabulary dan juga dikutip dalam buku johnson (1993:45) memberi pengertian

sistem mutu (quality system) sebagai “the organizational structure,

responsiblities, procedures, processes, and resourcres needed to implement quality management” (struktur organisasional, tanggungjawab, prosedur, proses,

dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk implementasi manajemen mutu). Sistem mutu quality system (QS) merupakan suatu pendekatan untuk memberi pemahaman dan uraian terhadap mutu suatu objek. Bagian-bagian (subsystems) dari mutu suatu sistem bisa saja terserak dan terpisah-pisah, namun bisa pula menyatu dan terpadu. Para pakar terus mengembangkan sistem mutu (QS) yang menjadi cikal bakal awal lahirnya sistem mutu terpadu (Total quality system). Kemunculan TQS merupakan kebutuhan untuk menggerakkan dan mendayagunakan sistem secara utuh dan terintegritas, aga lebih efektif dan efesien dalam mencapai tujuan mutu dan tujuan organisasi. Sebagaimana dikemukanan ISO, pendayagunaan sistem mutu pada akhirnya akan berujung pada implementasi manajemen dan tata kelola mutu untuk mencapai tujuan organisasi (Hanief , 2017:37).

Tujuan manajemen pendidikan pada akhirnya adalah menjadikan sistem, program, institusi, maupun pendidikannya dapat berjalan efektif, efesien, dan bermutu unggul. Pencapaian tujuan adalah ukuran keberhasilan kinerja menejerialnya. Semangkin efektif dan efesien kinerja menejerialnya maka akan semankin baik target-target pencapaian tujuannya. Disinilah karakteristik keunggulan mutu tercermin pada kinerja secara keseluruhan. Secara umum, karakteristik pendidikan bermutu ditandai oleh sembilan keunggulan mutu dibidang organisasi, perencanaan, manajemen, tata kelola, pembelajaran, SDM, Standar mutu, kurikulum, dan metode. Sembilan karakteristik pendidikan bermutu diatas dapat dikatagorikan menjadi dua bagian berikut:

1. Bagian yang berpengaruh kuat terhadap pembentukan keunggulan. Mutu institusi pendidikan. Ada lima bagian penting terkait keunggulan institusi, yaitu organisasi, perencanaan, manajemen, tata kelola, serta SDM staf adminstrasi dan kepemimpinannya.

2. Bagian yang berpengaruh kuat terhadap pembentukan mutu akademik dan pembelajarannya. Ada lima bagian penting terkait keunggulan mutu akademik dan pembelajarannya, yaitu SDM pengajar, standar mutu, kurikulum, pembelajaran, dan metode yang digunakan.

Sembilan karakteristik betambah menjadi 10 jika indikator SDM harus dibagi menjadi dua, yaitu SDM staf pengajar, dan SDM staf administrasi dan kepemimpinannya. Kesembilan karakteristik ini berpijak pada basis teori yang jamak dan diterima sebagai acuan oleh masyarakatpada umumnya. Secara ringkas, sembilan karakteristik dan indikator satuan program/institusi pendidikan bermutu dapat dipaparkan dalam rangkaian kegiatan dan pemahaman. (Hanief, 2017:62)

Dokumen terkait