• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori

2. Konsep Pemasaran

Suatu perusahaan dalam menjalankan aktifitasnya harus efisien menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelolah dengan baik pula.

Filsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dalam kebutuhan konsumen. kegiatan perusahaan yang berdasarkan pada konsep pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perushaan. Secara devinitif dapat dikatakan bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan Irwan, 2006:6).

3. Persepsi

Menurut Walgito (2010:99), “ sejak individu dilahirkan, sejak saat itu individu berhubungan dengan dunia sekitarnya. Mulai saat itu pula individu secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan persepsi”. Menurut Davidoff dalam Walgito (2003:46) persepsi sekalipun

stimulus sama, tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berfikir tidak sama, kerangka acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara idividu satu dengan yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu bersifat individu. Poin utamanya adalah persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam dirinya.

4. Produk

a. Pengertian Produk

Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan, sebuah perusahaan harus memulai dengan produk yang berupa barang atau jasa yang dirancang untuk memuaskan konsumen. Maka dari itu perushaan harus berusaha mengambil hati para konsumen untuk memperlancar jalannya produksi. Konsumen biasanaya menginginkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Menurut Kotler dan Susanto (2001:560), produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperlihatkan , diperoleh, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kegiatan atau kebutuhan. Menurut Adisucipto (2010:170), produk didefinisikan sebagai suatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk dinikmati, disukai, dan dibeli untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Sedangkan menutrut Tjiptono (2012:231) dari sudut pandang produsen, produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan pasar. Berdasarkan perspektif konsumen, produk adalah segala sesuatu yang diterima pelanggan dari sebuah pertukaran dengan pemasar.

b. Karakteristik Produk

Menurut Kotler dan Susanto (2001:560) dalam merencanakan penawaran pasar, pemasar harus memikirkan 5 (lima) tingkatan produk. Tingkantan paling mendasar adalah manfaat utama, yaitu manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli oleh pelanggan. Kedua pemasar harus merubah manfaat tersebut menjadi produk generik, yaitu versi dasar dari produk tersebut. Pada tingkatan ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan, yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika membeli produk itu. Pada tingkatan keempat, pemasar mempersiapkan produk tambahan, yaitu barang yang meliputi tambahan jasa dan manfaat yang akan membedakan dari produk pesaing. Pada tingatan kelima ada produk potensial, yaitu semua tambahan dan perubahan yang mungkin didapat produk tersebut dimasa depan.

Gambar II.1

Lima tingkatan produk

Sumber www.wordpress.com diakses tanggal 19 Oktober 2016 Keteranga gambar :

Core benefit = manfaaat inti

Basic product = produk dasar / produk generic

Expeted Product = produk yang di harapkan

Augmented product = produk tambahan

Potential product = produk potensial c. Klasifikasi produk

Produk dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu barang industri dan brang konsumen. Barang industri adalah barang-barang yang digunakan pada suatu perushaan untuk dijadikan sebuah prouduk yang dapat dijual kembali. Sedangkan barang konsumen adalah barang yang dibeli konsumen hanya untuk dijadikan kosumsi pribadi untuk memenuhi

kebutuhannya. Menurut Kotler dan Keller (2009:6) barang konsumsi dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Barang sehari-hari

Barang sehari-hari adalah barang yang pembelinya dilakukan dengan mendadak dan dengan usaha yang minimum. Contoh: pulsa, sabun, minuman ringan, dan lain-lain.

2) Barang belanja

Barang belanja adalah barang yang secara karakteristik dibedakan berdasarkan kecocokan, kualitas, harga dan gaya. Contoh: perabotan rumah tangga, peralatan elektronik, pakaian, sepatu dan lain-lain. 3) Barang khusus

Barang khusus adalah barang yang mempunyai karakteristik atau identifikasi merek yang unik di mana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contoh : peralatan fotografi, busana pria, mobil dan lain-lain.

4) Barang tidak dicari

Barang tidak dicar adalah barang yang dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Contoh : asuransi jiwa, daerah pemakaman dan lain-lain.

d. Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:283) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperkenalkan fungsinya, hal ini

termasuk keseluruhan durabilitas, reabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk, juga atribut lainnya. Menurut Kotler (2003:84) kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memusaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersitat. menurut G Hendra Poerwanto dalam webside

nhttps://sites.google.com/site/kelolakualitas/Dimensi-Kualitas-Produk

kualitas adalah sesuatu atau apapun yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen atau tentang kesesuaian terhadap spesifikasi. Sedangkan kualitas produk sendiri adalah aspek ciri karakteristik produk untuk melihat kualitas produk. Dari perspektif ini, ciri karakteristik kualitas dari sebuah produk dapat dikelompokan menjadi empat dimensi, yaitu :

1. Dimensi kinerja (Performance), yaitu dimensi ini menyangkut karakteristik fungsi produk. Maksudnya sejauh mana produk dapat berfungsi sebagaimana fungsi utama produk tersebut.

2. Dimensi karakteristik pelengkap (Features), yaitu menyangkut kelengkapan fitur-fitur tambahan . maksudnya suatu produk selain mempunyai fungsi utama, biasanya juga dilengkapi dengan fungsi-fungsi lain yang bersifat komplemen.

3. Dimensi kehandalan (Reliability), yaitu menyangkut kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian. Artinya, produk tidak dapat dioperasikan sesuai fungsi utamanya karena adanya masalah-masalah.

4. Dimensi Kesesuaian (Confermace), yaitu dimensi yang melihat kualitas produk dari bentuk, ukuran, warna, berat, dan lain-lain yang sesuai dengan apa yang diinginkan.

5. Dimensi daya tahan (Durability), yaitu dimensi yang melihat seberapa lama produk dapat terus digunakan selama jangka waktu tertentu.

6. Dimensi servicealibity , dimensi ini melihat kualitas barang dari kemudahan untuk pengoprasian produk dan kemudahan perbaikan maupun ketersediaan komponen pengganti.

7. Dimensi estetika (Sensory Characteristic), dimensi ini melihat kualitas suatu barang dari penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera, dan beberapa faktor lainya. Dimensi ini juga menyangkut keserasian, keindahan, kesesuaian yang enak di pandang atau dirasakan.

8. Dimensi citra dan reputasi (Perceived), dimensi ini berbicara tentang kualitas dari sisi persepsi konsumen seperti nama besar atau reputasi perushaan, atau merek. Dari dimesi ini, kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk.

Dokumen terkait