• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Pembelian

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 38-45)

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Konsep Pembelian

Menurut Mulyadi (2001, p229), pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang-barang yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001, p229), transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

• Pembelian Lokal

Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri. • Pembelian Impor

Pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri. Menurut Mulyadi (2001, p300), fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang.

Menurut Mulyadi (2001, p300), prosedur pembelian dilaksanakan melalui beberapa bagian dalam perusahaan. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur ini adalah bagian pembelian, penerimaan barang, hutang, dan gudang. Transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini.

1. Pada saat persediaan bahan menunjukkan batas minimal fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian. 2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.

3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.

4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok.

6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.

7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi akuntansi. 8. Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas

dasar faktor dari pemasok tersebut fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.

Menurut Mulyadi (2001, p300), jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut.

1. Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini, fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpan di gudang, misalnya untuk barang langsung pakai, fungsi yang memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian.

2. Prosedur permintaan penawaran harga dan penelitian pemasok

Dalam prosesdur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada pemasok untuk memperoleh

informasi mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan ditunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.

3. Prosedur order pembelian

Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.

4. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini, fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.

5. Prosedur pencatatan utang

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebagai catatan utang.

6. Prosedur distribusi pembelian

Prosedur ini meliputi distibusi rekening yang didebit dari transaksi pembelian untuk kebutuhan pembuatan laporan bagi manajemen.

2.2.2 Konsep Penjualan

Menurut Drs. Wardi Wahid, MM (www.tvconsulto.com), penjualan pada media berarti berurusan dengan sesuatu yang tidak terlihat (intangible goods), yaitu cita rasa public (public taste), seni (art), dan citra (image). Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi melalui pertukaran antar informasi dan kepentingan.

Menurut Drs. Wardi Wahid, MM (www.tvconsulto.com), materi iklan di tv yang disebut tv commercial (tvc) atau “spot” dibedakan atas durasinya : 60’s, 30’s,15’s dan 10’s. Disamping spot iklan komersial, juga terdapat spot pelayanan masyarakat atau disebut public service announcement (PSA). Time slot yang belum terjual menjadi inventory. Target penjualan ditetapkan secara tahunan dan diuraikan dalam tiga bulanan, bulanan, dan mingguan.

Menurut Drs. Wardi Wahid, MM (www.tvconsulto.com), ada empat tipe penjualan iklan tv, yaitu :

1. Up front buying : agency membeli jauh di depan

2. Scatter buying : agency menyimpan sebagian biaya iklannya untuk dibeli setelah dekat dengan waktu penyiaran yang diinginkan.

3. Barter syndication : pemasang iklan menempatkan iklannya pada program populer milik sindikator yang mempunyai time slot untuk dijual sendiri.

4. Spot market : pembelian iklan, baik untuk siaran lokal ataupun nasional di masing-masing stasiun atau program guna menyampaikan pesan penting kepada target pemirsa

Menurut Drs. Wardi Wahid, MM (www.tvconsulto.com), rating adalah besarnya persentase rumah tangga pemilik tv yang menonton acara tertentu dari seluruh pemilik tv di daerah tertentu.

Rating (%) = (Audience / Universe) x 100% Contoh :

Pemilik tv (universe) : 2800 rumah tangga Yang menonton program “a” (audience) : 500rt, Yang menonton program “b” (audience): 300rt Rating program “a” = 500 : 2800 = 17,86 % = 18

( Penulisan rating cukup angka saja atau tanpa “%” ) RATING PROGRAM “B” = 300 : 2800 = 11

Beberapa hal yang mempengaruhi rating, antara lain : - Program (isi dan durasi)

- Program kompetitor (opposition programs) - Jam tayang (scheduling)

- Konteks (incidental moments)

- Mutu penerimaan signal (reception quality) - Promosi

Menurut Drs.H.Syafei.S (pksm.mercubuana.ac.id), iklan dapat ditayangkan setelah melalui beberapa kesepakatan antara pihak stasiun

penyiaran dengan pemasang iklan. Ada enam jenis partisipasi pemasang iklan, yaitu :

1. Blocking time, yaitu pemasang iklan merupakan sponsor penuh dimana pemasang iklan membayar untuk keseluruhan program siaran dan hanya iklan sponsor perusahaan tersebut saja yang ditayangkan. 2. Air time sharing (sponsor bersama), yaitu beberapa pemasang iklan

secara bersama-sama menjadi sponsor satu program siaran dengan membagi waktu iklan menjadi beberapa bagian.

3. Participating advertisement (iklan partisipasi), yaitu beberapa pemasang iklan mensponsori satu program siaran dengan ketentuan iklan beberapa sponsor tesebut akan muncul bergantian dalam commercial break (jeda iklan).

4. Cooperative advertisement (iklan kerjasama), yaitu perusahaan yang memproduksi suatu produk bekerja sama dengan perusahaan pemilik jaringan pemasaran untuk menanggung biaya pemasangan iklan produk yang dihailkan perusahaan tersebut.

5. Barter, yaitu suatu kesepakatan yang pembayarannya tidak dilakukan dengan uang, melainkan dengan barang.

6. Pay per inquiry (dibayar berdasarkan penjualan), yaitu pemasang iklan membayar biaya iklan kapada stasiun penyiaran berdasarkan persentasi dari jumlah barang yang terjual.

Menurut Drs.H.Syafei.S (pksm.mercubuana.ac.id), terdapat enam tipe kesepakatan waktu penayangan iklan, yaitu :

1. Fixed time (waktu tetap), merupakan bentuk kesepakatan yang paling mahal (premium rate) dimana iklan harus ditayangkan menurut waktu yang sesuai dengan perjanjian dan stasiun penyiaran tidak boleh memindahkan ke waktu lain dengan alasan apapun.

2. Run of the schedule (ROS), yaitu waktu penyiaran iklan ditentukan oleh stasiun televisi sesuai dengan periode dalam kontrak.

3. Pre emptibility, yaitu stasiun televisi menawarkan iklan dengan harga murah (discount rate) kepada pemasang iklan dengan perjanjian iklan itu bisa diganti dengan iklan lain yang bersedia membayar lebih mahal. Ini dilakukan untuk mengoptimalkan penggunaan waktu iklan. 4. Advertisement package (paket iklan), yaitu stasiun penyiaran

memberikan tarif lebih murah kepada iklan yang ditayangkan dengan frekuensi yang lebih tinggi.

5. Up-front-sale, yaitu kesepakatan antara stasiun penyiaran dengan pemasang iklan untuk memberikan kesempatan lebih dulu kepada pemasang iklan yang telah lama berlangganan dengan stasiun penyiaran tersebut.

6. Special future (kesepakatan khusus), yaitu kesepakatan mengatur tarif iklan berdasarkan jumlah penonton yang mengikuti suatu program siaran. Tarif yang dikenakan atas iklan yang disiarkan pada saat penayangan program bisa meningkat bila jumlah penonton bertambah secara signifikan.

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 38-45)

Dokumen terkait