• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sarana dan prasarana TIK adalah PLIK Nanggulan 2 yang berada di Kabupaten Kulon Progo. Kemudian yang dimaksud sebagai masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo. Pemberdayaan masyarakat pedesaan yang dimaksud peneliti adalah

33 seluruh cara dan metode yang dilakukan oleh PLIK Nanggulan 2 untuk memberdayakan masyarakat pedesaan melalui TIK.

Penelitian ini menggunakan teori dari Gigler yang dianggap mampu untuk membedah dan menganalisis penelitian secara mendalam. Konsep ini dipilih karena sesuai dengan penelitian yang dilakukan dan dapat mengukur pemberdayaan masyarakat.

Bagan 1.1 Konsep Penelitian

Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui

TIK Pemberdayaan Masyarakat 1. Informasi 2. Organisatoris 3. Pembangunan Sosial 4. Pembangunan Ekonomi 5. Identitas Kebudayaan PLIK Nanggulan 2 Kulon Progo

34 Tabel 1.2 Operasionalisasi Konsep Penelitian

Konsep Makna Indikator

Informasi Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pembelajaran dan juga

pengalaman yang berupa kumpulan pesan

- Ketersediaan akses TIK dari pemerintah

- Kemampuan menggunakan TIK - Intensitas penggunaan

internet Organisatoris Kemampuan sekelompok orang

dalam mengelola sebuah organisasi dan bertujuan untuk mencapai cita -cita bersama

- Sikap pemimpin organisasi

- Koordinasi antar anggota - Pembagian tugas antar

anggota

- Kegiatan rutin organisasi - Administrasi organisasi Pembangunan

Sosial

Proses yang dilakukan untuk mengangkat masyarakat dari keterbelakangan menuju kesejahteraan sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan manusia dari kebutuhan fisik dan sosial

- Bentuk kegiatan pemberdayaan - Konsistensi - Evaluasi Pembangunan Ekonomi

Proses kenaikan pendapatan total masyarakat dengan adanya perubahan struktur ekonomi masyarakat dan pemerataan pendapatan bagi masyarakat

- Penjualan produk dan jasa secara online

- Partisipasi masyarakat untuk meningkatkan produktifitas barang dan jasa

Identitas Kebudayaan

Ciri – ciri yang melekat pada suatu masyarakat yang berasal dari

- Penyebaran informasi mengenai budaya

35 persepsi, pengetahuan, dan perilaku

dari kelompok budaya tertentu

masyarakat

- Penyebaran informasi mengenai potensi dan kegiatan keseharian masyarakat

Sumber : Diolah dari Gigler, 2004 H. Metodologi

a. Metode Penelitian

Penelitian ini dikaji dengan menggunakan paradigma kontrukstivisme dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Metode pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus. Menurut Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Adapun Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan perilaku yang dapat diamati.

Kemudian tipe penelitian ini adalah deskripsi kualitatif, dimana peneliti mendiskripsikan hasil penelitian. Penelitian deskriptif sendiri merupakan tipe penelitian konklusif yang memiliki tujuan utama mendeskripsikan sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar. Dengan demikian, desain deskriptif membutuhkan spesifikasi yang

36 jelas dari siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan cara penelitian (Maholtra, 2004:78).

Peneliti mengkonstruksi depth interview (wawancara mendalam) terhadap subjek penelitian. Pemilihan tipe deskriptif kualitatif dikarenakan untuk menggali dan menganalisis lebih tajam suatu fenomena. Menurut Singarimbun, penelitian deskriptif biasa dilakukan tanpa hipotesa yang dirumuskan secara ketat. Ia mengontrol juga hipotesa tetapi tidak akan diuji secara statistik. Selain itu ia mempunyai dua tujuan untuk mengetahui perkembangan sarana fisik dan frekuensi kerjanya suatu aspek fenomena sosial. Tujuan kedua adalah mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu (Singarimbun dan Effendi, 1982 : 4).

b. Desain Penelitian

Denzin dan Lincoln (1994 : 236-237) menjelaskan tentang beberapa karakteristik mengenai objek penelitian yang dapat dikaji melalui studi kasus, antara lain:

1) Kasus tersebut spesifik bahkan memiliki fungsi yang spesifik 2) Kasus tersebut haruslah sebuah sistem yang terpadu

3) Perilakunya terpola (konsisten dan berurutan)

Berdasarkan karakteristik di atas, kasus pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui TIK merupakan kasus yang memiliki fungsi spesifik. Fungsi spsesifik dari pemberdayaan masyarakat

37 pedesaan ini adalah untuk pemerataan akses informasi melalui TIK baik sarana dan prasarananya. Kemudian PLIK sebagai media penyedia layanan TIK juga memiliki sistem terpadu dengan perilaku terpola yang memang telah dipersiapkan oleh Menkominfo dalam pemerataan akses informasi melalui TIK.

PLIK Nanggulan 2 juga merupakan penerima penghargaan sebagai PLIK dengan pengelolaan terbaik di tahun 2011, walaupun PLIK tersebut dikelola secara mandiri dan perseorangan.

Dalam sebuah penelitian, pasti ada suatu hal yang menarik di dalamnya. Menarik di sini tentu ada indikatornya, Stake (dalam Denzin dan Lincoln 1994: 237-238) menyebutkan beberapa tipe studi kasus:

1. Studi kasus intrinsik, berangkat dari keinginan peneliti untuk lebih memahami suatu kasus tertentu.

2. Studi kasus instrumental, peneliti melakukan penelitian untuk mengkaji sebuah isu atau teori.

3. Studi kasus kolektif, peneliti mengkaji perluasan satu kasus ke kasus - kasus yang lain.

Dari ketiga tipe studi kasus tersebut penelitian ini lebih merujuk pada penelitian studi kasus intrinsik yang berangkat dari keinginan peneliti untuk memahami suatu kasus. Dalam hal ini, kasus tersebut yaitu bagaimanakah pemberdayaan masyarakat

38 pedesaan melalui TIK yang difasilitasi oleh PLIK 2 Nanggulan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling yang didasarkan pada pertimbangan subjektif peneliti. Pertimbangan ini dibuat berdasarkan faktor biaya, waktu, lokasi, informasi yang dibutuhkan.

Pemilihan PLIK Nanggulan 2 dipilih karena secara fisik masih satu provinsi dengan peneliti yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Maka dari itu dipilihlah PLIK 2 Nanggulan sebagai kasus yang akan diteliti dan dikaji lebih dalam.

I. Teknik Pengumpulan Data

Robert K. Yin menyebutkan mengenai data untuk kepentingan studi kasus berasal dari enam sumber, antara lain : dokumentasi, rekaman arsip, wawancara, observasi langsung, observasi partisipasi, dan perangkat fisik (K. Yin, 2004).

Akan tetapi dalam pelaksanaan penelitian ini, saya sebagai peneliti akan menggunakan 3 sumber data saja, antara lain:

1. Studi pustaka dan dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data yang terdokumentasi, baik dalam bentuk teks maupun gambar. Data ini diolah untuk nantinya melengkapi data yang sudah ada. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumen sebagai sumber informasi. Dokumen tersebut merupakan laporan tertulis dari suatu

39 kasus yang di dalamnya terdapat penjelasan dan pemikiran serta dengan sengaja untuk disimpan atau diteruskan keterangan mengenai kasus tersebut (Surakhmad, 1987).

2. Wawancara mendalam secara tatap muka

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan kepada responden secara langsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung, mengenai pemberdayaan PLIK sendiri. Wawancara perlu dilakukan agar data yang terkumpul lebih komprehensif.

3. Observasi lapangan

Peneliti melakukan pengamatan langsung kepada objek penelitian yaitu PLIK Nanggulan 2 Kulon Progo.

Dokumen terkait