• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERILAKU ORGANISASI

Dalam dokumen KEPEMIMPINAN ISLAM DAN PERILAKU ORGANISASI (Halaman 70-85)

Menurut Miftah Toha dan Reni Rosari bahwa perilaku organisasi mempunyai 2 dimensi konsep yaitu:

1). Dimensi Konsep

Dimensi konsep mencakup ilmu pengetahuan, sosiologi, antropologi budaya, dan seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.

2). Dimensi Sistem

Dimensi sistem mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.

3).Dimensi Manusia

Dimensi manusia adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu psikologi.karena,adanya organisai adalah adanya manusia.

Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisai yang terdiri dari muliti disiplin ilmu (antroplogi kultural, sosiologi, psikologi dan manjemen) sehingga dengan penedekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisai dapat dibahas. Dalam tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisai yang di dalamnya terdapat perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut. sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi baik individu maupun kelompok.

Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.

Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

a. Penekanan.

Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.

Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan

memperkuat respon perilaku.

Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

b. Penyebab Timbulnya Perilaku

Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

c. Proses.

Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.

Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.

d. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku. Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan

proses masuknya dalam sistem.

Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya. Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.

e. Tingkat dari Kesadaran.

Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat

penting.

Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka. Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

f. Data.

Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

Sedangkan Kelompok dapat didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang bergantung untuk mencapai tujuan tertentu. Secara formal kelompok adalah suatu

kumpulan dua atau lebih orang-orang yang bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuan umum. Kelompok dalam hal ini, lebih dari sekedar kumpulan orang-orang, seperti untuk membeli karcis suatu pertandingan baseball atau berdesak-desakan di sekitar pemusik jalanan.

Di dalam suatu kelompok yang sebenarnya, para anggota mempertimbangkan diri mereka sendiri dan bergantung satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan umum, dan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain secara teratur untuk mengejar tujuannya atas dukungan dalam suatu periode waktu. Terdapat beberapa pakar perilaku organisasi yang mendefinisikan kelompok dari sudut pandang yang berbeda-beda. Untuk itu lebih jelasnya dibawah ini dikemukakan konsep dan klasifikasi kelompok dalam sebuah tabel matriks.

Pakar Konsep kelompok Pembagian

kelompok Schermerhorn,

et,al

(1994:270-274)

Suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang bekerja dengan yang lainnya secara teratur untuk mencapai satu atau lebih tujuan umum Mengklasifikasikan _kelompok menjadi 3 yakni : 1. Kelompok formal 2. Kelompok informal

3. Kelompok psikologis Greenberg dan Baron (1995:286-287) Sekumpulan dua individu atau lebih yang saling berinteraksi dengan pola hubungan yang tetap dan saling berbagi tujuan, dan menganggap mereka sebagai suatu kelompok

Mengklasifikasikan kelompok menjadi 2 yakni : 1. Formal, terdiri dari 2 : a. Kelompok yang memberikan perintah b. Kelompok yang melaksanakan perintah. 2. Informal, terdiri dari 2 : a. Kelompokyang terjadi karena adanya kepentingsn b. Kelompok yang terjadi karena persahabatan Kreitner dan Kinicki (2001:414) Sekumpulan orang dengan keahlian yang beragam, dimana mereka sepakat dalam suatu kegunanaan, tujuan dan pendekatan.

Mengklasifikasikan kelompok menjadi 4, yakni : 1. Kelompok advice 2. Kelompok production 3. Kelompok

project

4. Kelompok action

Gordon

(1991:193-201)

Dua individu atau lebih yang saling tergantung dan menganggap diri mereka sebagai satu unit dengan satu tujaun bersama Mengklasifikasikan kelompok menjadi 3, yakni : 1. Kelompok tugas 2. Kelompok pemeliharaan 3. Kelompok invidual Robbin (2006:294)

Dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Mengklasifikasikan kelompok menjadi 2, yakni : 1. Kelompok formal meliputi : - Kelompok komando - Kelompok tugas 2. Kelompok informal meliputih : - - Kelompok kepentingan - Kelompok persahabatan

Gibson,et,al., (1994:309-311)

Dua atau lebih

karyawan yang

berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa sehinga perilaku dan atau prestasi anggota dipengaruhi oleh perilaku dan atau prestasi anggota lain

Mengklasifikasikan kelompok menjadi 2, yakni : 1. Kelompok formal meliputi : - Kelomppok komando - Kelompok tugas 2. Kelompok informal meliputi : - Kelompok kepentingan / minat - Kelompok persahabatan

Menurut Gibson tidak ada definisi umum yang diterimah mengenai keberadaan kelompok. Oleh sebab itu, dari perpektif yang berbeda dikembangkan suatu definisi yang komprehensif mengenai satu kelompok, yang penekanannya lebih pada sifat-sifat kelompok yaitu sebagai berikut :

a) Kelompok dari sisi persepsi adalah bahwa kumpula individu dianggap sebagai suatu kelompok, apabila terjadi interaksi satu dengan yang lain dalam satu pertemuan, yang masing-masing anggota menerima persepsi dari anggota lain yang berbeda.

b) Kelompok dari sisi organisasi adalah karasteristik kelompok penting seperti

peran dan norma.

c) Kelompok dari sisi motivasi adalah kelompok yang gagal dari membantu anggotanya dalam memuaskan kebutuhan mereka akan menganggu semangat mereka.

d) Kelompok dari sisi interaksi adalah interaksi dalam bentuk interpedensi adalah mengelompokan, pandangan ini menitik beratkan pada interaksi interpersonal.

Keempat pandangan di atas penting, karena merupakan ciri utama dari suatu kelompok. Apabila satu kelompok berada dalam satu organisasi, makan anggotanya akan termotivasi bergabung merasakan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan unit orang yang berinteraksi, berkontribusi dalam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai kesepakatan atau tidak melalui berbagai interaksi.

Ringkasan para ahli menunjukan pertimbangan bahwa mengapa ada manajer yang dapat melupakan hal-hal penting yang sederhana berikut ini :

1). Kelompok yang baik untuk orang-orang

2). Kelompok dapat membantu mengembangkan kreativitas dan inovasi

3). Kelompok dapat membantu komitmen yang diperlukan untuk menerapkan

keputusan

4). Kelompok kadang-kadang memperbaiki keputusan yang diambil dibandingkan

5). Kelompok dapat digunakan sebagai kendali atas anggota mereka

6). Kelompok membantu melewati pengaruh negatif yangterus meningkat dalam

ukuran organisasi.

7). Kelompok adalah gejala alami, keduanya didalam dan di luar organisasi.

Hasil riset menunjukan bahwa kelompok mempunyai tiga keuntungan atas individu yang bertindak sendiri,antara lain :

a) Ketika kehadiran dari “tenaga ahli” yang tidak pasti, kelompok yang nampaknya membuat pertimbangan yang lebih baik dibanding rata-rata perorangan.

b) Kapan pemecahan masalah dapat ditangani oleh suatu pembagian kerja dan pembagian informasi kelompok bersifat lebih berhasil dibanding individu.

c) Oleh karena itu kecenderungannya membuat keputusan lebih penuh resiko, kelompok dapat lebih inovatif dan kreatif dibanding individu dalam melakukan tugasnya.

Adapun Jenis-jenis kelompok dalam organisasi 1. Kelompok formal

Schermerhornet menjelaskan bahwa kelompok formal adalah suatu “kepengurusan “ yang ditunjuk oleh kewenangan formal untuk melakukan suatu yang lebih spesifik.Sedangkan menurut Gibson, kelompok formal adalah kelompok yang diciptakan oleh keputusan manajerial untuk

mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini akan membentuk dua tipe kelompok formal yaitu :

a). Kelompok komando yaitu dispesifikasikan oleh bagan struktur organisasi, terdiri dari bawahan yang melapor langsung kepada penyelia tertentu.

b). Kelompok tugas yaitu karyawan ang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu atau proyek.

Menurut Robbin kelompok formal adalah kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi dengan pembagian kerja yang ditandai untuk menegakan tugas-tugas. Dalam kelompok formal perilaku-perilaku yang seharusnya ditunjukan dalam kelompok ditentukan dan diarahkan untuk tujuan organisasi.

2. Kelompok informal

Psikolog sosial membuat suatu perbedaan penting antara kelompok formal yang dibahas diatas dengan kelompok informal. Belakang ini muncul bukan pejabat dan tidak secara formal ditunjuk ketika bagian bagian dari organisasi itu memerlukannya.kunci perbedaaan ini : kelompok formal secara resmi digambarkan dalam struktur organisasi, sedangkan kelompok informal menjadi ada secara spontan dan tanpa pengesahan formal. Kebanyakan kelompok formal meliputih satu atau lebih kelompok informal yang muncul diantara mereka.

jenis kelompok informal umumnya adalah kelompok

persahabatan dan tujuan :

hubungan dekat yang alami satu sama lain, mereka cenderung untuk bekerja sama, duduk bersama-sama, istrahat bersama-sama di luar tempat kerja.

-Kelompok tujuan terdiri dari orang-orang yang berbagi banyak minat, mereka kemungkinan terkait minatnya dengan pekerjaan, seperti suatu keinginan keras untuk belajar lebih banyak tentang komputer atau bukan minat pekerjaan, seperti jasa masyarakat, sports, atau agama.

- Kelompok terbuka dan tertutup

Kelompok terbuka adalah kelompok yang secara ajeg mempunyai rasa tanggap akan perubahan dan pembaharuan.sedangkan kelompok tertutup adalah kecil kemungkinannya menerima perubahan dan pembaharuan, mempunyai kecenderungan tetap menjaga kestabilan.

Suatu kelompok yang efektif adalah satu pencapaian tingkat tinggi dari pemeliharaan kedua tugas sumber daya manusia dari waktu kewaktu. Dalam banyak hal pelaksanaan tugas, suatu kelompok yang efektif mencapai tujuan kinerja dalam pengetian standar tepat waktu dan hasil pekerjaannya berkualitas tinggi. Dalam banyak hal pemeliharaan sumber daya manusia, kelompok yang efektif adalah satu angotanya cukup dipenuhi dengan tugasnya, pemenuhan, dan hubungan antar pribadi bekerja baik bersama-sama pada suatu dasar yang berkesinambungan. Karena sebuah kelompok kerjapermanen dalam hal ini anggotanya bekerja bersama-sama untuk satu kelompok kerja temporer, ini berarti anggotanya bekerja bersama-sama untuk jangka waktu yang telah ditugaskan kepadanya.

Efektivitas mengenai beberapa kelompok ditentukan atas sebagian masukan, makin baik masukan kelompok, makin baik kesempatan untuk efektivitas kelompok. Jika masukan kelompok

memuaskan semuanya, kelompok mempunyai suatu dasar yang kuat dalam pencapaian efektifitas. Tetapi, jika sebagian dari input tidak memuaskan, usaha pencapaian efektivitas akan mengalami kekurangan dan masalah karateristik keanggotaan, dan ukuran kelompok yang akan mempengaruhi hasil dari operasi kelompok. Hal-hal lain untuk pengaturan yang terbaik dalam suatu kelompok meliputi :

1. Tujuan yang menekankan pemenuhan kelompok 2. Penghargaan yang mengenali pemenuhan kelompok 3. Sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi tujuan 4. Teknologi yang diperlukan untuk memenuhi tujuan

5. Pengaturan mengenai ruang yang mendorong kerjasama kelompok

6. Kultur yang membuat kerjasama sekelompok suatu nilai penting

BAB XI

Dalam dokumen KEPEMIMPINAN ISLAM DAN PERILAKU ORGANISASI (Halaman 70-85)

Dokumen terkait