• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Konsep RED Proportion

Sebuah teori disain senyum proporsional yang aplikasinya lebih universal baru-baru ini telah dikembangkan. Kemampuan untuk mengubah proporsi gigi yang sesuai dengan wajah individu pasien, struktur tulang, atau ciri fisik secara umum adalah penting. Konsep Recurring Esthetic Dental (RED) proportion menyatakan bahwa proporsi lebar antara dua gigi yang berdekatan dilihat dari depan harus tetap konstan, seiring bergerak ke distal. Hasil bagi lebar pandangan frontal gigi insisivus lateralis dengan lebar pandangan frontal gigi insisivus sentralis akan menghasilkan

rasio yang sama dengan hasil bagi antara lebar pandangan frontal kaninus dengan lebar pandangan frontal gigi insisivus lateralis rahang atas (Gambar 9).27

Gambar 9. Aturan RED proportion39

Konsep RED proportion ini tidak terbatas pada satu proporsi tertentu saja, tetapi memungkinkan untuk memilih RED proportion yang diinginkan dan diterapkan secara konsisten dan menyeluruh pada setiap kasus. Golden proportion

dapat didefinisikan sebagai RED proportion 62%, dan merupakan salah satu dari konsep RED proportion yang dapat diterapkan. Umumnya nilai-nilai RED proportion

digunakan adalah antara 60% dan 80%. Setelah ukuran ideal gigi insisivus sentralis dihitung, lebar gigi insisivus sentralis dikalikan dengan RED proportion yang digunakan untuk menentukan lebar pandangan frontal gigi insisivus lateralis. Hasil lebar insisivus lateralis dikalikan dengan RED proportion yang sama untuk menghasilkan lebar pandangan frontal dari kaninus tersebut (Gambar 10).27

Gambar 10. Penggunaan konsep RED proportion27

2.2.2 Perkembangan

Pada tahun 1993, Preston menemukan bahwa konsep golden proportion

jarang ditemukan pada proporsi lebar gigi anterior rahang atas subjek penelitiannya. Hanya 17% dari jumlah sampelnya yang memiliki proporsi lebar gigi insisivus lateralis terhadap insisivus sentralis sesuai dengan konsep golden proportion. Preston menyatakan bahwa konsep golden proportion bukanlah suatu metode yang cocok untuk dijadikan sebagai panduan menentukan proporsi lebar gigi anterior rahang atas dan menyarankan proporsinya sendiri yang disebut Preston’s proportion.5

Rosenstiel, Ward, dan Rasyid (2000) melaporkan ada hubungan antara panjang gigi dengan RED proportion yang sesuai. Menurut penelitian, sebagian besar dokter gigi yang disurvei memilih menggunakan RED proportion 80% dengan senyuman yang menunjukkan gigi lebih pendek atau sangat pendek dan menggunakan RED proportion 62% dengan gigi sangat panjang. Para dokter gigi lebih memilih menggunakan RED proportion 70% untuk gigi insisivus sentralis yang panjangnya normal. Senyuman yang mempertahankan rasio lebar-panjang gigi insisivus sentralis 75% sampai 78% lebih dipilih. Dari penelitian tersebut tampak bahwa semakin panjang gigi insisivus sentralis, semakin lebar gigi tersebut, maka semakin kecil persentase RED proportion yang harus digunakan. Dengan kata lain, gigi insisivus sentralis rahang atas yang panjang haruslah lebarnya sesuai dengan rasio lebar-tinggi 75%-78%. Hasilnya adalah gigi insisivus sentralis lebih dominan. Ini mungkin membantu menjelaskan mengapa konsep golden proportion lebih dipilih saat merancang senyum untuk model dengan gigi panjang.28

Pada tahun 2001, Ward memperkenalkan konsep RED (Recurring Dental Esthetics) proportion dan merekomendasikan penggunaan konsep rasio berulang, seperti yang disarankan oleh Lombardi pada tahun 1973. Ward lebih menyarankan penggunaan proporsi 80% untuk gigi yang sangat pendek, proporsi 70% untuk gigi yang normal, dan proporsi 62% untuk gigi yang sangat panjang.29

2.2.3 Alat

Aplikasi RED proportion sebenarnya menggunakan spreadsheet komputer untuk mengevaluasi dan menentukan ukuran ideal dari gigi anterior rahang atas. Foto senyum penuh sejajar dengan permukaan labial gigi anterior yang terlihat. Kemudian, lebar dan tinggi gigi anterior rahang atas pada foto diukur dan dicatat (Gambar 11a). Sebuah pengukuran yang sama pada foto dan senyum sebenarnya digunakan untuk mengkorelasikan hubungan skala perbandingan antara ukuran ditampilkan pada foto dan ukuran gigi sebenarnya (Gambar 11b). Pengukuran pada foto dikalikan dengan skala tersebut untuk menentukan lebar gigi anterior tampak dari depan yang sebenarnya. Dari nilai-nilai tersebut, rasio lebar terhadap panjang gigi insisivus sentralis rahang atas dan proporsi lebar gigi anterior tampak dari depan dapat dihitung. Rasio lebar terhadap panjang gigi insisivus sentralis rahang atas dan proporsi lebar gigi anterior (RED proportion) dimasukkan ke dalam komputer untuk menghitung lebar optimal gigi insisivus lateralis dan kaninus rahang atas jika dilihat dari depan.27

Gambar 11. Boley gauge untuk mengukur dimensi yang sama pada foto (a) dan pada model (b) 27

RED proportion yang akan digunakan dan lebar gigi anterior dapat ditentukan berdasarkan panjang gigi insisivus sentralis rahang atas. Dengan panjang gigi insisivus sentralis rahang atas normal, lebar pandangan frontal dari 6 gigi anterior diukur dan dibagi dengan 4,4 (nilai dalam tabel 1 untuk gigi yang normal-panjang) untuk menghitung lebar ideal dari gigi insisivus sentralis rahang atas. Lebar gigi insisivus sentralis kemudian dikalikan dengan 70% (RED proportion yang direkomendasikan untuk gigi yang normal dalam tabel 1) untuk menentukan lebar gigi insisivus lateralis. Lebar gigi insisivus lateralis dikalikan dengan 70% untuk menentukan lebar gigi kaninus. Untuk gigi yang panjang dan pendek, RED proportion yang digunakan dapat disesuaikan (Tabel 1).27

Tabel 1. Penentuan RED proportion dan lebar gigi anterior berdasarkan panjang gigi yang berbeda27

Ada metode alternatif untuk menentukan lebar pandangan frontal dari keenam gigi anterior rahang atas. Lebar jarak interkaninus dari 6 gigi anterior rahang atas dibagi dengan panjang gigi insisivus rahang atas. Hasil bagi yang diperoleh digunakan untuk mendapatkan RED proportion yang sesuai. Lebar jarak interkaninus dibagi dengan pembagi yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan lebar pandangan frontal masing-masing keenam gigi anterior rahang atas (Tabel 2).27

Tabel 2. Penentuan RED Proportion dan lebar gigi anterior berdasarkan jarak interkaninus dan panjang gigi insisivus sentralis rahang atas27

2.2.4 Penggunaan

Konsep RED proportion ini digunakan untuk menentukan proporsi lebar gigi anterior rahang atas. Sebuah rumus matematika turunan dapat digunakan untuk menghitung lebar gigi insisivus sentralis rahang atas untuk RED proportion yang mana saja, dengan catatan lebar jarak interkaninus dilihat dari depan tetap. Lebar ini ditentukan dengan mengukur lebar pandangan frontal antara aspek distal dari 2 gigi kaninus rahang atas. Rumusnya adalah sebagai berikut:

= lebar gigi insisivus sentralis

RED proportion di sini dinyatakan sebagai angka desimal kurang dari 1. Konsep

RED proportion untuk gigi rahang atas dengan panjang normal telah didefinisikan sebagai 70%. Menggunakan rumus ini, jika pandangan lebar frontal 6 gigi anterior rahang atas adalah 37,2 mm dan RED proportion yang digunakan adalah 70%, lebar gigi insisivus sentralis yang dihitung adalah 8,5 mm (Gambar 12).27

Gambar 12. Menghitung lebar insisivus sentralis dengan lebar frontal 6 gigi anterior rahang atas dan konsep RED proportion.27

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Konsep Golden Proportion

Dokumen terkait