• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Tata Busana

Dalam dokumen Kelas10 dasar artistik 1 1330 (Halaman 169-195)

G. Refleksi

1. Konsep Tata Busana

a. Sejarah tata busana

Kata busana diambil dari bahasa Sansekerta bhusana. Namun dalam bahasa Indonesia terjadi penggeseran arti busana menjadi padanan pakaian. Pengertian busana dan pakaian merupakan dua hal yang berbeda. Busana merupakan segala sesuatu yang dipakai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Busana ini mencakup busana pokok, pelengkap (milineris dan

assesories) dan tata rias. Sedang pakaian merupakan bagian busana yang tergolong pada busana pokok. Jadi pakaian merupakan busana pokok yang digunakan untuk menutupi bagian tubuh.

Zaman prasejarah manusia belum mengenal busana seperti yang ada sekarang. Manusia hidup dengan cara berburu, bercocok tanam, dan hidup berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam sekitar.

137

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Ketika mereka berburu binatang liar, mereka mendapatkan dua hal yang sangat penting dalam hidup yaitu daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu manusia baru berfikir untuk melindungi badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan serangga, pengaruh udara, cuaca atau iklim dan benda lain yang berbahaya. Cara yang dilakukan manusia untuk melindungi tubuhnya berbeda-beda sesuai dengan alam sekitar. Di daerah yang berhawa dingin, manusia menutup tubuh dengan kulit binatang, khususnya binatang buruan yang berbulu tebal seperti domba. Kulit binatang dibersihkan dari daging dan lemak yang menempel lalu dikeringkan. Hal ini biasa dilakukan oleh kaum wanita. Begitu juga di daerah panas, mereka memanfaatkan kulit kayu yang direndam terlebih dahulu lalu dipukul-pukul dan dikeringkan. Ada juga yang menggunakan daun kering dan rerumputan. Selain itu ada yang memakai rantai dari kerang atau biji-bijian yang disusun sedemikian rupa dan untaian gigi dan taring binatang.

Untaian gigi dan taring binatang dipakai di bagian leher, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan panggul sebagai penutup bagian tertentu tubuh. Pemakaian untaian gigi, taring dan tulang, selain berfungsi untuk penampilan, dan keindahan juga berhubungan dengan kepercayaan atau tahayul. Menurut kepercayaan mereka, dengan memakai benda tersebut dapat menunjukkan kekuatan atau keberanian dalam melindungi diri dari roh jahat dan agar selalu dihormati. Pembuatan busana dari kulit kayu dan kulit binatang memerlukan keahlian tertentu, sebab harus mengetahui jenis kulit kayu dan binatang yang dapat digunakan untuk bahan busana. Hal inilah yang dianggap sebagai sejarah awal busana dan tata busana.

Istilah busana pada awalnya adalah untuk menyebutkan

celemek panggul yang mempunyai bentuk seperti rok yang biasanya digunakan oleh wanita Yap dan Guamatela di kepulauan Caroline. Bentuk busana berasal dari daun pohon kelapa yang dianyam dan dipakai pada bagian pinggang sampai panggul, sehingga disebut dengan celemek panggul. Selain dari daun pohon kelapa, bisa juga dari kulit binatang. Setelah celemek panggul, kemudian berkembang menjadi Poncho yang memiliki bentuk hampir sama dengan celemek panggul. Bedanya poncho hanya berbentuk segi empat dan mempunyai lubang di tengah yang berfungsi untuk memasukkan kepala. Dari perkembangan tersebut muncul beberapa bentuk dasar busana, diantaranya: busana bungkus, kutang, kaftan, poncho, dan celana.

Busana bungkus adalah busana yang terdiri dari selembar kain berbentuk segi empat dan cara pemakaiannya hanya dililitkan atau pada tubuh. Contoh busana bungkus adalah pemakaian kain

Sari (India), pakaian ihram (pakaian haji untuk pria), dan jarik (pakaian kain panjang di Indonesia). Busana bungkus disebabkan karena pada jaman dahulu, manusia belum mengenal mesin jahit atau jahit tangan, sehingga menggunakan pakaian hanya dengan membelitkannya pada tubuh. Pada perkembangan, pakaian bungkus berbeda dalam cara memakainya untuk tiap daerah dan Negara, sehingga muncul nama pakaian bungkus, diantaranya: 1) Himation, yaitu bentuk busana bungkus yang di pakai ahli filosof

atau orang terkemuka di Yunani Kuno. Panjang Himation 12 atau 15 kaki, terbuat dari bahan wol atau linan putih yang seluruh bidang di sulam. Busana ini dapat dipakai diatas chiton

atau dengan mantel. Bentuk busana yang hampir menyerupai

himation yaitu pallium yang dipakai di atas toga oleh kaum pria di Roma pada abad kedua.

Gambar 175. Himation

2) Chlamys, yaitu busana yang menyerupai himation berbentuk longgar, dipakai oleh kaum pria Yunani Kuno.

139

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Gambar 176. Chlamys

3) Mantel atau shawl, yaitu busana berbentuk persegi empat panjang, pemakaiannya disampirkan pada satu bahu atau kedua bahu. Pada bagian dada diberi peniti sehingga muncul lipit-lipit dan pada kedua ujungnya diberi rumbai.

Gambar 177. Mantel atau shawl

4) Toga, merupakan bentuk pakaian resmi yang dipakai sebagai tanda kehormatan di zaman republik dan kerajaan di Roma.

Ada beberapa jenis toga, diantaranya toga palla yaitu toga yang dipakai pada saat berkabung dan toga trabea yang dibuat menyerupai cape bayi.

Gambar 178. Toga

5) Palla, yaitu busana wanita Roma di zaman republik dan kerajaan, dipakai di atas tunika atau stola. Cara pemakaiannya hampir sama dengan shawl yang disemat dengan peniti. Warna

palla pada umumnya warna biru, hijau, dan warna keemasan.

Gambar 179. Palla

6) Paludamentum, Sagum, dan Abola, yaitu sejenis jas militer di zaman prasejarah.

141

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Gambar 180. Paludamentum, sagum dan abolla

7) Chiton, yaitu busana pria Yunani Kuno yang mirip dengan tunik

di Asia. Bahan chiton terbuat wol, lenan, dan rami yang diberi sulaman dengan benang berwarna dan benang emas sebagai pengaruh tenunan Persia.

Gambar 181. Chiton

8) Peplos dan Haenos, yaitu busana wanita Yunani Kuno yang bentuk dasarnya sama dengan chiton, ada yang dibuat panjang dan ada yang pendek. Pada bagian bahu ada lipit-lipit yang

ditahan dengan peniti dan ada kalanya pada pinggan juga dibuat lipit-lipit sehingga terlihat seperti blus. Peplos dari Athena, memakai ikat pinggang yang diikat di atas lipit-lipit pinggang.

Gambar182. Peplos

9) Cape atau Cope, yaitu busana paling luar pada pakaian pria di Byzantium berbentuk mantel yang diikat pada bahu atau leher dan diberi hiasan bros.

Gambar 183. Cape atau Cope

Busana kutang adalah busana yang tidak memiliki belahan, karena arti kutang adalah tidak memiliki belahan. Bentuk dasar

143

Direktorat Pembinaan SMK 2013

kutang merupakan bentuk pakaian tertua, bahkan sebelum orang mengenal kain lembaran yang berupa tenunan. Bentuk kutang menyerupai silinder atau pipa tabung yang berasal dari kulit kayu yang dipukul-pukul sehingga kulit terlepas dari batang dan dipakai untuk menutupi tubuh dari bawah ketiak sampai panjang yang diinginkan. Pada zaman dahulu, suku indian di Amerika sudah mengenal pohon kutang yang kulitnya dipakai sebagai penutup tubuh.

Negeri asal kutang yaitu Asia, lalu dibawa ke Iran, Asia Kecil, Mesir, Roma di Eropa. Di Asia dan Afrika bentuk pakaian ini menjadi bentuk utama pakaian walaupun berbeda ukuran panjang dan bentuk. Kutang adalah perkembangan dari busana bungkus yang sisinya disatukan. Jenis kutang, yaitu: tunik, kandys, kalasiris.

1) Tunik atau tunika merupakan salah satu bentuk busana kutang yang dikenal pada zaman prasejarah. Pemakaian dari bawah buah dada sampai mata kaki yang diberi dua buah tali/ban ke bahu. Pakaian ini sering dipakai oleh wanita dan pria Mesir zaman purbakala. Bentuk tunik dan cara pemakaiannya disesuaikan dengan tingkat dan golongan pemakai; seperti tunik talaris dipakai oleh para konsul, tunik dengan ukuran pendek(sebatas lutut), longgar, dan memakai lengan panjang hanya boleh dipakai oleh orang istana. Tunik yang sederhana dengan hiasan kancing pada leher dan pinggang dipakai oleh golongan menengah pada abad ke-6 s.d ke-5 SM di Byzantium. Abad ke-5 SM s.d abad ke-1 sesudah masehi di Roma ada tunik permata. Perkembangan sampai abad ke-5 sesudah masehi panjang tunik sampai pertengahan betis. Dengan masuknya agama islam di Aceh maka terbawa pulalah setelan celana tunik yang datang dari Pakistan yang selanjutnya disebut dengan baju kurung.

Gambar 184.Tunik

b) Kandys merupakan busana yang berasal dari kutang yang dipakai oleh pria Hebren di Asia Kecil pada zaman prasejarah. Busana ini longgar dengan lipit-lipit pada sisi sebelah kanan dan lengannya berbentuk sayap.

Gambar 185. Kandys

c) Kalasiris yaitu busana wanita Mesir zaman prasejarah. Kalasiris

berbentuk dasar kutang, panjang sampai mata kaki, longgar dan lurus, adakalanya memakai ikat pinggang dan lengan setali.

145

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Kalasiris dipakai bersama mantel dan cape yang berbentuk syaal sebagai tambahan.

Gambar 186. Kalasiris

Busana kaftan yaitu busana bagian atas memiliki belahan hingga bagian bawah. Bentuk kaftan merupakan perkembangan dari kutang atau tunika yang dipotong bagian tengah muka sehingga terdapat belahan pada bagian depan pakaian. Orang- orang Babylonia telah lama menggunaka sebagai penutup badan bagian atas. Bentuk kaftan yang asli masih dipakai petani di Mesir. Di Indonesia dikenal dengan nama kebaya, di Jepang dikenal dengan kimono, dan di negara-negara Timur Tengah dikenal dengan jubah. Busana kaftan berbentuk baju panjang yang longgar, sisi lurus, berlengan panjang dan ada belahan pada tengah muka. Bentuk kaftan memiliki ciri khas, mempunyai belahan disepanjang tengah muka dan memakai lengan. Belahan ini ada kalanya disemat dengan peniti dan ada juga yang dibiarkan lepas (tidak disemat) seperti gambar berikut.

Gambar 187. Kaftan

Celana merupakan bagian busana yang berfungsi untuk menutupi tubuh bagian bawah, mulai dari pinggang, pinggul, dan kedua kaki. Bentuk dasar celana dibuat dari bahan berbentuk segi empat yang dilipat dua mengikuti panjang kain dan bagian lipatan digunting dan dijahit pada kedua sisi. Untuk lubang kaki sampai paha dibuat guntingan pada bagian tengah yang kemudian dijahit, sehingga ada lubang untuk kaki. Pada bagian pinggang dibuat lajur untuk memasukkan tali sebagai penahan celana pada pinggang. Celana seperti ini masih banyak ditemui dan dipakai wanita di Aceh.

Gambar 188. Bentuk dasar Celana

Bentuk celana muncul untuk melengkapi pakaian kaftan yang biasanya dibuat menutupi seluruh tubuh, sehingga timbul ide untuk memisahkan busana bawah dan atas. Busana atas disebut tunik dan bawah dikenal dengan rok. Dari rok inilah diubah menjadi bentuk celana yang diberi lubang untuk memasukkan kaki. Celana dipakai oleh wanita dan laki-laki seperti di Albania, Persia, Tiongkok, Tunisia, dan Arab Saudi.

Bentuk celana bermacam-macam, ada yang longgar seperti celana perempuan Turki dan ada yang sempit seperti celana kuli di Jepang. Pada abad ke-18 muncul celana yang panjangnya sampai lutut yang dikenal dengan culotte. Pada akhir abad ke-18

147

Direktorat Pembinaan SMK 2013

perkembangan bentuk celana dipengaruhi oleh budaya barat sehingga muncul celana pantalons, yaitu celana panjang yang sampai mata kaki.

Gambar 189. Macam-macam bentuk celana

Poncho terbuat dari kulit binatang, kulit pohon kayu, atau daun-daunan yang diberi lubang pada bagian tengah agar kepala bisa masuk, sedangkan bagian sisi dibiarkan tidak dijahit. Poncho adalah suatu bentuk dasar pakaian yang berasal dari penduduk asli Amerika, yaitu bangsa Mexico dan Peru-Indian, yang pada waktu sekarang sudah hampir hilang di negeri asalnya. Bentuk aslinya dipergunakan sebagai penutup badan bagian atas, terdiri dari selembar kain yang dilipat melebar ditengah-tengahnya. Pada lipatan ini dicari tengah-tengahnya, dibuatkan lubang untuk lubang leher. Ciri khas bentuk dasar ini bahwa tengah muka tidak mempunyai belahan seperti gambar berikut.

Perkembangan bentuk poncho terlihat pada bentuk busana yang dimasukkan dari kepala. Perkembangan celemek panggul terlihat pada bentuk busana yang dibungkus atau dililitkan ke badan mulai dari pinggang ke panggul. Berdasarkan bentuk, poncho

dibedakan : 1) Poncho Bahu

Poncho bahu yaitu poncho yang menutup bahu dan badan bagian atas. Panjang poncho bahu ada yang sampai batas lutut dan ada yang sampai betis. Poncho bahu dipakai oleh suku Indian penduduk asli Amerika, Peru, Mexico dan Tiongkok. Disamping itu juga dipakai sebagai mantel oleh suku Teutonic, Trank dan Sexon. Poncho bahu diberi lobang sehingga kepala bisa masuk. Poncho bahu ada yang hanya menutupi bahu saja seperti poncho bahu di Tiongkok, sementara poncho dari Mexico dibuat dari bulu binatang yang panjangnya sampai lutut dan ada juga yang sampai betis.

Gambar 191. Poncho Bahu 2) Poncho Panggul

Poncho panggul ditemukan pada gambar seorang laki- laki di istana raja zaman Yunani Kuno. Poncho panggul yaitu

poncho yang menutupi bagian panggul sampai panjang yang diinginkan dengan badan bagian atas terbuka. Poncho panggul

149

Direktorat Pembinaan SMK 2013

ada yang hanya menutupi panggul dan ada yang dibuat sampai menutupi mata kaki.

Gambar 192. Poncho dan celemek

Busana adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi pengguna. Busana meliputi: busana mutlak, busana pelengkap dan assesories. Busana mutlak yaitu busana yang tergolong busana pokok seperti baju, rok, kebaya, blus, dan pakaian dalam. Busana pelengkap (milineris) adalah busana yang melengkapi busana mutlak dan mempunyai nilai guna disamping untuk keindahan. Yang termasuk busana pelengkap adalah sepatu, tas, topi, kaus kaki, selendang, scraf, dan shawl. Aksesoris adalah busana untuk menambah keindahan, seperti cincin, kalung, jam tangan, gelang,dan bross.

Busana tidak hanya terbatas pada pakaian mutlak atau pelengkap, tetapi merupakan kesatuan dari keseluruhan yang dipakai mulai dari kepala sampai ke ujung kaki. Istilah busana dalam bahasa Inggris sangat beragam tergantung pada konteks yang dikemukakan, seperti fashion, costume, clothing, dress, dan

wear. Fashion lebih difokuskan pada penampilan mode, seperti istilah mode yang sedang digemari masyarakat. Costume berkaitan dengan jenis busana, seperti busana nasional (national costume), busana muslim (moslem costume) dan busana daerah (traditional costume). Clothing digunakan untuk menyebutkan sandang yaitu

busana yang berkaitan dengan kondisi atau situasi, seperti busana musim dingin (winter clothing), busana musim panas (summer clothing) dan lain-lain. Dress digunakan untuk busana yang menunjukkan kesempatan tertentu, misalnya busana pada kesempatan resmi ( dress suit), busana seragam (dress uniform), busana pesta (dress party). Dress juga digunakan untuk menunjukkan model pakaian tertentu, seperti long dress, sack dress, dan Indian dress. Wear digunakan untuk menunjukkan jenis busana itu sendiri, misalnya busana anak (children’s wear), busana pria (men’s wear), busana wanita (women’s wear) dan pakaian dalam (under wear).

b. Tata busana teater

Tata busana dibuat berdasar budaya atau jaman tertentu. Untuk membuat tata busana sesuai dengan adat dan kebudayaan daerah maka diperlukan referensi khusus berkaitan dengan adat dan kebudayaan tersebut. Jenis busana tidak bisa disamakan antara daerah satu dengan daerah lain. Masing-masing memiliki ciri khas. Sementara itu tata busana menurut jaman bisa digeneralisasi, artinya busana pada jaman atau dekade tertentu memiliki ciri sama. Tidak ada periode tata busana secara khusus di teater, karena semua tergantung latar cerita yang ditampilkan. Dengan demikian busana teater mengikuti periode teater. Misalnya, teater Romawi Kuno maka lakon yang ditampilkan berlatar jaman tersebut sehingga busananya seperti busana keseharian penduduk jaman Romawi Kuno. Demikian juga dengan teater jaman Yunani, Abad Pertengahan, Renaissance, Elizabethan, Restorasi, dan Abad 18.

Busana teater mengalami perkembangan pesat seiring lahirnya teater modern pada akhir abad 19. Dalam teater modern, beragam aliran teater bermunculan. Masing-masing memiliki konsep dan lakon tidak harus berlatar jaman dimana lakon dibuat. Semua terserah pada gagasan seniman, tata busana pun mengikuti konsep tersebut. Tata busana dengan demikian sudah tidak lagi terpaku pada jaman, tetapi lebih pada konsep yang melatarbelakangi penciptaan teater.

Tata busana adalah seni pakaian dengan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Bisa juga tata busana diartikan dengan penataan segala sandang dan perlengkapan (accessories) yang dikenakan di pentas. Bahkan ketika pemeran pentas mengenakan pakaiannya sendiri, maka pakaian bedan perlengkapan menjadi kostum pentasnya. Busana pentas meliputi semua pakaian, sepatu, pakaian kepala, dan

151

Direktorat Pembinaan SMK 2013

perlengkapannya, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan oleh penonton. Tata busana dalam teater memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Pada era teater primitif, busana yang dipakai berasal dari bahan alami, seperti tumbuhan, kulit binatang, dan batu-batuan untuk asesoris. Ketika manusia menemukan tekstil dengan teknologi pengolahan, maka busana berkembang menjadi lebih baik.

Busana yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian dan status sosial pemakai. Selain itu busana yang dipakai dapat menyampaikan pesan atau image kepada orang yang melihat. Untuk itu dalam menata busana banyak hal yang perlu diperhatikan dan pertimbangkan, sehingga diperoleh busana yang serasi, indah dan menarik. Ilmu tata busana adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara memilih, mengatur, dan memperbaiki, sehingga diperoleh busana yang lebih serasi dan indah.

Tata busana sangat berpengaruh terhadap penonton, karena sebelum seorang pemeran didengar dialognya terlebih dahulu diperhatikan penampilan. Maka dari itu, kesan yang ditimbulkan pada penonton mengenai dirinya tergantung pada yang tampak oleh mata penonton. Pakaian yang tampak pertama kali akan membantu menggariskan karakter, kemudian dari pakaian akan memperkuat kesan penonton.

c. Macam dan Jenis tata busana teater

Busana beragam jenis dan bentuknya, dalam pentas teater digolongkan menjadi busana historis atau sejarah, busana sehari- hari, busana nasional, busana tradisional, busana sirkus, busana fantasi, busana hewan dan sebagainya.

1) Busana historis yaitu bentuk busana pentas yang spesifik untuk periode berdasarkan sejarah dari kejadian lakon. Busana historis atau busana sejarah diartikan sebagai busana yang mencerminkan jaman tertentu dari suatu masa. Dalam pementasan teater, busana ini sering dipakai ketika pertunjukan mengangkat lakon-lakon sejarah. Busana sejarah terikat dengan masa tertentu, sehingga penata busana perlu mempelajari konvensi busana pada masa dimana peristiwa dalam naskah terjadi. Contohnya, naskah Domba-domba Revolusi karya B. Sularto latar peristiwanya terjadi pada masa perjuangan, maka busana dirancang mengacu pada busana masa perjuangan. Busana jaman Napoleon adalah serba ketat untuk pria dan rok menjurai di atas lantai dengan rumbai dan rampel meriah bagi wanita. Busana pentas kerajaan Mojopahit

akan berbeda dengan kerajaan Mataram. Oleh karena itu, penata busana perlu mengetahui model, warna, tekstur, dan corak busana pada masa perjuangan.

Gambar 193. Busana sejarah

2) Busana sehari-hari adalah busana yang dipakai dalam kehidupan keseharian masyarakat. Busana sehari-hari juga memiliki bentuk yang beragam, tergantung dari tingkat sosial masyarakat memakai. Misalnya, busana petani berbeda dengan busana seorang tuan tanah. Busana sehari-hari dapat menunjukkan tingkat sosial seseorang yang memakai. Busana sehari-hari banyak dipakai dalam pementasan teater realis. Dimana teater realis merupakan gambaran kehidupan sehari- hari (illusion of nature).

153

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Gambar 194. Busana sehari-hari

3) Busana tradisional mencerminkan karakteristik masyarakat yang membedakan dengan kelompok masyarakat lain. Setiap masyarakat memiliki busana tradisional sesuai dengan kebudayaan dan setiap bangsa memiliki busana tradisional sendiri. Busana tradisional yaitu bentuk busana yang menggambarkan karakteristik spesifik secara simbolis dan distilir. Busana seperti ini seringkali berlatar belakang sejarah terutama yang berhubungan dengan karakter tradisional, periode, dan tempat khusus. Gambar di bawah menunjukkan beragam busana tradisional. Indonesia sangat kaya dengan busana tradisional, misalnya Jawa memiliki busana tradisional yang disebut kebaya. Kebaya memiliki karakteristik berbeda, antara kebaya Jawa Tengah, Sunda, dan Bali. Masyarakat Minangkabau memiliki baju kurung.

Gambar 195. Busana tradisional

Naskah teater memiliki latar sosial budaya yang beragam. Naskah Panembahan Reso karya Rendra memiliki latar sosial budaya Jawa, naskah Puti Bungsu karya Wisran Hadi memiliki latar sosial budaya Sumatera. Busana yang dibutuhkan naskah adalah busana tradisional sesuai dengan latar sosial budaya dimana peristiwa terjadi. Pementasan teater yang mengambil naskah asing sering juga diadaptasi ke latar sosial budaya tertentu, misalnya Hamlet dipentaskan dengan latar sosial budaya Jawa. Oleh karena itu, penata busana perlu mempelajari beragam busana tradisional.

4) Busana fantasi adalah untuk mengidentifikasikan jenis busana yang lahir dari imajinasi dan fantasi perancang. Busana tidak lazim ditemui dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Busana jenis ini dimaksudkan untuk busana tokoh yang tidak riil dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tokoh bidadari, malaikat, atau dewa. Busana untuk tokoh semacam ini membutuhkan rancangan khusus sehingga membedakan dengan tokoh yang riil.

155

Direktorat Pembinaan SMK 2013

Gambar 196. Busana fantasi

5) Busana nasional yaitu busana yang menggambarkan secara khas dari suatu negara dan yang bersangkutan dengan historis. Misalnya busana tentara Jerman jaman Nazi atau tentara Jepang diperang dunia II.

Gambar 197. Busana nasional

6) Fungsi Tata Busana Teater

Busana yang dipakai manusia beraneka bentuk dan fungsinya. Fungsi busana dalam kehidupan sehari-hari untuk melindungi tubuh, mencitrakan kesopanan, dan memenuhi hasrat manusia akan keindahan. Busana dalam teater memiliki fungsi yang lebih komplek, yaitu mencitrakan keindahan

Dalam dokumen Kelas10 dasar artistik 1 1330 (Halaman 169-195)

Dokumen terkait