• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI

B. Konsep Usaha Kecil Menengah

1. Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)

Pengertian usaha kecil menengah tidak selalu sama, disetiap negara dapat berbeda-beda, tergantung konsep yang digunakan negara tersebut. Mengenai pengertian atau defenisi usaha kecil ternyata sangat bervariasi, disatu negara berlainan dengan negara lainnya. Dalam defenisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan/kelompok perusahaan tersebut (range of the member of employees) misalnya usaha kecil di United Kingdom

18

adalah suatu bila jumlah karyawannya antara 1-200 orang; di Jepang antara 1-300; di

USA antara 1-500 orang.22

Mengacu undang-undang nomor 9 tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau

b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 miliar/tahun

Untuk kriteria usaha menengah:

a. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 miliar b. Untuk sektor nonindustri, memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp.600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 miliar23

UKM merupakan kegiatan ekonomi kerakyatan yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. UKM ini juga merupakan kegiatan usaha yang mampu menyerap tenaga kerja, yang membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran. UKM diartikan sebagai kegiatan usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha jika usaha yang dilakukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan awal usaha.

22Titik Sartika Partomo dan Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala/Kecil Menengah dan Koperasi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 14.

Pertama kegiatan UKM ditingkat industri rumah tangga (IRT) terbentuk karena kekuatan untuk mempertahankan hidup yaitu memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan atau dalam mengembangkan kegiatan usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. UKM dalam usahanya selalu diperkuat dengan potensi pasar yang sudah tersedia, keberadaan bahan baku yang mudah didapat serta ketersediaan tenaga kerja yang murah termasuk mereka pekerja-pekerja yang masih dalam hubungan keluarga.

Perkembangan usaha ini tidak dapat dilepaskan dari sosialitas lingkungan yang saling melengkapi, termasuk dalam hal ini dapat dimanfaatkan juga keberadaan UKM untuk menampung tenaga kerja. Sektor usaha kecil menengah telah mampu menunjukan kinerja yang relatif lebih tangguh dalam menghadapi masa krisis yang panjang. UKM mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang tidak bisa lagi dilakukan oleh usaha besar.

Pada masa krisis ekonomi yang berkepanjangan, UKM dapat bertahan dan mempunyai potensi untuk berkembang. Perkembangan usaha kecil menengah diperkirakan lebih baik karena makin terbukanya kesempatan berusaha serta adanya

konsolidasi di kalangan UKM dalam mengatasi keterbatasan akses permodalan.24

Salah satu alasan yang membuat UKM bisa bertahan dan cenderung meningkat jumlahnya dimasa krisis adalah sebagian besar UKM tidak mendapat modal dari bank. Implikasi keterpurukan sektor perbankan dan naiknnya suku bunga,

24 Mudrajad Koncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta:Erlangga, 2009), hlm.129.

20

tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Berbeda dengan sektor perbankan bermasalah, maka usaha skala besar ikut terganggu kegiatan usahanya. Sedangkan UKM dapat bertahan. Di Indonesia UKM mempergunakan modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.

Dengan demikian, UKM dapat dijadikan andalan untuk masa yang akan datang dan harus didukung dengan kebijakan-kebijakan yang kondusif, serta persoalan-persoalan yang menghambat usaha-usaha pemberdayaan UKM harus dihilangkan. Konstitusi kebijakan pemerintah harus mampu menempatkan UKM sebagai prioritas utama dalam pemulihan ekonomi untuk membuka kesempatan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran.

Kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama yaitu sebagai berikut:

a. Struktur organisasi yang sangat sederhana b. Tanpa staf yang berlebihan

c. Pembagian kerja yang” kendur”

d. Memiliki hirarki manajerial yang pendek

e. Aktifitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses perencanaan f. Kurang membedakan aset pribadi dan aset perusahaan

Meskipun UKM telah menunjukan peran dalam perekonomian, namun masih banyak menghadapi berbagai masalah usaha, baik yang bersifat internal maupun

eksternal, contohnya produksi, pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain

dan teknologi, juga permodalan.25

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UKM masih mengahadapi sejumlah permasalahan yang sampai saat ini tidak mudah dicari jalan keluarnya, antara lain sebagai berikut:

a. Kualitas sumber daya manusia yang belum memadai

b. Keterbatasan penguasaan manajemen dan pengelolaan usaha yang masih tergolong tradisional

c. Penggunaan teknologi sederhana d. Pemasaran terbatas

e. Akses informasi rendah

f. Keterbatasan akses permodalan dan kredit.

Keberadaan UKM hendaknya diharapkan dapat memberi kontribusi yang cukup baik terhadap kesejahteraan masyarakat khususnya dalam upaya penanggulangan masalah -masalah yang sering dihadapi seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan dan segala aspek yang tidak baik lainnya. Pembangunan dan pertumbuhan UKM

25 Ade Raselawati,Skripsi, Pengaruh Perkembangan Usaha Kecil Menengah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pada Sektor UKM Indonesia, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), hlm.2.

22

merupakan salah satu penggerak yang krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi di banyak negara di dunia.26

2. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Langkat Dalam Pengembangan UKM

Dalam rangka pengembangan sektor UKM, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Langkat melaksanakan beberapa program kegiatan yang merupakan implikasi dari strategi yang telah ditetapkan. Strategi yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Langkat pada dasarnya merupakan strategi yang berasal dari kebijakan pemerintah pusat, dalam hal ini adalah Kementrian Koperasi dan UKM. Akan tetapi, tidak semua strategi tersebut diterapkan di Kabupaten Langkat. Hal ini dikarenakan pelaksanaan strategi disesuaikan dengan kondisi di daerah serta tersedianya anggaran yang dialokasikan. Berikut ini beberapa strategi yang pengembangan UKM yang selanjutnya diimplementasikan lebih lanjut kedalam program dan kegiatan, diantaranya:

a. Strategi Penguatan (Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagiUKM)

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan para pelaku usaha dalam memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya terutama sumber daya lokal. Sasaran program ini adalah meningkatnya penataan kelembagaan, permodalan, dan pemasaran bagi UKM sehingga terwujud pelaku

usaha yang kuat. Untuk mencapai sasaran tersebut maka ditetapkan program dengan

kegiatan penyelanggaraan promosi produk.27

b.Strategi Pemberdayaan (Program Pengembangan Kewirausahaan

danKeunggulan Kompetitif UKM)

Program ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia UKM yang tangguh dan mempunyai jiwa wirausaha. Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya Sumber Daya Manusia bagi UKM sehingga terwujud UKM yang kuat, mandiri, inovatif, dinamis, dan berdaya saing tinggi. Untuk mendukung mendukung program tersebut maka kegiatan yang dilakukan adalah dengan penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan.

c. Strategi Perlindungan (Program Penciptaan Iklim Usaha Yang Kondusif) Tujuan dari program ini adalah terwujudnya perubahan perilaku gerakan UKM sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatnya perubahan perilaku UKM dalam berusaha untuk melaksanakan dan mentaati peraturan yang berlaku, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara pelaku usaha dengan Pemerintah selaku pembina.

Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung kegiatan ini antara lain memfasilitasi dengan memberikan bantuan hibah kepada UKM yang memang layak mendapatkan bantuan melalui pengajuan proposal. Yang nantinya dana bantuan diambil dari anggaran APBN dan disalurkan dalam bentuk barang.

27 Suci Astari, Skripsi, Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Langkat Dalam Pengembangan Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), (Medan: UIN Sumatera Utara, 2019),hlm. 56.

24

C. Konsep Kesejahteraan Masyarakat

Dokumen terkait