• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Pembangunan Ekonomi

2.2.2 Konsep Wilayah dan Pengembangan Wilayah

Dalam undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, wilayah adalah ruang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional. Menurut Rustiadi,et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geoggrafis dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen – komponen wilayah tersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional.

Sehingga batas wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis .komponen-komponen wilayah mencakup komponen

biosik alam, sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis tertentu.

Pendekatan yang di terapkan dalam pengembangan wilayah di Indonesia sangat beragam karena di pengaruhi pleh perkembangan teori dan model pengembangan wilayah serta tatanan sosial-ekonomi, system pemerintahan dan administrasi pembangunan. Pendekatan yang mengutamakan pertumbuhan tanpa memperhatikan lingkungan, bahkan akan menghambat pertumbuhan itu sendiri (Direktorat Jenderal Penataan Ruang, 2003). Pengembangan wilayah dengan memperhatikan potensi pertumbuhan akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui penyebaran penduduk lebih rasional,meningkatkan kesempatan kerja dan produktifitas (Mercado,2002).

Menurut Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen Penataan Ruang, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (2002) prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan wilayah adalah :

1. Sebagai growth center Pengembangan wilayah tidak hanya bersifat internal wilayah, namun harus diperhatikan sebaran atau pengaruh (spred effect)

2. pertumbuhan yang dapat ditimbulkan bagi wilayah disekitarnya, bahkan secara nasional

3. Pengembangan wilayah memerlukan upaya kerjasama pengembangan antar daerah dan menjadi persyaratan utama bagi keberhasilan pengembangan wilayah.

4. Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan integrasi dari daerah-daerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan.

5. Dalam pengembangan wilayah,mekanisme pasar harus juga menjadi prasyarat bagi perencanaan pengembangan kawasan.

Pembangunan regional adalah bagian yang integral dalam pembangunan nasional.karena itu diharapkan bahwa hasil pembangunan akan dapat terdistribusi dan teralokasi ketingkat regional. Untuk mencapai keseimbangan regional terutama dalam perkembangan ekonominya maka diperlukan beberapa kebijaksanaan dan program pembangunan daerah yang mengacu kebijaksanaan regionalisasi atau perwilayahan. Salah satu model pengembangan wilayah yang erat kaitannya dengan aspek tata ruang adalah konsep pusat- pusat pertumbuhan. Konsep pusat-pusat pertumbuhan menekan kan pada fakta bahwa pembangunan tidak terjadi dimana – mana secara serentak, tetapi di tempat-tempat tertentu yang disebut sebagai pusat pertumbuhan dan pada akhirnya akan menyebar melalui berbagai saluran dan mempunyai akibat akhir yang berlainan pada perekonomian secara keseluruhan.

2.2.3 Aspek Ekonomi

Dalam masyarakat dampak yang terjadi pada suatu proyek pembangunan manusia sifatnya kompleks dn tidak sama untuk semua tempat. Dampak positif

untuk suatu tempat dapat menjadi negatif untuk tempat lain. Selain itu juga dikenal apa yang disebut dampak langsung atau dampak tidak langsung, sebagai contoh misalnya akibat banyaknya pembangunan, dapat meningkatkan pendapatan dan menimbulkan peningkatan gizi, dan kesehatan, meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan pula permintaan akan barang, pendidikan dan jasa lainnya.

Akibat ini semua akan menimbulkan dampak pada hubungan antar manusia, seperti perpindahan mata pencahrian, pemindahan tempat, pemukiman, mobilitas dan sebagainya yang akhirnya pada satu pihak berdampak positif dan dilain pihak berdampak negatif.

2.3. Pendapatan

2.3.1 Pengertian Pendapatan

Pendapatan yang akan diukur adalah penerimaan atau penghasilan yang diterima dalam bentuk uang yang berasal dari usaha perikanan maupun di luar usaha perikanan dalam kurun waktu satu bulan.

Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam laporan keuangan, karna dalam melakukan aktivitas usaha, manajemen perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan.

Menurut ahli ekonomi klasik, pendapatan ditentukan oleh kemampuan faktor -faktor produksi dalam menghasilkan barang dan jasa. Semakin besar kemampuan faktor faktor produksi menghasilkan barang dan jasa , semakin besar pula pendapatan yang diciptakan.

Mayers dalam terjemahan sitohang (1996), memandang pendapatan dari sisiefektifitas penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan adalah “pendapatan adalah Nilai barang atau jasa tertentu pada akhir jangka tertentu yang mempunyai indikasi bahwa makna pendapatan bisa saja bergeser seiring dengan tingkat pengeluaran Konsumsi masyarakat.

Menurut skousen dan stice (Akbar, 2009:563) pengertian pendapatan adalah Pendapatan merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utang (atau sebuah kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang, memberikan pelayanan atau aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau bentuk entitas yang terus berlangsung.

Menurut Munandar (2006:18) memberikan defenisi Pendapatan adalah suatu pertambahan asset yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karna pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan asset yang disebabkan karna bertambahnya liabilities.

Menurut sukirno (2006) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterimaoleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,mingguan, bulanan atau tahunan. Dan ada beberapa klasifikasi pendapatan yaitu:

Pertama, pendapatan pribadi yaitu semua jenis pendapatan yang diperolehtanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang diterima penduduk suatunegara Kedua, pendapatan disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang

harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siapdibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel.

Ketiga, pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa- jasa yang diproduksi oleh suatu negara dalam satu tahun.menurut sobri (1999) pendapatan disposibel adalah suatu jenis penghasilanyang diperoleh seseorang yang siap untuk dibelanjakan atau dikonsumsikan.besarnya pendapatan disposibel yaitu pendapatan yang diterima dikurangi dengan pajak langsung (pajak perseorangan) seperti pajak penghasilan.menurut teori milton friedman bahwa pendapatan masyarakat dapatdigolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara.pendapatan permanen dapat diartikan yaitu:

a. pendapatan yang selalu diterima pada periode tertentu dan dapatdiperkirakan sebelumnya, sebagai contoh adalah pendapatan, upah, dan gaji.

b. pendapatan yang diperoleh dan hasil semua faktor yang menentukankekayaan seseorang. Pendapatan menekan pada perwujudan balas jasa dari partisipasi seseorangdalam satu kegiatan produksi dimana tergambar pada sumbangan faktor-faktor produksi atas nilai tambah (value added) pada tingkat out put tertentu. Nilai tambahinilah yang merupakan pokok utama dari balas jasa yang selanjutnya disebut pendapatan. Pendapatan tersebut dipilih menurut jangka waktu tertentu sehingga arti praktisnya nampak, misalnya satu bulan, dan lain sebagainya.tingkat pendapatan rumah tangga tergantung kepada jenis-jenis kegiatanyang dilakukan. Jenis kegiatan yang mengikut serta kan modal atau keterampilanmempunyai

produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, yang pada akhirnya mampu memberikan pendapatan yang lebih besar, (winardi, 1988). 2.3.2 Konsep Pendapatan

Konsep dasar pendapatan adalah bahwa pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama jarak waktu tertentu. Proses arus tersebut yaitu:

a. pada waktu penyelesaian kegiatan utama

pelaporan diharapkan dapat dapat meberikan informasi yang bermanfaat dalam rangka pengambilan usaha dan dapat dipahami oleh orang-orang yang dapat di percaya mengenai aktivitas perusahaan dan aktivitas ekonomi serta bersedia mempelajari informasi

b. Pada saat dijadikan kejadiaan teoritis

pelaporan keuangan harus dapat memberikan informasi tentang sumber ekonomi suatu perusahaan dan keadaan yang merubah sumber tersebut serta sesuai dengan kegunaanya yang diharapkan yaitu laporan keungan harus layak atau sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pemakai yang potensial. Dengan kata lain laporan keuangan harus diusahakan dapat memenuhi kebutuhan informasi pemakainya.

c. Setelah pertukaran terjadi

Pada saat terjadi pembebanan beban didapat dengan pendapatan namun untuk beban tertentu meskipun tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan pelaporan dilakukan dengan periode terjadinya beban menjadikan suatu manfaat.

2.3.3 Unsur-Unsur Pendapatan

Dalam PSAK No23.7, dinyatakan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima atau yang dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jadi untuk jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN), tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas oleh sebab itu harus dikeluarkan dari pendapatan.

Menurut Accounting Principles Board Statement (Assegaf, 2001:9)

Yang merupakan dewan yang bernaung dibawah Americaninstitute of certifiedpublic accountants yang bertugas merumuskan prinsip-prinsip akutansi yang dapat diterima, yang kemuian berganti menjadi Financial Accounting Standart Board (FASB) menyatakan bahwa disamping penjualan barang barang dan jasa pendapatan juga meliputi penjualan sumber-sumber lainnya seperti aktiva tetap dan investasi (surat-surat berharga).

Ada tiga unsur dalam pendapatan yaitu sebagai berikut:

a. Penjualan hasil produksi barang dan jasa merupakan unsur pendapatan pokok perusahaan. misalnya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa internet maka pendapatannya adalah dari hasil biaya internet

b. Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain dapat menjadi unsur pendapatan lain-lain bagi perusahaan jenis lain. Misalnya, pendapatan sewa untuk

perusahaan penyewa ruangan perkantoran menjadi unsur utama pendapatan sedangkan ruangan yang tidak terpakai diperusahaan jasa yang di sewa oleh perusahaan lain maka pendapatan tersebut merupakan pendapatan lain-lain.

c. Penjualan aktiva diluar barang dagang merupakan unsur pendapatan lain-lain suatu perusahaan. Misalnya, jasa penjualan gedung kantor, kendaraan bermotor dan lain-lain.

2.4 Pengukuran Pendapatan

Dokumen terkait