• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konservasi Tanah dan Air

Dalam dokumen Dasar dasar ilmu tanah (Halaman 112-117)

Dimakan manusia (terjadi penimbunan)

X. Konservasi Tanah dan Air

10. 1. Pendahuluan

Konservasi tanah adalah usaha-usaha untuk menjga agar tanah tetap produktif, atau memperbaiki tanah yang rusak karena erosi dan/atau mengalami degradasi kesuburannya, agar menjadi lebih produktif.

Konservasi air adalah usaha-usaha agar air dapat lebih banyak disimpan di dalam tanah sehingga dapat digunakan seoptimal mungkin dan mengurangi terjadi-nya banjir dan erosi.

10. 2. Erosi

Erosi merupakan suatu proses di mana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian dipindahkan oleh kekuatan air, angin, atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting adalah yang disebabkan oleh air.

Erosi Geologi dan Erosi dipercepat

Erosi Geologi, adalah erosi yang berjalan sangat lambat, dimana jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi macam ini tidak membahayakan karena terdapat keseimbangan antara tanah yang hilang tererosi dan tanah baru yang terbentuk.

Erosi dipercepat, (accelerated erosion), adalah erosi yang berjalan relatif cepat, dimana jumlah tanah yang tererosi jauh lebih besar daripada tanah baru yang terbentuk, akibatnya tanah atas (top-soil) menjadi hilang. Terjadinya erosi ini sebagai akibat kegiatan manusia yang telah banyak melakukan perubahan terhadap lingkungan di atas tanah, misalnya penggundulan hutan.

10. 3. Jenis erosi oleh air 1. Erosi Percikan (splash erosion)

Erosi percikan adalah erosi yang terjadi dalam bentuk percikan butir-butir tanah ke tempat-tempat lain yang lebih rendah sebagai akibat adanya pukulan tetesan air hujan yang jatuh ke permukaan tanah.

2. Erosi lembar (sheet erosion)

Erosi lembar adalah erosi yang terjadi secara merata di semua tempat, hingga sepintas lalu erosi ini tak tampak, karena kehilangan lapisan-

lapisan tanah seragam. Erosi macam ini dapat berbahaya, karena baru disadari setelah seluruh top soil tererosi.

3. Erosi Alur (rill erosion)

Erosi alur adalah erosi yang terjadi karena adanya genangan-genangan setempat di suatu lereng, yang kemudian air dalam genangan tersebut mengalir hingga terbentuk alur-alur bekas aliran air. Alur-alur tersebut dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

4. Erosi gully (gully erosion)

Erosi ini merupakan lanjutan erosi alur, dimana alur-alur tersebut terus menerus dikikis oleh aliran air, hingga menjadi lebih dalam dan lebih lebar seperti selokan dengan aliran air yang lebih kuat.

5. Erosi Parit (channel erosion)

Erosi parit terjadi karena adanya pengikisan pada dinding atau dasar parit oleh aliran air dalam parit, hingga dapat terjadi tebing di atas runtuh ke dasar parit atau makin dalamnya dasar parit.

6. Longsor

Longsor adalah bergesernya suatu massa tanah yang besar dari suatu tempat ke tempat yang lebih rendah, karena adanya lapisan yang licin dan kedap air di bawah massa tanah yang bergeser tersebut. Longsor termasuk juga peristiwa erosi karena disini juga terjadi perpindahan sejumlah massa tanah.

10. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Erosi

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi besarnya erosi oleh air adalah:

1. curah hujan,

2. sifat kepekaan tanah terhadap erosi, 3. kemiringan dan panjangnya lereng, 4. vegetasi,

5. tindakan manusia. 1. Curah Hujan

Sifat hujan yang perlu diperhatikan adalah:

a. Intensitas hujan, menunjukkan banyaknya curah hujan per satuan waktu. Umumnya dinyatakan dalam satuan mm/jam atau cm/jam.

b. Jumlah hujan, menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, dapat dihitung selama satu bulan atau satu tahun, dsb.

c. Distribusi hujan, menunjukkan penyebaran waktu terjadi hujan.

Dari sifat-sifat tersebut, yang terpenting dalam mempengaruhi besarnya erosi adalah intensitas hujan. Jumlah hujan rata-rata tahunan yang tinggi tidak akan menyebabkan erosi yang berat apabila hujan terjadi merata, sedikit demi sedikit sepanjang tahun. Sebaliknya, curah hujan rata-rata tahunan yang rendah mungkin dapat menyebabkan erosi berat bila hujan terseut jatuh sangat deras meskipun hanya sebentar.

2. Kepekaan Tanah terhadap Erosi

Kepekaan tanah terhadap erosi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

a. Tekstur tanah

Tekstur tanahyang paling peka terhadap erosi adalah debu dan pasir sangat halus. Tekstur kasar seperti pasir dan tekstur halus seperti lempung, tahan terhadap erosi.

b. Bentuk dan Kemantapan Struktur Tanah

Tanah yang mempunyai struktur membulat (granuler, gumpal membulat), tidak mudah tererosi, karena mempunyai porositas yang tinggi, sehingga air mudah meresap dan aliran permukaan kecil. Demikian pula tanah dengan struktur mantap, tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, hingga tahan terhadap erosi.

c. Daya Inflitrasi atau Permeabilitas Tanah

Tanah mempunyai daya inflitrasi yang besar air akan mudah meresap ke dalam tanah, sehingga aliran permukaan kecil, dan akibatnya erosi yang terjadi juga kecil.

d. Kandungan Bahan Organik

Tanah-tanah yang cukup mengandung bahan organik umumnya menyebabkan struktur tanah menjadi mantap sehingga tahan terhadap erosi. Tanah dengan bahan organik yang rendah (kurang dari 2%), umumnya peka terhadap erosi.

Erosi akan meningkat apabila lereng semakin panjang dan semakin curam. Lereng yang semakin panjang menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar dan deras. Lereng yang semakin curam, kecepatan aliran permukaan semakin meningkat, sehingga kekuatan mengangkut meningkat pula.

4. Vegetasi

Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:

a. Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin rapat vegetasi yang ada, makin efektif mencegah terjadinya erosi.

b. Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air inflitrasi.

c. Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi.

5. Manusia

Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik, karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan hutan di daerah-daerah pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena dapat menyebabkan erosi dan banjir. Pendugaan Erosi

Besarnya erosi tanah secara kuantitatif dapat dihitung menggunakan suatu rumus yang disebut Universal Soil Loss Equation (USLE) atau Persamaan Umum Hilangnya Tanah. Persamaan ini dikemukakan oleh Wischmeier dan Smith (1962) dan digunakan untuk menduga besarnya erosi tanah-tanah di Amerika. Rumus tersebut kemudian digunakan juga oleh beberapa negara termasuk Indonesia.

Rumus USLE adalah sbb:

A = R x K x L x S x C x P

A = jumlah tanah yang hilang (tererosi) setiap tahun dinyatakan dalam ton/ha/tahun.

K = indeks kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah). L = panjang lereng dinyatakan dalam meter.

S = kemiringan lereng dinyatakan dalam persen (%). C = faktor tanaman (vegetasi).

P = faktor usaha-usaha manusia dalam pencegahan erosi. Indeks Daya Erosi Curah Hujan (R)

Indeks Daya Erosi Curah Hujan (erosivitas hujan) dapat dihitung dari rata- rata daya erosi curah hujan, yang diperoleh dari pengamatan intensitas hujan (I) dan intensitas hujan selama 30 menit (I30), dengan menggunakan

penakar hujan otomatik (ombrometer), dimana banyaknya dan penambahan hujan setiap saat dicatat secara otomatik dalam kertas plas (ombrograf). Indeks Kepekaan Tanah terhadap Erosi (K)

Indeks kepekaan tanah terhadap erosi atau erodibilitas tanah (K) merupakan jumlah tanah yang hilang rata-rata setiap tahun per satuan indeks daya erosi curah hujan ada sebidang tanah tanpa tanaman (gundul), tanpa usaha pencegahan erosi, kemiringan lereng 9% dan panjang 22 meter.

Faktor Lereng (LS)

Faktor LS merupakan rasio antara tanah yang hilang dari suatu petak dengan panjang dan kecuraman lereng tertentu pada petak baku, yaitu tanah gundul, panjang lereng 22 meter, kecuraman (kemiringan) 9%, tanpa ada usaha pencegahan erosi.

Faktor Tanaman (C)

Merupakan rasio dari tanah yang hilang pada tanaman tertentu dengan tanah gundul. Pada tanah gundul dan petak baku, nilai C ditetapkan = 1. Usaha-usaha Pencegahan Erosi

Merupakan rasio antara tanah yang hilang pada tanah dengan dilakukan usaha konservasi dan tanah yang hilang bila tanpa dilakukan usaha konservasi.

10. 5. Kerusakan-kerusakan Akibat Erosi

Akibat dari erosi dapat terjadi kerusakan-kerusakan yang terjadi di tempat terjadinya erosi dan di tempat penerima erosi.

1. Kerusakan di tempat terjadinya erosi, antara lain: a. penurunan produktivitas tanah.

b. hilangnya unsur hara yang diperlukan tanaman. c. menurunnya kualitas tanaman.

d. laju inflitrasi menurun.

e. menurunnya kemampuan tanah menahan air.

Dari kerusakan tersebut terjadilah tanah kritis. Tanah kritis adalah tanah yang mengalami kerusakan dan kehilangan fungsi hidro-orologis dan fungsi ekonomi.

2. Kerusakan di tempat penerima hasil erosi, antara lain:

a. terjadinya polusi sediment, yaitu pengendapan bahan-bahan tanah. b. terjadinya polusi kimia dari pupuk, yaitu penimbunan senyawa unsur-

unsur hara dari hara pupuk.

c. terjadinya polusi kimia dari bahan-bahan insektisida.

10. 6. Metode Konservasi Tanah

Pada dasarnya ada tiga metode konservasi tanah, yaitu:

Dalam dokumen Dasar dasar ilmu tanah (Halaman 112-117)

Dokumen terkait