• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.2. Struktur Organisasi / Job Description

3.3.1. Kontribusi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu potensi terbesar dalam menambah penerimaan kas daerah. Hal ini di ketahui bahwa wajib pajak memiliki peran penting dalam memberikan kontribusi yang besar untuk meningkatkan pendapatan daerah khususnya penerimaan dari Pajak Bumi dan bangunan.

Wawancara yang dilakukan bersama kepala UPTD PBB BAPENDA Kota Makassar memperoleh hasil informasi dari Bapak Indirwan Dermayasir S.ST yang mengatakan bahwa jumlah wajib pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kota Makassar adalah sekitar 354 ribu

jiwa dan akan terus mengalami peningkatan. Surat Pemberitahuan Pajak terutang (SPPT) setiap tahun di sebarkan pada bulan Maret sampai bulan Juli dan sosialisasikan secara pasif kepada wajib pajak baik melalui kelurahan ,radio, koran maupun iklan-iklan yang ada di Kota Makassar yang berisi tentang pesan singkat perpajakan selain itu pembayaran pajak dapat pula dilakukan melalui pos, dan bank badan pendapatan daerah tu sendiri. Hal ini dilakukan pemerintah agar wajib pajak dapat selalu mendapatkan informasi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan tidak melupakan pembayaran yang seharusnya dilakukan setiap tahunnya

1. Jumlah Wajib Pajak PBB

Berikut ini jumlah wajib Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) yang terdaftar untuk masing-masing kecamatan pada tahun 2016-2018 dalam bentuk Tabel 3.1 Berikut :

Sumber : Subbagian UPTD PBB BAPENDA Kota Makasaar,2019

Tabel 3.1

Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan hasil bahwa setiap tahun jumlah wajib pajak masing-masing Kecamatan yang telah mendaftarkan diri sebagai wajib pajak telah mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 jumlah wajib pajak yang telah terdaftar yaitu 333.398. Pada tahun 2017 data jumlah wajib pajak meningkat yaitu 341.062 dan pada tahun 2018 telah mengalami peningkatan yaitu 344,566 sehingga tiap

NO KECAMATAN JUMLAH WP JUMLAH WP JUMLAH WP

1 BIRINGKANAYA 63.739 65.701 67.280 2 BONTOALA 8.893 8.929 8.936 3 MAKASSAR 12.030 12.099 12.116 4 MAMAJANG 9.368 9.416 9.486 5 MANGGALA 43.104 44.560 45.412 6 MARISO 8.630 8.677 8.701 7 PANAKKUKANG 31.080 31.877 32.008 8 RAPPOCINI 33.492 33.853 33.999 9 TALLO 19.697 19.697 19.995 10 TAMALANREA 34.671 35.758 36.224 11 TAMALATE 41.065 42.426 42.607 12 UJUNG PANDANG 7.334 7.352 7.358 13 UJUNG TANAH 7.800 5.556 5.555 14 WAJO 12.483 12.506 12.505 15 SANGKARRANG - 2.378 2.372 16 DAERAH PELABUHAN 12 12 12 JUMLAH 333.398 341.062 344.566

tahun jumlah wajib pajak Pajak PBB terus menerus meningkat. Hal ini menunjukkan tingkat jumlah wajib pajak sangat cukup tinggi dan berdampak positif terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Adapun Kecamatan yang baru telah terdaftar pada tahun 2017 yaitu Kecamatan Sangkarrang. Meskipun Kecamatan ini masih terbilang baru namun ini telah membuktikan hasil yang bagus untuk kemajuan perolehan pendapatan kedepannya sehingga jumlah wajib pajak di Kota Makassar akan terus menerus meningkat seiring berjalannya waktu.

Penerapan pembayaran sistem online yang telah diterapkan oleh pemerintahan tahun 2017 dan 2018 sangat memudahkan masyarakat untuk melakukan pembayaran. Wajib pajak dapat membayar melalu loket penerimaan Bank sulsel ataupun kantor pos dan wajib pajak akan diberikan struk berupa Surat Tanda Terima Setoran (STTS) dari data penyetoran pembayaran wajib pajak akan langsung di terima oleh pihak Badan Pendapatan Daerah Kota (BAPENDA) itu sendiri sehingga masyarakat tidak berasumsi negatif tengtang pembayaran. Adapun beberapa hambatan yang dialami dalam melakukan pemungutan oleh pihak UPTD PBB, hasil wawancara yang di sampaikan oleh Kepala UPTD PBB yaitu

a. Tingkat Kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk melakukan pembayaran pajak. Masyarakat telah mengetahui adanya sistem pembayaran pajak dari pemerintah tetapi masih belum sadar dengan tanggung jawabnya sebagai wajib pajak,

adapun alasan masyarakat tidak melakukan pembayaran pajak biasanya karena terkendala masalah ekonomi dan masyarakat masih cuek dengan kewajibannya.

b. Jauhnya jarak pembayaran dari rumah masyarakat ke kantor Badan Pendapatan Daerah (BPD) ataupun kantor pos hal tersebut menjadi alasan masyarakat untuk melakukan pembayaran. Jumlah kantor pos di kota makassar masih minim jadi belum terealisasi dengan baik.

c. Banyaknya tanah yang berstatus sengketa sehingga pembayaran seperti ini dilakukan setelah sengketa dari wajib pajak telah selesai dan apabila pembayaran menunggak maka penagihan akan di jalankan sesuai dengan tunggakan.

Hambatan tersebut berdampak pula pada penerimaan Kantor Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) khususnya pada tahun 2017 dan 2018 realisasi peneriman Bapenda mengalami penurunan drastis.

Target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Makassar untuk masing-masing Kecamatan pada tahun 2016 dalam Tabel 3.2 berikut :

Sumber : Subbagian Uptd PBB Bapenda Kota Makasaar,2019

TABEL 3.2

Jumlah Realisasi PBB pada Tahun 2017

Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan hasil bahwa target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun 2016 telah melampui target yang telah ditetapkan pemerintah dengan realisasi mengalami peningkatan dengan jumlah presentase 127,8% sangat efektif. Realisasi pajak di Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Riso pada tahun 2016 mengalami peningkatan dengan presentasi 119,5% sangat efektif diantara kecamatan lainnya. Kinerja aparat UPTD PBB

NO KECAMATAN TARGET REALISASI PRESENTASI

% 1 BIRINGKANAYA 15.610.795.000 15.471.071.746 99,1% 2 BONTOALA 3.376.502.000 3.489.487.236 103,3% 3 MAKASSAR 5.759.793.000 5.948.967.988 103,2% 4 MAMAJANG 4.245.205.000 3.887.692.364 91.5% 5 MANGGALA 5.589.750.000 4.747.777.863 84,9% 6 RISO 4.684.914.000 5.600.474.041 119,5% 7 PANAKKUKANG 24.397.600.000 24.136.415.442 98.9% 8 RAPPOCINI 13.927.378.000 14.083.497.452 101,1% 9 TALLO 6.319.658.000 6.386.795.573 101,0% 10 TAMALANREA 18.916.250.000 18.956.840.986 100,2% 11 TAMALATE 20.235.316.000 24.159.247.156 119,5% 12 UJUNG PANDANG 12.962.226.000 13.173.892.987 101,6% 13 UJUNG TANAH 1.051.175.000 1.072.744.736 102,0% 14 WAJO 8.567.349.000 8.666.048.846 101.1% 15 SANGKARRANG - - - 16 DAERAH PELABUHAN 4.356.089.000 4.396.669.426 100,9% JUMLAH 150.000.000.000 154.177.623.842 127,8%

dalam melakukan penagihan telah maksimal sehingga penggalian potensi dalam setiap kecamatan dapat lebih ditingkatkan. Namun belum termasuk Kecamatan baru yaitu Kecamatan Sakarrang.

3. Realisasi Penerimaan PBB pada Tahun 2017

Target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Makassar untuk masing-masing Kecamatan pada tahun 2017 dalam Tabel 3.3 berikut :

Sumber : Subbagian Uptd PBB Bapenda Kota Makassar, 2019

Tabel 3.3

Jumlah Realisasi PBB pada Tahun 2017

Berdasarkan data hasil tabel 3.3 menunjukkan bahwa target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menurun, terlihat dari realisasi penerimaan tidak mencapai target. Namun jumlah

NO KECAMATAN TARGET REALISASI PRESENTASE

% 1 BIRINGKANAYA 15.515.932.000 15.187.238.260 97,8% 2 BONTOALA 3.445.491.000 3.885.184.705 112,7% 3 MAKASSAR 5.704.609.000 5.887.230.644 103,2% 4 MAMAJANG 4.331.467.000 3.812.363.144 88,1% 5 MANGGALA 5.779.604.000 4.779.288.889 82,6% 6 MARISO 4.670.007.000 4.528.388.369 96,9% 7 PANAKKUKANG 24.878.758.000 24.493.507.810 98,4% 8 RAPPOCINI 14.313.725.000 14.282.164.064 99,7% 9 TALLO 6.303.428.000 6.727.402.614 93,6% 10 TAMALANREA 19.579.392.000 18.371.427.008 93,8% 11 TAMALATE 18.152.124.000 17.490.958.260 96,3% 12 UJUNG PANDANG 13.182.364.000 12.930.106.131 98,1% 13 UJUNG TANAH 1.009.228.000 1.041.794.997 103,2% 14 WAJO 8.719.954.000 8.666.048.846 99,3% 15 SANGKARRANG 57.828.000 58.853.526 9,82% 16 DAERAH PELABUHAN 4.356.089.000 4.417.009.750 101,3% JUMLAH 150.000.000.000 146.511.059.430 95,1%

presentase pada tahun 2017 memperoleh 97,67% hal tersebut efektif tetapi tidak memberikan kontribusi yang berdampak positif terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Adanya aplikasi sistem online pada tahun 2017 tidak meningkatkan kesadaran terhadap masyarakat dalam melaksanakan kewajiban.

Kecamatan baru yang telah terdaftar wajib pajaknya pada tahun 2017 masih terbilang sedikit sehingga tidak memberikan hasil realisasi yang meningkat pada penerimaan PBB tahun 2017.

4. Realisasi Penerimaan PBB pada Tahun 2018

Target dan realisasi penerimaan PBB Kota Makassar untuk masing-masing Kecamatan pada tahun 2018 dalam Tabel 3.3 berikut :

Sumber : Subbagian Uptd PBB Bapenda Kota Makassar, 2019

Tabel 3.4

Jumlah Realisasi PBB pada Tahun 2018

NO KECAMATAN TARGET REALISASI PRESENTASI %

1 BIRINGKANAYA 17.111.910.000 16.824.748.241 98,3% 2 BONTOALA 3.421.940.000 3.383.799.089 98,8% 3 MAKASSAR 5.652.392.000 5.729.849.256 101,3% 4 MAMAJANG 4.377.150.000 4.138.455.640 94,5% 5 MANGGALA 6.335.200.000 4.977.946.607 78,5% 6 MARISO 5.076.120.000 5.166.706.458 101,7% 7 PANAKKUKANG 25.302.309.000 23.811.336.805 94,1% 8 RAPPOCINI 14.598.640.000 14.290.427.671 97,8% 9 TALLO 6.029.005.000 6.187.369.164 102,6% 10 TAMALANREA 20.989.840.000 19.211.580.269 91,5% 11 TAMALATE 18.935.235.000 17.219.298.657 90,9% 12 UJUNG PANDANG 13.235.335.000 12.983.646.566 98% 13 UJUNG TANAH 1.009.230.000 960.706.932 95,1% 14 WAJO 8.511.790.000 8.090.344.035 95% 15 SANGKARRANG 57.815.000 58.534.748 101,2% 16 DAERAH PELABUHAN 4.356.089.000 4.397.090.507 100,9% JUMLAH 155.000.000.000 147.431.840.645 95,1%

Berdasarkan data tabel 3.4 Menunjukkan bahwa target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tahun 2018 meningkat dari tahun sebelumnya namun belum mencapai 100% dari target. Hal ini di sebabkan karena faktor ekonomi dari beberapa kecamatan sehingga target yang telah di tetapkan tidak terpenuhi.

Hasil dari data pada tahun 2016-2018 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengalami sistem yang tidak stabil sehingga target yang telah ditetapkan tidak selalu terealisasi dengan baik. Hal tersebut diakibatkan oleh jumlah wajib pajak yang cukup tinggi tetapi tidak memiliki kesadaran dan kepatuhan terhadap kewajibannya dalam melakukan pembayaran pajak dengan baik.

Secara keseluruhan, wilayah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berjumlah 16 Kecamatan yang ada di Kota Makassar dan 2 Kecamatan diantaranya memiliki tingkat penurunan realisasi yang paling signifikan. Penurunan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebenarnya dapat memberikan kontribusi yang baik namun pada wilayah Kecamatan Biringkanaya pada tahun 2016 dan 2017, perbandingan presentase 99,1% menurun menjadi presentase 97,8% sedangkan pada wilayah Kecamatan Tamalanrea pada tahun 2016 memiliki presentasi 100,2% dan menurun menjadi 93,8%.

Pemasalahan pada Kecamatan Biringkanaya ditimbulkan akibat adanya masalah ekonomi dan masih kurangnya objek pajak sebagai potensi Bumi dan Bangunan yang ada disepanjang pada tahun 2017

sedangkan pada Kecamatan Tamalanrea disebabkan akibat terjadinya keterlambatan surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT) sepanjang tahun 2017 serta kondisi masalah ekonomi masyarakat.

Adapun wilayah yang seharusnya merealisasikan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) namun masih belum bisa terealisasikan yaitu Kecamatan Sakarrang. Kecamatan ini merupakan Kecamatan yang di tetapkan sebagai Kecamatan baru di Kota Makassar di tahun 2016 namun wajib pajaknya mulai terdaftar di tahun 2017 dan tercatat masih kurang dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikarenakan jumlah wajib pajak masih sedikit namun hal ini akan ditinjau kembali dan akan terus di tingkatkan tiap tahunnya. Penggalian potensi-potensi di Kecamatan Sakarrang masih akan terus dikembangkan termasuk pelayanan perbaikan sarana dan prasarana masih minim. Penyebab tidak terealisasinya penerimaan pajak dengan baik dalam kurung waktu tiga tahun terakhir yaitu kurang efektifnya penagihan pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) setiap tahun akibat tingginya angka tunggakan pajak serta piutang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Hasil wawancara yang dilakukan di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar (BAPENDA) memberikan hasil yaitu bapak Indirwan Demayasair S.ST selaku kepala UPTD PBB menyampaikan bahwa salah satu cara mengoptimalkan penerimaan pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yaitu meningkatkan seluruh potensi-potensi yang

ada di Kota Makassar misalnya tanah kosong yang telah dibangun hotel maka akan dikenakan biaya pajak sesuai dengan tingkatan hotel tersebut.

Adapun cara yang dilakukan pemerintah untuk memberitahukan penyampaian jatuh tempo pembayaran kepada masyarakat agar dapat melakukan pembayaran dengan tepat waktu yaitu pertama melaksanakan sosialisasi melalui RT dan RW, pertemuan ini dilakukan secara intens ke setiap kelurahan serta masyarakat agar dapat tersampaikan dengan baik dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Penyampaian ini dapat memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pajak yang harus dibayar bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan sendiri namun uang pajak yang dibayarkan oleh masyarakat di pergunakan dari masyarakat untuk masyarakat lain.

Kedua penyampaian melalui radio agar masyarakat dapat mendengarkan informasi yang disampaikan mengenai kewajiban dalam pembayaran pajak dan mengiformasikan jatuh tempo pembayaran pajak bumi dan bangunan serta petugas dari Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar (BAPENDA) turun langsung dalam pemasangan spanduk- sepanduk di pinggir jalan atau tempat yang strategis yang dapat dijangkau agar masyarakat dapat melihat spanduk tersebut yang berisikan tentang kewajiban Perpajakan, bisa berupa penyataan, kutipan atau pesan singkat agar masyarakat mengerti dan paham pentingnya perpajakan serta masyarakat yang melintasi daerah tersebut dapat

membacanya. Hal ini bertujuan untuk menjangkau masyarakat dengan penyampaian yang secara singkat dapat memberikan kesadaran tersendiri untuk masyarakat untuk melaksanakan kewajibannya.

Ketiga melakukan patroli keliling untuk mengelilingi setiap kecamatan tempat tinggal masyarakat selama sebulan sebelum berakhirnya dedline pembayaran dengan menggunakan pengeras suara agar masyarakat dapat mendengarkan serta mengingatkan pembayaran yang seharusnya dilakukan dengan tujuan agar masyarakat segera melakukan pembayaran Pajak bumi dan Bangunan sebelum jatuh tempo.

Pada dasarnya penyampaian yang telah dilakukan oleh pihak Badan Pendapatan Daerah Kota Makassar (BAPENDA) untuk meningkatkan penerimaan pajak bumi dan bangunan telah tersampaikan dengan baik namun masih saja masyarakat menghiraukan penyampaian tersebut maka wajib pajak yang tidak membayarkan pajaknya sesuai jatuh tempo akan dilakukan pengenaan sanksi.

Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang disampaikan kepala UPTD pada saat wawancara yaitu jatuh tempo pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada tanggal 31 september, wajib pajak yang menunggak akan dikenakan sanksi menurut undang-undang yang diturunkan oleh peraturan pemerintah daerah tahun 2018. Sanksi yang diberikan untuk PBB adalah denda administratif yang dikenakan 2% perbulan setelah jatuh tempo. Milsalnya wajib pajak membayar pajak setelah jatuh tempo pembayaran maka wajib pajak itu sendiri di kenakan

tarif 2% dan apabila di bulan kedepannya masih juga belum dibayarkan maka akan dikenakan kenaikan tarif 4%, Tarif 48% merupakan tarif maksimal berdasarkan pengenaan pajak yang belum terbayarkan. Setelah maksimal tarif yang dikenakan belum juga terbayarkan maka akan dilakukan pengajuan surat penagihan kepada wajib pajak berupa penagihan pertama,kedua ,dan ketiga apabila masih juga terbaikan dari penagihan yang telah diberikan maka akan di lakukannya penarikan berupa aset dari wajib pajak.

3.3.2 Kriteria Kontribusi Pajak Daerah

Dokumen terkait