*PELAT ATAP
2. Kotak dialog Result akan muncul dengan tabs aktif Loads. Dimana pada frame Selected terdapat list dari kasus pembebanan yang telah didefinisikan
3. Untuk kajian analisa, anda dapat memilih sebagian kasus beban atau semuanya. Untuk kasus ini kita akan konsentrasi ke beban kombinasinya saja. Untuk itu pilih beban 1 s/d 4, kemudian klik tombol < . Klik OK
4. Maka tampilan STAAD akan menjadi seperti gambar dibawah ini, dengan pagemenu Node dan Tab Displacementaktif. Dimana pada bagian data area ditampilkan tabel Node Displacement. Dan pada Screen Area ditampilkan struktur terdeformasi dengan skala tertentu
5. Sekarang kita akan cari tahu dimana letak balok atau kolom yang mengalami kegagalan struktur (FAIL)
Untuk Balok
- Seleksi semua elemen struktur balok. Caranya terserah….bisa anda meng kliknya satu persatu, atau bisa juga melalui fasilitas Select By Group Name yang semua langkah-langkahnya sudah kita bahas diatas
- Pada menu pulldown, klik Report > Section Forces
- Klik tab Sorting, kemudian pilih Moment-Z, ceklist Absolute Values. Lanjutkan dengan
memilih List from High To Low dari kotak Frame Set Sorting Order. Kemudian klik tab Loading, (jangan di klik ok dulu)
- Setelah itu akan muncul kotak dialog Section Forces. Atur sedemikian rupa sehingga hanya BEBAN KOMBINASIsaja yang terseleksi di lajur sebelah kanan (selected). Klik OK!
- Akan keluar kotak Section Forces, yang menampilkan elemen-elemen batang yang mengalami momen lentur yang diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil. Sekarang anda lihat di kotak tersebut, ternyata element balok 56, 20, 14 & 57 menempati urutan teratas balok yang mengalami lentur terbesar.
Nah sekarang pertanyaannya….hayo dimana letak balok itu???…..Udah gak perlu pakai hitungan yang njelimet dan ruwet untuk mengetahui letak 4 balok tersebut. silahkan jawab di luar kepala….. Nich jawabannya :
Pasti posisinya pada balok yang saya kasih tanda X warna merah itu dech…. kalau ndak gitu paling-paling yang saya kasih tanda X warna biru. Cuman kalau melihat geometri struktur dan pembebanan yang bekerja, saya condong ke balok yang saya kasih tanda X warna merah. Lho….la kok bisa? apa alasannya?….
Alasannya :
Balok yang bertanda X merah, memiliki bentang yang cukup besar ( L = 6m), tanpa ada kolom penyangga dibawahnya. Semakin panjang bentang, maka resiko defleksi akan semakin besar pula. Selain itu tepat ditengah bentang (titik ekstrim), balok tersebut mengalami beban terpusat dari beban balok anak(grid) yang menyangga beban dinding setinggi 3.6 m atau sekitar 900 kg/m’ dan beban mati pelat lantai.
Balok bertanda X biru sebenarnya juga mengalami kondisi yang sama. tapi tetap saja naluri saya mengatakan kalau balok yang bertanda X merah mengalami kegagalan lentur yang paling parah daripada balok bertanda X biru (hehehe…kayak dosen aja wkwkwwkwk….). OK! sekarang mari kita buktikan apakah balok dengan nomor 56, 20, 14 & 57 berada pada posisi tersebut 6. Klik kanan pada layar tampilan anda. Pilih Labels. Maka otomatis akan keluar kotak dialog Diagrams. Anda centangBeam Numbers pada frame Beams, klik OK
- Nah…ternyata benarkan prediksi saya kalau letak balok yang mengalami momen lentur terbesar terletak pada posisi tersebut hehehe…..
7. Sekarang klik ganda salah satu dari balok tersebut. Misalkan saja balok no 20. Klik tab Concrete. Sekarang anda lihat disitu tulangan bawah balok tidak keluar (berarti ada kemungkinan balok tersebut mengalami kegagalan struktur/FAIL)
8. Sekarang cari informasi lebih lanjut dari balok no 20 ini, melalui menu STAAD Output. Anda bisa mengaksesnya dengan menekan tombol mirip calculator (yang saya lingkari pakai warna merah) Nah….sekarang baru ketahuan kalau balok no.20 Gagal/FAIL
- Cek juga balok dengan no 56, 14, 57, 28, 47, 48, 2, 8 & 53. Balok-balok yang saya sebutkan ini adalah balok yang diawal tadi saya tandai dengan X merah dan X biru. Kemungkinan gagal lentur dari balok-balok ini sangat tinggi sekali.
Nah…sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara mengatasi agar balok tersebut tidak FAIL.
Ada dua cara yang bisa kita lakukan :
1. Yang paling ideal dan paling baik adalah menambahkan kolom penyangga tepat ditengah bentang dari balok tersebut (khususnya balok no 56, 20, 14 & 57 ), sehingga kemungkinan dimensi baloknya bisa diperkecil karena disesuaikan dengan lebar bentangnya.
2. Jika tidak memungkinkan dengan menggunakan cara diatas dikarenakan untuk alasan kebutuhan ruang, sehingga dikhawatirkan dengan adanya kolom tersebut malah akan mengganggu
pemandangan dan ruang toko menjadi terkesan sempit. Maka mau tidak mau kita harus memperbesar dimensi balok.
OK! sekarang anggap saja ownernya tidak mau ada kolom di ruang depan toko. maka solusi diambil adalah memperbesar dimensi balok.
Sekarang kita ambil H balok adalah 1/10 dari lebar bentang, sehingga H = 1/10 x 600 = 60 cm, lebar balok diambil 1/2 H = 1/2 x 60 = 30 cm, jadi dimensi baloknya adalah 30/60.
9. Sekarang kita akan definisikan dimensi balok 30/60 ke STAAD. Caranya dari page menu General, klik tab Property, kemudian pada menu page sebelah kanan, klik Define, Lanjutkan dengan
memasukan dimensi balok melalui kotak YD dan ZD. Klik Add.
10. Sekarang Assign balok yang sudah kita definisikan tadi ke elemen no 56, 14, 57, 28, 20, 47, 48, 2, 8 & 53. Untuk jelasnya lihat balok yang saya kasih tanda X (merah) dan X (biru) pada gambar dibawah (bisa toh caranya…..jadi saya gak perlu ngulang-ngulang lagi hehehe…..)
11. Lakukan analisa struktur ulang. Jika sudah cek kembali balok tersebut, apakah masih FAIL atau tidak?. Jika masih FAIL, maka balok perlu didimensi ulang. Silahkan Anda bereksplorasi sendiri…. Sekedar sebagai catatan :
Ternyata setelah saya inputkan balok dengan ukuran 30/60 masih tidak memenuhi (FAIL). Dan baru ketika saya memasukan balok dengan dimensi 30/90 struktur baloknya stabil (alias tidak FAIL). Tapi lha masak baloknya sebesar itu toh…..lha kalau baloknya sebesar itu berarti spase vertikal ruang tinggal 3.80 – 0.90 = 3.1 m……hmmmm..jadi pendek ya kalau untuk ukuran ruko. tapi tidak
apalah…cobalah tanya ke arsiteknya…kira-kira elevasi plafondnya berapa? masih memenuhi ndak kalau dengan balok setinggi itu.
Sebenarnya ada cara lain lagi agar baloknya tidak sebesar itu, yaitu dengan mengubah ukuran kolom yang saya blok pakai warna hijau ini dengan ukuran 40/40, sehingga baloknya bisa diperkecil menjadi 30/60. Coba deh kalau gak percaya. nih hasilnya penulangan dari balok 30/60 tersebut (lihat gambar bawah).
Lho kok bisa???…
Ok! disini saya tidak akan serta merta untuk menjawab..silahkan untuk dipecahkan sendiri. Jika belum ketemu jawabannya jangan segan-segan untuk bertanya kepada
saya…hehehehehe…..Cuman pesan saya adalah :
“Pemilihan model struktur yang tepat dan sesuai, adalah lebih penting dari ketelitian perhitungan struktur itu sendiri”
Materi Tambahan :
- Kalau anda ingin melihat struktur secara Full Section yang artinya ketebalan strukturnya
ditampilkan anda bisa klik kanan dilayar tampilan. Pilih Labels, kemudian klik tab Structure. Pilih Full
Mencari Kolom Yang Mengalami Gaya Aksial Terbesar
- Seleksi semua elemen kolom. Caranya terserah….bisa anda meng kliknya satu persatu, atau bisa juga melalui fasilitas Select By Group Name yang semua langkah-langkahnya sudah kita bahas diatas
- Klik tab Sorting, kemudian pilih Axial Force, ceklist Absolute Values. Lanjutkan dengan memilih List from High To Low dari kotak Frame Set Sorting Order. Kemudian klik tab Loading, (jangan di klik ok dulu)
- Setelah itu akan muncul kotak dialog Section Forces. Atur sedemikian rupa sehingga hanya BEBAN KOMBINASIsaja yang terseleksi di lajur sebelah kanan (selected). Klik OK!
- Akan keluar kotak Section Forces, yang menampilkan elemen-elemen batang yang mengalami gaya Axial yang diurutkan dari yang terbesar sampai yang terkecil.