• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum

1. Kreatifitas Guru Agama

Kreativitas guru agama itu berbeda-beda antara satu guru dengan guru lain dan dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Guru agama yang kreatif akan meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik yang akan mencerdaskan kehidupan Bangsa dan Negara.

Kreativitas guru agama adalah bagaimana seseorang guru mampu menciptakan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar serta mewujudkan sesuatu yang baru untuk menemukan ide-ide, metode-metode atau sistem baru untuk pemecahan problem-problem yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan islam untuk menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan.

Dalam penelitian tersebut, kami mengambil obyek penelitian di Sekolah Dasar Islam Terpadu Meranti. Setiap guru agama mempunyai kreativitas sendiri-sendiri dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama islam. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru agama serta kepala sekolah menyatakan bahwa kreativitas guru agama dalam proses belajar mengajar bervariasi antara satu guru dengan guru yang lain karena setiap guru agama mempunyai cara-cara tertentu untuk mengembangkan kreativitas yang tumbuh dengan sendirinya tergantung dari situasi dan kondisi para peserta didik.

Dalam proses belajar mengajar guru agama selalu memberikan kreativitasnya agar tidak terjadi kejenuhan di dalam kelas misalnya guru tidak hanya mengajarkan peserta didik di dalam kelas saja tetapi dengan menggunakan fasilitas lain yang tersedia.

Guru agama dalam mengatur sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar dengan cara yang seefektif mungkin. Guru agama yang ada di SD Islam Terpau Meranti dalam mengajar harus melihat kondisi peserta didik. Guru agama harus bisa mengatur cara yang tepat agar bisa memberikan ilmu pengetahuan agama kepada peserta didik tanpa ada halangan yang berarti.

perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan kreativitas guru agama. Pengunaan alat peraga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan agama islam di setiap sekolah, tanpa adanya alat peraga maka sulitlah mewujudkan tujuan pendidikan.

Pemanfaatan fasilitas yang ada di sekolah ini sangat menunjang guru agama untuk berkreativitas karena dengan cara inilah guru agama dapat memaksimalkan setiap materi yang ada dibuku panduan sehingga memudahkan para peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan.

Alat peraga dibutuhkan dalam membantu memudahkan pelaksanaan proes belajar mengajar yang berfungsi menghindari verbalisme terhadap materi yang diajarkan. Misalnya setiap guru agama yang ada di SD Islam Terpadu Meranti tidak hanya mengajarkan teori saja akan tetapi langsung mempraktekkannya ke lapangan. misalnya dalam materi berwudhu dan sholat berjamaah guru agama langsung mengajarkan sholat berjamaah di Masjid. Bahkan sekolah membuat program paket dzuhur berjamaah setiap

hari kecuali hari Jum’at. Hal ini dilakukan untuk membiasakan para peserta didik untuk selalu sholat berjamah setiap waktu di masjid.

Dalam dunia pendidikan sarana prasarana merupakan faktor utama dalam proses belajar mengajar karena dengan adanya sarana prasarana yang cukup memadai akan mencapai tujuan pendidikan yang baik. Berdasarkan

hasil wawancara dengan guru agama dan kepala sekolah bahwa Sarana

dan prasarana di SD Islam Terpadu Meranti ini cukup memadai seperti dengan adanya gedung untuk pembelajaran pendidikan agama islam berupa ruang kelas yang di lengkapi dengan proyektor/infocus, perpustakaan, lapangan, dan masjid yang biasa dipakai sebagai sarana pembelajaran, seperti tadarus al-Quran serta paket dzuhur berjamaah dan yang lainya. Perpustakaan sekolah setidaknya telah menyediakan berbagai buku pelajaran baik untuk pendidikan agama islam ataupun pendidikan umum sebagai wahana peserta didik dalam mencari bahan pelajaran yang dibutuhkan. Faktor yang paling mendukung dalam proses belajar mengajar

kreativitasnya.

Dari penelitian yang telah penulis lakukan kepada siswa kelas III SD Islam terpadu Meranti. Penulis melakukan analisis data dengan memberikan nilai berupa prosentase pada setiap jawaban dari angket yang telah disebar kepada 30 peserta didik/siswa( 15 siswa kelas III A dan 15 Siswa Kelas III B). Berikut ini prosentase hasil angket atau kuisioner tersebut. Berdasrkan setiap pertanyaan dan jawaban yang diberikan responden :

Tabel 4.1

Senang belajar Pendidikan Agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat senang 16 54%

Senang 10 33%

Kurang senag 4 13%

Tidak senang - -

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui, bahwa siswa senang dalam belajar Agama Islam menunjukkan banyaknya siswa yang menjawab alternatif jawaban yaitu 54 % siswa menjawab Sangat senang, 33 % siswa Senang, 13 % siswa menjawab kurang Senang, dan tidak seorang pun siswa menjawab bahwa tidak senang mengikuti pelajaran Agama Islam.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa senang dengan Pelajaran Agama Islam di sekolah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa guru Agama islam bisa menguasai kelas sehingga pelajaran menyenangkan.

Tidak putus asa walupun tidak memahami salah satu teori atau pengertian

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu - -

Kadang-kadang 3 10%

Jarang 4 13,3%

Tidak pernah 23 76,7%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa tidak putus asa walaupun tidak memahami salah satu teori atau pengertian yaitu 76,7%, 13,3% siswa menjawab jarang putus asa, sedangkan 10% siswa menjawab kadang-kadang putus asa, dan tidak satu orang pun menjawab selalu putus asa. dari data di atas dapal diketahui bahwa pelajar PAI merupakan pelajaran yang mudah di pahami dan dimengerti oleh para siswa.

Tabel 4.3

Cepat lelah apabila belajar agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu - -

Kadang-kadang 3 10%

Jarang 6 20%

Tidak pernah 21 70%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas menunjukkan banyaknya siswa yang menjawab alternatif jawaban selalu melaksanakan tidak pernah cepat lelah belajar agama Islam yaitu 70%, siswa yang menjawab jarang sebanyak 20 %, dan siswa yang menjawab kadang-kadang sebanyak 10 %, sedangkan tidak ada yang menjawab selalu cepat lelah dalam mengikuti pelajaran agama Islam. Dengan demikian seluruh siswa SD Islam Terpadu Merati selalu siap

Tabel 4.4

Senang mengerjakan soal-soal Pendidikan Agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat Setuju 22 73,3%

Setuju 6 20%

Tidak Setuju 2 6,7%

Sangat Tidak Setuju

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui tidak seorang siswa pun menjawab sangat tidak setuju, 6,7% siswa menjawab setuju, 20% siswa menjawab setuju dan 73,3% siswa menjawab sangat setuju.

Dari data di atas menunjukkan bahwa siswa/siswi SD Islam Terpadu Meranti suka mengerjakan soal Pendidikan Agama Islam, denga demikian berarti tidak ada hambatan dalam memberikan lebih soal-soal latihan untuk menguatkan penguasaan materi yang telah di berikan/diajarkan.

Tabel 4.5

Rajin membaca dan memahami Pelajaran Agama Islam supaya nilai ulangan lebih baik

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat Setuju 27 90%

Setuju 2 6,7%

Tidak Setuju 1 3,3%

Sangat Tidak Setuju

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas menunjukkan siswa selalu belajar dan memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam supaya mendapatkan nilai yang

setuju 90%, siswa menjawab setuju 6,7%, siswa menjawab tidak setuju 3,3% dan tidak ada yang menjawab tidak sangan setuju.

Tabel 4.6

Mengadakan lomba PAI pada peringatan hari besar Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat Setuju 23 76,7%

Setuju 1 3,3%

Tidak Setuju 4 13,3%

Sangat Tidak Setuju 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui para siswa sangat merespon terhadap diadakannya perlombaan yang dia dakan pada peringatan Hari Besar Islam hal ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk menggali kemampuan siswa di bidang pendidikan agama Islam hal ini dibuktikan dengan jawaban siswa yang menyatakan sangat setuju sebanyak 76,7%, Setuju 3,3%, tidak setuju 13,3% dan sangat tidak setuju 6,7%.

Tabel 4.7

Guru menerapkan berbagai metode pada proses belajar Pendidikan Agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 22 73,3%

Kadang-kadang 6 20%

Jarang 2 6,7%

Tidak pernah

agama selalalu menggunakan metode yang sesuai dengan meteri yang akan diajarkan, agarlebih terarah dan mencapai target yang diinginkan. Metode yang digunakan harus berfariasi dan menarik siswa, hal ini dibuktikan dengan jawaban responden yang menyatakan selalu 73,3%, siswa yang menjawab kadang-kadang 20%, siswa yang menjawab jarang 6,7%, dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah.

Tabel 4.8

Menyampaikan materi dengan menggunakan teknologi dan informasi

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat Setuju 27 90%

Setuju 2 6,7%

Tidak Setuju 0 0%

Sangat Tidak Setuju 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas diketahui informasi bahwa siswa sangat membutuhkan teknologi dan informasi yang menunjang dalam kegiatan belajar Agama Islam, hal ini di buktikan dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 90%, setuju 6,7%, dan yang menyatakan sangat tidak setuju 3.3%. Kondisi ini dapat difahami, bahwa guru Agama harus mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam mengoprasikan teknologi dan informasi yang modern sesuai kemajuan zaman.

Memutar film sejarah para nabi

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat Setuju 19 63,4%

Setuju 7 23,3%

Tidak Setuju 1 3,3%

Sangat Tidak Setuju 3 10%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui Pemutaran film juga termasuk salah satu media pembelajaran yang bersifat audio visual yang mempunyai fungsi kognitif, karena gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan pelajaran yang bersifat cerita/hikayat, 63,4%, atau 19 siswa menjawab sangat setuju, 23,3% siswa setuju, dan 3,3% siswa menjawab tidak setuju, dan 10% siswa menjawab sangat tidak setuju.

Tabel 4.10

Memberikan reword kepada siswa yang mendapat nilai bagus

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 20 66,7%

Kadang-kadang 6 20%

Jarang 3 10%

Tidak pernah 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas diketahui pemberian reword merupakan suatu cara guru untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar, juga dikatakan sebagai tujuan untuk membarikan motivasi dalam belajar, karean dapat membangkitkan, meningkatkan dam memelihara semangat siswa belajar sampai berhasil, terbukti dengan jawaban yang diberikan oleh responden sebanyak 66,7% siswa menyakan sering diberi reword, 20% siswa yang

menjawab tidak pernah.

Upaya meningkatkan kreativitas guru agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di SD Islam terpadu Meranti dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya dengan mengikut sertakan guru agama dalam penataran yang di selenggarakan baik oleh Kemendiknas ataupun oleh Kemenag.

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat para guru agama semakin terpanggil untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam. Mereka mencari metode pembelaajran yang menarik dan menyenangkan sehingga peserta didik merasa nyaman mengikuti pelajaran agama islam baik di kelas maupun di luar kelas. Dengan teknologi yang canggih guru dapat dengan mudah mencari informasi yang relevan dengan pokok bahasan yang akan di ajarkan. Internet telah menyediakan informasi apa saja yang di butuhkan oleh manusia, yang dituntut disini kreativitas seorang guru dalam memanfatkan media tersebut untuk menunjang pelajaran.

Guru yang kreatif adalah guru yang mampu menghidupkan suasana kelas agar lebih menarik. Penyampaian materi harus melihat kondisi peserta didik. Guru agama tidak megajarkan teori saja akan tetapi pemahaman juga. Sehingga pelajaran yang sifatnya proses hendaknya jangan di ajarkan dengan metode ceramah akan tetapi dengan praktek langsung. Seperti pelajaran shalat, peserta didik langsung di bawa ke mesjid memparktekan langsung gerakan shalat dengan baik, sehingga murid lebih cepat menangkap materi yang di ajarkan.

Guru agama Islam sangat menguasi materi pelajaran yang akan di ajarkan

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat Setuju 28 93,4%

Setuju 1 3,3%

Tidak Setuju 1 3.3%

Sanagat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari table di atas dapat diketahui mayoritas guru sangat menguasai materi yang akan diajarkan, dibuktikan dengan siswa yang menjawab sangat setuju sebanyak 93,4%, siswa menjawab setuju guru sangat menguasai materi yang diajarkan sebanyak 3,3%, siswa tidak setuju 3,3 %. Tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju.

Tabel 4.12

Guru-guru berusaha melengkapi buku-buku PendidikanAgama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 18 60%

Kadang-kadang 8 26,6%

Jarang 2 6,7%

Tidak pernah 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa menjawab selalu mengapresiasi terhadap guru yang selau berusah melengkapi buku PAI yaitu sebanyak 60%, sebanyak 26,6% siswa menjawab kadang-kadang, sedangkan 6,7% siswa menjawab jarang, dan 6,7% siswa menjawab tidak pernah. Jawaban siswa sebesar itu, tentang apresiasi guru yang selalu melengkapi buku buku pelajaran Pendidikan Agama Islam lantaran bahwa

terhadap pembentukan sikap yang baik bagi siswa.

Tabel 4.13

Mengadakan Ulangan harian setiap sebulan sekali

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 18 60%

Kadang-kadang 5 16,6%

Jarang 4 13,4%

Tidak pernah 3 10%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 60% siswa menjawab bahwa selalu diadakan ulangan harian tiap bulan, 16,6% siswa menjawab kadang-kadang dilaksanakan tiap bulan, sedangkan 13,4% siswa menjawab jarang dilaksanakan tiap bulan, dan sisanya menjawab tidak pernah diadakan ualangan harian.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh siswa tidak keberatan dengan diadakan ulangan hariantiap bulan, hal ini dilakukan untuk mengukur kemapuan mereka menguasai materi pelajaran agam Islam.

Tabel 4.14

Guru mengunakan berbagai sumber media yang sesuai dengan materi yang disampaikan

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sanagat Setuju 20 66,6%

Setuju 6 20%

Tidak Setuju 2 6,7%

Sangat Tidak Setuju 2 6,7%

Islam terpadu Meranti menginginkan guru agama islam menggunakan media yang relevan dengan materi yang akan diajarkan sebagai daya tarik merka agar menyukai pelajaran agama Islam, terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju 66,6%, yang menyatakan setuju 20%, sedangkan yangf menyatakan tidak setuju 6,7% dan sisanya 6,7% menyatakan sangat tidak setuju.

Dari data di atas bahwa guru harus terus berupaya meningkatkan kreativitasnya guna mendapatkan suatu metode yang tepat untuk menyampaikan materi kepada peserta didik dengan menarik dan menyenagkan.

Tabel 4.15

Menggunakan media audio visual

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 22 73,3%

Kadang-kadang 5 16,7%

Jarang 1 3,3%

Tidak pernah 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas di dapat sisimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang memberikan contoh untuk membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi berupa gambar atau lambang visual yang dapat menggugah emosi dan sikap siswa, dibuktikan dengan jawaban dari responden yang menyatakan sering lebih dari separuh jumlah siswa yang menyatakan sering yaitu 73,3%, yang menyatakan kadang-kadang16,7%, yang menyatakan jarang 3,3%, dan menyatakan tidak pernsah 6,7%, dengan demikian media audio visual mempunyai fungsi untuk memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar.

Mengajak siswa membuat media gambar atau tulisan indah dari bahan yang murah

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 25 83,3%

Setuju 5 16,7%

Tidak setuju 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa 83,3% siswa menjawab selalu, 16,7% siswa menjawab kadang-kadang, dan tidak ada siswa yang menjawab jarang dan tidak sama sekali. Jadi siswa sangat senang dan tertarik untuk membuat tulisan indah atau gambar. Hal ini melatih kreativitas siswa.

Tabel 4.17

Mengadakan bimbingan untuk guru agama Islam untuk meningkatkan kreativitas

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 30 100%

Setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa para siswa sangat setuju dengan adanya bimbingan kepada guru agama Islam agar kreativitas guru semakin meningkat terbukti dengan jawaban responden yang 100% sangat setuju.

juga bimbingan yang dibuat oleh sekolah/yayasan.

Tabel 4.18

Menyediakan kurikulum untuk pendidikan agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 27 90%

Setuju 2 6,7%

Tidak setuju 0 0%

Sangat tidak setuju 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 90% siswa sanagat setuju, 6,7% siswa menjawab setuju, sedangkan 3,3% siswa sangat tidak setuju, dan tidak seorang siswa pun menjawab tidak setuju.

Dari data di atas dapat disimpulkan seluruh siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini sanagat setuju dengan adanya kurikulum untuk pelajaran Pendidikan agama Islam. Kurikulum sangat dibutuhkan agar pembelajaran Pendidikan Agama islam lebih terrarah dan tepat pada sasarannya. Kurikulum merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis sehingga perlu dinilai dan dikembangkan secara terus menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat.

Tabel 4.19

Menyediakan buku-buku penunjang bagi pendidikan agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 30 100%

setuju 0 0%

Tidak setuju 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0%

guru memukul telapak tangan ketika menghukum, 10% siswa menjawab kadang-kadang, dan tidak ada siswa yang menjawab wajah yang dipukul guru ketika menghukum, dan 0% jarang guru menghukum pukul telapak tangan, sedangkan 14% menjawab tidak pernah.Hal ini membuktikan bahwa guru dalam menghukum siswa memilih bagian anggota badan yang tidak membahayakan siswa.

Tabel 4.20

Mengadakan evaluasi pendidikan gama islam dengan tes lisan saja

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 3 10%

setuju 6 20%

Tidak setuju 3 10%

Sangat tidak setuju 18 60%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa 10% siswa menjawab sanagat setuju, 20% siswa menjawab setuju, 10% siswa menjawab tidak setuju, dan 80% siswa menjawab sangat tidak setuju.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mereka sangat tidak setuju tes dialksankan dengan cara lisan saja. Ini dimungkinkan tidak semua siswa bisa percaya diri dalam tes satu persatu secara lisan. Mereka lebih senang dengan tes secara tertulis.

Sasaran evaluasi adalah suatu kegiatan seorang guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Tabel 4.21

Menambah jam pelajaran untuk pendidikan agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 0 0%

setuju 1 3,3%

Tidak setuju 2 6,7%

Sangat tidak setuju 27 90%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui siswa menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 0%, sebanyak 3,3% siswa menjawab setuju, 6,7% siswa tidak setuju, dan 90% siswa menjawab sangat tidak setuju.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa reaksi-reaksi siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Meranti atau mengapresiasi terhadap guru yang memberikan jam tambahan kepada siswa sangat berpareasi tanggapannya, ini di mungkinkan karena mereka sudah lelah belajar di sekolah. Karena sekolah hanya 5 hari belajar efektif, jadi mereka pulangnya sore. Kalau di tambah lagi jam pelajaran banyak yang bilang sangat tidak setuju.

Tabel 4.22

Menambah sumber media pembelajaran sebagai daya tarik siswa

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 25 83,4%

setuju 4 13,3%

Tidak setuju 1 3,3%

Sangat tidak setuju 0 0%

pembelajaran dapat bermanfaat untuk mencapai sasaran belajar. Karena sumber belajara dapat di temukan dengan mudah baik berupa sarana prasarana maupun media cetak dan gambar. Hal ini dibuktikan dengan jawban para siswa yang menjawab sangat setuju.

Tabel 4.23

Saya suka memutar kaset/CD yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 12 40%

setuju 9 30%

Tidak setuju 5 16,7%

Sangat tidak setuju 4 13,3%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kurang dari separuh dari siswa belum menggunakan fasilitas berupa kaset/CD untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam, terbukti dengan jawaban responden yang menjawab sangat setuju hanya 40%, setuju 30%, tidak setuju 16,7% dan sanagat tidak setuju 13,3%.

Tabel 4.24

Mengadakan latihan tulisan indah/kaligrafi di sekolah

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 13 43,3%

Setuju 6 20%

Tidak setuju 8 26,7%

Sangat tidak setuju 3 10%

latihan tulisan indah/kaligrafi yang diadakan di sekolah, dengan jawaban responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 43,3%, setuju 20%, tidak setuju 26,7% dan sangat tidak setuju 10%.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perlu perhatian guru agama untuk mengatasi masalh tersebut, diperlukan daya tarik supaya anak lebih banyak mengikuti latihan tersebut. .

Tabel 4.25

Mengajarkan pendidikan agama Islam di luar jam sekolah

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Sangat setuju 3 10%

setuju 6 20%

Tidak setuju 3 10%

Sangat tidak setuju 18 60%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 10% siswa menjawab setuju, 20% tidak setuju, 60% siswa menjawab sangat tidak setuju. Banyaknya siswa yang menjawab sangat tidak setuju, hal ini disebabkan mereka sudah banyak kegiatan di luar jam sekolah sehingga susah untuk mengatur waktunya lagi.

Tabel 4.26

Membiasakan tadarus bersama sebelum belajar dimulai

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 6 20%

Kadanag-kadang 18 60%

Jarang 3 10%

Tidak pernah 3 10%

sering bertadarus sebelum memulai pelajaran, 60% siswa menjawab kadang-kadang, 10% siswa menjawab jarang, dan 10% siswa menjawab tidak pernah. Hal ini kemungkinan kurangnya pengawasan dari guru agama/guru kelas.

Tabel 4.27

Saya selalu hadir dalam mengikuti pelajaran Agama Islam

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 16 53,4%

Kadanag-kadang 10 33,3%

Jarang 4 13,3%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui sebanyak 53,4% siswa selalu mengikuti, 33,3% siswa menjawab kadang-kadang mengikuti, sedangkan 13% siswa menjawab jarang jarang, tidak ada yang menjawab tidak pernah ikut mengikuti pelajaran agama islam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa selalu hadir dalam pelajaran agama Islam.

Tabel 4.28

Saya mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islamdengan sungguh-sungguh

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 18 60%

Kadanag-kadang 5 16,7%

Jarang 4 13,3%

Tidak pernah 3 10%

menjawab selalu mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam, sebanyak 16,7% kadang-kadang, 13,3% siswa menjawab jarang, dan 10% siswa menjawab tidak pernah.

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun ada yang tidak mengikuti pelajaran Pendidikan agama Islam dengan sungguh-sungguh yang mengakibatkan kurang kondusifnya keadaan di kelas. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan metode yang tepat.

Tabel 4.29

Senang membiasakan mengucapkan salam apabila bertemu dengan guru

Pilihan Jawaban Frekwensi Persentase

Selalu 10 33,3%

Kadanag-kadang 16 53,4%

Jarang 4 13,3%

Tidak pernah 0 0%

Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas diperoleh informasi bahwa masih belum terbiasa mengucapkan salam apabila bertemu dengan guru, dari 30 responden yang dijadikan sampel sebanyak 33,3% siswamenjawab selalu melakukannya, tidak seorang siswa pun menjawab tidak pernah melakukan, sedangkan 13,3% siswa menjawab jarang melakukan, dan 53,4 % siswa menjawab

Dokumen terkait