• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEOR

2. Kreativitas Belajar

a. Definisi Kreativitas Belajar

Menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia Kreativitas dapat diartikan sebagai daya cipta atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu. 10. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi kreativitas, sebagai berikut:

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru. Hasil karya atau ide-ide baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh pembuatnya maupun orang lain. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat.11

Menurut James J. Gallagher yang dikutip oleh Yeni Rachmawati dan Euis Kurniawati mengatakan bahwa “Creativity is a mental process by wich an

9

Djamarah,op. cit., h. 50. 10

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 835.

11

Fuad Nashori & Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam

individual creates new ideas or products, or recombines existing ideas and products, in fashion that is novel to im or her” (kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya).12 Lebih lanjut Supriadi mengutarakan sebgaimana dikutip oleh Yeni Rachmawati dan Euis Kurniawati bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.13

Menurut Abdul Rahman Shaleh kreativitas adalah “suatu kemampuan untuk memecahkan persoalan yang memungkinkan orang tersebut memecahkan ide yang asli atau menghasilakan suatu yang adaptis (fungsi kegunaan) yang secara penuh berkembang. Kreativitas dan kecerdasan seseorang tergantung pada kemampuan mental yang berbeda-beda”. 14

Menurut J.P. Guilford yang dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh disebut berfikir divergen, yaitu aktivitas mental yang asli, murni dan baru, yang berbeda dari pola piker sehari-hari dan menghasilkan lebih dari satu pemecahan persoalan.15

Menurut Utami Munandar “kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada”. 16

Kreativitas ini hanyalah suatu kemampuan yang tersusun dan tidak sederhana, serta terdiri dari faktor-faktor yang dapat menambah kemampuan untuk berkreasi. Seperti, kemampuan untuk memperbarui kembali dan

12

Yeni Rachmawati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-

kanak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. III, h. 13.

13

Ibid.

14

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004), Cet.III, h.271.

15

Ibid.

16

Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk Bagi

menciptakan hubungan yang baru atas sesuatu yang telah diketahui dan disepakati, kemampuan untuk cepat tanggap terhadap segala prinsip yang baru, kemampuan untuk bersikap fleksibel dan berekspresi secara bebas, dan kemampuan untuk tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang melingkupi seseorang. 17

Berdasarkan beberapa definisi kreativitas yang dikemukakan di atas, maka kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melihat bermacam- macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah dengan melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada sehingga lebih efisien, efektif dan produktif.

b. Ciri-ciri Kreativitas Belajar

Adapun ciri-ciri dari kreativitas enurut Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam itu adalah :

1) Kelancaran berfikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.

2) Keluwesan ((flesibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, dan mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran.

3) Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

4) Keaslian (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik (unusual) atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.18

17

Amal Abdussalam Al-Khalili, Mengembangkan Kreativitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2005), h.30-31.

18

Sedangkan menurut Munandar, ciri kreativitas meliputi aptitude dan

nonaptitude.

c. Indikator Kreativitas Belajar

1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

2) Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot.

3) Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah. 4) Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu. 5) Mempunyai/menghargai rasa keindahan.

6) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain.

7) Memiliki rasa humor tinggi.

8) Mempunyai daya imajinasi yang kuat.

9) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain (orisinil)

10)Dapat bekerja sendiri.

11)Senang mencoba hal-hal baru.

12)Mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi). 19

d. Fase Kreativitas dalam Belajar

Wallas yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata dalam Buku Landasan Psikologi Proses Pendidikan, mengemukakan ada empat tahap perbuatan atau kegiatan kreatif:

1) Tahap persiapan atau preparation, merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan data informasi yang relevan, melihat hubungan antara hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada, tetapi belum sampai menemukan sesuatu, baru menjajaki kemungkinan-kemungkinan.

19

Hamzah B. Uno, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), Cet.I, h.21.

2) Tahap pematangan atau incubation, merupakan tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah. Dengan proses inkubasi atau pematangan ini diharapkan ada pemisahan mana hal-hal yang benar-benar penting dan mana yang tidak, mana yang relevan dan mana yang tidak.

3) Tahap pemahaman atau illumination, merupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan, menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesisikan, kemudian merumuskan beberapa keputusan. 4) Tahap pengetesan atau verification, merupakan tahap mentes dan

membuktikan hipotesis, apakah keputusan yang diambil itu tepat atau tidak. 20 Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui proses belajar diskaveri/inkuiri dan belajar bermakna, dan tidak dapat dilakukan hanya dengan kegiatan belajar bersifat ekspositori. Karena inti dari kreativitas adalah pengembangan kemampuan berpikir divergen dan bukan berpikir konvergen. Berpikir devergen adalah proses berpikir melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandangan atau menguraikan sesuatu masalah atas beberapa kemungkinan pemecahan. Untuk mengembangkan kemampuan demikian guru perlu mencipatakan situasi belajar-mengajar yang banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah, melakukan beberapa percobaan, mengembangkan gagasan atau konsep-konsep siswa sendiri. Situasi demikian menuntut pula sikap yang telah demokratis, terbuka, bersahabat, percaya kepada siswa.

Kreativitas itu penting dalam pendidikan karena mengemukakan empat alasan yaitu:

Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan

perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Seorang ahli, Maslow (1968), yang menyelidiki sistem kebutuhan manusia menekankan bahwa kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Orang yang sehat mental, yang

20

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.III, h.105.

bebas dari hambatan-hambatan, dapat mewujudkan diri sepenuhnya. Hal ini berarti ia berhasil mengembangkan dan menggunakan semua bakat dan kemampuannya dan dengan demikian memperkaya hidupnya.

Kedua, kreativtas atau berpikir kreatif, sebagai kemampuan untuk melihat

bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah.

Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga

memberikan kepuasan kepada individu.

Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan

kualitas hidupnya. 21

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa apabila seseorang ingin membangun kreativitas harus memperhatikan kesehatan jasmani dan rohani. Jika jasmani seseorang itu sehat ia dapat mewujudkan ide atau gagasan yang dihasilkan.

Dalam upaya mengembangkan kreativitas dan menjaga usaha agar pengembangan itu berjalan lancar. Maka, perlu diperhatikan komponen- komponen untuk membangun kreativitas dan cara mengembangkan kreativitas.

1) Komponen-Komponen Membangun Kreativitas

Dokumen terkait