• Tidak ada hasil yang ditemukan

148 kreditor atau lebih

Dalam dokumen T2 322010010 BAB III (Halaman 30-41)

Pembuktian sederhana (summarily proving) mengenai satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

-

Putusan Mengadili:

1. Menolak permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh Pemohon/kreditor yaitu PT. Aditya Toa Development;

2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta Rupiah) Tanggal pembacaan

putusan

9 Februari 2004

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No.

30/K/N/2000

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi PT. Aditya Toa Development Termohon Kasasi PT. Wijaya Wisesa

Tanggal pengajuan permohonan kasasi

16 Februari 2004

Keberatan Pemohon Kasasi

Mengenai siapa debitor:

1. Bahwa selain sebagai Presiden Direktur Termohon Kasasi, Herry Wijaya juga memiliki kontrol penuh terhadap Termohon Kasasi karena Herry Wijaya adalah pemegang saham mayoritas yang menguasai 1300 dari 2000 saham Termohon Kasasi. Dengan demikian, cukup beralasan apabila Pemohon Kasasi dengan itikad baik mempercayai surat-surat yang ditandatangani oleh Presiden Direktur dan pemegang saham mayoritas Termohon Kasasi, apalagi dengan kop surat resmi Pemohon Kasasi; 2. Bahwa persetujuan Komisaris kalaupun memang

149

diperlukan terhadap tindakan hukum Direksi dan pemegang saham Termohon Kasasi merupakan masalah internal perusahaan Termohon Kasasi yang tidak boleh merugikan pihak lain dalam hal ini Pemohon Kasasi yang dengan itikad baik

melaksanakan perjanjian. Dengan

mempermasalahkan persetujuan Komisaris dalam proses kepailitan ini, jelas Termohon Kasasi telah beritikad buruk ingin menghindar dari tanggung jawabnya;

3. Selain itu, pertimbangan majelis hakim Pengadilan Niaga bertentangan dengan yurisprudensi tetap MA RI sebagaimana dinyatakan dalam putusan Peninjauan Kembali MA RI No. 019 PK/N/2000, tanggal 22 Januari 2001, sebagai berikut:

“… meskipun surety bond diterbitkan tanpa persetujuan dari Komisaris Utama dan seorang Anggota Dewan Komisaris Pemohon Peninjauan Kembali seperti yang ditentukan dalam Pasal 11 ayat (1) Anggaran Dasar Pemohon Peninjauan Kembali, tetapi kesalahan tersebut merupakan kesalahan intern Pemohon Peninjauan Kembali sebagai sebuah Perseroan Terbatas, sehingga tidak boleh merugikan pihak ketiga”

Bahwa selanjutnya, dalam putusan No. 019PK/N/2000, tanggal 22 Januari 2001 tersebut juga dinyatakan bahwa kreditor yang memiliki itikad baik, tidak memiliki kewajiban untuk meneliti kebenaran prosedur maupun anggaran dasar debitornya.

Pertimbangan hakim kasasi terkait tanggung jawab Organ Perseroan:

Adanya debitor Terhadap keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi, Majelis Kasasi MA menyatakan menolak keberatan-keberatan tersebut. Majelis Kasasi setuju dengan pertimbangan judex factie bahwa dalam permohonan pailit ini diperlukan pembuktian tentang sah/tidaknya tindakan direksi terhadap Perseroan dan seberapa besar tanggung jawab Perseroan terhadap pihak lain atas tindakan direksi yang bertentangan dengan anggaran dasar Perseroan Termohon, yang sifat

150

pembuktiannya tidak bersifat sederhana lagi sehingga tidak memenuhi persyaratan Pasal 6 ayat (3) UU No. 4 Tahun 1998.

Adanya dua kreditor atau lebih

-

Satu hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

-

Putusan Mengadili:

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT. Aditya Toa Development;

2. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebesar Tp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah).

Tanggal pembacaan putusan kasasi

17 Maret 2004

c. Tingkat Peninjauan Kembali: Putusan Peninjauan

Kembali No. 04 PK/N/2004

Indikator Uraian

Pemohon Peninjauan Kembali

PT. Aditya Toa Development

Termohon Peninjauan Kembali PT. Wijaya Wisesa Tanggal Pengajuan Peninjauan Kembali 17 Maret 2004 Alasan/Keberatan Pemohon Peninjauan Kembali

Terdapat kekeliruan yang nyata:

1. Dalam hal ini Majelis Hakim Kasasi Mahkamah Agung telah melakukan kesalahan berat dalam penerapan hukum karena telah melanggar yurisprudensi MA No. 19/PK/N/2000 tanggal 22 Januari 2001 bahwa:

151

tidak adanya persetujuan Komisaris tidak boleh merugikan pihak ketiga;

 Tidak ada kewajiban bagi kreditor untuk meneliti dan memahami prosedur internal debitornya dalam memperoleh utang.

Dalam hal ini, putusan pengadilan niaga bertentangan satu dengan yang lain, padahal Pengadilan Niaga merupaka institusi yang diharapkan dapat memberi kepastian hukum

Adanya bukti baru yang bersifat menentukan:

2. Berdasarkan bukti baru berupa certificate (pernyataan tertulis) yang dibuat oleh Termohon Peninjauan Kembali dan disahkan oleh Notaris, terbukti secara sederhana bahwa termohon peninjauan kembali mengakui utangnya

Pertimbangan Hakim

Ditemukannya bukti baru yang bersifat menentukan (novum)

Bahwa keberatan-keberatan ini tidak dapat dibenarkan, oleh karena bukti-bukti yang diajukan bukan merupakan bukti baru yang penting yang akan menghasilkan putusan yang berbeda apabila diketahui pada tahap persidangan sebelumnya seperti yang dimaksudkan oleh pasal 286 ayat (2) a UU No. 4 Tahun 1998;

Terdapat kekeliruan yang nyata

Bahwa keberatan-keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena dalam putusan yang dimohonkan peninjauan kembali tidak terdapat kesalahan berat dalam penerapan hukum sebagaiman dimaksud oleh Pemohon Peninjauan Kembali.

Putusan Mengadili:

1. Menolak permohonan peninjauan kembali yang

diajukan oleh Pemohon Peninjauan

Kembali/kreditor yaitu PT. Aditya Toa Development; 2. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.10.000.000,- (lima juta Rupiah) Tanggal Pembacaan

Putusan

152

5. Kasus PT. Heradi Utama vs PT. Central Total Finance

Kasus PT. Heradi Utama vs PT. Central Total Finance

memperoleh kekuatan hukum tetap pada tahap

peninjauan kembali. Berikut ini uraian putusan terhadap

kasus tersebut pada tingkat peradilan pertama, kasasi

dan peninjauan kembali.

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Jakarta

Pusat No. 16/Pailit/2004/PN. Niaga/Jkt. Pst

Indikator Uraian

Pemohon Pailit PT. Heradi Utama

Termohon Pailit PT. Central Total Finance Tanggal pengajuan

permohonan pailit

6 Mei 2004

Kasus Posisi

Dalil Pemohon Pailit 1. Adanya utang

Bahwa Termohon telah menerbitkan 2 (dua) surat sanggup (promissory note):

a. No. 0065 atas penempatan dana sejumlah USD 677,862.97 (enam ratus tujuh puluh tujuh ribu delapan ratus enam puluh dua sembilan puluh tujuh per seratus dollar Amerika Serikat); b. No. 0068 atas penempatan dana sebesar Rp.

1.437.043.941,- (satu milyar empat ratus tiga puluh tujuh juta empat puluh tiga ribu sembilan ratus empat puluh satu Rupiah) Dengan demikian terbukti bahwa Pemohon Pailit adalah Kreditor yang sah dari Termohon Pailit.

2. Termohon memiliki kreditor kedua yaitu PT. Intidana Adimandiri dengan tagihan:

a. USD 535,806.90 (lima ratus tiga puluh lima ribu delapan ratus enam sembilan sembilan puluh per seratus dollar Amerika Serikat,

153

dibuktikan dengan surat sanggup (promissory note) No. 00666 tertanggal 28 Maret 2001

b. USD 686,005.92 (enam ratus delapan puluh enam ribu lima sembilan puluh dua per seratus dollar Amerika Serikat), dibuktikan dengan surat sanggup (promissory note) No. 00667 tertanggal 28 Maret 2001

3. Utang telah jatuh tempo dan dapat ditagih:

Kedua utang terhadap Pemohon yang dibuktikan dengan surat sanggup (promissory note) No. 0065 dan No. 0068 tersebut di atas jatuh tempo pada tanggal 28 April 2001.

Jawaban Termohon Pemohon menyangkal dengan tegas telah menerbitkan surat sanggup (promissory note) kepada Termohon: 1. Termohon menyangkal dengan tegas telah

menerbitkan surat sanggup dengan No. 00665 dan No. 99668 karena surat sanggup tersebut (promissory note) tersebut tidak pernah dan sesuai ketentuan hukum tidak boleh dikeluarkan oleh Termohon pailit sebagai lembaga pembiayaan; 2. Bahwa berdasarkan Keppres No. 61 Tahun 1998

tentang Lembaga Pembiayaan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) dan 5 ayat (1) secara tegas disebutkan, Termohon Pailit sebagai lembaga keuangan Bukan Bank dilarang menarik dan secara langsung dari masyarakat dalam bentuk surat sanggup (promissory note), selanjutnya dalam Pasal 5 ayat (2) disebutkan Perseroan pembiayaan dapat menerbitkan surat sanggup (promissory note) hanya sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang menjadi kreditornya; dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1251/KMK.013/1998 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan, dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk surat sanggup (promissory note)

3. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 11 ayat 3A Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan, untuk memberi pinjaman ataupun meminjam uang, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari

154

Komisaris.

4. Bahwa segala macam surat utang ataupun pengakuan hutang yang tidak dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang untuk melakukan hal itu, yaitu Direktur dan Komisaris, maka surat utang (promissory note) ataupun pengakuan utang tersebut secara hukum tidaklah mengikat Perseroan.

Pemohon menyangkal dengan tegas telah berutang dan menerbitkan surat sanggup (promissory note) No. 00666 dan No. 00667 tertanggal 28 Maret 2001 kedua yaitu PT. Intidana Adimandiri:

1. Termohon tidak pernah menerima setoran atau penempatan dana dalam bentuk Dollar Amerika dari PT. Intidana Adimandiri (Kreditur kedua); 2. Bahwa berdasarkan Keppres No. 61 Tahun 1998

tentang Lembaga Pembiayaan dan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1251/KMK.013/1998 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan Termohon Pailit sebagai lembaga keuangan Bukan Bank dilarang menarik dan secara langsung dari masyarakat dalam bentuk surat sanggup (promissory note), selanjutnya dalam Pasal 5 ayat (2) disebutkan Perseroan pembiayaan dapat menerbitkan surat sanggup (promissory note) hanya sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang menjadi kreditornya;, dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk surat sanggup (promissory note)

3. Sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan, Direksi dalam melakukan pinjaman uang dan menerbitkan surat pengakuan utang atas nama Perseroan, maka dalam melakukan tindakan hukum tersebt terlebih dahulu harus mendapat Persetujuan Komisaris, sehingga perbuatan yang tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan tidaklah dapat mengikat

155

Termohon Pailit sebagai Perseroan.

Pertimbangan Hakim Pengadilan Niaga terkait tanggung jawab Organ Perseroan:

Pembuktian sederhana (summarily proving) mengenai adanya debitor

Tentang tanggung jawab Perseroan sebagai debitor: Menimbang bahwa demikian halnya dengan tangkisan Termohon yang menyatakan bahwa sesuai ketentuan Pasal 11 ayat 3A Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan, untuk memberi pinjaman ataupun meminjam uang, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Komisaris, sehingga promissory note yang hanya ditandatangani Termohon saja tidak terikat dengan pernerbitan surat sanggup tersebut. Terhadap tangkisan Termohon ini, Majelis Hakim tidak sependapat berdasarkan pertimbangan berikut:

1. Bahwa menurut bukti, Pemohon telah mempertanyakan perihal yang menandatangani promissory note hanya seorang saja yaitu Antonius Z. Gunawan (Direktur Utama) padahal biasanya ditandatangani oleh 2 (dua) orang;

2. Bahwa atas pertanyaan tersebut, Termohon dengan surat menyatakan memberikan jawaban bahwa perlakuan ini tidak menyimpang dari Pasal Akta No. 184, bahwa Direktur Utama berkuasa dan berwenang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili Perseroan;

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berpendapat Perseroan tidak dapat melepaskan tanggung jawab atas penerbitan promissory note dimaksud.

Pembuktian sederhana (summarily proving) mengenai adanya dua kreditor atau lebih

Bahwa dana sebesar Rp. 5.000.000.000.000,- (lima milyar Rupiah berawal dari adanya penempatan dana dari PT. Fiskar Agung yang kemudian dibagi-bagi menjadi beberapa promissory note atas nama Pemohon Pailit dan Kreditur kedua;

Pembuktian sederhana (summarily proving) mengenai satu utang yang telah jatuh tempo

Bahwa menurut bukti surat No. 013/CTF.F/03.01 tertanggal 28 Maret 2001, ternyata Termohon Pailit secara tegas mengakui dan mengkonfirmasi kepada Pemohon mengenai adanya penempatan dana

156

dan dapat ditagih Pemohon kepada Termohon sebesar 677,862.97 (enam ratus tujuh puluh tujuh ribu delapan ratus enam puluh dua sembilan puluh tujuh per seratus dollar Amerika Serikat) dan Rp. 1.437.043.941,- (satu milyar empat ratus tiga puluh tujuh juta empat puluh tiga ribu sembilan ratus empat puluh satu Rupiah).

Menimbang dari uraian tersebut, pembuktian mengenai adanya utang secara sederhana sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 4 Tahun 1998 telah terpenuhi;

Menimbang mengenai tangkisan Termohon yang lain, perihal promissory note bertentangan dengan Keppres No. 61 Tahun 1998 tentang Lembaga Pembiayaan dan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1251/KMK.013/1998 yang dikatakan melanggar kausa yang halal, Majelis Hakim tidak sependapat, karena tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. Setidak-tidaknya hal itu tidak menghilangkan hak tagih Pemohon kepada Termohon.

Putusan Memutuskan:

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon tersebut; 2. Menyatakan Termohon PT. Central Total Finance

Pailit dengan segala akibat hukumnya;

3. Menunjuk Saudara Sudrajat Dimyati, SH, Hakim Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai hakim pengawas;

4. Mengangkat Saudara Darwin Marpaung, SH dari kantor MAAS Law Office sebagai Kurator;

5. Menetapkan biaya kepailitan dan jasa kurator akan ditentukan kemudian;

6. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara ini sejumlah Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah)

Tanggal pembacaan putusan

157

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No.

010/K/N/2004

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi PT. Central Total Finance Termohon Kasasi PT. Heradi Utama

Tanggal pengajuan permohonan kasasi

8 Juni 2004

Keberatan Pemohon Kasasi

Mengenai siapa debitor:

1. Judex factie telah salah dalam menerapkan ketentuan hukum Perseroan dan tidak cukup memberikan pertimbangan, sebab menurut ajaran “The Ultra Vires Doctrine” dan berdasarkan yurisprudensi MA No 3264 tanggal 28 Agustus 1996, seorang Anggota Direksi secara yuridis wajib mengikuti ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan, sehingga apabila Anggota Direksi tersebut melakukan suatu perbuatan hukum yang menurut Anggaran Dasar diwajibkan memperoleh persetujuan dari Komisaris kemudian ternyata ia mengesampingkan ketentuan tersebut, maka perbuatan hukum yang dilakukan oleh Anggota Direksi tersebut tidak sah dan tidak berkekuatan hukum dan tidak mengikat Perseroan sebagai badan hukum. Anggota Direksi tersebut harus bertanggung jawab secara pribadi.

2. Judex factie telah salah menerapkan hukum sebab pemeriksaan dalam perkara ini tidak dapat dilakukan secara sederhana (summarily proving) mengenai penempatan dan oleh PT. Fiskar Agung menyebabkan kerumitan pembuktian mengenai asal-muasal terjadinya utang-piutang, besarnya utang yang telah dibayar, utang yang masih tersisa sehingga terjadi peralihan utang-piutang dari Pt. Fiskar Agung kepada Termohon Pailit/Pemohon Kasasi dan kreditur kedua, sehingga pemeriksaan terhadap perkara ini harulsah melalui proses acara perdata biasa di pengadilan negeri.

158

107 KUH Dagang dinyatakan bahwa surat sanggup (promissory note) yang ditandatangani oleh siapa yang tidak memiliki kewenangan untuk berbuat, maka penandatangan tersebut terikat secara pribadi, sehingga tidaklah dapat Termohon pailit/Pemohon Kasasi sebagai Perseroan dipailitkan karena Termohon pailit/Pemohon Kasasi tidak terikat dengan penerbitan surat sanggup tersebut.

Pertimbangan hakim kasasi terkait tanggung jawab Organ Perseroan:

Adanya debitor Keberatan-keberatan Pemohon kasasi tidak dapat dibenarkan karena putusan judex factie sudah tepat yaitu tidak salah menerapkan hukum.

Adanya dua kreditor atau lebih

Satu hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

Putusan Mengadili:

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. Central Total Finance tersebut;

2. Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebanyak Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah)

Tanggal pembacaan putusan kasasi

14 Juli 2004

c. Tingkat Peninjauan Kembali: Putusan Peninjauan

Kembali No. 010 PK/N/2004

Indikator Uraian

Pemohon Peninjauan Kembali

PT. Central Total Finance

Termohon Peninjauan Kembali

PT. Heradi Utama

159

Dalam dokumen T2 322010010 BAB III (Halaman 30-41)

Dokumen terkait