• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Untuk Cabang Ujan Mas

5.2. Kriteria Penilaian Potensi Pengembangan SPAM

Dalam study yang dilakukan konsultan akan menentukan terhadap sepuluh PDAM yang diidentifikasi usulan program-program yang direncanakan apakah berpotensi atau tidak berpotensi. Untuk ini dilakukan penilaian terhadap rencana program masing-masing PDAM dengan menggunakan kriteria yang telah disepakati antara Konsultan dan BPPSPAM, sesuai dengan kesepakatan bahwa kriteria yang akan digunakan dalam penentuan potensi tersebut terdiri dari dua aspek yakni aspek teknis dan aspek keuangan. Masing-masing aspek diberikan bobot sesuai dengan kepentingan dan terdiri dari beberapa indikator yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21 tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Kelayakan investasi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Kriteria penilaian potensi pengembangan SPAM tersebut adalah sebagai berikut ;

Bab

Bab 5 - 2 PT. Waseco Tirta

5.2.1. Aspek Teknis dengan bobot 60 %

Penilaian potensi dari aspek teknis terdiri dari lima indikator yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 21/PRT/M/2009 dan masing-masing indikator diberikan bobot. Lima indikator tersebut masing-masing adalah sebagai berikut ;

1. Ketersedian Air Baku (bobot 18 %)

Indikator tersebut digunakan untuk menilai keandalan dan kecukupan ketersediaan air baku terhadap rencana ppengambangan SPAM dengan bobot sebesar 18 %. Penilaian terhadap indikator ini menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

 PDAM yang mempunyai sumber air baku dengan keandalan air hingga 20 tahun ke depan disertai dengan kepemilikan SIPPA maka diberikan nilai 100;

 PDAM yang mempunyai sumber air baku dengan kecukupan air baku untuk memenuhi kebutuhan hingga 20 tahun ke depan namun tidak mempunyai SIPPA maka diberikan nilai 75;

 PDAM yang mempunyai sumber air baku dengan kecukupan air baku untuk memenuhi kebutuhan hingga 10 - 20 tahun ke depan diberikan nilai 50; dan

 PDAM yang mempunyai sumber air baku dengan kecukupan air baku untuk memenuhi kebutuhan kurang dari 10 tahun diberikan nilai 25.

2. Kesiapan Ketersediaan Lahan (bobot 6 %)

Indikator tersebut digunakan untuk menilai kesiapan ketersediaan lahan terhdap program pengembangan SPAM yang direncanakan, bobot bobot untuk indikator tersebut sebesar 6 % dan penilaian terhadap indikator tersebut dengan menggunakan beberapa pendekatan antara lain :

 PDAM yang sudah memiliki lahan untuk program pengembangan SPAM yang direncanankan disertai dengan sertifikat kepemilikan diberikan nilai 100

 PDAM yang sudah memiliki lahan untuk untuk program pengembangan SPAM yang direncanankan namun belum memilki sertifikat diberikan nilai 50

 PDAM yang belum memiliki lahan untuk untuk program pengembangan SPAM yang direncanakan mendapat nilai 25.

3. Kesesuaian Dengan Rencana Induk (bobot 12 %)

Indikator tersebut untuk menilai kesesuian rencana program dengan Rencana Induk SPAM dengan bobot sebesar 12 % dan penilaian terhadap indikator ini menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

 PDAM yang memiliki Rencana Induk SPAM serta dalam penyelenggaraannya sesuai dengan program perencanaan yang termuat dalam Rencana Induk tersebut diberikan nilai 100

LAPORAN FINAL – PDAM KAB. KEPAHIANG

Bab 5 - 3 PT. Waseco Tirta

 PDAM yang memiliki Rencana Induk SPAM namun dalam penyelenggaraannya tidak sesuai dengan program perencanaan yang termuat dalam Rencana Induk tersebut diberikan nilai 75

 PDAM yang tidak mempunyai Rencana Induk SPAM namun mempunyai dokumen perencanaan lainnya seperti Corporate Plan/Business Plan, Feasibility Study, Detail

Engineering Design, dll diberikan nilai 50; sedangkan

 PDAM yang tidak mempunyai dokumen perencanaan diberikan nilai 25.

4. Potensi Pelanggan di Daerah Target Pelayanan (bobot 18 %)

Indikator ini digunakan untuk melihat potensi pelayanan dimana potensi pelayanan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelayakan rencana program pengembangan SPAM, bobot untuk indikator tersebut sebesar 18 % dan penilaian dengan menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

 Kepadatan rumah di daerah target pelayanan lebih dari 30 SR/Ha diberikan nilai 100

 Kepadatan rumah di daerah target pelayanan antara 21 SR/Ha - 30 SR/Ha diberikan nilai 75

 Kepadatan rumah di daerah target pelayanan antara 10 SR/Ha - 20 SR/Ha diberikan nilai 50

 Kepadatan rumah di daerah target pelayanan kurang dari 10 SR/Ha diberikan nilai 25

5. Tingkat Kehilangan Air (NRW), bobot 6 %

Indikator tingkat kehilangan air (NRW) tersebut digunakan untuk menilai tingkat kehilangan air pada pengembangan SPAM di daerah eksisting (Brown Field), apabila tingkat kehilangan air diatas 20 % maka perlu usulan program optimalisasi. Indikator tersebut diberikan bobot sesesar 6 % dan penilaian dengan menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :

 Tingkat kehilangan air kurang dari atau sama dengan 20 % diberikan nilai 100

 Tingkat kehilangan air lebih besar dari 20 % sampai dengan 30 % diberikan nilai 75

 Tingkat kehilangan air lebih besar dari 30 % sampai dengan 40% diberikan nilai 50, dan

 Tingkat kehilangan air lebih besar 40% diberikan nilai 25

5.2.2. Aspek Keuangan dengan bobot 40 %

Kriteria penilaian terhadap usulan program pengembangan SPAM khususnya pada bidang keuangan akan menggunakan beberapa indikator yang berkaitan dengan bidang tersebut dan dari mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 21/PRT/M/2009. Masing-masing indikator diberikan bobot dan nilai sebagai berikut :

1. Besaran usulan biaya investasi, yang merupakan hasil perhitungan antara biaya investasi per pelangan dibandingkan dengan tingkat kemampuan pelanggan dengna bobot sebesar 12 %,

Bab 5 - 4 PT. Waseco Tirta

2. Debt cost ratio merupakan hasil perhitungan dari laba sebelum penyusutan dibagi dengan jumlah pinjaman yang telah jatuh tempo dan bobot untuk indikator ini sebesar 6 %,

3. Tarif full cost recovery merupakan perhitungan dari rata-rata tarif per m3 air terhadap harga pokok penjualan per m3 yang mempunyai bobot sebesar 10 % dan

4. Inrtenal rate of return merupakan tingkat pengembalian terhadap investasi yang dilakukan dengan bobot sebesar 12 %

Pendekatan penilaian terhadap ke empat indikator aspek keuangan tersebut menggunakan batasan masing-masing sebagai berikut :

Tabel 5.1. Kriteria Penilaian Aspek Keuangan

NO INDIKATOR 25 50 NILAI 75 100 BOBOT

1 Besaran Usulan Investasi > 5,5 > 4 - 5,5 3 - 4 < 3 12 % 2 Debt cost ratio < 1 1 - 1,3 > 1,3 - 2 > 2 6 % 3 Tarif Full Cost Ratio < 0,75 0,75 - < 1 1 - 1,1 > 1,1 10 % 4 Internal Rate of Return < 6 % 6 % - < 9

% 9 % - 12 % > 12 % 12 %

Dokumen terkait