• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Teori

2.1.7. Kriteria Tes

Kirkendal, dkk (1980) mengemukakan tes sebagai instrumen untuk memperoleh informasi tentang individu-individu atau subyek-subyek tertentu. Senada dengan itu Kerlinger (1995) mengartikan tes sebaga prosedur yang sistematis ketika individu yang diuji dihadapkan pada himpunan rangsang atau stimuli untuk ditanggapi, kemudian penguji memberikan angka atau himpunan angka terhadap yang diuji dan angka angka dapat menjadi sumber inferensi tentang pemilikan-pemilikan yang diuji. Definisi ini intinya bahwa suatu tes adalah instrumen pengukur. Sedang pengukuran itu sendiri menurut Sutrisno Hadi (1991) mengartikan sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya objek atau gejala. Dikatakanlah pula, bahwa untuk mengidentifikasikan besar kecilnya objek atau gejala dapat dilakukan melalui alat-alat yang telah ditera atau tanpa menggunakan alat yang ditera. Lebih lanjut lagi Kerlinger (1995) mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka-angka pada objek-objek atau kejadian-kejadian menurut suatu aturan tertentu. Wahjoedi (2001) mengartikan pengukuran(measurement) adalah suatu proses untuk memperoleh besaran kuantitatifdari suatu objek tertentu dengan menggunakan alat ukur (test) yang baku.

Baumgartner dan Jackson (1995: 16-17) menyatakan bahwa pengukuran dan evaluasi setidaknya memiliki 6 fungsi umum yaitu: (1)Penempatan, (2) Diagnosis, (3) Membedakan tingkat kemampuan, (4)Meramalkan, (5) Evaluasi program dan (6) Motivasi. Penempatan mengandung pengertian bahwa pengukuran dapat dilakukan untuk menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya.Tes ketrampilan pencak silat bagi atlet pemula remaja

36

digunakan untuk menentukan kualitas gerakan dasar tendangan pada pencak silat sesui dengan kategori umur.

Pengukuran tes ketrampilan atlet pemula remaja dapat dilakukan dengan tes diantaranya:

1) Kecepatan Tendangan

Kecepatan merupakan kemampuan dari pada reaksi otot yang ditandai dengan perubahan antara kontraksi dan relaksasi untuk menuju frekwensi maksimum.Menurut Dedy Sumiyarsono (2006: 87) kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang.Untuk seorang pesilat, kecepatan adalah kemampuan organisme pesilat dalam melakukan gerakan dalam waktu sesingkatnya.Menurut Ismaryati (2006: 57) kecepatan adalah kemampuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan tercepat.

Menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 73) kecepatan (speed) adalah perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam waktu singkat. Elemen kecepatan meliputi: waktu reaksi, frekuensi gerak per satuan waktu dan kecepatan gerak melewati jarak.

Untuk meningkatkan kecepatan tendangan, model yang digunakan masih bersifat tradisional, yaitu model latihan latihan di air dan model latihan dengan menggunakan karet.Kecepatan tendangan dalam pencak silat merupakan kecepatan gerak dari segmen-segmen tubuh yaitu tungkai atas dan tungkai bawah.Keterampilan tendangan termasuk dalam kategori gerak

asiklis.Kecepatan asiklis dipengaruhi oleh tenaga statis dan kecepatan kontraksi.

37

Kontraksi otot saat melakukan tendangan termasuk kontraksi isotonis, Harsono mengemukakan bahwa dalam terjadi kontraksi isotonis aka nada terjadi suatu suatu gerakan diri anggota tubuh kita disebabkan memanjang (eksentriks) dan memendeknya (konsentriks) otot-otot.

Secara biomekanika gerakan tendangan sabit dapat dianalisa sebagai berikut: gerakan tendangan sabit adalah gerakan tungkai melecut dengan lintasan dari luar menuju kearah dalam dan memotong sasaran yang menjadi target. Ditinjau dari otot yang terlibat dalam gerakan tendangan sabit, maka dibutuhkan kekuatan, kecepatan, momentum, impuls, impact, dan energi.

Kekuatan otot dapat dilatih melalui berbagai cara sesuai dengan program yang sudah ditetapkan, karena kekuatan adalah gaya yang ditimbulkan karena adanya kontraksi otot. Seperti yang dikatakan Imam Hidayat bahwa kekuatan adalah gaya yang dapat menimbulkan gerak mekanis.

Untuk kecepatan gerakan yang terjadi adalah gerak kecepatan yang berubah-ubah, kecepatan tetap dan kecepatan yang menurun. Hal tersebut disebabkan gerakan tergantung posisi lawan yang menjadi target yang selalu bergerak. Kecepatan itu sendiri adalah jarak yang ditempuh dengan satuan waktu.Jadi untuk menghasilkan tendangan yang cepat maka pesilat harus menyelesaikan jarak kaki dengan sasaran dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Momentum dalam tendangan sabit terjadi ketika kekuatan gerak tungkai yang dibarengi kacepatan mengayun dan menyabet sasaran.Seperti yang dikatakan Iman Hidayat momentum suatu benda diperoleh bila benda tersebut bergerak dengan suatu kecepatan.

38

Impuls adalah penyebab terjadinya momentum. Jarak antara posisi telapak kaki sebagai alat penyasar dengan sasaran akan mempengaruhi momentum yang dihasilkan.

Tidak kalah pentingnya adlaah impact.Didalam pertandingan pencak silat perkenaan antara alat penyasar dengan sasaran membutuhkan impact untuk menghasilkan point. Semakin baik impact dari pesilat maka semakin jelas suara benturan antara alat penyasar dengan sasarannya, sehingga juri akan mendengar dan itulah akibatnya pesilat memperoleh point demi point. Energi yang dikeluarkan dalam melakukan tendangan sabit tergantung dari besarnya kekuatan yang dikerahkan dan kecepatan diberikan.

Masih banyak faktor-faktor yang bisa dianalisa dalam gerakan-gerakan pencak silat terutama untuk membantu pesilat agar didalam bertanding selalu menggunakan pola gerak yang efektif dam efisien.

2) Kelincahan Tendangan

Menurut M Sajoto (1988: 77), kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah suatu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.Sajoto (1988: 9), menurutnya kelincahan atau agility adalah kemampuan mengubah posisi berbeda dalam kecepatan yang tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti berarti kelincahannya cukup baik. Remmy Muchtar (1992: 91), menyatakan kelincahan melibatkan interaksi dari berbagai unsur lain seperti kecepatan reaksi, kekuatan, kelentukan,ketrampilan motorik, dan sebagainya.

Menurut Suharno HP (1993: 51),macam kelincahan dibagi menjadi dua yaitu : (a) kelincahan umum (General Agility) artinya kelincahan seseorang untuk

39

menghadapi olahraga pada umumnya dan dan menghadapi situasi hidup dengan lingkungan, (b) kelincahan khusus (Special Agility) artinya kelincahan seseorang untuk melakukan cabang olahraga lain tidak diperlukan. Dari berbagai berbagai pengertian di atas, kelincahan dapat disimpulkan sebagai suatu kemampuan gerak untuk mengubah arah dan posisi tubuh secara cepat dan tepat dalam situasi yang dihadapi dan dikehendaki dengan melibatkan dukungan unsur fisik yang lain.

Menurut Suharno HP (1993: 59), manfaat kelincahan anatara lain : (a) dapat mengkoordinasi gerakan-gerakan yang berganda, (b) mempermudah penguasan teknik-teknik tinggi, (c) gerakan-gerakan yang dilakukan dapat efisien, efektif dan ekonomis, (d) Mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan. Dalam situasi permainan satu contoh seorang pemain yang terjatug dan tergelincir masih bisa menguasai bola dan mampu mengoper dan mengarahkan bola keteman ataupun mencetak gol. Namun sebaliknya,seorang pemain yang kurang lincah mengalami situasi yang sama tidak saja mampu menguasai bola, namun kemungkinan justru mengalami cidera karena terjatuh. Kelincahan merupakan perpaduan unsur-unsur kondisi fisik lain seperti kekuatan, kecepatan, kelentukan, koordinasi, sehingga peningkatan kelincahan juga sangat berpengaruh terhadap unsur-unsur tersebut.

Menurut Josef Nossek dalam M. Furqon (1982: 97), faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan yaitu kualitas kekuatan, keualitas kecepatan, kualitas kelentukan, kualitas ketrampilan gerak, kecepatan reaksi.Menurut Zaciorskif dalam M. Furqon (1995: 104), kriteria kelincahan adalah kompleksitas koordinasi aktivitas gerak, ketepatan penampilan, waktu yang diterapkan yang diperlukan dalam melakukan ketrampilan gerak. Sedangkan menurut Suharno HP (1993:

40

51), bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan adalah kecepatan reaksi dan kecepatan gerak, kemampuan berorientasi terhadap masalah yang dihadapi, kemampuan mengatur keseimbangan, tergantung pada kelentukan sendi-sendi dan kemampuan mengerem gerakan-gerakan.

3) Koordinasi Serangan

Menurut Suharno (1982: 110), koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerak menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. atau kemampuan menampilkan tugas gerak dengan luwes dan akurat yang seringkali melibatkan perasaan dan serangkaian koordinasi otot yang mempengaruhi gerakan. Menurut Sajoto (1988: 59), koordinasi berasal dari kata coordination adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Sedangkan Nossek (1982: 89), berpendapat bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus.

Dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah serangkaian unsur gerak yang menjadi suatu gerakan atau memadukan beberapa gerakan menjadi suatu gerakan tertentu.Tes koordinasi mata dan kaki adalah suatu bentuk tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan mata dan kaki dalam serangkaian gerakan yang utuh, menyeluruh, dan terus menerus secara cepat dan tepat dalam irama gerak yang terkontrol.

Menurut Sukadiyanto (2002: 140), pada dasarnya koordinasidibedakan menjadi dua macam, yaitu koordinasi umum dan koordinasikhusus. Koordinasi umum merupakan kemampuan seluruh tubuhdalam menyesuaikan dan mengatur gerakan secara stimulan pada saatmelakukan suatu gerak.Koordinasi khusus

41

merupakan koordinasiantar beberapa anggota badan, yaitu kemampuan untukmengkoordinasikan gerak dari sejumlah anggota badan secarastimulan. Oleh karena itu, koordinasi khusus merupakanpengembangan dari koordinasi umum yang dikombinasikan dengankemampuan biomotor yang lain sesuai dengan karakteristik cabangolahraga. Ciri-ciri orang yang memiliki koordinasi khusus yang baikmenurut Sukadiyanto (2002: 142), dalam menampilkan keterampilanteknik dapat secara harmonis, cepat, mudah, sempurna, tepat danluwes.Untuk itu, baik koordinasi umum maupun koordinasi khususkedua-duanya sangat diperlukan dalam cabang olahraga sebabkekhususkedua-duanya saling berpengaruh terhadap keterampilan gerak seseorang.

Dokumen terkait