• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.2. Dasar Teori

2.2.3. Kualitas Air Bersih

Air bersih yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa. Air bersih pun seharusnya tidak mengandung kuman pathogen dan segala makhluk yang membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang membahayakan fungsi tubuh, tidak korosif, dan tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya.

Untuk negara berkembang seperti Indonesia, perlu cara-cara pengolahan ataupun pengelolaan air yang relatif murah (teknologi tepat guna), sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat dikatakan baik atau memenuhi standar internasional, tetapi terjangkau oleh masyarakatnya. Akan tetapi, dari manapun asalnya suatu standar, parameternya selalu dibagi dalam beberapa bagian, antara lain:

1. Parameter Fisika a. Bau

Air minum yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas air. Misalnya, bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya alga.

b. Kekeruhan

Kekeruhan air dapat disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Demikian pula dengan alga yang berkembang biak akan menambah kekeruhan air. Air yang keruh juga akan membentuk deposit pada pipa-pipa, ketel, dan peralatan lainnya.

c. Rasa

Air minum biasanya tidak memberi rasa atau tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Efeknya tergantung pada penyebab timbulnya rasa tersebut.

d. Suhu

Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan.

e. Warna

Warna air dapat berasal dari limbah buangan industri. Warna pada air dapat menimbulkan buih dalam ketel, dan menghambat proses pengendapan.

2. Parameter Kimia a. pH

pH menyatakan intensitas keasaman dan alkalinitas dari suatu cairan encer, dan mewakili konsentrasi hidrogen ionnya. Batas pH yang memenuhi standar adalah 6,5 – 8,5. Jika di bawah 7 termasuk asam dan jika di atas 7 termasuk basa.

b. DHL (Daya Hantar Listrik)

DHL merupakan kemampuan air untuk tidak dapat menghantarkan arus listrik dinyatakan dalam s /cm dan pengukurannya dengan konduktiviti meter. Batas maksimum DHL air minum adalah 1500 s /cm.

c. CO2bebas

Karbondioksida adalah salah satu gas minor yang ada di atmosfir dan merupakan hasil akhir dari pembusukan biologis, baik yang aerobik maupun anaerobik. Metode penetapan CO2bebas sesuai dengan prosedur penetapan asidi-alkalinitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kadar CO2 = contoh ml 1000 x t NaOH x 0,1 x 44 x F NaOH ... (2.8) Keterangan :

t = volume titrasi NaOH 0,1 N (ml), 44 = BM CO2,

Sedangkan CO2agresif diperhitungkan berdasarkan grafik MUNDLEIN. Apabila konsentrasi CO2bebas dan HCO3dapat ditentukan maka perhitungan CO2agresif dapat ditentukan sesuai prosedur tersebut di atas.

d. Alkalinitas

Pengukurannya dengan menggunakan metode Titrimetri Asam Basa. Prinsip alkalinitas adalah penetralan air dengan NaOH atau HCl menggunakan indikator phenolpthalein dan metil orange. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : Asiditas :

H+ phenolphtalein H2O

+ CH

-CO2 metil orange HCO3

-HCO3-+ H+ H2O + CO2

Alkalinitas

OH- phenolphtalein H2O + H+

CO3- metil orange HCO3

-HCO3-+ H+ H2O + CO2

Alkalinitas air adalah pengukuran kapasitas untuk menetralkan asam-asam, dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Alkalinitas = contoh ml 1000 x t HCl x 0,1 x 50 mg/lt... (2.9) Keterangan : t = volume titrasi HCl 0,1 N (ml), 50 = BM HCl, 0,1 = Normalitas HCl.

e. Kesadahan total

Pengukuran kesadahan air dengan menggunakan metode titrasi kompleksometri dengan EDTA. Pengukuran tersebut berdasarkan prinsip bahwa Ca++ dan Mg++ dalam air dapat membentuk senyawa komplek dengan Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) pada pH tertentu.). Batas nilai kesadahan adalah 500 mg/lt. Kadar kesadahan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kesadahan total = contoh ml 1000 x t EDTA x F EDTA x 0,01 x 100... (2.10) Keterangan :

t = volume titrasi EDTA (ml), F = faktor EDTA 0,97085.

f. Kalsium/Ca

Kalsium adalah ion utama yang membentuk kesadahan. Pada dasarnya kalsium sangat dibutuhkan oleh tubuh, namun kalsium itu sendiri merupakan iritan terhadap kulit. Kadar kalsium dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Kalsium/Ca = contoh ml 1000 x t EDTA x F EDTA x 0,01 x 40... (2.11) Keterangan :

t = volume titrasi EDTA (ml), F = faktor EDTA 0,97085.

g. Magnesium/Mg

Magnesium adalah salah satu unsur yang menimbulkan kesadahan dan menimbulkan adanya rasa pada air. Kadar Magnesium dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Magnesium/Mg =

contoh ml

1000

Keterangan :

t = volume titrasi EDTA (ml), F = faktor EDTA 0,97085,

A = volume titrasi EDTA kesadahan total (ml), B = volume titrasi EDTA kesadahan kalsium (ml).

h. Besi dan Mangan

Besi adalah metal yang berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Kandungan Fe yang memenuhi standar kesehatan sebagai ambang batas adalah 0,3 mg/lt. Mangan adalah metal kelabu kemerahan. Kandungan Mn yang memenuhi standar kesehatan sebagai ambang batas adalah 0,1 mg/lt untuk mangan.

i. Ammonium

Metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah Neesler-Spektrofotometri. Batas yang menunjukkan bahwa air masih dapat digunakan untuk konsumsi adalah 0,0. Kadar Ammonium dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Ammonium = contoh ml 1000 x ml standar x 0,122 mg/lt... (2.13) j. Nitrit

Pengukuran nitrit didasarkan pada persamaan warna pada contoh air setelah ditetesi dengan reagen nitrit dengan standar warna yang telah ditentukan beserta dengan angka yang tertera pada warna. Batas untuk nilai Nitrit adalah 3. Kadar Nitrit dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Nitrit =

contoh ml

1000

k. Zat Organik

Zat organik merupakan indikator umum bagi pencemaran. Batas air yang dapat digunakan untuk kandungan zat organik adalah 10 mg/lt. Kadar zat organik dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Zat Organik = contoh ml 1000 x{[(10+t)xF]- 10} x 0,01 x 31,6 mg/lt... (2.15) Keterangan : t = titrasi, F = faktor KMnO4 0,01 N = 1. l. Klorida

Klorida adalah senyawa halogen khlor (Cl). Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Nilai batas standar untuk klorida adalah 250 mg/lt. Kadar klorida dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Klorida =

contoh ml

1000

x (titrasi AgNO3 - Blangko) x 0,5 mg/lt... (2.16)

m. Sulfat

Ion sulfat dalam air dengan penambahan kristal BaCh dari Buffer salt acid akan membentuk kekeruhan, kekeruhan tersebut diukur dengan alat Turbidimeter atau Spektrofotometer untuk menentukan kandungan sulfat di dalam suatu air. Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastrointestinal, bila dicampur dengan Mg atau Na.

3. Parameter Bakteriologi

Dalam parameter ini terdapat koliform tinja dan total koliform. Sebetulnya kedua parameter ini hanya berupa indikator bagi berbagai mikroba yang dapat berupa parasit (protozoa, metazoa, tungau), bakteri patogen, dan virus. Golongan bakteri Coli, merupakan jasad indikator di dalam substrat air, bahan makanan, dan sebagainya untuk kehadiran jasad berbahaya yang mempunyai persamaan sifat: gram negatif berbentuk batang, tidak membentuk spora dan mampu memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 37°C dengan membentuk asam

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, studi untuk mengetahui kebutuhan air pelanggan PDAM di Kelurahan Tipes, serta meninjau ketersediaan air yang ada dari sumber air Cokrotulung dan kualitas air di daerah tersebut.

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jenis-jenis pelanggan, debit air di intake Cokrotulung, kualitas air yang sesuai dengan Standar Kualitas Air Bersih.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen terkait