BAB IV HASIL DAN DISKUSI
4.6 Kualitas Air Bersih yang Diperoleh
Kualitas air tawar yang diperoleh setelah hasil pengujian dianalisis di Laboratorium Proses Industri Kima, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik USU. adapun parameter pengukuran yang dilakukan yaitu, salinitas, pH, total suspended solids (TSS). Adapun hasil analisa kualitas produksi air yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Kualitas Air Tawar hasil produksi
No Parameter Satuan Hasil Analisa Metode Uji
Air Laut Air Tawar
1 pH - 6,72 6,48 pH
meter/Lab/Ekologi
2 Warna Skala TCU 1,5 1,3 Spektrofotometri
3 Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau Organoleptis 4 Salinitas *ppt 31% 0,9% Pengukuran Densitas 5 TSS *ppm 2,06 4,65 Gravimetri *terlampir Penurunan kadar garam setelah pengujian selama enam hari dapat dihitung dari persentase yang tampak pada hasil salinitas air tawar, bahwa persentase penurunan kadar garam tercapai hingga 97,097%. Setelah melewati proses desalinasi pH juga mengalami penurunan, namun tidak terlalu besar disebabkan
74
karena kondisi air laut belawan dari pantai OC tersebut telah mengalami proses penyaringan di waduk, nilai pH yang diperoleh sebesar 6,48 disebabkan karena presisi dari alat ukur yaitu pH meter. Nilai TSS juga mengalami perubahan dari skala 2,06 menjadi 4,65. Untuk parameter yang diuji ini, produk air hasil desalinasi sudah memenuhi standar, hal ini dibuktikan dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (PERMENKES) NO.492/Menkes/Per/IV/2010.
Pada proses penguapan air dimana terjadi perubahan bentuk air dari bentuk cair menjadi bentuk gas, secara otomatis akan terjadi perubahan berat jenis dari air tersebut. Berat jenis air dalam bentuk uap akan lebih kecil dari berat jenis air dalam bentuk cair. Ketika terjadi penguapan air maka unsure-unsur penyusun air alam dan bahan impurities (unsure logam, garam, bahan padat, dan lainnya) yang memiliki berat jenis lebih besar dari berat uap akan tertinggal sebagai residu atau refinat.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dihasilkan dari pengujian ini adalah:
1. Telah dirancang bangun alat desalinasi air laut sistem natural vakum dengan media evaporator menggunakan heater listrik berdaya 2500 watt sebagai sumber panas, pipa APK setinggi + 10,34 meter untuk membentuk kondisi vakum, dan kondensor yang dimodifikasi flange. 2. Kinerja alat desalinasi air laut sistem vakum natural ini bekerja pada
panas yang rendah dengan rentang temperatur 27˚C - 50˚C, dan dijaga
konstan pada temperatur evaporasi 50˚C dengan tekanan vakum rata-rata sebesar 61,083 cmHg.
3. Dari perhitungan yang diperoleh energi listrik rata-rata yang diperlukan oleh alat desalinasi selama proses pendidihan adalah 1 kWh.
4. Kehilangan panas rata-rata yang terjadi dianalisis pada sisi alas evaporator, dinding evaporator, dan tutup evaporator. Total kehilangan panas menyeluruh rata-rata evaporator adalah 7,45 watt
5. Kuantitas produksi rata-rata air bersih yang diperoleh selama pengujian adalah 1,15 liter
6. Secara kualitas air hasil produksi yang diperoleh sudah layak untuk dikonsumsi dan produk air hasil desalinasi sudah memenuhi standar, yaitu pH sebesar 6,48, warna di skala 1,3, tidak berbau, salinitas 0,9% dan nilai TSS sebesar 4,65 Mg/l.
7. Sebagai perbandingan untuk menguapkan 1 liter air menggunakan boiler, dibutuhkan panas laten penguapan sebesar 2,3 MJ. Nilai ini jika dibandingkan dengan pemanasan 18 liter air dengan menggunakan sistem desalinasi natural vakum, panas laten penguapan yang dibutuhkan hanya 3,6 MJ (1 kWh). Artinya panas laten penguapan sistem ini sebesar 0,2 MJ untuk 1 liter air
76
5.2 Saran
Adapun saran untuk perbaikan skripsi ini adalah:
1. Pada saat pengujian kualitas air bersih sebaiknya dilakukan di laboratorium pengujian yang lebih baik dan disarankan menggunakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi, sehingga nilai hasil pengukuran yang diperoleh lebih akurat.
2. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya sistem berada pada ruang tertutup sehingga efek cuaca, kecepatan angin, dan radiasi matahari dapat diabaikan dimana hal ini sesuai dengan asumsi analisis agar hasil analisa lebih akurat dengan hasil pengujian
3. Material evaporator yang digunakan adalah titanium untuk mencegah terjadi korosi. Sedangkan material kondensor adalah tembaga agar pembuangan panas lebih cepat
4. Pada penelitian selanjutnya, sebaiknya letak termokopel panel berada dekat dengan fluida kerja dan lebih jauh dari elemen pemanas karena elemen pemanas dapat langsung memanaskan termokopel sehingga pengukuran temperatur lebih akurat dan energi listrik yang diperlukan lebih efisien.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar Desalinasi
Desalinasi pada prinsipnya merupakan cara untuk mendapatkan air bersih melalui proses penyulingan air kotor. Secara umum terdapat berbagai cara yang sering digunakan untuk mendapatkan air bersih yaitu: perebusan, penyaringan, desalinasi dan lain-lainnya. Cara perebusan dilakukan hanya untuk mematikan kuman dan bakteri-bakteri yang merugikan, namun kotoran yang berupa padatan- padatan kecil tidak bisa terpisah dengan air. Penyaringan digunakan hanya untuk menyaring kotoran-kotoran yang berupa padatan kecil, namun kuman dan bakteri yang merugikan tidak bisa terpisah dari air. Cara desalinasi merupakan cara yang efektif digunakan untuk menghasilkan air bersih yang bebas dari kuman, bakteri, dan kotoran yang berupa padatan kecil, Proses desalinasi secara umum biasanya yang diambil hanyalah air kondensatnya, sedangkan konsentrat garam dibuang dan ini dapat berakibat buruk bagi kehidupan air laut (Ketut dkk, 2011).
Prinsip kerja desalinasi secara umum sebenarnya sangat sederhana. Air laut dipanaskan hingga menguap, dan kemudian uap yang dihasilkan dikondensasikan kembali dan ditampung di sebuah wadah. Air kondensat tersebut adalah air bersih. Sedangkan air laut yang tidak mendidih selama pemanasan adalah konsentrat garam. Proses desalinasi yang akan penulis bahas pada penelitian ini adalah desalinasi sistem vakum. Konsep dari sistem ini adalah memanfaatkan ruang vakum yang dibentuk secara alami untuk dapat mengevaporasikan sejumlah air laut pada tekanan rendah sehingga dapat berevaporasi dengan suplai energi panas yang lebih sedikit dibanding dengan teknik konvensional. Suplai energi panas yang sedikit dapat diambil dari kolektor surya plat datar dan / atau panas yang dibuang. Keunikan dari sistem ini adalah cara gaya gravitasi dan tekanan atmosfer digunakan dalam pembentukan kondisi vakum. Pembentukan sistem vakum bertujuan untuk menurunkan tekanan ruang evaporator agar pemanasan dapat berlangsung dengan suplai panas yang rendah. Tekanan atmosfer akan sama dengan tekanan hidrostatis yang dibentuk dengan pipa air yang tingginya sekitar 10 meter. Jadi, jika ketinggian pipa lebih dari 10
6
meter dan ditutup dari bagian atas dengan air, dan air dibiarkan jatuh kebawah akibat gravitasi, air akan jatuh pada ketinggian sekitar 10 meter, dan membentuk ruang vakum diatasnya.
Komponen-komponen yang terdapat pada desalinasi sistem vakum adalah evaporator, kondensor, dan alat penukar kalor berupa tube-in-Tube. Evaporator berfungsi sebagai ruang pemanasan air laut dengan suplai panas berasal dari kolektor surya plat datar yang pada penelitian ini akan digantikan oleh pemanas listrik berdaya rendah untuk menjaga kestabilan suplai panas. Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan uap yang dihasilkan oleh pemanasan air laut di evaporator untuk dikondensasikan kembali sehingga air kondensat dapat ditampung dan didapat air bersih sebagai produk sistem. Sedangkan tube in tube heat exchanger berfungsi sebagai heat recovery (pemulih panas), dimana air laut yang tidak mendidih akibat pemanasan di ruang evaporator akan jatuh melalui pipa luar dari tube in tube untuk memanaskan pipa dalam yang sedang dialiri air laut dari tangki pengumpan. Gambar 2.1 menunjukkan desalinasi sistem vakum. Kelebihan menggunakan Desalinasi Vakum Natural :
1. Tidak membutuhkan pompa vakum untuk penyuplaian air laut
2. Biaya konstruksi termurah diantara semua jenis desalinasi tenaga surya 3. Pemanasan dapat menggunakan suplai panas rendah karena sistem dalam
keadaan vakum
Kelemahan menggunakan Desalinasi Vakum Natural :
1. Konstruksi cukup sulit karena proses instalasi berhubungan dengan ketinggian
2. Hanya cocok untuk pemakaian skala besar (untuk luas alas evaporator yang besar)
3. Pemilihan bahan konstruksi sangat mempengaruhi lifetime sistem
Selain desalinasi sistem vakum, masih banyak jenis lain sistem desalinasi bertenaga surya. Pembahasan mengenai sistem desalinasi jenis lain beserta prinsip kerja, kelebihan dan kelemahannya dibahas pada subbab berikutnya.
7
10,34 m
C o n d e n s e r Evaporator
Saline Water Tank
Saline Water
Brine Condensate
Heater
Gambar 2.1. Desalinasi Sistem Vakum Natural
2.2 Pengertian Air
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi. Air dapat berubah wujud: dapat
berupa zat cair atau sebutannya “air”, dapat berupa benda padat disebut “es”, dan dapat pula berupa gas yang dikenal dengan nama “uap air”. Perubahan fisik
bentuk air ini tergantung dari lokasi dan kondisi alam. Ketika dipanaskan sampai 1000C maka air berubah menjadi uap dan pada suhu tertentu uap air berubah kembali menjadi air. Pada suhu yang dingin di bawah 00C air berubah menjadi benda padat yang disebut es atau salju.
Air dapat juga berupa air tawar(fresh water) dan dapat pula berupa air asin(air laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air(di permukaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi (Kodoatie dan Sjarief, 2010).
Air laut merupakan air yang berasal dari laut, memiliki rasa asin, dan memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi. Rata-rata air laut di lautan dunia memiliki salinitas sebesar 35, hal ini berarti untuk setiap satu liter air laut terdapat 35 gram garam yang terlarut di dalamnya. Kandungan garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut antara lain klorida(55%), natrium(31%), sulfat(8%),
8
magnesium(4%), kalsium(1%), potasium(1%), dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium, dan florida. Keberadan garam-garaman ini mempengaruhi sifat fisi air laut seperti densitas, kompresibilitas, dan titik beku (Homig, 1978). Air dengan salinitas tersebut tentunya tidak dapat dikonsumsi.
Air tawar adalah air dengan kadar garam dibawah 0,5 ppt (Nanawi, 2001). Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengendalian Kualitas Air dan Pengendalian Kualitas Pencemaran, Bab I Ketentuan Umum pasal 1, menyatakan bahwa:“Air tawar adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil.”,
sedangkan menurut Undang–Undang RI No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air (Bab I, Pasal1), butir dua di sebutkan bahwa “Air adalah semua air yang terdapat di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian
ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat”. Butir 3
menyebutkan “Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batuan di
bawah permukaan tanah.”. karakteristik kandungan dan sifat fisis air tawar sangat
bergantung pada tempat sumber mata air itu berasal dan juga teknik pengolahan air tersebut.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Pasal 1
menyatakan bahwa: “Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum”.
2.3 Kebutuhan Air
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok mahkluk hidup termasuk manusia. Dalam kehidupan sehari-hari keberadaan air sangatlah penting. Karena keberadaannya yang sangat penting, maka keberadaan dan penggunaannya perlu dijaga dengan baik. Irianto(2004) mengemukakan bahwa kebutuhan air yang dimasukkan dalam tubuh tergantung dari jumlah air yang dikeluarkan tubuh. Air yang dimasukkan dalam tubuh dapat berupa air minum, makanan, dan buah- buahan. Pengeluaran air dari tubuh sebagai bentuk sisa metabolism atau karena penyakit tertentu. Penderita penyakit muntah berak (Cholera) akan mengeluarkan
9
banyak cairan dari dalam tubuh. Kekurangan cairan dari dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat mengakibatkan kematian. Air di dalam tubuh memiliki fungsi (a) membantu proses pencernaan yang memungkinkan terjadinya reaksi biokimia dalam tubuh, (b) menjaga kerja alat tubuh tidak terganggu, dan (c) membuang zat sisa dari dalam tubuh serta menjaga suhu tubuh agar tetap normal.
Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih delapan gelas per hari. Tumbuhan dan binatang juga mutlak membutuhkan air. Semua organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas metaboliknya mengambil tempat di larutan air (Enger dan Smith, 2009). Tanpa air keduanya akan mati. Sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber kehidupan. Dengan kata lain air merupakan zat yang paling esensial dibutuhkan oleh mahkluk hidup. Dapat disimpulkan bahwa untuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.
Di Amerika Serikat ditentukan 600 liter per kapita per hari (Linsley dan Franzini, 1985). Di Indonesia diperlukan air berkisar 100-150 liter/orang/hari. Kebutuhan air minimal untuk daerah pedesaan menurut standar WHO adalah sebesar 60 liter/orang/hari(Sanropie, 1984). Menurut Irianto(2004) setiap hari selama 24 jam manusia membutuhkan asupan air sekitar 2,5 liter.
2.4 Standar Kualitas Air Bersih
Standar kualitas air adalah ketentuan-ketentuan yang biasa dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angaka yang menunjukkan persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis dan gangguan dalam segi estetika (Sanropie, 1984). Secara kimia standar kualitas air bersih dibagi ke dalam lima bagian, yaitu (a) di dalam air minum tidak boleh terdapat zat-zat yang beracun, (b) tidak ada zat yang menimbulkan gangguan kesehatan, (c) tidak mengandung zat-zat kimia yang melebihi batas tertentu sehingga bisa menimbulkan gangguan teknis, dan (d) tidak boleh mengandung zat-zat kimia yang melebihi batas tertentu sehingga bisa menimbulkan gangguan ekonomi. Dengan mengacu pada persyaratan di atas, maka keberadaan zat-zat kimia masih diperbolehkan dalam air minum asalkan
10
jumlahnya tidak melebihi batas yang telah ditentukan oleh Baku Mutu Air Minum.
Secara biologis, air minum tidak boleh mengandung kuman parasit, kuman pathogen, dan bakteri coli. Persyaratan bakteriologis air bersih berdasarkan kandungan jumlah total bakteri Coliform dalam air bersih setiap 100 ml air contoh
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
416/MENKES/PER/IX/1990 adalah (a) air bersih yang berasal dari selain perpipaan, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk jumlah total bakteri Coliform setiap 100 ml air contoh jumlahnya tidak boleh melebihi 50. (b) Air bersih yang berasal dari perpipaan, kadar maksimum total bakteri Coliform tidak diperbolehkan melebihi10 per 100 ml air contoh, sedangkan secara fisik,air bersih haruslah jernih, tidak berbau,dan tidak berwarna. Adapun Parameter wajib persyaratan kualitas air minum dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, (*terlampir).
2.5 Klasifikasi Sistem Desalinasi 2.5.1. Solar Still
Solar still terdiri dari bak yang dicat hitam yang diisi oleh air laut hingga pada kedalaman tertentu dan ditutup oleh kaca yang dimiringkan sebagai tempat masuknya radiasi surya sekaligus peristiwa kondensasi. Radiasi surya memasuki bak melalui kaca untuk memanaskan sisi bak yang dicat hitam yang mengakibatkan pemanasan air laut hingga terjadi evaporasi, karena perbedaan tekanan parsial dan perbedaan temperatur, uap air terkondensasi sepanjang kaca penutup yang dimiringkan dan ditampung oleh penampung yang berada tepat dibawah kemiringan kaca (Qiblawey dkk, 2008). Gambar 2.2 menunjukkan sistem solar still sederhana.
Kelebihan menggunakan Solar Still : 1. Konstruksi yang sederhana
2. Kondensasi tidak memerlukan kondensor, proses kondensasi terjadi pada kaca
3. Mudah dalam perawatannya
11
1. Laju produksi air bersih per hari rendah
2. Sebagian uap air yang terkondensasi pada kaca dapat langsung jatuh kembali dan bercampur dengan air laut yang belum berevaporasi
3. Proses evaporasi lambat karena air laut dipanaskan pada tekanan atmosfer
Gambar 2.2. Solar Still Sederhana
2.5.2. Solar Desalinasi Humidifikasi-Dehumidifikasi
Ide utama dibalik proses solar humidification-dehumidification adalah uap saturasi dapat membawa udara dengan kapasitas yang semakin banyak dengan meningkatnya temperatur. Air laut akan melalui pemanasan awal sebelum disemprotkan ke dalam evaporator. Pemanasan terjadi pada dua fluida, yakni air laut dan angin. Pemanasan pada angin bertujuan untuk disirkulasikan ke dalam ruang evaporator - kondensor. Sesuai dengan ide utama sistem ini, udara panas membawa uap dari pemanasan air laut ke ruang kondensor yang berada tepat di sebelah ruang evaporator untuk dikondensasikan. Air laut yang tidak berevaporasi akan langsung jatuh ke tempat penampungan konsentrat garam (Parekh dkk, 2004). Gambar 2.3 menunjukkan sistem desalinasi surya humidifikasi – dehumidifikasi.
Kelebihan sistem desalinasi humidifikasi-dehumidifikasi : 1. Efektif dalam memproduksi air bersih
2. Sangat cocok dioperasikan untuk kapasitas rendah
3. Konsentrat garam yang masih mengandung air dapat diproses ulang Sea Water Tank
Basin
Brine Tank Fresh Water Tank
Solar Radiation
Glass SUN
12
Kelemahan sistem desalinasi humidifikasi – dehumidifikasi : 1. Konstruksi yang kompleks
2. Air laut yang tidak berevaporasi dibiarkan jatuh bebas ke tempat penampungan dapat menimbulkan percikan air sehingga memungkinkan terkontaminasi konsentrat garam ke air bersih jika isolasi tidak baik
3. Meskipun menggunakan energi surya sebagai sumber pemanas, sistem masih menggunakan energi listrik untuk mensirkulasikan udara dan air laut
Gambar 2.3. Sistem Desalinasi Surya Humidifikasi – Dehumidifikasi
2.5.3. Solar Chimney
Solar Chimney mengkonversikan energi termal surya ke energi kinetik yang akan dikonversikan menjadi energi listrik dengan menggunakan turbo- generator. Komponen-komponen utama dalam solar chimney adalah diameter kolektor surya yang besar, turbin, generator dan cerobong (chimney) yang tinggi. Penggunaan kolektor terutama kaca atau lembaran plastik yang berperan sebagai rumah kaca akan menjebak panas dan menyebabkan pemanasan pada ruang dibawah kolektor sehingga terjadi perbedaan temperatur antara udara lingkungan
Hot Air Evaporator Air in Solar Air Heater Blower
Hot Air Inlet Brine Out
Brine Storage Tank
Solar Water Heater
Preheated Sea Water Hot Sea Water
Distillate Tank
Brine Recycle
Pump Dehumidified Air Outlet
Saline Water Tank
Sea Water In Condenser
13
dan udara di dalam sistem yang menyebabkan udara panas mengalir melalui cerobong. Energi kinetik dari udara yang mengalir menyebabkan turbin yang dipasang dibawah cerobong berotasi dan menghasilkan daya (Sangi, 2012)
Kelebihan sistem desalinasi solar chimney : 1. Laju produksi air bersih yang tinggi 2. Dapat menghasilkan daya selain air bersih 3. Biaya produksi air bersih yang lebih rendah Kelemahan sistem desalinasi solar chimney :
1. Konstruksi sistem kompleks
2. Biaya turbin dan kolektor surya yang mahal karena dibutuhkan kolektor yang sangat besar
3. Perawatan sistem sangat sulit dan mahal
Gambar 2.4. Instalasi Sistem Desalinasi Solar Chimney pada Air Laut
2.5.4. Solar Multi Stage Flash Desalination
Dalam sistem desalinasi Multi-Stage Flash, air laut pengumpan dipanaskan diatas temperatur saturasi dalam pemanas konsentrat garam dan mengalami perubahan fasa secara cepat dalam bak tekanan rendah yang dipertahankan dengan menggunakan pompa vakum. Konsentrat garam yang dibuang keluar dari tingkat sebelumnya diperbolehkan untuk berubah fasa pada tingkat berikutnya dan uap dibentuk di setiap tingkat dikondensasikan dengan
Condensate Tank Condensate
Pump Condenser
Air In Sea Water Sea Water Air In
Transparent Plastic or Glass Cover
SUN
Chimney
Humid Hot Air
Wind Turbine
Solar Radiation Solar Radiation
14
menggunakan kondensor dimana air laut masuk telah dipanaskan terlebih dahulu (Manjarrez dkk, 1979).
Kelebihan solar multi stage flash desalination : 1. Laju produksi air bersih yang sangat tinggi
2. Pemanasan yang cepat sehingga tidak memakan banyak energi panas dari
kolektor surya
3. Adanya tangki penyimpan kalor yang dapat menyuplai energi panas selama 24 jam
Kelemahan solar multi stage flash desalination : 1. Konstruksi sistem yang kompleks
2. Tangki penyimpan kalor (Thermal Energy Storage) dan pompa vakum mahal
3. Perawatan sulit dan mahal
Gambar 2.5. Sistem Desalinasi Solar Multi Stage Flash
2.5.5. Solar Multi Effect Distillation
Unit Multi-Effect Distillation (MED) terdiri dari bak-bak dimana secara umum disebut efek yang dipertahankan pada tekanan rendah dengan pompa vakum. Panas yang dibutuhkan untuk mengevaporasi air laut pada efek pertama disuplai dari kumpulan kolektor surya atau dengan pembakaran bahan bakar fosil
Brine
Saline Water Tank
Saline Water Destilate Tank Pump Condenser Preheated Feed Water Solar Field Thermal Energy Storage
Heat Transfer Field
Thermic Fluid Boiler
15
dan uap yang dibentuk digunakan untuk memanaskan air laut pengumpan pada efek selanjutnya. Sehingga, panas laten yang diproduksi uap air pada efek sebelumnya dapat digunakan seluruhnya di efek selanjutnya pada MED (Mezher dkk, 2011)
Kelebihan solar multi effect distillation :
1. Proses pemanasan dilakukan secara bertingkat, sehingga tidak ada konsentrat garam yang terkandung dalam air bersih
2. Sistem dapat diperbanyak dengan menambah efek
3. Laju produksi air bersih tinggi Kelemahan solar multi effect distillation :
1. Proses pemvakuman menggunakan pompa vakum dimana pada pasaran
pompa vakum sangat mahal
2. Masih menggunakan energi listrik pada sistem 3. Konstruksi sistem mahal dan kompleks
Gambar 2.6. Solar Multi Effect Distillation
2.5.6. Desalinasi Kompresi Uap
Dalam Desalinasi Kompresi Uap, air laut pengumpan dipanaskan oleh sumber panas eksternal dan berubah fasa menjadi uap, sehingga uap yang diproduksi akan dikompres menggunakan Mechanical Vapor Compressor (MVC) atau Thermo Vapor Compressor (TVC) untuk meningkatkan tekanan kondensasi
To Vacuum To Vacuum To Vacuum
Preheated Feed Water
Saline Water Tank
Destillste Tank Destillate Pump Condenser Brine Solar Cell Hot Thermic Fluid
16
dan temperatur uap dan uap terkompresi digunakan untuk memanaskan air