• Tidak ada hasil yang ditemukan

H3 H4 H5

Kualitas Audit

(Y)

Karakteristik Komite Audit Usia

(X1) Gender

(X2)

Kompetensi Komite Audit Tingkat Pendidikan

(X3)

Aktivitas Komite Audit Jumlah Pertemuan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Dilihat dari sudut pandang auditor, hasil audit dikatakan berkualitas jika mereka telah bekerja sesuai dengan standar professional yang ada, dapat menilai resiko bisnis auditee dengan tujuan untuk meminimalisasi ketidakpatutan auditee dan menjaga reputasi auditor. Pemilihan auditor dengan kualitas tinggi dinilai mampu meningkatkan tingkat kredibilitas laporan keuangan, karena KAP besar umumnya akan menjaga reputasi mereka dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas kinerja mereka dalam mengaudit suatu perusahaan.Seorang auditor dituntut untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, karena laporan auditor begitu penting bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil berbagai keputusan.Sedangkan menurut pihak –

pihak yang berkepentingan laporan audit dikatakan berkualitas jika auditor dapat memberikan jaminan bahwa tidak ada salah saji material (no material misstatements) atau kecurangan (fraud) dalam laporan keuangan auditee.Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Keberadaan komite audit dinilai berpengaruh pada perusahaan karena laporan keuangan perusahaan yang disajikan akan menjadi lebih berkualitas. Karakteristik komite audit yang baik akan membawa pengaruh yang baik juga kepada perusahaan. Kompetensi yang dimiliki auditor dapat dilihat dari tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang merupakan karakteristik kognitif yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan kemampuan dalam pengambilan keputusan. Semakin tinggi pendidikan anggota komite, makasemakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan.aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit.

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2011: 42), hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

2.4.1 Karkteristik Komite Audit terhadap Kualitas Audit

Karakteristik komite audit dalam penelitian ini diproksikan berdasarkan usia, dan gender. Perbedaan pemikiran dan pandangan terhadap penyebab kesuksesan pria dan wanita dapat mempengaruhi proporsi keberadaan wanita pada beberapa jabatan.

Faktor usia dapat mempengaruhi kinerja anggota komite audit. Anggota komite audit yang berusia dewasa (usia 40-60 tahun) akan mencapai jenjang karir sejauh yang mereka mampu serta posisi kariryang paling stabil, kelompok usia ini merupakan masa pencapaian seseorang untuk mempertahankan kepuasan dalam karir yang membuat mereka lebih fokus pada pekerjaan. Semakin bertambah usia maka seseorang akan semakin bijaksana dalam menyikapi masalah dan lebih bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.

Pengalaman yang dimiliki oleh orang yang semakin berumur akan membuat seseorang dapat memprioritaskan dan membagi waktu dengan lebih bijaksana yaitu dengan bekal praktik-praktik yang telah dilakukannya sebelumnya penelitian Rustiarini (2011) menunjukkan bahwa usia anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap akrual lancar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA H1 : Usia dalam komite audit berpengaruh terhadap accrual lancar

Anggapan bahwa selama ini kesuksesan pria berasal dari kecerdasan yang tinggi, sedangkan kesuksesan yang diraih oleh wanita hanya berasal dari faktor keberuntungan yang menyebabkan wanita memiliki proporsi yang masih sedikit dalam beberapa jabatan yang penting dilingkup manajemen perusahaan. Meskipun demikian, perlu dipertimbangkan kembali bahwa keberadaan wanita memiliki sikap konservatisme yang tinggi dan berhati-hati dalam pengambilan keputusan (Rustiarini, 2011).

Hal tersebut menyebabkan wanita dianggap cenderung memilih keputusan untuk menghindari resiko sehingga memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Oleh karena itu, keberadaan wanita dalam komite audit diharapkan dapat mengurangi tingkat akrual dalam laporan keuangan sehingga dimaksudkan dapat meningkatkan kualitas audit. Rustiarini (2011) mendapatkan hasil penelitian bahwa keberadaan wanita dalam komite audit berpengaruh negatif pada akrual lancar. Penelitian Carter et al., dalam Rustiarini (2011) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki dua orang atau lebih wanita dalam anggota dewan memiliki nilai perusahaan yang lebih tinggi daripada jumlah wanita yang kurang dari dua orang.

H2 : Keberadaan wanita dalam komite audit berpengaruhterhadap accrual lancar

2.4.2 Kompetensi Komite Audit terhadap Kualitas Audit

Kompetensi bagi auditor mempunyai dua dimensi yaitu; pengalaman dan tingkat pendidikan. Komite aduit yang semakin berpengalaman dalam penugasan profesional audit akan dianggap mempunyai kompetensi yang tinggi. Semakin tinggi pendidikan komite audit, maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA baik dalam menyelesaikan permasalahan. Tingkat pendidikan pada jenjang universitas membantu anggota komite untuk memiliki peluang karir yang lebih menjanjikan.Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan anggota komite audit diharapkan dapat meningkatkan konservatisme komite audit sehingga mengurangi tingkat akrual.

Penelitian Alim dkk (2007), membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat dicapai jika komite audit memiliki kompetensi yang baik. Semakin auditor mempunyai kompetensi tinggi maka kualitas hasil audit akan semakin meningkat. Penelitian Rustiarini (2011), membuktikan bahwa tingkat pendidikan dapat mengurangi tingkat akrual, yang berarti meningkatkan kualitas audit.

H3 : Tingkat pendidikan dalam komite audit berpengaruh terhadap accrual lancar

2.4.3 Aktivitas Komite Audit terhadap Kualitas Audit

Adanya independensi yang baik akan semakin lengkap dan efektif dengan adanya keaktivan komite audit dalam mengadakan pertemuan. Semakin tinggi frekuensi pertemuan yang diadakan akan meningkatkan efektivitas komite audit dalam mengawasi manajemen agar tidak berusaha mengoptimalkan kepentingan sendiri.

Sharma et al. (2009) membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit dengan tingkat frekuensi pertemuan yang kecil akan cenderung menghasilkan laporan keuangan yang kurang berkualitas. Sehingga semakin tinggi tingkat frekuensi pertemuan dapat meminimalisasi manajemen laba. Biasanya komite audit bersidang tiga sampai empat kali dalam satu tahun. Penelitian Rustiarini (2011) juga menemukan hasil bahwa frekuensi pertemuan dapat membantu mengurangi tingkat akrual lancar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris. Penelitian empiris berfokus pada tujuan untuk penyelesaian masalah dan memiliki tahap – tahap logika, metodenya kuat dan terorganisasi untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisanya dan membentuk suatu kesimpulan. Selain penelitian empiris, penelitian ini juga merupakan penelitian korelasi yaitu melihat adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data – data yang diperlukan dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan data dari website (sahamok.com). Data yang diteliti adalah data perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2010 – 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional merupakan penentuan batasan untuk menjelaskan ciri-ciri yang subtantif dari suatu konsep, yang untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, batasan operasional yang menjadi proses atau operasionalnya alat ukur yang digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan property dan real estate yang

terdaftar dib Bursa Efek Indonesia 2010 – 2013.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit

3. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : karakteristik komite audit (yang pada penelitian ini di proksikan gender dan usia), kompetensi audit (yang di proksikan ke tingkat pendidikan), dan aktivitas audit (yang di proksikan ke jumlah pertemuan).

3.4 Defenisi Operasional Variabel

3.4.1.Usia

Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam menjalankan tugasnya. Anggota komite audit yang berusia dewasa madya (40 – 60 tahun) akan mencapai jenjang karir sejauh yang mereka mampu serta posisi karir yang paling stabil. Semakin bertambah usia seseorang maka mereka dianggap akan semakin bijaksana dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan mereka. Selain itu, semakin bertambah usia seseorang mereka dianggap memiliki banyak pengalaman. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh usia terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dengan

variabel dummy, dimana nilai ‘1’ jika usia anggota komite audit > 40 tahun dan ‘0’ jika < 40 tahun.

3.4.2.Gender

Gender merupakan hal yang perlu diperhatikan didalam sebuah organisasi. Ada yang menganggap keberadaan pria lebih dibutuhkan didalam organisasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA karena menurut sebagian orang pria lebih berani dan tegas dalam pengambilan keputusan. Namun ada juga yang menganggap bahwa keberadaan wanita juga penting didalam sebuah organisasi karena dianggap wanita lebih teliti dan lebih hati – hati dalam membuat sebuah keputusan. Karena perbedaan pendapat itu peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh keberadaan wanita dalam komite audit terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Diukur dengan variabel dummy,dimana

nilai ‘1’ jika ada anggota wanita didalam komite audit dan ‘0’ jika tidak. 3.4.3.Tingkat Pendidikan

Kompetensi komite audit dalam perusahaan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal akademik yang dimiliki anggota komite audit. Tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang merupakan karakteristik kognitif yang dapat mempengaruhi cara berpikir dan kemampuan dalam pengambilan keputusan. Semakin tinggi pendidikan anggota komite, maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat memiliki solusi yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan. Tingkat pendidikan pada jenjang universitas membantu anggota komite untuk memiliki peluang karir yang lebih menjanjikan.Diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana nilai ‘1’ jika anggota komite audit berpendidikan S2, dan ‘0’ berpendidikan S1.

3.4.4.Jumlah Pertemuan

Salah satu aktivitas rutin yang dilakukan komite audit dalam pelaksanaan tugasnya adalah melakukan pertemuan secara formal antar anggota komite, dewan komisaris, dewan direksi, maupun auditor eksternal. Pertemuan formal komite audit merupakan hal penting bagi kesuksesan kinerja komite audit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jumlah pertemuan ditentukan berdasarkan ukuran perusahaan dan besarnya tugas yang diberikan kepada komite audit. Diukur dengan menggunakan variabel

dummy, dimana nilai ‘1’ jika komite audit melakukan pertemuan dan nilai, ‘0’

tidak melakukan pertemuan. 3.4.5 Kualitas Audit

Tingginya tingkat akrual berhubungan positif dengan kegagalan audit serta kurangnya konservatisme auditor. Tingkat akrual yang rendah diasosiaskan dengan tingginya tingkat konservatisme yang dimiliki seorang auditor sehingga dipandang dapat meningkatkan kualitas audit. Adapun akrual lancar dapat dirumuskan sebagai berikut :

Accrual Lancar = (ΔAL –ΔKAS) –(ΔLL - ΔLJP)

Keterangan:

ΔAL = Perubahan aset lancar

ΔKAS = Perubahan kas dan ekuivalen kas

ΔLL = Perubahan liabilitas lancar

ΔLJP = Perubahan dalam utang wesel jangka pendek dan utang jangka panjang yang akan jatuh tempo

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan suatu proses hal mana suatu angka atau simbol dilekatkan pada karakteristik atau properti suatu stimuli sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan, skala pengukuran dapat dikelompokkan menjadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA empat jenis yaitu, skala nominal, ordinal, interval, dan rasio. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan memakai skala nominal.

Berikut ini adalah tabel yang berisikan defenisi dan pengukuran masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini.

Table 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Variabel

Penelitian Definisi Pengukuran Skala

I N D E P E N D E N Usia (X1)

Usia adalah suatu waktu untuk mengukur lamanya keberadaan makhluk didunia.

Usia komite audit yang tercantum di annual report perusahaan Rasio Gender (X2) Gender adalah konstruksi sosial yang ditanamkan oleh masyarakat yang membedakan pria dan wanita. Variabel dummy = 1 jika terdapat wanita dalam komite audit, = 0 jika tidak ada

Nominal Tingkat pendidika n (X3) Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan yang di tempuh seorang komite audit. Varibel dummy ‘1’ jika berpendidikan S2, ‘0’ jika berpendidikan S1 Nominal Jumlah pertemuan (X4) Jumlah pertemuan adalah aktivitas rutin yang dilakukan oleh komite audit Variabel dummy ‘1’ jika komite audit melakukan pertemuan, ‘0’ jika tidak Nominal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dalam pelaksanaan tugas nya untuk melakukan pertemuan formal. melakukan pertemuan DEPENDEN Kualitas Audit (Y) Kualitas audit diproksikan dengan accrual lamcar Akrual Lancar = (ΔAL –ΔKAS) – (ΔLL - ΔLJP) Rasio

Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2015)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi Penelitian

Menurut Erlina (2011 : 81), “ populasi adalah wialayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengacu pada perusahaan-perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunanya di Indonesian Stock Excha nge (IDX) tahun 2010 – 2013.

3.6.2 Sample Penelitian

Menurut (Erlina, 2007:81) sampel adalah “bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang diambil dari karakteristik haruslah representative atau mewakili. “Jika sampel kurang

representitatif, akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sa mpling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2013.

2. Perusahan yang tidak delisting dari Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.

3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunannya pada tahun 2010 – 2013.

4. Perusahaan tidak memiliki data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Table 3.2

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Kriteria Jumlah Pelanggaran Kriteria Akumulasi 1.

Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2010 – 2013.

- 44

2.

Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode penelitian (tahun 2010 – 2013).

(6) 38

3.

Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pada tahun 2010 – 2013.

4.

Perusahaan tidak memiliki data-data

yang diperlukan dalam penelitian ini. (13) 14 Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2015)

Berdasarkan kriteria tersebut, perusahaan yang menjadi sample penelitian terdiri dari 14 perusahaan yaitu dengan periode penelitian selama 4 tahun , sehingga total unit analisis sebanyak 56 perusahaan.

Table 3.3

Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1 Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA

2 Bumi Citra Permai Tbk BCIP

3 Sentul City Tbk BKSL

4 Cowell Development Tbk COWL

5 Ciputra Surya Tbk CTRS

6 Duta Anggada Realty Tbk DART

7 Duta Pertiwi Tbk DUTI

8 Bakrieland Development Tbk ELTY

9 Goa Makassar Tourism Development Tbk GMTD 10 Global Land and Development Tbk KPIG

11 Pakuwon Jati Tbk PWON

12 Roda Vivatex Tbk RDTX

13 Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PTPP

14 Total Bangun Persada Tbk TOTL

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data penelitian meliputi laporan keuangan auditan, laporan auditor independen dan laporan tahunan (annual report) yang telah dipublikasikan dan diambil dari database Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id, selama tahun 2010 sampai tahun 2013.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka dilakukan dengan mengolah literature, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan pada penelitian ini. Sedangkan metode dokumentasi dengan mengumpulkan data sekunder atau data untuk perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 yang diperoleh secara tidak langsung melaui media perantara yaitu dari internet dari Bursa Efek Indonesia melalui melalui laporan tahunan (annual report) yang telah diaudit dan diterbitkan setiap tahunnya yang diunduh melalui situs www.idx.co.id.

3.9 Teknik Analisis Data

Data – data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberi jawaban permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan software SPSS 21. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel – variabel dalam penelitian. Analisis statistik deskriptif terdiri dari jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata (mean) dan standar deviasi. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah karakteristik komite audit (gender dan usia), kompetensi komite audit (tingkat pendidikan), aktivitas komite audit (jumlah pertemuan) dan kualitas audit.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk melihat model regresi dalam penelitian ini layak atau tidak digunakan sehingga diperlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan antara lain : uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

3.9.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006 : 110). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi secara normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan untuk metode analisis ini adalah :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, makan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonalnya dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan dengan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 = Data residual terdistribusi normal

H1 =Data residual tidak terdistribusi normal. Dasarpengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut :

a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik maka H0 ditolak, yang berarti data tidak terdistribusi secara normal.

b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara statistik maka H0 diterima yang berarti data terdistribusi secara normal

3.9.2.2 Uji Multikoloniearitas

Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006 : 91).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesame variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam model regregsi dapat dilihat dari Tolerance Va lue atau Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi nilai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tolera nce yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah :

1. Jika nilai tolerance >10 persen dan nilai VIF <10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance <10 persen dan nilai VIF >10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3.9.2.3Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006 :105),uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –

Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9.2.4Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apkah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006 : 95).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2006 : 95). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan melakukan pengujian Durbin-Wa tson (DW).

3.9.3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis linier berganda. Menurut Sugiyono (2006 :65), analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA untuk meneliti variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel

Dokumen terkait