• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Hasil Belajar Tahsin al-Qur’an TPQ Al-Wustha Jeulingke Banda Aceh

100%= Bilangan konstan

D. Kualitas Hasil Belajar Tahsin al-Qur’an TPQ Al-Wustha Jeulingke Banda Aceh

Untuk mengetahuai hasil belajar tahsin al-Qur’an TPQ Al-Wustha, peneliti melakukan tes terhadap santri yang belajar tahsin al-Quran yaitu seluruh santri kelas TPA 3, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4 Penilaian Tes Bacaan al-Qur’an

No Nama Aspek Penilaian Skor Nilai Makharijul Huruf Sifatul Huruf Hukum Nun dan Mim Mati Hukum Alif Lam 1 Syifa Tazkia 3 2 3 3 11 91.6 2 Violeta 2 2 2 3 9 75 3 Nasywa 3 2 3 3 11 91.6 4 Najiyya 3 3 3 3 12 100 5 Rahayu 2 2 2 3 9 75 6 Athiyah 3 3 3 3 12 100 7 Putri Widya 1 1 2 2 6 50 8 Ellychea Putri 2 2 3 3 10 83.3 9 M. Zaky 3 3 3 3 12 100 10 M. furqan 2 2 2 2 8 66.6

Angka 3= sempurna

Angka 2= kurang sempurna Angka 1= tidak sempurna

Dari tabel di atas dapat dilihat kemampuan membaca al-Quran santri tergolong kategori baik hal ini dapat di lihat dari nilai rata-rata mencapai 83.7, dengan item yang diteliti, meliputi makharijul huruf, sifatul huruf, hukum nun dan mim mati, hukum alif lam. Adapun nilai rata-rata mencapai 83.7. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hasil belajar tahsin al-Quran di TPQ Al-Wustha termasuk dalam kategori baik. Dari hasil tersebut terdapat 4 santri yang mendapat nilai 100, 3 santri mendapatkan nilai 91.6, 3 santri mendapatkan nilai 83.3, 2 santri mendapat nilai 75, 2 santri mendapat nilai 66.6 dan hanya satu santri yang mendapat nilai 50. Adapun nilai tes dari santri tersebut terdapat nilai tertinggi sebesar 100 dan nilai terendah 50. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hasil belajar tahsin al-Qur’an di TPQ Al-Wustha termasuk dalam kategori baik.

Di bagian makharijul huruf, kebanyakan santri salah dalam pengucapan huruf dho (ظ), ra (ر) dan tsa (ث) hanya sebahagian kecil yang tepat dalam pengucapan huruf dho, ra dan tsa, sedangkan di makhraj huruf yang lain

11 M.ziyan 2 2 3 3 10 83.3 12 Rafa Aulia 3 3 3 3 12 100 13 Tsaqif 3 2 3 3 11 91.6 14 Alif Syaugi 3 2 2 3 10 83.3 15 Amarullah 2 2 2 2 8 66.6 Nilai Rata-Rata 83.7

mayoritas santri benar melafadzkannya. Di bagian sifatul huruf, kebanyakan para santri salah pada huruf yang memiliki sifat hams (lembut) terutama pada huruf

Tsa ,dan pada huruf yang memiliki sifat takhrir yaitu ra, sedangkan di sifatul

huruf lainya mayoritas santri benar melafadzkannya.

Di bagian hukum nun mati atau tanwin kebanyakan santri benar dalam bacaan hukum nun mati, hanya ada beberapa santri yang salah membacanya baik itu di bagian ikfa, izhar halqi, idgham bi ghunnah, idgham bila ghunnah maupun iglab dan diantara kelima hukum bacaan tersebut yang paling banyak santri salah membacanya di bagian ikfa.

Di bagian hukum mim mati hanya beberapa santri yang salah baca baik itu di bagian izhar syafawi, ikfa syafawi dan idgham mimi dan sebahagian besar santri benar dalam hukum mim mati. Dari ke tiga hukum bacaan mim mati tersebut, santri banyak salah membacanya di bagian izhar syafawi.

Kemudian di bagian hukum alif lam, pada umumnya santri benar membacanya dan hanya terdapat beberapa santri yang salah dalam membaca hukum alif lam yaitu di bagian alim lam syamsyiah dan di bagian alim lam qamariah semua santri benar membacanya.

Dari hasil analisis di atas, dapat dilihat masih terdapat kekurangan baik dari makharijul huruf, sifatul huruf, hukum nun dan mim mati dan hukum lam alif. Diharapkan kepada para pendidik terus meningkatkan pembelajaran tahsin al-Qur’an, sehingga kualitas hasil belajar semakin meningkat dan bertambah baik.

75 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di TPQ Al-Wustha Jeulingke Banda Aceh tentang kualitas hasil belajar tahsin al-Qur’an dan hasilnya telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka peneliti memaparkan beberapa kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran tahsin al-Qur’an di TPQ Al-Wustha ustadz/ustazah menerapkan beberapa metode yaitu:

a. Metode ceramah. b. Metode tanya jawab. c. Metode demonstrasi.

2. Hasil keseluruhan kompetensi ustadz/ustazah menunjukan bahwa dalam pembelajaran tahsin al-Qur’an memperoleh nilai persentasi rata-rata 84 %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kompetensi ustadz/ustazah dalam pmbelajaran tahsin sudah termasuk dalam kategori baik.

3. Kualitas hasil belajar tahsin di TPQ Al-Wustha memperoleh nilai rata-rata mencapai 83,7. Dengan demikian, kemampuan membaca al-Qur’an santri di TPQ Al-Wustha tergolong kategori baik.

B. Saran

1. Bagi direktur TPQ, agar selalu meningkatkan kompetensi pendidik dan penambahan jam pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan sehingga

dapat menghasilkan santri-santri yang memiliki kualitas yang bagus, baik itu dalam bagian tahsin al-Quran, pengetahuan ilmu agama maupun dalam hal lain yang berkaitan dengan pendidikan agama islam. selain itu akan menambah mutu pendidikan ke arah yang lebih baik.

2. Bagi tenaga pengajar, agar selalu meningkatkan kompetensinya dalam mengajar dan terus mengembangkan metode dalam pembelajaran terutama dalam pembelajan tahsin al-Quran , sehingga proses pembelajaran akan lebih baik. Kemudian perlunya penekanan yang lebih kepada santri terutama dalam pembelajaran tahsin al-Qur’an sehingga kualitas hasil belajar lebih baik.

3. bagi santri agar lebih tekun dalam belajar supaya dapat membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan ilmu tajwid.

4. Bagi masyarakat terlebih khusus kepada wali santri agar terus memberikan perhatian kepada anak sehingga mereka akan lebih tekun dalam belajar.

74

Abdurrahman Gintings, 2008, Belajar dan Pembelajaran, Bandung, Humaniora. Acep Iim Abdurohim, 2003, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung, Diponegoro. Ali muntahar, 2005, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta, Ikrar Mandiri Abadi.

Arif Rahman, 2011, Kamus Arab Indonesia, Jakarta, Sarana Ilmiah.

Bambang Yulianto, 2000 , Pedoman Mudah Baca Al-Qur’an, Metode A -Ba -Ta –

Tsa Jilid I, Jakarta, A -Ba -Ta –Tsa Group.

Chabib Thoha dkk., 1999, Metodologi Pengajaran Agama , Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, 2012, Metologi Penelitian, Jakarta, Bumi Aksara. Dachlan Salim Zarkasyi, 1990, Qiraatii Pelajaran Bacaan Gharib-Musykilat,

Semarang, Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin.

E. Mulyasa, 2008, Standar Kopetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Eny winaryanti, 2014, Evaluasi Supervisi Pembelajaran, Yogyakarta, Graha Ilmu. Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, 2010, Metodologi-Pendekatan Praktis Dalam

Penelitian, Yogjakarta: Andi Offset.

Hamdani, 2001, Dasar-Dasar Kependidikan, cet.1, Bandung, Pustaka Setia.

Hasan Basri dan Beni Ahmad Saebani, 2010, Ilmu Pendidikan Islam Jilid II, Bandung, Pustaka Setia.

http://ferigramesa.blogspot.co.id/2013/07/tahsin-tilawatil-qur-metode-membaca-al.html. Di askes pada tanggal 9 september 2016.

http://www.pesantreniiq.or.id/index.php/kabar/media/72-majalah-alkisah. Diakses Pada tanggal 5 Maret 2016.

Imas Kurinasih dan Berlin Sani, 2014, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan

Istarani, 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan, Media Persada. Jejen Mustafa, 2012, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta, Kencana.

Kunandar, 2007, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta, Raja Grafindo

Persada.

Lexy J. Moleong, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Lpptka Bpkprmi, 2010, Panduan Kurikulum dan Pengajaran TK/TP Al-Qur’an, Jakarta: Lpptka Bkprmi.

Mahfan, 2005, Pelajaran Tajwid Praktis, Jakarta, Sandro Jaya.

M. Dahlan Al Barry, 2001, Kamus Modern Bahasa Indonesia, Yogyakarta, Arloka. M. Fadlilah Nadwi, 1992, Kamus Lengkap Arab-Indonesia-Arab, Surabaya, Mekar,. Moh Raqib, 2009, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integrativ di

Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, Yogyakarta, LKis Yogyakarta.

Moh. Wahyudi, 2008, Ilmu Tawid Plus, Surabaya, Halim Jaya.

Nana Sudjana, 2010, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana dan Ibrahim R, 2001, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung, Sinar Baru Algesindo.

Oemar Hamalik, 2007, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara. Quraish Shihab, 1999, Membumikan Al-Quran, Bandung, Mizan.

Ramayulis, 2001, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia. Siti suwadah rimang, 2011, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, Bandung,

Alfabeta.

Sudaryono, 2012, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogjakarta, Graha Ilmu. Sudaryono, dkk, 2013, Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan,Yogyakarta:

S. Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.

Team Pustaka Phoenix, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, jakarta, pustaka phoenix.

Wijayanto, 2006, Love Banget Sama Al-Quran, Jakarta, Pustaka Oasis.

Zakiah Darajat, dkk, 2014, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

2. NIM : 211222375

3. Jenis Kelamin : laki-laki

4. Tempat/Tanggal Lahir : Sukon Baroh, 28 Agustus 1993

5. Kewarganegaraan/Suku : Indonesia/Aceh

6. Status Perkawinan : Belum Menikah

7. Alamat : Rukoh

8. No HP : 082280666801

9. E-mail : arifinmuhammad429@yahoo.com

10. Nama Orang Tua

a. Ayah : Bukhari

b. Ibu : Nazariah

c. Alamat : Blang Paseh, Kab. Pidie

11. Pekerjaan Orang Tua

a. Ayah : PNS

b. Ibu : IRT

12. Riwayat Pendidikan

1. SD : MIN Kota Sigli Tahun Lulus : 2005

2. SLTP : MTsN Sigli Tahun Lulus : 2008

3. SLTA : MAN Sigli Tahun Lulus : 2011

4. Perguruan Tinggi : UIN Ar-Raniry Banda Aceh FTK Prodi PAI (Tahun masuk 2012-2013)

1

2Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

3Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

ABSTRAK

Pembelajaran al-Qur’an merupakan suatu proses pentransferan ilmu tentang al-Qur’an berkenaan dengan ilmu tajwid yang disampaikan oleh pendidik kepada santri. Setiap pembelajaran tentunya mengharapkan kualitas hasil belajar yang bagus, karena dengan demikian membuktikan bahwa pembelajaran al-Qur’an mampu dikuasai oleh para santri. TPQ Al-Wustha Jeulingke Banda Aceh adalah lembaga pendidikan Islam yang digunakan untuk pembelajaran al-Qur’an dan pengetahuan dasar Islam lainnya. Sekarang ini jam pertemuan belajar tahsin berkurang dari empat kali pertemuan dalam seminggu menjadi dua kali pertemuan karena beradu dengan program diniyah yang diterapkan di sekolah oleh pemerintah Banda Aceh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana penerapan metode pembelajaran tahsin al-Qur’an di TPQ Al-Wustha Jeulingke Banda Aceh. Bagaimana kompetensi pendidik di TPQ Al-Wustha Jeulingke Banda Aceh dan bagaimana kualitas hasil belajar tahsin al-Qur’an di TPQ Al-Wustha jeulingke Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisi, yang menjadi subjek penelitian adalah santri yang belajar di kelas TPA 3, serta ustadz yang mengajar di kelas TPA 3, ditambah dengan direktur TPQ Al-Wustha jeulingke Banda Aceh. Pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan tes baca al-Qur’an. Analisis data dengan proses editing, klasifikasi, memberi kode, dan penafsiran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembelajaran tahsin al-Qur’an di TPQ Al-Wustha ustadz/ustazah menerapkan beberapa metode yaitu: metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Kompetensi pendidik dalam pembelajaran tahsin al-Qur’an termasuk dalam kategori baik. Hal ini di buktikan dengan persentase rata-rata mencapai 84%. Kualitas hasil belajar tahsin di TPQ Al-Wustha sudah termasuk dalam kategori baik. Hal ini di buktikan dengan nilai rata-rata yang di dapat siswa 83.7.

2

the quality of good learning outcomes, as it proves that learning of the Qur'an can be mastered by the student. TPQ Al-Wustha Jeulingke Banda Aceh is an Islamic educational institution dedicated to the study of the Qur'an and other basic Islamic knowledge. Currently, the number of meetings for tahsin learning is reduced from four meetings in a week to two meetings due to the diniyah program implemented in schools by the government of Banda Aceh. The formulation of the problem in this research is: how the application of learning method of tahsin al-Qur'an in TPQ Al-Wustha Jeulingke Banda Aceh. How is the competence of educators in TPQ Al-Wustha jeulingke Banda Aceh and how the quality of learning results of tahsin al-Qur'an in TPQ Al-Wustha jeulingke banda aceh. This research is a descriptive analytical research, which is the subject of research is students studying in TPA 3 class, as well as teachers who teach in TPA 3 class, coupled with the director of TPQ Al-Wustha jeulingke Banda Aceh. Data collection through interviews, observation and reading tests of the Qur'an.Data analysis by editing process, classification, coding, and interpretation. The results showed that in learning the Qur'anic tahsin in TPQ Al-Wustha the teacher applied several methods, namely: lecture method, question and answer and demonstration. The competence of educators in learning tahsin al-Qur'an included in either category.This is proved by an average percentage of 84%. The quality of tahsin study results in TPQ Al-Wustha has been included in either category.This is evidenced by the average score of 83.7 students.

3

بلاطلا اهيلع رطيست ةرداق نآرقلا ملعت نأ تبثي امم ونلأ ،ملعتلا جئاتنو ةديج ةيعون نوعقوتي

.

لآ كبت

ادناب كغنيلويج اهتسو

ةيساسلأا ةيملاسلإا فراعلما نم هيرغو نآرقلا ةساردل مدختست ةيملاسإ ةيميلعت ةسسؤم يى ويشتآ

.

ضيفتخ متي ،نىارلا تقولا فيو

ويشتآ ادناب ةموكح وتذفن يذلا ةينيد جمانرب ببسب ينعامتجا لىإ عوبسلأا في تاعامتجا ةعبرأ نم ينستح ملعت تاعامتجا ددع

سرادلما في

.

يى ثحبلا اذى في ةلكشلما ةغايص

:

ادناب كغنيلويج ةحتسولا سبت في يمركلا نآرقلا في ملعتلا بولسأ قيبطت ةيفيك

ويشتآ

.

في نآرقلا ينستح ملعت جئاتن ةدوج ةيفيكو ويشتآ ادناب يكجنيلويج ةحتسولا سبت في ةيعوتلا ييصاصتخا ةءافك يى ام

ويشتآ ادناب كغنيلويج ةحتسولا سبت

.

نيذلا بلاطلا مى ثحبلا عوضوم وى يذلاو ،يفصولا يليلحتلا ثحبلا وى ثحبلا اذى

ابت في نوسردي نيذلا زداتسوأ و ،ةثلاثلا ةجردلا نم ابت في نوسردي

3

ادناب كنيلويج ةحتسولا كبت ريدم بناج لىإ ،ةجردلا

ويشتآ

.

يمركلا نآرقلل ةءارقلا تارابتخاو ةبقارلماو تلاباقلما للاخ نم تانايبلا عجم

.

،ريرحتلا ةيلمع قيرط نع تانايبلا ليلتح

يرسفتلاو ،زيمترلاو ،فينصتلاو

.

زداتسوأ ءاطسولا سبت في يمركلا نآرقلا ملعت في ونأ ثحبلا جئاتن ترهظأو

/

ضعب قيبطت ازاتسوأ

يى تيلا بيلاسلأا

:

ةرىاظمو باوجو لاؤس ،ةرضالمحا ةقيرط

.

نم يأ في يمركلا نآرقلا ملعت في ةيعوتلا ييصاصتخا تلشم دقو

ينتئفلا

.

غلبت ةطسوتم ةبسنب كلذ تبثيو

84

ةئالما في

.

ينتئفلا نم يأ في ىطسولا قبت في ينستح ةسارد جئاتن جاردإ تم

.

حضتيو

ةجرد طسوتم نم كلذ

83.7

ابلاط

.

ةيحاتفلما ةملكلا

:

ينملعلماةءافك،بيلاسأ،يمركلانآرقلانمملعتلاتاجرمخةدوج

.

4

ilmu adalah fardhu kifayah atau kewajiban kolektif, artinya mempelajari ilmu tajwid secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tapi cukup diwakili oleh beberapa orang saja. Namun, jika dalam satu kaum tidak ada seorang pun mempelajari ilmu tajwid maka

berdosalah kaum tersebut.2Kendati demikian umat Islam senantiasa bisa menguasai ilmu

tajwid. Sesuai dengan firman Allah Swt. dalam surah Al-Muzammil ayat 4 :



Artinya: Atau lebih dari seperdua itu dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.

Ayat di atas, Allah memerintahkan membaca al-Quran secara tartil, yaitu secara perlahan lahan. Kalimat Warattilil-qur-aana tartiilajuga dipahamitajwidul huruf wa

ma’rifatul wuquf yakni membaguskan bacaan huruf Al-Quran berdasarkan tajwid dan mengetahui waqaf.3

Al-Qur’an tidak akan bisa dibaca dengan baik dan benar tanpa melalui proses pendidikan Qur’an, dimana di dalam pendidikan mengajarkan kepada anak tentang al-Qur’andan merupakan bagian penting dari kegiatan pendidikan islam. Proses pembelajaran al-Qur’an, diharapkan anak dididik supaya mampu membaca, memahami dan mengamalkannya, sehingga al-Qur’an menjadi pedoman bagi kehidupannya.Ibnu khaldun menegaskan sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Nur Abdul Hafizh pentinganya mengajarkan anak untuk membaca al-Qur’an, beliau mengatakan: mengajari anak untuk membaca al-Qur’an merupakan salah satu syiar agama yang awal mulanya dijalankan oleh ulama terdahulu sampai akhirnya secara bertahap seluruh masyarakat merasakan lezatnya

1 Ismail Tekan, Tajwid Al-Quranul Karim, (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2006), h. 13. 2Acep Iim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: Diponegoro, 2003), h. 6. 3

Pesantreniiq.or.id/index.php/kabar/media/72-majalah-alkisah,Wa Rattilil Qur’ ana

Tartilaa,13 januari 2013. Diakses Pada tanggal 5 Maret 2016 dari situs http://www.pesantreniiq.or.id/inde x.php/kabar/media/72-majalah-alkisah.

5

عُوعَمفَّلعَععَو عَنآنْرعُقنْلا

.)

يُّيعِراعَخعُبلا عُهاعَوعَر

(.

Artinya: “dari usman ibnu affan ra. ia berkata : berkata Rasulullah SAW : sebaik baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya”. Hadis diriwayat oleh

Bukhari.50285

Di Indonesia, khususnya Aceh banyak terdapat lembaga pendidikan al-Qur’an, salah satunya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah lembaga pendidikan Islam non-formal untuk anak-anak yang menjadikan santri mampu dan gemar membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid sebagai target pokoknya, dapat mengerjakan shalat dengan baik, hafal sejumlah surat pendek dan ayat

pilihan, serta mampu berdo’a dan beramal saleh.6

Pembelajaran al-Qur’an di TPQ ataupun tempat pendidikan lain,tidak lepas dari metode yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur’an. Metode secara umum dapat diartikan

sebagai cara yang tepat untuk melakukan sesuatu.7 Secara khusus dapat dipahami metode

adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib untuk menyampaikan informasi. Masalah metode harus dipilih dengan tepat, karena metode pembelajaran yang tepat akan menentukan interaksi yang optimal antara guru dan dan murid. Dengan demikian kegiatan transfer of

knowledge akan menjadi proses yang menyenangkan. Begitupun sebaliknya jika metode yang

dipilih tidak cocok maka hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

Pembelajaran al-Quran dapat menggunakan beberapa metode diantaranya yaitu metode

al-Baghdadi, qira’ati, metodeiqra’.8 Selain itu ada juga metode jibril dan an nadhliyah yang juga termasuk ke dalam metode pembelajaran Al-Quran.Di TPQ Al-wustha dalam proses pembelajaran tahsin al-Qur’an menggunakan beberapa metode yaitu:

4

Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rasullah, (Bandung: Al-Bayan, 2000),h. 139.

5Bukhari, Shahih Bukhari, (Bairut: Darul Kutub Alamiyah, 1992), h. 427.

6Hamdani, Dasar-Dasar Kependidikan, cet.1, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2001), h. 40. 7Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, Metologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 1.

8Moh Raqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integrativ di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKis Yogyakarta, 2009), h. 103.

6

keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan,

memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.9

2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian bahan pengajaran melalui proses tanya jawab dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik. Metode ini bertujuan untuk menstimulus anak didik berpikir dan membimbingnya dalam mencapai

kebenaran.10Metode ini dapat diterapkan pada saat privat atau pada saat pendekatan klasikal

kelompok privat.

3. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu cara menyampaikan bahan pembelajaran untuk disaksikan dan di tiru oleh siswa/santri.Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik untuk melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu.

Metode demonstrasi dapat digunakan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan praktik atau peragaan. Metode ini sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran tahsin al-Qur’an.

Selain metode, kompetensi pendidik merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hasil belajar tahsin al-Qur’an.Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan yang harus ada pada diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat

dan efektif.11Sebagai seorang pendidik di TPQ, kemampuan pertama yang harus dimiliki

yaitu kemampuan menguasai materi, yakni kemampuan membaca al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.Selain kemampuan membaca al-Qur’an yang harus dimiliki maka seorang pendidik juga diwajibkan menguasai berbagai metode dalam penyampaian suatu materi, sebuah metode yang tepat memiliki peran yang sangat urgen dalam belajar guna untuk

9Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h. 121.

10Abdul Majid dan Ahmad Zayadi, Tadzkirah, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Kontekstual, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.138.

11Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007). h. 55.

7

membuat anak didik tidak bosan dan tetap semangat dalam belajar sehingga tidak terlihat monoton.

Pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran, diharapkan pendidik mampu memiliki kompetensi yang baik dalam mengajar,sehingga pembelajaran akan menjadi lebih baik. Terdapat empat kompetensi bagi tenaga pengajar yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan kompetensi sosial.Adapun 4 kompetensi akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman

peserta didik dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.12

Kompetensi pedagogik menurut Padriastuti (2010), meliputi: (a) menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. (b) menguasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan tingkat perkembangan siswa; (d) menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik dengan memamfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; (e) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; dan (f) memanfaatkan

hasil penilai dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.13

Kompetensi pedagogik guru berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengelola program pembelajaran di dalamnya mencakup kemampuan untuk mengelaborasi kemampuan peserta didik, merencanakan program pembelajaran, dan mengevaluasi program pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan beribawa, menjadi teladan bagi peserta

didik dan berakhlak mulia.14

12Eny Winaryanti, Evaluasi Supervisi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 34. 13Sudaryono, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogjakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 13. 14Eny Winaryanti, Evaluasi Supervisi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 34.

8

Kompetensi kepribadian meliputi: (a) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional indonesia; (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, teladan bagi siswa dan masyarakat, serta pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa; dan (c) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,

rasa bangga menjadi guru, rasa percaya diri, serta menjujung tinggi kode etik guru.15

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.16

Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus di miliki oleh guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di tempat pendidikan maupun di masyarakat.Ketujuh kompetensi tersebut sebagai berikut:

a. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama. b. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi.

c. Memiliki pengetahuan tetang inti demokrasi. d. Memiliki pengetahuan tentang estetika. e. Memiliki apresiasi dan kesadarn sosial.

f. Memiliki sikap yang benar terhadapat pengetahuan dan pekerjaan

g. Setia terhadap sikap dan harkat martabat manusia.17

Kompetensi sosial juga meliputi: (a) bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi; (b) berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga pendidik, orag tua, dan masyarakat;dan (c) berkomunikasi

Dokumen terkait