2 Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regionalyang Efektif
2.1. Indeks Kualitas Koordinasi,
Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional
Latar Belakang
Persentase Kebijakan yang Ditindaklanjuti merupakan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan bidang kerja sama ekonomi Regional dan Sub Regional, proses koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian dikatakan efektif dan berkualitas apabila hasil rekomendasi kebijakan yang dikeluarkan dapat ditindaklanjuti oleh K/L terkait dan K/L terkait puas dengan layanan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian yang diberikan.
Indeks kualitas koordinasi, sinkronisasi, dan kebijakan di bidang kerja sama ekonomi Regional dan Sub Regionaldikategorikan ke dalam 4 (empat) kategori:
a. Sangat Baik, rentang nilai 85 – 100 (4)s b. Baik, rentang nilai 75 – 84 (3)
c. Cukup, rentang nilai 65 – 74 (2) d. Kurang, rentang nilai <65 (1)
Hasil Pengukuran Kinerja
A. Hasil Perbandingan antara Target dan Realisasi
Hingga Triwulan I Tahun 2022, Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian kebijakan Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional yang ditindaklanjuti yang telah terealisasi atau persentase kinerja mencapai 25% dari target Tahun 2022 dengan ringkasan sebagai berikut:
Indikator Kinerja
Utama Satuan Target Realisasi % Kinerja
IKU-1.1
2.1. Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regionalyang ditindaklanjuti
Indeks Baik (3
dari 4) 0 0%
(Memuaskan)
Narasi Capaian Kinerja
1. Koordinasi, Sinkronisasi Persiapan Keketuaan Indonesia di ASEAN Tahun 2023.
• Rapat Koordinasi dengan Sectoral Bodies di bawah pilar ekonomi Beberapa rangkaian kegiatan persiapan Keketuaan Indonesia di ASEAN Tahun 2023 antara lain:
- Rapat Koordinasi Sekretariat Nasional ASEAN dipimpin oleh Menteri Luar Negeri tanggal 12 Januari 2022;
- Rapat Pleno Sekretariat Nasional ASEAN tanggal 10 Maret 2022 Sebagai tindak lanjut, Kemenko Perekonomian merupakan koordinator pilar ekonomi, melakukan Rapat Koordinasi Tingkat Eselon I Persiapan ASEAN Chairmanship 2023 pada pilar ekonomi pada 18 Maret 2022. Hasil pertemuan tersebut antara lain:
- Chairmanship Indonesia di ASEAN 2023 merupakan momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya dalam kerja sama ekonomi kawasan dengan mendorong isu-isu prioritas yang sejalan dengan kepentingan nasionaldan diharapkan dapat menghasilkan monumental achievement
- Kesuksesan Chairmanship Indonesia didukung oleh 3 (tiga) koordinasi yaitu penyelenggaran/logistik, substansi, dan diseminasi.
- Secara umum rapat mendukung agar penyusunan Priority Economic Deliverables dapat bersifat strategis, berdampak luas, impactful, berkualitas, konkret achievable, doable, dan bermanfaat besar sebagaimana arahan yang disampaikan Menko Perekonomian, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Perdagangan pada Rapat sebelumnya.
• Penyusunan Panitia Bersama antar K/L untuk pilar ekonomi
Penyusunan Panitia Bersama antar K/L pilar ekonomi akan dilakukan setelah disusun panitia nasional oleh Kementerian Luar Negeri.
Sehingga kegiatan berikut belum terlaksana.
• Penyusunan Prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN
Rapat Penyusunan Priority Economic Deliverables (PED) telah dilakukan beberapa kali dengan Kementerian dan Lembaga di bawah pilar ekonomi dengan menghasilkan 3 usulan tema besar dalam keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. Beberapa usulan tersebut antara lain:
Strategic Thrust I: Recovery/Rebuilding: Rebuilding Regional Growth, Connectivity and New Competitiveness
Strategic Thrust II: Digital Economy: Accelerating inclusive digital economy transformation and participation
Strategic Thrust III: Sustainability: Advancing multidimensional sustainability agenda for the AEC
Adapun usulan-usulan PED masih dalam proses pembahasan berlanjut di masing masing sektor.
• Penyusunan Notional Calendar Keketuaan Indonesia di Pilar Ekonomi Telah dilakukan permohonan pengisian notional sesuai nomor surat KSI.04.03/125/D.VII.M.EKON/03/2022 tanggal 24 Maret 2022. K/L
diminta melakukan pengisian dan identifikasi awal notional calendar pada tautan https://tinyurl.com/NotionalCalendar2023
2. Rencana Aksi Implementasi Perjanjian RCEP
• Penyelesaian Rencana Aksi Implementasi Perjanjian RCEP
Dalam rangka memastikan kesiapan Indonesia saat implementasi RCEP, Menteri Perdagangan menyampaikan surat kepada Menko Perekonomian nomor 457/M.DAG/SD/05/2021 pada 28 Mei 2021 yang meminta dukungan Menko Perekonomian untuk menyusun dokumen Rencana Aksi yang meliputi: Assesment terhadap kondisi daya saing dan kesiapan Indonesia untuk menjalankan komitmen dari perjanjian RCEP serta rekomendasi policy adjustment berdasrkan hasil assessment.
Pada tanggal 2 Maret 2022 telah dilaksanakan Rapat Koordinasi Finalisasi Rencana Aksi Implementasi Perjanjian RCEP dalam rangka Peningkaan Daya Saing Nasional dengan hasil :
- Rencana Aksi Implementasi RCEP disusun dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Rencana Aksi jangka pendek mencakup analisa daya saing produk Indonesia dalam RCEP, identifikasi regulasi existing untuk mendukung implementasi RCEP, dan rencana aksi pada sektor prioritas - Perlu adanya sektor prioritas yang akan didorong dalam rencana
aksi sehingga akan mendorong investasi dan memberikan manfaat yang lebih besar
- Pemetaan sektor prioritas dapat dilakukan dengan menetapkan indikator antara lain: nilai jumlah ekspor, keterkaitan hulu hilir, dan partisipasi dalam GVC.
- Perlunya membentuk tim inti penyusun rencana aksi yang diawali dengan menyusun panduan/guideline.
• Penyusunan mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi rencana aksi
Pada tanggal 31 Maret 2022 telah dilaksanakan Rapat Pembahasan Panduan Penyusunan Rencana Aksi Implementasi Perjanjian RCEP.
Salah satu pembahasan terkait implementasi dan monitoring rencana aksi. Mempertimbangkan belum adanya unit khusus yang memiliki mandat untuk mengawal implementasi Rencana Aksi, maka perlu dirumuskan mekanisme monitoring yang kuat untuk menjadi implementasi secara efektif. Adapun poinnya adalah:
- Diperlukan pendekatan intensif dengan K/L terkait sebagai pembina sektor dalam perjanjian RCEP. K/L juga harus melakukan monitoring masing-masing.
- Monitoring dapat diselenggarakan dalam 2 (dua) pendekatan yaitu monitoring proses untuk memantau implementasi kebijakan yang sudah disepakati dalam rencana aksi serta monitoring dampak untuk mengetahui kebermanfaatan implementasi RCEP.
- Rencana Aksi yang disusun perlu diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) sehingga akan menjadi prioritas bersama dan mendapat dukungan penganggaran yang lebih jelas.
3. Pengusulan Proyek yang memanfaatkan BKCF dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA.
Mengenai pengusulan proyek yang memanfaatkan dana BKCF (BIMP-EAGA – Korea Cooperation Fund (BKCF), telah dilaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut:
• Pertemuan tingkat NS dan CWGs dalam rangka briefing on BIMP-EAGA ROK Cooperation Fund
• Konsultasi Nasional Identifikasi proyek yang akan diusulkan dalam pemanfaatan BKCF
• Rapat Pembahasan identidikasi proyek sector energi
• Penyusunan Project Proposal
• Pertemuan BIMP-EAGA Project Appraisal Committee
Kemenko Perekonomian selaku NS BIMP-EAGA menerima dan mengirimkan 23 proyek untuk disampaikan kepada GGGI. Selain itu, Kemenko Perekonomian juga memberikan asistensi dalam pengajuan proposal kepada masing-masing K/L. Beberapa proyek memiliki kerangka awal yang sudah bagus dan relatif jelas, tetapi ada juga yang masih sangat lemah dalam penyusunan proposal sehingga harus perbaikan total atau disarankan diajukan pada periode berikutnya. Proposal-proposal yang masuk sudah menyesuaikan dengan bidang yang disyaratkan oleh GGGI sendiri yakni Environment, Tourism, dan Connectivity.
4. Pelaksanaan IMT-GT Flagship Proyek dalam IB 2022-2026
• Mengenai flagship projects ini, telah dilaksanakan rapat koordinasi pada tanggal 7 Februari 2022, dilanjutkan dengan komunikasi lewat surat ke K/L lain. Setelah mendapat masukan, diputuskan bahwa Flagship Projects dari Indonesia berjumlah 6, dengan mengeluarkan Dumai-Melaka dari daftar. Dumai-Melaka akan dimasukkan ke dalam Physical Connectivity Project (PCP).
• Penyusunan rencana aksi pelaksanaan IMT-GT Flagship Project sementara belum terlaksana karena menunggu hasil pembahasan dan famialiarisasi IB yang pelaksanaannya diintegrasikan dengan kegiatan Strategic Planning Meeting (SPM)
5. APEC Project di Indonesia
• APEC Friend of the Chair (FotC) Coorporate Law Governance (CLG) o Pada pertemuan APEC EC1 2022 Indonesia telah melaporkan Program Kerja APEC FotC CLG dengan judul Enhancing Good Corporate Governance (GCG) assessment criteria for more sustainable practice dan mendapat dukungan dari Ekonomi APEC.
o Tahap selanjutnya Indonesia menyiapkan kuesioner yang akan disirkulasi ke seluruh Ekonomi APEC sebagai langkah dalam memetakan kondisi Good Corporate Governance (GCG) assessment yang berlaku di Ekonomi APEC.
• Program Asistensi GRP oleh Amerika Serikat kepada Indonesia dalam kerangka kerja sama APEC
o Indonesia dan AS telah sepakat akan berfokus pada review penerapan GRP pada 7 peraturan pelaksana UU Cipta Kerja, termasuk diantaranya adalah PP 5/2021.
Pelaksanaan Rencana Aksi dan Capaian Kegiatan TW I
No Output Kegiatan Pagu 1 Rekomendasi
Kebijakan Kerja Sama Ekonomi
2 Rekomendasi Percepatan
3 Rekomendasi dalam
403,794,000 17,229,170 (4,27%)
- 25%
Indeks Kualitas Koordinasi, Sinkronisasi dan Pengendalian di Bidang Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional yang ditindaklanjuti:
No
Rencana Aksi TW I Status
Keterangan ( dapat berisikan Kendala & Rekomendasi
Perbaikan)
1
Koordinasi, Sinkronisasi Persiapan Keketuaan Indonesia di ASEAN di bawah pilar ekonomi
• Penyusunan Panitia
Bersama antar K/L untuk pilar ekonomi
Terlaksana
Rapat Koordinasi dalam rangka persiapan ASEAN Chairmanship 2023 telah dilakukan secara intens dengan melibatkan Kementerian/Lembaga di bawah pilar ekonomi
• Penyusunan prioritas Keketuaan Indonesia di ASEAN
• Penyusunan Notional Calendar Keketuaan
Indonesia di Pilar Ekonomi
2
Rencana Aksi
Implementasi RCEP
• Penyelesaian Rencana Aksi Implementasi Perjanjian RCEP
• Penyusunan mekanisme monitoring dan evaluasi implementasi Rencana Aksi
Terlaksana
Proses penyusunan
Rencana Aksi dalam proses pembahasan yang lebih intensif.
3
Pengusulan Proyek yang memanfaatkan BKCF dalam kerangka kerja sama BIMP-EAGA
•
Pertemuan tingkat NS dan CWGs dalam rangka briefing on BIMP-EAGA ROK Cooperation Fund•
Konsultasi Nasional identifkasi proyek yang akan diusulkan dalam pemanfaatan BKCF•
Rapat pembahasan identifikasi proyek sektor energi•
Penyusunan project proposal•
PertemuanBIMP-EAGA Project
Appraisal Committee
Terlaksana
Kemenko Perekonomian selaku NS BIMP-EAGA menerima dan mengirimkan 23 proyek untuk disampaikan kepada GGGI.
Selain itu, Kemenko Perekonomian juga
memberikan asistensi dalam pengajuan proposal kepada masing-masing K/L.
4
Pelaksanaan IMT-GT Flagship Proyek dalam IB 2022-2026
• Rapat koordinasi dan familiarisasi IMT-GT Flagship Project
• Penyusunan rencana aksi pelaksanaan IMT-GT Flagship Project
Terlaksana sebagian
Rapat koordinasi dan familiarisasi IMT-GT Flagship projects dilakukan beberapa kali pada triwulan 1. Kemenko Perekonomian terus
berhubungan dengan PFKKI terkait rencana keberlanjutan Proyek RoRo Dumai-Melaka, yang akhirnya dikeluarkan dari list flagship projects, tetapi dimasukkan ke dalam list PCP.
Sementara penyusunan rencana aksi pelaksaan IMT-GT Flagship Project menunggu hasil dari pertemuan SPM.
5
APEC Project di Indonesia
• Rapat koordinasi penyusunan program kerja APEC Coorporate Law Governance (CLG)
• Penyiapan usulan program GRP di Indonesia (review terhadap
implementasi UUCK)
Terlaksana
Renaksi selesai pada Triwulan I 2022.
• Indonesia telah melaporkan program kerja FotC CLG dengan judul Enhancing good corporate governance (GCG) assessment criteria for more sustainable practice.
Saat ini Indonesia sedang menyusun kuesioner mapping yang akan disirkulasikan pada Ekonomi APEC.
• Telah dilakukan rapat dengan staf ahli untuk usulan program GRP di Indonesia dan telah dilakukan rapat
koordinasi dengan pihak AS.
1.1.
2.2. Persentase