• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panjang Total (mm)

4.3 Kualitas perairan di bagian hulu DAS Ciliwung

Parameter fisikan dan kimia di bagian hulu DAS Ciliwung (Tabel 3; Lampiran 12) menunjukkan bahwa suhu perairan pada saat pengamatan berkisar antara 19-22,5°C. Pengukuran suhu pada setiap stasiun tidak menunjukkan fluktuasi yang besar. Kisaran suhu tersebut semakin ke hilir semakin tinggi, Hal ini diduga karena adanya perbedaan ketinggian lokasi stasiun pengamatan. Stasiun 1 merupakan daerah yang banyak ditumbuhi pohon-pohon sehingga penetrasi cahaya matahari terhalang. Semakin ke arah hilir, lebar sungai semakin membesar dan daerahnya terbuka, tidak ada yang menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dalam perairan. Lebar sungai tiap stasiun berturut-turut sebesar 1,65 m, 3,33 m, 20,61 m, 22,07 m dan 43,29 m. Sehingga semakin kearah hilir, semakin besar pula daerah yang terkena cahaya matahari. Hal ini menyebabkan semakin kearah hilir suhu perairan semakin meningkat.

Tabel 3. Kualitas air sungai Ciliwung bagian hulu Stasiun pengamatan Parameter Satuan St. 1 St. 2 St. 3 St. 4 St. 5 Baku Mutu Fisika Suhu °C 19-20 20-22 20-21.5 21-22.5 21-22.5 ( - ) Kecerahan % 100 100 100 96-100 56.7-83.3 ( - ) Kekeruhan NTU 3,047-15,933 0,797-8,890 4,463-9,767 2,690-9,557 8,897-22,267 ( - ) Arus m/dtk 0,547-0,675 0,601-0,976 0,696-1,162 0,610-1,123 1,219-1,784 ( - ) Kedalaman cm 5-11,67 16,67-38,33 35-40 40-56,67 63,33-68,33 ( - ) TSS mg/l 3-42 2-180 4-21 7-17 10-35 < 400 Kimia pH - 7 6,5-7,5 7-7,5 7-8 7-8 6 - 9 DO mg/l 5,710-7,436 5,710-7,635 5,909-7,569 6,307-8,166 6,374-8,100 > 3 BOD5 mg/l 2,921-6,838 1,062-5,577 0,398-6,440 0,465-4,249 0,332-3,386 < 6 N-Nitrat mg/l 0,468-1,482 0,279-2,137 0.344-1,270 0,457-1,457 0,286-1,713 < 20 N-Nitrit mg/l 0,090-0,110 0,048-0,358 0,034-0,117 0,022-0,060 0,022-0,039 < 0.06 N-Amonia mg/l 0,112-1,838 0,069-1,929 0,063-1,878 0,120-1,819 0,080-1,749 ( - ) Orthofosfat mg/l 0,00-0,145 0,001-0,377 0,003-0,371 0,00-0,438 0,022-0,208 < 1

Nilai kecerahan yang diperoleh selama pengamatan berkisar antara 56,7-100%. Semakin ke hilir semakin banyak masukan bahan organik dan limbah rumah tangga, sehingga dengan bertambahnya kedalaman perairan maka penetrasi cahaya matahari kedalam perairan semakin terbatas.

42

Kekeruhan di daerah hulu sungai Ciliwung berkisar antara 0,797-22,267 NTU. Berdasarkan Tabel 3, terjadi penurunan nilai kekeruhan di stasiun 2. Hal ini diduga oleh substrat yang berbatu dan dangkal. Seda ngkan tingginya nilai kekeruhan di Stasiun 1, di duga karena Stasiun 1 berada di sekitar perkebunan teh. Limpasan tanah yang disebabkan oleh gerusan arus akan menambah kekeruhan perairan. Nilai kekeruhan tertinggi terdapat di Stasiun 5. Hal ini diduga karena lokasi Stasiun 5 yang berada di daerah bendungan (Bendungan Cibalok) dan terdapat beberapa keramba ikan milik masyarakat yang memungkinkan adanya masukan bahan-bahan tersuspensi yang terakumulasi dan adanya pengaruh arus yang mengakibatkan proses pengadukan sehingga kekeruhan menjadi tinggi. Nilai kekeruhan yang tinggi mengakibatkan berkurangnya penetrasi cahaya kedalam perairan sehingga akan menghambat laju fotosintesis oleh fitoplankton.

Arus sungai di perairan hulu Sungai Ciliwung secara umum bersifat turbulen, yaitu bergerak ke segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian perairan tersebut. Pada alur sungai yang lurus arus air biasanya lebih deras pada bagian tengah daripada bagian tepi. Kecepatan arus yang berbeda-beda akan berpengaruh terhadap tipe substrat perairan. Kecepatan arus sungai di bagian hulu Sungai Ciliwung selama pengamatan berkisar antara 0,547-1,784 m/dtk. Semakin menuju daerah hilir, nilai arus cenderung semakin meningkat. Hal ini diduga sema kin ke arah hilir, derajat kemiringan sungai cenderung semakin curam sehingga mempengaruhi kecepatan arus.

Nilai TSS perairan selama pengamatan di bagian hulu daerah aliran Sungai Ciliwung berkisar antara 2-42 mg/l. Berdasarkan Tabel 3, nilai TSS tertinggi terdapat di Stasiun 5. Hal ini diduga karena lokasi Stasiun 5 yang berada di sekitar pemukiman yang akan menghasilkan limbah rumah tangga. Di Stasiun 5 juga terdapat keramba ikan milik masyarakat dan adanya bendungan yang akan menyebabkan terakumulasinya bahan-bahan tersuspensi. Tingginya nilai TSS di Stasiun 1 diduga karena memiliki substrat pasir berlumpur dan adanya kikisan tanah atau erosi tanah dari perkebunan teh yang terbawa ke badan air.

Hasil pengukuran derajat keasaman (pH) di bagian hulu daerah aliran Sungai Ciliwung selama pengamatan berkisar antara 6,5-8,0. Dari Tabel 3 dapat dilihat nilai rata -rata pH selama pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang

cukup besar. Kisaran nilai pH tersebut masih dapat ditolerir bagi pertumbuhan organisme perairan terutama plankton. Menurut Novotny dan Olem (1994), sebagian besar biota akuatik lebih senang pada pH mendekati netral, tetapi masih dapat bertahan pada kisaran pH 6,0-8,5. Dengan demikian pH di perairan hulu DAS Ciliwung masih mendukung kehidupan ikan.

Kandungan oksigen terlarut (DO) di perairan bagian hulu DAS Ciliwung berkisar antara 5,710-8,166 mg/l. Nilai oksigen terlarut ini masih tergolong baik bagi kehidupan ikan dan organisme air lainnya, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Effendi (2003) bahwa kandungan oksigen terlarut minimum agar dapat mendukung kehidupan ikan pada semua stadia hidupnya adalah sebesar 5 mg/l.

BOD5 di daerah aliran Sungai Ciliwung selama pengamatan berkisar antara 0,332-6,838 mg/. Pada Tabel 3 terlihat nilai BOD5 dari hulu ke arah hilir mengalami penurunan. Nilai BOD5 terbesar terdapat di Stasiun 1 dan BOD5 terendah terdapat di Stasiun 5. Tingginya nilai BOD5 di Stasiun 1, diduga karena adanya masukan bahan organik yang berasal dari perkebunan teh di sekitarnya. Limpasan tanah yang mengandung bahan organik tersebut akan masuk ke perairan, sehingga bahan organik di perairan meningkat. Berdasarkan klasifikasi kualitas perairan mengalir (Lee et al.,1978 in Rostalina, 1994), kisaran nilai BOD di perairan bagian hulu DAS Ciliwung menunjukkan perairan dalam kriteria tidak tercemar sampai tercemar sedang.

Hasil pengukuran kandungan NO3-N di daerah aliran Sungai Ciliwung selama pengamatan berkisar antara 0,279-2,137 mg/l. Berdasarkan Tabel 3, nilai NO3-N tertinggi terdapat di Stasiun 2. Hal ini diduga karena Stasiun 2 yang berada di sekitar pemukiman masyarakat, sehingga limbah buangan rumah tangga yang dihasilkan akan masuk ke perairan. Nilai NO3-N di Stasiun 1 lebih tinggi dibandingkan nilai NO3-N di Stasiun 3, 4 dan 5, diduga letak Stasiun 1 yang berada di sekitar daerah perkebunan teh yang menghasilkan limpasan bahan-bahan organik yang masuk ke dalam perairan. Kandungan NO2-N di daerah aliran Sungai Ciliwung selama pengamatan berkisar antara 0,022-0,358 mg/l. Berdasarkan Tabel 3, nilai kandungan NO2-N tertinggi terdapat pada Stasiun 2. NO2-N merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat, bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen sehingga di perairan biasanya NO2-N lebih sedikit

Dokumen terkait