• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preservasi semen cair umumnya dilakukan pada suhu 3-5oC. Pada kondisi tidak terdapat lemari es untuk menyimpan semen cair tersebut, maka tidak ada pilihan lain, selain menyimpan semen cair pada suhu ruangan. Suhu ruangan didaerah tropis berbeda dengan di daerah sub tropis. Di daerah sub tropis suhu ruangan umumnya adalah 20oC. Suhu ruangan di tempat penelitian ini dilakukan berkisar antara 24oC (tengah malam) sampai dengan 29oC (siang hari). Dengan kisaran suhu 24-29oC tersebut semen cair anjing Retriever pada penelitian ini mempunyai longivitas yang sangat pendek.

Pada penelitian ini, semen anjing Retriever yang disimpan dengan berbagai bahan pengencer pada suhu ruangan memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0.05) untuk Tris-fruktosa dibandingkan dengan ketiga pengencer lainnya di dalam mempertahankan spermatozoa motil dan spermatozoa hidup.

Pengaruh jenis pengencer yang digunakan terhadap longivitas spermatozoa dalam suhu ruangan menunjukkan Tris-fruktosa lebih baik dalam

mempertahankan kualitas semen dibandingkan Tris-glukosa, Sitrat-glukosa ataupun Sitrat-fruktosa. Pada jam keenam, Tris-fruktosa menunjukkan spermatozoa motil dan spermatozoa hidup masing-masing 40.94±0.20% dan 52.65±0.23% nyata (P<0.05) lebih tinggi dibandingkan Tris-glukosa (32.08±0.20; 43.74±0.255), Sitrat-glukosa (35.52±0.22; 46.91±0.25%) atau Sitrat-fruktosa (37.81±0.22; 49.89±0.25) dan tidak ada perbedaan kualitas antara ketiga pengencer tersebut (Tabel 8).

Tabel 8 Pengaruh preservasi berbagai pengencer terhadap % Motilitas keempat anjing Retriever pada penyimpanan suhu ruang

Jenis pengencer Pengamatan

(Jam ke-)

Tris-glukosa Tris-fruktosa Sitrat-glukosa Sitrat-fruktosa

0

60.83±0.22b 67.08±0.22c 65.42±0.23b 65.42±0.23b

3

39.79±0.20b 52.92±0.21c 45.10±0.22b 51.25±0.23b

6

32.08±0.20b 40.94±0.20c 35.52±0.22b 37.81±0.22b

9

24.79±0.20a 32.19±0.20b 27.08±0.22a 30.52±0.22a

12

15.94±0.20a 22.81±0.21b 18.65±0.22a 19.38±0.23a

18

3.13±0.21a 15.42±0.21b 6.25±0.22a 9.69±0.23a

21

0.00±0.21a 8.54±0.21a 0.00±0.23a 0.00±0.23a

24

0.00±0.21a 1.46±0.21a 0.00±0.23a 0.00±0.23a

Keterangan : huruf berbeda yang mengikuti angka pada baris yang sama menunjukkan beda nyata (P<0.05)

Gambar 9 Penurunan rataan persentase motilitas spermatozoa anjing Retriever dalam berbagai pengencer pada suhu ruangan.

Pada penurunan motilitas jam ke-0, yaitu setelah pemberian pengencer pada spermatozoa terlihat adanya hasil beda nyata (P<0.05) pada Tris-fruktosa

0 10 20 30 40 50 60 70 80 0 3 6 9 12 18 21 24

Pengamatan (jam ke-)

M o tilit a s ( % )

dengan besar 67.08±0.22% dibandingkan dengan pengencer lainnya. Perbedaan ini terus berlangsung hingga penurunan persentase motilitas pada jam ke-18. Sementara itu, pada Tris-glukosa, Sitrat-glukosa, dan Sitrat-fruktosa tidak menunjukkan hasil beda nyata (P<0.05) mulai dari jam ke-0 sampai jam ke- 24. Dari Gambar 9 di atas bisa dilihat laporan penurunan persentase motilitas pada spermatozoa keempat anjing dengan Tris-fruktosa yang terbaik dibandingkan dengan pengencer lainnya. Yang kedua adalah Sitrat-fruktosa, ketiga adalah Sitrat-glukosa, dan Tris-glukosa yang terakhir.

Tabel 9 Pengaruh preservasi berbagai pengencer terhadap % spermatozoa hidup keempat anjing Retriever pada penyimpanan suhu ruangan

Jenis pengencer Pengamatan

(Jam ke-)

Tris-glukosa Tris-fruktosa Sitrat-glukosa Sitrat-fruktosa

0

75.90±0.27b 81.16±0.24c 75.15±0.26b 76.90±0.26b

3

54.44±0.26b 63.48±0.23c 56.15±0.26b 59.59±0.26b

6

43.74±0.25b 52.65±0.23c 46.91±0.25b 49.89±0.25b

9

36.94±0.25a 43.19±0.23b 39.50±0.25a 43.33±0.25a

12

23.76±0.25a 33.62±0.23b 27.96±0.25a 30.63±0.25a

18

6.39±0.26a 23.35±0.23b 10.02±0.26a 18.75±0.26a

21

0.00±0.26a 15.62±0.23a 0.00±0.27a 0.00±0.27a

24

0.00±0.26a 3.72±0.24a 0.00±0.27a 0.00±0.27a

Keterangan : huruf berbeda yang mengikuti angka pada baris yang sama menunjukkan beda nyata (P<0.05)

Pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa pada jam ke-0 Tris-fruktosa memberikan hasil berbeda nyata dibandingkan ketiga pengencer lainnya sebesar 82.22±0.26. Hasil ini hanya dapat dipertahankan hingga jam ke-18, sedangkan pada jam ke-21 hingga ke-24 Tris-fruktosa tidak menunjukkan hasil beda nyata dengan ketiga pengencer lainnya. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan nyata antara hasil Tris-glukosa, Sitrat-glukosa, dan Sitrat-fruktosa di dalam mempertahankan spermatozoa hidup dari jam ke-0 hingga akhir. Jika dilihat pada Gambar 10 pada grafik terlihat Tris-fruktosa paling baik di dalam mempertahankan spermatozoa hidup. Diikuti dengan Sitrat-fruktosa dan Sitrat- glukosa, dan terakhir Tris-glukosa. Hasil ini sama dengan kemampuan bahan pengencer di dalam mempertahankan motilitas spermatozoa.

Gambar 10 Penurunan rataan persentase spermatozoa hidup anjing Retriever dalam berbagai pengencer pada suhu ruangan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, pada suhu ruangan untuk semen cair anjing Retriever, baik persentase motilitas spermatozoa maupun spermatozoa hidup secara statistik menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05) baik terhadap setiap pengencer maupun lamanya penyimpanan. Hasil penurunan SM pada 6 jam pertama sebesar 49.51%, pada 6 jam kedua 28.14%,dan pada 6 jam ketiga 9.98%.Sementara untuk hasil penurunan spermatozoa hidup pada 6 jam pertama sebesar 61.33%, pada 6 jam kedua 39.34%, dan pada 6 jam ketiga 15.84%.

Diakhir pengamatan pada jam ke 21, spermatozoa yang terdapat dalam pengencer Tris-glukosa, Sitrat-glukosa maupun Sitrat-fruktosa, sudah menunjukkan pergerakan progresif yang 0%, tetapi pada pengencer Tris-fruktosa masih terdapat spermatozoa progresif sebanyak 8.54%, sehingga membuktikan keunggulan Tris-fruktosa dalam suhu 5oC ataupun pada suhu ruangan.

Hasil ini menunjukkan baik persentase motilitas spermatozoa maupun spermatozoa hidup menunjukkan pola penurunan yang sama yaitu tinggi pada 24 jam pertama dan lebih rendah pada 24 jam selanjutnya. Penurunan persentase lebih tinggi pada motilitas spermatozoa dibandingkan dengan spermatozoa hidup dikarenakan penggunaan ATP lebih banyak dan tertinggi untuk motilitas spermatozoa. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 3 6 9 12 18 21 24

Pengamatan (jam ke-)

S p e rm a h idu p ( % )

Tabel 10 Longivitas spermatozoa anjing Retriever suhu ruangan tanpa melihat faktor

bahan pengencer

Pengamatan (Jam ke-) Motilitas spermatozoa (%) Spermatozoa Hidup (%)

0

64.69 77.28

3

47.27 58.42

6

36.59 48.30

9

28.65 40.74

12

19.19 28.99

18

8.62 14.63

21

2.14 3.90

24

0.36 0.93

Gambar 11 Pengaruh lamanya penyimpanan pada suhu ruangan terhadap persentase motilitas spermatozoa dan spermatozoa hidup gabungan keempat anjing

Tanpa melihat jenis pengencer yang digunakan kualitas semen anjing Retriever untuk setiap tiga jam penyimpanan turun antara 6.48 -17.42%. Pada jam ke 21 persentase spermatozoa motil dan spermatozoa hidup hanya tinggal 2.14% dan 3.90% (Tabel 10).

Gambar 11 menunjukkan grafik penurunan baik persentase motilitas spermatozoa maupun spermatozoa hidup dimana penurunan untuk motilitas lebih cepat dibandingkan dengan spermatozoa hidup. Hal ini disebabkan karena kurangnya energi berupa ATP yang merupakan bentuk energi tertinggi yang dapat digunakan untuk motilitas spermatozoa. Terlihat jelas pengaruh lamanya penyimpanan terhadap longivitas spermatozoa dimana terjadi penggunaan sumber energi yang berasal dari bahan pengencer yang terus menerus sehingga

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 0 3 6 9 12 18 21 24

Pengam atan (Jam ke-)

P er sen tase ( % )

semakin lama daya tahan spermatozoa semakin menurun. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa lamanya daya tahan bahan pengencer untuk mempertahankan motilitas spermatozoa dan spermatozoa hidup pada suhu ruangan dapat berlangsung selama 21 jam atau hampir satu hari.

Pada suhu ruangan, spermatozoa mempunyai daya tahan hidup yang sangat pendek. Hal ini disebabkan, pada suhu ruangan antara 24 dan 29 oC spermatozoa melakukan aktivitas seluler yang hampir optimal sehingga substrat energi cepat habis dan terdapat akumulasi asam laktat sebagai sisa metabolisme. Menurut Vishwanath dan Shannon (1997; 2000) sumber utama peroksidasi yang terjadi pada suhu ruangan adalah oksidatif deaminase dari asam amino aromatik oleh enzim aromatic amino acid aminase (AAAO). Enzim AAAO tersebut dilepaskan dari membran plasma spermatozoa yang mati. Semakin tinggi suhu dan semakin lama penyimpan spermatozoa, jumlah enzim ini akan meningkat. Enzim AAAO ini tidak aktif pada spermatozoa yang masih hidup. Akibat habisnya substat energi, penimbunan asam laktat dan dilepaskannya enzim AAAO oleh membran spermatozoa yang mati maka daya tahan spermatozoa anjing pada suhu ruangan ini hanya bertahan selama 21 jam.

Penurunan persentase motilitas spermatozoa pada suhu ruang lebih cepat dibandingkan dengan suhu 5oC disebabkan oleh pada suhu ruangan metabolisme berlangsung lebih cepat, sehingga perombakan glukosa dan fruktosa sebagai sumber energi bagi pergerakan spermatozoa cepat habis dan menghasilkan hasil sampingan berupa asam laktat yang dapat menurunkan pH bahan pengencer (Bearden et al. 2004).

Keunggulan Tris-fruktosa dapat dipahami mengingat Tris-fruktosa dan Tris-glukosa sama-sama menggunakan buffer Tris, sedangkan Sitrat-fruktosa dan Sitrat-glukosa menggunakan buffer sitrat. Buffer berfungsi sebagai pengatur tekanan osmotik dan juga berfungsi menetralisir asam laktat yang dihasilkan dari sisa metabolisme spermatozoa. Saat ini buffer yang umum digunakan adalah Tris (hydroxymethyl) aminomethan yang mempunyai kemampuan sebagai penyangga yang baik dengan toksisitas yang rendah dalam konsentrasi yang tinggi (Steinbach & Foote 1967).

Berdasarkan hasil penghitungan tekanan osmotik, Tris-glukosa dan Tris- fruktosa memiliki tekanan osmotik masing-masing sebesar 478 dan 535 mOsm/kg, sedangkan Sitrat-glukosa dan Sitrat-fruktosa menunjukkan tekanan osmotik yang cukup tinggi yaitu 1.174 dan 1.242 mOsm/kg. Tekanan osmotik

semen anjing adalah 325.9±21.8 mOsm (Rota et al. 1995). Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa bahan pengencer dengan buffer sitrat mempunyai tekanan yang hiperosmotik. Tingginya tekanan osmotik diluar sel akan menyebabkan keluarnya air dari dalam ke luar sel sehingga menyebabkan sel mengkerut (Anonimous 2008a). Sehingga mengganggu membran spermatozoa. Pengencer Tris-glukosa dan Tris-fruktosa memberikan hasil yang lebih baik karena mempunyai tekanan osmotik yang mendekati tekanan osmotik semen yang normal. Tekanan osmotik Tris-glukosa (478 mOsm/kg) lebih cocok dibandingkan Tris-fruktosa (535 mOsm/kg), tetapi kenyataannya Tris-fruktosa memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini kemungkinan karena peran dari fruktosa dalam pengencer tersebut.

Pada penelitian ini, daya tahan hidup dan motilitas spermatozoa dapat dipertahankan sampai 84 jam pada suhu 5oC dan 21 jam pada suhu ruang dengan Tris-fruktosa paling baik dibandingkan ketiga pengencer lainnya. Penggunaan Tris-kuning telur memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengencer lain dimana dapat mempertahankan motilitas spermatozoa pada penyimpanan selama hari ke dua dan tiga (Rota 1998). Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan Panglowhapan et al. (2003) bahwa fruktosa mempertahankan motilitas spermatozoa anjing paling tinggi dibandingkan glukosa dan campurannya.

Dokumen terkait