• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Porositas dengan Water retention

5.3 Kuat Tekan

5.3.1 Kuat Tekan Pada Benda Uji Pasta Semen 5.3.1.1 Benda Uji Pasta Semen FAS 0.5

Pengujian kuat tekan pada benda uji pasta semen FAS 0.5 dilakukan dengan menggunakan 5 benda uji. Hasil pengujian disajikan dalam Tabel 5.14 berikut. Tabel 5.14 Data hasil uji kuat tekan pada benda uji pasta semen FAS 0.5

Benda Uji Kuat Tekan (ton) Mutu beton (Mpa)

C7 4 16

C8 3.4 13.6

C9 3.6 14.4

Tabel 5.11 merupakan data hasil test kuat tekan. Dari hasil tersebut, tampak bahwa mutu beton untuk benda uji pasta semen FAS 0.5 mempunyai mutu yang rendah, hasil yang sama ditunjukkan dari test UPV.

95

5.3.1.2 Benda Uji Pasta Semen FAS 0.45

Pengujian kuat tekan pada benda uji pasta semen FAS 0.45 dilakukan dengan menggunakan 4 benda uji. Hasil pengujian disajikan dalam Tabel 5.15 berikut.

Tabel 5.15 Data hasil uji kuat tekan pada benda uji pasta semen FAS 0.45

Benda Uji Kuat Tekan (ton) Mutu beton (Mpa)

H6 4.4 17.6

H7 4.7 18.8

H8 4.8 19.2

H9 4.7 18.8

Tabel 5.15 merupakan data hasil test kuat tekan. Dari hasil tersebut, tampak bahwa mutu beton untuk benda uji pasta semen FAS 0.45 mempunyai mutu yang lebih baik dibanding dengan benda uji pasta semen FAS 0.5. Hasil test UPV menunjukkan hal yang sama.

5.3.1.3 Benda Uji Pasta Semen FAS 0.35

Pengujian kuat tekan pada benda uji pasta semen FAS 0.35 dilakukan dengan menggunakan 4 benda uji. Hasil pengujian disajikan dalam Tabel 5.16 berikut.

Tabel 5.16 Data hasil uji kuat tekan pada benda uji pasta semen FAS 0.35 Benda Uji Kuat Tekan (ton) Mutu beton (Mpa)

L5 10.3 41.2

L6 9.8 39.2

L7 13.3 53.2

L8 11.5 46

Tabel 5.16 merupakan data hasil test kuat tekan. Dari hasil tersebut, tampak bahwa mutu beton untuk benda uji pasta semen FAS 0.35 mempunyai mutu yang tinggi.

5.3.1.4 Benda Uji Pasta Semen FAS 0.3

Pengujian kuat tekan pada benda uji pasta semen FAS 0.3 dilakukan dengan menggunakan 3 benda uji. Hasil pengujian disajikan dalam Tabel 5.14 berikut.

96

Tabel 5.17 Data hasil uji kuat tekan pada benda uji pasta semen FAS 0.3 Benda Uji Kuat Tekan (ton) Mutu beton (Mpa)

P4 9.6 38.4

P5 8.6 34.4

P6 6.7 26.8

Dari hasil test kuat tekan, tampak bahwa mutu beton untuk benda uji pasta semen FAS 0.3 mempunyai mutu yang lebih rendah dibanding benda uji pasta semen FAS 0.35. Hal tersebut dimungkinkan karena proporsi air yang sedikit sehingga pada saat proses mixing , air tidak masuk ke seluruh rongga pori. Jika dilakukan test uji konsistensi, maka benda uji tersebut tidak mencapai batas kritis konsistensi. Tetapi pada hasil uji UPV, benda uji pasta semen FAS 0.3 lebih baik hasil pengujiannya dibanding dengan benda uji pasta semen FAS 0.35. Hal tersebut dimungkinkan saat melakukan test UPV, permukaan benda uji yang disentuh oleh alat transducer pengirim dan penerima merupakan permukaan yang kadar airnya kecil, dikarenakan air tidak terdistribusi secara merata.

5.3.2 Kuat Tekan Pada Benda Uji Pasta Semen Foam

Pengujian kuat tekan pada benda uji pasta semen foam dilakukan dengan menggunakan 4 benda uji. Hasil pengujian disajikan dalam Tabel 5.15 berikut. Tabel 5.18 Data hasil uji kuat tekan pada benda uji pasta semen foam

Benda Uji Kuat Tekan (ton) Mutu beton (Mpa)

U10 3.7 14.8

U12 3.4 13.6

U17 3.3 13.2

U18 3.8 15.2

Tabel 5.18 merupakan data hasil test kuat tekan. Dari hasil tersebut, tampak bahwa mutu beton untuk benda uji pasta semen foam mempunyai mutu yang paling rendah dibandingkan benda uji pasta semen dengan variasi nilai FAS. Hal tersebut dikarenakan benda uji pasta semen foam mempunyai ruang pori yang lebih tinggi dibandingkan dengan benda uji yang lain.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh Ramazan Demirboga dkk (2003) dalam jurnalnya yang berjudul Relationship between ultrasonic velocity and

97

compressive strength for high-volume mineral-admixtured concrete, menunjukkan adanya hubungan yang linier pada hasil test kuat tekan dengan hasil test UPV.

Gambar 5.4. Hubungan hasil test kuat tekan dengan hasil test UPV oleh Ramazan Demirboga dkk (2003)

Hasil test UPV yang telah dilakukan oleh peneliti, secara berurutan dari yang terbesar hingga terkecil, yaitupasta semen FAS 0.3, pasta semen FAS 0.35, pasta semen FAS 0.45, pasta semen foam dan yang terkecil adalah pasta semen FAS 0.5. Apabila dibandingkan dengan hasil test kuat tekan, secara berurutan dari yang terbesar hingga terkecil, yaitupasta semen FAS 0.35, pasta semen FAS 0.3, pasta semen FAS 0.45, pasta semen FAS 0.5 dan yang terkecil adalah pasta semen foam. Berdasarkan penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Ramazan Demirboga dkk (2003), seharusnya nilai cepat gelombang dan mutu beton terkorelasi linier. Dimana benda uji yang nilai cepat gelombangnya besar maka mutunya tinggi.

Pada hasil pengujian UPV dan kuat tekan yang telah dilakukan peneliti, tampak bahwa nilai UPV untuk benda uji FAS 0.3 lebih besar dibanding benda uji FAS 0.35, namun bila dikaji dari hasil test kuat tekan, nilai kuat tekan pada benda uji FAS 0.35 lebih besar dibanding dengan benda uji FAS 0.3. Begitu pula untuk benda uji pasta semen FAS 0.5 dan pasta semen foam. Dari hasil test UPV, nilai cepat rambat benda uji pasta semen foam lebih tinggi dibanding pasta semen FAS 0.5.

98

Namun, bial dikaji berdasarkan hasil test kuat tekan, benda uji pasta semen FAS 0.5 lebih tinggi dibanding benda uji pasta semen foam.

Peneliti memperkirakan hal tersebut dapat terjadi dikarenakan dua kemungkinan, yaitu saat melakukan pengujian UPV posisi tranducer tidak stabil sehingga pembacaan nilai kecepatan memiliki sebaran yang beragam walaupun dilakukan pada benda uji yang sama. Kemungkinan berikutnya ialah homogenitas, pada saat proses mixing yang kurang sempurna, sehingga terjadi penggumpalan dan tidak semua semen terikat dengan air. Hal tersebut mengakibatkan tidak semua butiran semen terhidrasi. Perlu dilakukan uji konsistensi semen, sehingga mengetahui kadar air maksimum yang dibutuhkan agar campuran pasta semen dapat terhidrasi sempurna.

99

BAB 6.

Dokumen terkait