• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3 Desain Kuesioner

2.3.2 Jenis-Jenis Kuesioner

Secara umum, kuesioner dapat dikelompokkan berdasarkan struktur dan kelangsungan. Struktur mengacu pada tingkat standarisasi atau tingkat formalisasi pertanyaan dan jawaban yang diberikan. Sedangkan kelangsungan mengacu pada tingkat kesadaran atau kewaspadaan responden akan maksud dan pertanyaan yang ditujukan kepadanya. Berdasarkan kedua hal tersebut, maka terdapat empat jenis kuesioner sebagai berikut.

1. Kuesioner terstruktur dan langsung

Umumnya kuesioner yang disusun dalam riset pemasaran mempunyai bentuk terstruktur dan tujuan yang jelas bagi respondennya. Alternatif jawaban responden telah disusun sedemikian rupa sehingga responden hanya perlu memberi tanda pada tempat yang sesuai dengan jawabannya. Data yang terkumpul dengan kuesioner jenis ini lebih mudah untuk disimpan, ditabulasikan, dan dianalisis karena bentuknya yang standar, terstruktur dan jawaban yang diberikan sifatnya jelas. Kuesioner terstruktur dan langsung ini

19

cocok jika peneliti bermaksud untuk mendapat informasi yang faktual dan langsung.

2. Kuesioner tidak terstruktur dan langsung

Pada umumnya, kuesioner yang tidak terstruktur dan langsung terdiri atas pertanyaan-pertanyaan terbuka yang terarah pada topik penelitian, namun memberikan kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan maksudnya. Peneliti tidak memberikan alternatif jawaban kepada responden sehingga kemungkinan alternatif jawaban sangat banyak dan responden diberikan kebebasan untuk memberikan jawabannya.

3. Kuesioner terstruktur dan tidak langsung

Kusioner jenis ini merupakan kuesioner yang cocok diberikan kepada responden yang umumnya cenderung untuk tidak bersedia memberikan jawaban yang benar karena mereka curiga terhadap maksud pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Oleh sebab itu, peneliti harus berusaha mendapat informasi yang sama dengan menggunakan pertanyaan terselubung (tidak langsung).

4. Kuesioner tidak terstruktur dan tidak langsung

Kuesioner jenis ini tidak dapat diterapkan dalam situasi riset pemasaran dan karenanya tidak akan dibahas lebih lanjut.

20

Dalam penyusunan kuesioner, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: isi pertanyaan, tipe pertanyaan, kalimat pertanyaan, sensitivitas pertanyaan, urutan pertanyaan, dan tampilan dari kuesioner.

1. Isi pertanyaan

Untuk mengevaluasi berbagai alternatif pertanyaan yang akan disusun dalam kuesioner, seorang peneliti harus memperhatikan hal-hal berikut.

a. Apakah pertanyaan tersebut perlu untuk ditanyakan ?

b. Apakah responden bersedia dan dapat memberikan data yang ditanyakan? c. Apakah pertanyaan tersebut cukup jelas dan mencakup aspek yang ingin

diketahui? 2. Tipe pertanyaan

Terdapat 3 (tiga) tipe pertanyaan yang dapat digunakan dalam membuat kuesioner adalah open-ended, multiple choices, dan dichotomous.

a. Open-ended

Pada tipe pertanyaan open-ended, tidak terdapat alternatif jawaban. Tipe ini memberikan keleluasaan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri dan menggunakan pendapat dengan cara yang dipandangnya sesuai dengan pertanyaan yang diajukan kepadanya. Kelebihan dan kekurangan kuesioner tipe ini dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut.

Tabel 2.1

21

Kelebihan Kuesioner Open- Ended

Kekurangan Kuesioner Open- Ended

(1)Responden bebas, tidak terikat jawaban.

(1) Pengolahan data sulit. (2) Jawaban dapat membuka objek

penelitian seluas-luasnya.

(2) Pengisian kuesioner akan memakan banyak waktu.

(3) Harapan dikembalikan kecil.

(4) Perbedaan kemampuan responden dalam menuangkan pikiran secara tertulis akan mempengaruhi hasil penelitian.

b. Multiple choices

Tipe pertanyaan multiple choices menyajikan pertanyaan kepada responden dan memberikan sekumpulan alternatif yang sifatnya mutually

exclusive (hanya satu alternatif yang dapat dipilih) dan mutually exhaustive

(kumpulan alternatif yang diberikan sudah mencakup semua kemungkinan alternatif yang ada). Selanjutnya responden memilih satu dari kumpulan alternatif tersebut yang menurutnya sesuai dengan responnya pada pertanyaan yang diajukan. Kelebihan dan kekurangan kuesioner ini dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut.

Tabel 2.2

Kelebihan dan Kekurangan Kuesioner Tipe Multiple Choice (tertutup) Kelebihan Kuesioner Tertutup Kekurangan Kuesiouer Tertutup

22 (1) Responden tidak perlu menulis.

Pengisian tidak perlu memerlukan banyak waktu.

(1) Responden tidak diberi

kebebasan jawab diluar pilihan jawaban.

(2) Harapan dikembalikan Icbih bcsar. (2)Piihan jawaban belum tentu lengkap.

(3) Pengolahan data lebih mudah. (3)Tidak membuka objek penelitian seluas-luasnya.

c. Dichotomous

Tipe pertanyaan dichotomous sama dengan multiple choices, tapi hanya mempunyai dua altematif yang di antaranya harus dipilih salah satu saja. Umumnya yang paling banyak digunakan adalah alternatif berupa "ya" atau "tidak" dan "benar" atau salah". Selain itu, juga terdapat tipe kuesioner kombinasi antara open-ended dengan multiple choices. Pada kuesioner kombinasi, untuk setiap pertanyaan selain disediakan alternatif jawaban, responden juga diberikan kesempatan menjawab secara bebas. 3. Kalimat pertanyaan

Dalam memformulasikan pertanyaan dalam kuesioner, peneliti harus memastikan bahwa kalimat penyusun pertanyaan tersebut memenuhi kriteria berikut.

a. Dapat dipahami dengan jelas oleh responden.

b. Dinyatakan dalam kosakata dan pola pikir yang sama di antara peneliti dan responden.

23

c. Tidak mempengaruhi jawaban yang diberikan oleh responden. 4. Sensitivitas pertanyaan

Beberapa topik penelitian yang berkakitan dengan pendapatan, umur, catatan kejahatan, kecelakaan dan topik sensitif lainnya cenderung mempunyai bias respon pada responden yang diteliti. Oleh sebab itu, bentuk dan penyusunan kalimat pertanyaan harus dirancang dengan benar agar dapat mengungkapkan jawaban yang sebenarnya.

5. Urutan pertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner harus disusun dalam urutan yang logis dan jelas agar responden dapat dengan mudah mengikuti alur pertanyaan dan peneliti dapat merekapitulasi hasil dengan cepat.

6. Tampilan kuesioner

Untuk kuesioner yang dikirim melalui surat/pos, ataupun kuesioner yang diisi oleh responden di rumahnya masing-masing, tampilan kuesioner memegang peranan yang cukup penting. Kuesioner yang kelihatannya panjang dan mempunyai kalimat yang banyak akan cenderung untuk diabaikan oleh responden. Oleh sebab itu, bila dimungkinkan, pertanyaan harus disusun seminimal mungkin dengan kalimat-kalimat yang mudah dan sederhana.

2.4

Korelasi

Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk utuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Dalam

24

analisis korelasi dapat ditemukan dua aspek yang sangat penting, apakah data yang ada menyediakan cukup bukti bahwa ada kaitan antara variabel - variabel dalam populasi asal sampel dan ada hubungan seberapa kuat hubungan antara variabel - variabel tersebut. Analisis korelasi bertujuan untuk melihat keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Interaktif (saling mempengaruhi). Untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar variabel atau lebih. Artinya dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai satu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai satu variabel diturunkan maka akan menurunkan variabel yang lain. Sebagai contoh, ada hubungan positif antara tinggi badan dengan kecepatan lari, hal ini berarti semakin tinggi badan orang maka akan semakin cepat larinya, dan semakin pendek orang maka akan semakin lambat larinya. Contoh lain, misalnya ada hubungan negatif antara curah hujan engan es yang terjual. Hal ini berarti semakin tinggi curah hujan, maka akan semakin sedikit es yang terjual, dan semakin sedikit curah hujan, maka akan semakin banyak es yang terjual. Korelasi positif dan negatif ditunjukkan pada gambar berikut.

25

Gambar 2.2 Korelasi Positif Gambar 2.3 Korelasi Negatif

Koefisien korelasi adalah koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan linear antara dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tetapi menggambarkan keterkaitan linear antar peubah. Korelasi dinyatakan dalam persentase keeratan hubungan antar variabel. Dinamakan dengan koefisien korelasi adalah menunjukkan derajad keeratan hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya (+ atau -).

Kuatnya hubungan antara variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 (satu) dan koefisien korelasi negatif terbesar adalah -1 (negatif satu), sedangkan yang terkecil adalah 0 (nol). Bila besarnya antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 (satu) atau -1 (negatif satu), maka hubungan tersebut sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel yang satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan (error). Makin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk membuat prediksi. Sebagai contoh, bila hubungan bunyinya burung prenjak mempunyai koefisien

26

korelasi sebesar 1 (satu), maka dapat diramalkan setiap ada bunyi burung prenjak maka dipastikan akan ada tamu. Tetapi kalau koefisien korelasinya kurang dari satu, setiap ada bunyi burung prenjak belum tentu ada tamu, apa lagi koefisien korelasinya mendekati 0 (nol).

Terdapat bermacam-macam teknik Statistik Korelasi yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Teknik korelasi mana yang akan dipakai tergantung pada jenis daa yang akan dianalisis. Berikut ini dikemukakan berbagai teknik statistik korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Untuk data nominal dan ordinal digunakan statistik Non-parametris dan untuk data interval dan ratio digunakan statistik Parametris.

Tabel 2.3

Pedoman untuk Memilih Teknik Korelasi dalam Pengujian Hipotesis

2.4.1

Korelasi Parametrik

Pada korelasi parametrik biasanya dilakukan dengan koefisien korelasi hasil kali momen Pearson (r). Korelasi ini menuntut data yang digunakan

27

sekurang-kurangnya dalam skala interval, dan uji signifikansinya tidak hanya harus memenuhi persyaratan pengukuran tersebut, tetapi harus pula menganggap data berasal dari suatu populasi berdistribusi normal.

2.4.1.1

Korelasi Pearson’s R

Korelasi Pearson’s R ini menuntut data yang digunakan sekurang- kurangnya dalam skala interval, dan uji signifikansinya tidak hanya harus memenuhi persyaratan pengukuran tersebut, tetapi harus pula menganggap data berasal dari suatu populasi berdistribusi normal.

Koefisien korelasi Pearson’s R digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel interval atau rasio. Rumus ini digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Koefisien korelasi Pearson’s R dirumuskan sebagai berikut.

(Sudjana 2005: 369) Batas-Batas Koefisien Korelasi, nilai koefisien korelasi berkisar antara –1 (negatif satu) sampai +1 (positif satu), yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut.

1. Jika, nilai r > 0 (nol), artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Y atau makin kecil nilai variabel X makin kecil pula nilai variabel Y.

28

2. Jika, nilai r < 0 (nol), artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y atau makin kecil nilai variabel X maka makin besar pula nilai variabel Y

3. Jika, nilai r = 0 (nol), artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y.

4. Jika, nilai r =1 (satu) atau r = -1 (negatif satu), maka dapat dikatakan telah terjadi hubungan linier sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin mengarah ke angka 0 (nol) maka garis makin tidak lurus.

Keeratan hubungan atau korelasi antar variabel dapat ditentukan dengan menggunakan nilai – nilai dari koefisien korelasi (KK) sebagai patokan adalah sebagai berikut.

Tabel 2.4

Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan

No. Interval Nilai Kekuatan Hubungan

1 KK = 0,00 Tidak ada 2 0,00 < KK 0,20 Sangat lemah 3 0,20 < KK 0,40 Lemah 4 0,40 < KK 0,70 Sedang 5 0,70 < KK 0,90 Kuat 6 0,90 < KK 1,00 Sangat kuat 7 KK = 1,00 Sempurna

2.4.2

Korelasi Nonparametrik

29

Pada korelasi nonparametrik, data atau variabel yang akan diuji dan diukur korelasinya adalah data dengan skala nominal atau ordinal. Untuk data skala ordinal digunakan korelasi pangkat (rank correlation), yaitu rank spearman

dan rank kendall. Pada data skala nominal digunakan koefisien kontingensi C

(Koefisien Cramer).

2.4.2.1

Korelasi Kendall’s Tau

Koefisien korelasi rank Kendall (τ), juga digunakan sebagai ukuran

korelasi dengan jenis data yang sama seperti data di mana korelasi rank Spearman

( s) dapat dipergunakan dengan syarat jika pengukurannya paling tidak dalam

skala ordinal bagi kedua perubah tersebut. Artinya jika sekurang-kurangnya tercapai pengukuran ordinal terhadap variabel - variabel X dan Y, sehingga setiap subjek dapat diberi rangking pada X maupun Y, maka korelasi Kendall’s Tau akan memberikan suatu ukuran tingkat asosiasi atau korelasi antara kedua himpunan ranking itu. Metode korelasi Kendall’s Tau diperkenalkan oleh M.G

Kendall pada tahun 1938.

(Sukestiyarno 2012: 62) Keterangan:

= korelasi Kendall’s Tau.

n = banyak data observasi.

30

Korelasi Kendall’s Tau juga digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dua variabel bila datanya berskala ordinal (ranking). Nilai korelasi ini disimbolkan dengan  (tau). Digunakan pada data berskala ordinal, untuk itu sebelum dilakukan pengelolahan data, data kuantitatif yang akan dianalisis perlu disusun dalam bentuk ranking. Kegunaan lain yakni untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau korelasi antara 2 variabel, untuk mengetahui koefisien korelasi, mengetahui arah hubungan, dan besarnya kontribusi X terhadap Y dalam persentase.

2.4.2.2 Uji Signifikan Korelasi Kendall’s Tau

Pada uji signifikan korelasi Kendall’s Tau terdapat beberapa tahap yang harus dipenuhi. Tahapan uji signifikan korelasi Kendall’s Tau sebagai berikut.

1. Hipotesis korelasi Kendall’s Tau.

Untuk hipotesis pengujian pada korelasi Kendall’s Tau digunakan H0

melawan H1, dimana:

H0 : (tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel)

H1 : (terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel)

2. Statistika pengujian

Statistika pengujian korelasi Kendall’s Tau dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara. Dapat dilakukan perhitungan secara manual atau menggunakan bantuan

software SPSS. Rumus perhitungan secara manual dapat menggunakan rumus

31

(Sukestiyarno 2012: 62) Keterangan:

= korelasi Kendall’s Tau.

n = banyak data observasi.

S = selisih total perbedaan nilai variabel. 3. Kriteria pengujian

Untuk kriteria pengujiannya terdapat 2 (dua) kriteria juga disesuaikan dengan statistika pengujiannya. Kriteria pengujian korelasi kendall’s Tau adalah sebagai berikut.

a. Kriteria pengujian korelasi Kendall’s Tau dengan menggunakan cara perhitungan manual adalah terima H0 jika hitung < tabel.

b. Kriteria pengujian korelasi Kendall’s Tau dengan menggunakan bantuan

software SPSS adalah terima H0 jika nilai sig > 0,05.

4. Kesimpulan

Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil statistika pengujian yang disesuaikan dengan kriteria pengujian.

Dokumen terkait