• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Para ibu diharapkan secara proaktif meningkatkan pengetahuannya tentang demam pada anak supaya dapat menentukan pengelolaan demam pada anak yang tepat.

2. Pihak pemerintah dalam hal ini CBIA perlu menyusun program kegiatan untuk memberi edukasi atau penyuluhan yang dapat membantu meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang demam supaya dapat melakukan pengelolaan demam yang baik terhadap anak mereka yang nantinya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. 3. Penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar diperlukan untuk

mengetahui seluruh faktor yang berhubungan dengan pengelolaan demam pada anak.

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta: Jakarta.

Basu, S.D., 2012. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Cranswick, N., dan Coghlan, D., 2000, Paracetamol Efficacy and Safety In Children The First 40 Years, Clinical Pharmacologist, Royal Children’s

Hospital : Victoria.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Pedoman Penggunaan Obat

Bebas dan Bebas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan

Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan: Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan: Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Materi pelatihan peningkatan

pengetahuan dan ketrampilan memilih obat bagi tenaga kesehatan (pp.

0-8, 13-14, 10-8, 20-23, 31), Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Profil Kesehatan Indonesia, Depertemen Republik Indonesia: Jakarta.

Dinarello, C.A., dan Gelfand, J.A., 2005, Fever and Hyperthermia. In: Kasper, D.L., et. al., ed. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16th ed.

Singapore: The McGraw-Hill Company, 104-108.

Fauzi., 2011, Swamedikasi Pengobatan Sendiri, www.faikshare.com, Diakses tanggal 11 Juni 2016.

Ghozali, I., 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS: Semarang.

Green, L.W., Kreuter M.W., Deeds S.G., dan Patrige, 2000, Health Promotion Planning An Education and Enviromental Aprroach, Second Edition. Mayfield Publishing Company.

Hendarwan, H., 2003, Faktor faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Balita Dalam Pencarian Pengobatan Pada Kasus – kasus Balita dengan Gejala Pneumonia di Kabupaten Serang Banten Tahun 2003, Tesis, 29, 33

– 37. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia: Jakarta

Ismoedijanto., 2000, Demam pada anak, Available from: http://www.idai.or.id/saripediatri/cariisi/viewfulltext.asp, Diakses 12 Maret 2016.

Jannah, M., 2012, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Jarak Tempat Tinggal Dan Sikap Ibu Kepada Pelayanan Petugas Puskesmas Terhadap Frekuensi Kunjungan Ibu Ke Posyandu Di Kabupaten Lamongan, Universitas Negri Surabaya.

Joko, M., et al., 2005, Ketimpangan Jender dalam Akses Pelayanan Kesehatan Rumah Tangga Petani Pedesaan : Kasus Dua Desa di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga., 2000, Balai Pustaka: Jakarta. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990, Obat Wajib Apotek.

Krisno, M.A., 2001, Dasar - Dasar Ilmu Gizi,

http://lebuminoce.blogspot.com/2008/05/suweg.html, Diakses tanggal 5 september 2015.

Lubis, M.B., 2009, Demam pada bayi baru lahir, USU Press: Medan.

Mubarak, W., dkk, 2007, Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori Dan Aplikasi. Salemba Medika: Jakarta.

Napitupulu, A.N.T., 2012, Gambaran Swamedikasi Dalam Menangani Demam Pada Anak Oleh Ibu-Ibu Pengunjung Posyandu Di Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta: Yogyakarta.

Nicholson, W., 2003, Microeconomics: Basic Principle and Extenssion, The Dryden Press, Chicago

Notoatmodjo, S., 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta: Jakarta. Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Ilmu: Jakarta.

64

Notoatmodjo, S., 2010, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Nursalam, S., 2001, Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, CV. Sagung Seto: Jakarta.

Priyanto., 2008, Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan dan Farmasi, hal. 1-5, Leskonfi: Jakarta.

Shankar, P.R., Partha, P., Shenoy, N., 2002, Self-medication and non-doctor prescription practices in Pokhara valley, Western Nepal: a questionnaire-based study, BMC Family Practice, (Online), 3 (17), http://biomedcentral.org, Diakses tanggal 22 Juli 2016.

Sherwood, L., 2001, Fisiologi Manusia: Dari Sel ke SistemEdisi 2, EGC: Jakarta. Sofia., 2008, Demam pada Anak dan Bayi, Bagaimana Mengatasinya, Balai

Penerbit FKU: Jakarta.

Sukasediati, N., 2000, Peningkatan Mutu Pengobatan Sendiri Menuju Kesehatan

untuk Semua. Puslitbang Farmasi, Badan Litbangkes Depkes.

Sukirno, S., 2006, Makroekonomi, Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sulistyo, B., 2006, Metode Penelitian, Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia: Jakarta.

Supardi, S., dan Notosiswoyo, M., 2005, Pengobatan sendiri sakit kepala, demam, batuk dan pilek pada masyarakat desa Ciwalen, Kecamatan

Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Majalah Ilmu

Kefarmasian, Vol. 2, 134-144.

Supardi, S., dan Raharni., 2006, Penggunaan obat yang sesuai dengan aturan dalam pengobatan sendiri keluhan demam, sakit kepala, batuk, dan flu (hasil analisis lanjut data survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001). Jurnal Kedokteran Yarsi 14(1) , 61-69.

Sri, W., 2014, Hubungan Pengetahuan Pasien setelah Perawat Melakukan Penyuluhan dengan Kepatuhan Minum Obat dan Kunjungan Pasien di Klinik DOTS RSUD Cengkareng Tahun 2014, Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan, Univesitas Esa Unggul Jakarta: Jakarta. Suryadi., dan Yuliani., 2010, Asuhan Keperawatan pada Anak, edisi 2. Demam

Umar, Husein., 2004, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Wiyono, G., 2011, Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0

& SmartPLS 2.0, UPP STIM YKPN: Yogyakarta.

World Health Organization, 2001, Cough and Cold Remedies for The Treatment of Acute Respiratory Infections In Young Children, 25 – 27, Geneva, Switzerland.

66

68

Lampiran 2. Hasil Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

30 100,0 0 ,0 30 100,0 Valid Excludeda Total Cases N %

Listwise deletion based on all v ariables in the procedure. a.

Reliabi lity Statisti cs

,895 19 Cronbach's Alpha N of Items Item-Total Statisti cs 14,60 16,455 ,476 ,892 14,73 15,857 ,455 ,892 14,63 15,551 ,771 ,884 14,77 14,737 ,780 ,881 14,73 15,720 ,500 ,891 14,67 15,954 ,516 ,890 14,70 16,424 ,303 ,897 14,73 15,444 ,591 ,888 14,67 16,230 ,413 ,893 14,70 16,010 ,443 ,893 14,63 15,895 ,621 ,888 15,13 16,120 ,283 ,901 14,63 15,620 ,741 ,885 14,83 16,075 ,323 ,898 14,60 16,179 ,615 ,889 14,70 15,666 ,563 ,889 14,73 15,306 ,637 ,886 14,60 16,110 ,650 ,888 14,80 14,786 ,726 ,883 P2 P3 P4 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P17 P18 P20 P21 P22 P23 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Delet ed

Lampiran 3. TingkatPengetahuan N Valid 97 Missing 0 Mean 13,93 Std. Error of Mean ,278 Median 14,00 Mode 15 Minimum 7 Maximum 19 Sum 1351

70

Lampiran 4. Pengaruh Pendidikan Terakhir Dengan Tingkat Pengetahuan Descriptives pengetahuan 12 11,58 2,746 ,793 9,84 13,33 7 16 28 12,71 2,853 ,539 11,61 13,82 7 17 57 15,02 2,074 ,275 14,47 15,57 11 19 97 13,93 2,736 ,278 13,38 14,48 7 19 SMP SMU PERGURUAN TI NGGI Total

N Mean Std. Dev iat ion Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al f or

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

pengetahuan 2,691 2 94 ,073 Lev ene St at ist ic df 1 df 2 Sig. ANOVA pengetahuan 174,881 2 87,441 15,120 ,000 543,613 94 5,783 718,495 96 Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multi ple Comparisons

Dependent Variable: penget ahuan Bonf erroni -1,131 ,830 ,528 -3,15 ,89 -3,434* ,764 ,000 -5,30 -1,57 1,131 ,830 ,528 -,89 3,15 -2,303* ,555 ,000 -3,66 -,95 3,434* ,764 ,000 1,57 5,30 2,303* ,555 ,000 ,95 3,66 (J) pendidikan SMU PERGURUAN TI NGGI SMP PERGURUAN TI NGGI SMP SMU (I) pendidikan SMP SMU PERGURUAN TI NGGI Mean Dif f erence

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al

The mean dif f erence is signif icant at the .05 lev el. *.

Lampiran 5. Pengaruh Pendapatan Dengan Tingkat Pengetahuan Descriptives pengetahuan 51 13,31 2,950 ,413 12,48 14,14 7 18 20 13,70 2,055 ,459 12,74 14,66 9 17 26 15,31 2,311 ,453 14,37 16,24 11 19 97 13,93 2,736 ,278 13,38 14,48 7 19 Rp. < 1.000.000 Rp. 1.000.000 - 2. 000. 000 Rp. > 2.000.000 Total

N Mean St d. Dev iation St d. Error Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al f or

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

pengetahuan 2,165 2 94 ,120 Lev ene St at ist ic df 1 df 2 Sig. ANOVA pengetahuan 69,776 2 34,888 5,055 ,008 648,719 94 6,901 718,495 96 Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multi ple Comparisons Dependent Variable: pengetahuan

Bonf erroni -,386 ,693 1,000 -2,08 1,30 -1,994* ,633 ,007 -3,54 -,45 ,386 ,693 1,000 -1,30 2,08 -1,608 ,781 ,127 -3,51 ,30 1,994* ,633 ,007 ,45 3,54 1,608 ,781 ,127 -,30 3,51 (J) pendapatan Rp. 1.000.000 - 2. 000. 000 Rp. > 2.000.000 Rp. < 1.000.000 Rp. > 2.000.000 Rp. < 1.000.000 Rp. 1.000.000 - 2. 000. 000 (I) pendapatan Rp. < 1.000.000 Rp. 1.000.000 - 2. 000. 000 Rp. > 2.000.000 Mean Dif f erence

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al

The mean dif f erence is signif icant at the .05 lev el. *.

72

Lampiran 6. Pengaruh Jarak Pengobatan Dengan Tingkat Pengetahuan Descriptives pengetahuan 40 13,60 2,610 ,413 12,77 14,43 7 19 54 14,20 2,890 ,393 13,41 14,99 7 19 3 13,33 ,577 ,333 11,90 14,77 13 14 97 13,93 2,736 ,278 13,38 14,48 7 19 < 500 m 500 m - 3 km > 3 km Total

N Mean Std. Dev iat ion Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al f or

Mean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

pengetahuan 1,731 2 94 ,183 Lev ene St at ist ic df 1 df 2 Sig. ANOVA pengetahuan 9,469 2 4,734 ,628 ,536 709,026 94 7,543 718,495 96 Between Groups Within Groups Total Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Multi ple Comparisons

Dependent Variable: pengetahuan Bonf erroni -,604 ,573 ,884 -2,00 ,79 ,267 1,644 1,000 -3,74 4,27 ,604 ,573 ,884 -,79 2,00 ,870 1,629 1,000 -3,10 4,84 -,267 1,644 1,000 -4,27 3,74 -,870 1,629 1,000 -4,84 3,10 (J) jarak_pengobatan 500 m - 3 km > 3 km < 500 m > 3 km < 500 m 500 m - 3 km (I) jarak_pengobatan < 500 m 500 m - 3 km > 3 km Mean Dif f erence

(I-J) St d. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Conf idence Interv al

Lampiran 7. Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK OLEH IBU DI DUSUN WONOREJO RW 08

SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

Sehubungan untuk memenuhi kelengkapan Karya Tulis Ilmiah ( KTI ),

saya bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan

Swamedikasi Dalam Penanganan Demam Pada Anak Oleh Ibu Di Dusun

Wonorejo RW 08 Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta”. Maka dengan

segala kerendahan hati penulis, memohon kesediaan ibu untuk sedikit meluangkan waktu dalam mengisi kuesioner yang telah dilampirkan.

Penelitian ini semata – mata hanya bersifat ilmiah, dan hanya dipergunakan untuk keperluan penyusunan KTI. Di samping itu juga, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan terhadap penulis.

Atas segala bantuan dan partisipasi yang ibu berikan, saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

74

Petunjuk Pengisian:

Beri tanda checklist ( √ ) atau lingkari salah satu huruf jawaban yang paling sesuai dengan ibu dan isi titik-titik yang ada.

A. Data Pribadi Responden

Nama ibu :

Pendidikan : SD / SMP / SMU /

Diploma / Sarjana / Lainnya... Pendapatan : < Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 >Rp. 2.000.000

Usia anak :

B. Tindakan Pengobatan Sendiri

1) Obat demam apa yang dipilih ibu untuk mengatasi demam pada anak?

a. Termorex d. Bodrexin

b. Proris e. Inzana

c. Tempra f. Lainnya....

2) Dari mana ibu mendapatkan obat tersebut?

a. Apotek b. Kios/warung

3) Berapa jarak antara rumah ibu dengan warung/ apotek?

a. <500 M c. >3 KM

4) Jika ibu membeli sendiri obat di warung/ apotek, berapa biaya yang ibu keluarkan?

a. <Rp.3500,00 c. Rp.8000,00 –

Rp.15.000,00

b. Rp. 3500,00 – Rp.8000,00 d. >Rp.15.000,00 5) Bagaimana ibu memilih obat?

a. Memilih sendiri di apotek/warung

b. Dipilihkan oleh petugas di apotek/warung

6) Pilihlah alasan yang berpengaruh dalam pemilihan obat demam anak dalam melakukan pengobatan sendiri?

a. Faktor pendukung (mudah didapat, lebih murah, jarak pengobatan sendiri dekat)

b. Faktor pendorong (saran dokter, saran dari teman, berdasarkan pengalaman sendiri)

C. Pengetahuan Tentang Demam Dan Obat Penurun Panas

No. Pernyataan Benar Salah

1. Pada suhu > 37,5 ˚C anak sudah dapat dikatakan demam

2. Demam merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh

3. Demam dapat disebabkan oleh infeksi virus 4. Demam merupakan suatu keadaan berbahaya

dan harus segera diturunkan

76

segera diturunkan

6. Dampak buruk seperti kejang, koma, bahkan kematian merupakan dampak lanjut demam pada anak

7. Cara pengukuran suhu demam anak yang paling akurat menggunakan termometer

8. Demam dapat diturunkan menggunakan kompres air dingin

9. Paracetamol merupakan salah satu contoh obat penurun panas

10. Cara pakai paracetamol bisa diserbukkan atau langsung ditelan

11. Aturan pakai paracetamol yang digunakan untuk mengobati demam 3-4x sehari 1 tablet

12. Semakin mahal harga obat efek yang dihasilkan akan semakin baik

13. Penggunaaan obat demam 3 kali sehari dalam sehari, berarti obat demam diminum pada waktu pagi, siang, malam

14. Obat demam harus dibeli dengan resep dokter 15. Semua obat penurun panas memiliki efek

samping

16. Terdapat batas dosis harian pada obat penurun panas

17. Obat demam hanya tersedia dalam bentuk sirup 18. Obat demam dalam bentuk sirup harus terhindar

dari cahaya matahari

19. Obat penurun panas tidak boleh diberikan untuk anak usia < 3 bulan

1 Farmasi [FKIK UMY] | Dian Aji Fitriani

TINGKAT PENGETAHUAN SWAMEDIKASI DALAM PENANGANAN DEMAM PADA ANAK OLEH IBU DI RW 08 DUSUN WONOREJO

SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

SWAMEDIKASI LEVEL OF KNOWLEDGE IN THE HANDLING TREATMENT OF FEVER IN CHILDREN BY MOTHER IN RW 08

WONOREJO SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

Dian Aji Fitriani1), Indriastuti Cahyaningsih1) 1)

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

dianajifitriani24@gmail.com

INTISARI

Pengobatan sendiri, atau yang disebut juga dengan swamedikasi, merupakan upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti, demam, batuk, flu, nyeri, diare, dan gastritis sebelum mencari pertolongan dari tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu –

ibu di Dusun Wonorejo RW 08 dalam swamedikasi demam pada anak.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan data yang didapatkan dari kuesioner dan wawancara kepada 97 responden. Kuesioner meliputi pernyataan tentang pengetahuan swamedikasi demam yang dinyatakan dalam benar dan salah. Pengetahuan dikategorikan baik, cukup, atau kurang. Analisis data dilakukan secara desktiptif untuk menggambarkan tingkat pengetahuan responden untuk mengetahui pengaruh sosiodemografi dengan tingkat pengetahuan responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden di dusun Wonorejo RW 08 mengenai swamedikasi demam itu cukup yaitu sebesar 73,3 % dan terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan terakhir (p-value 0,000) dan pendapatan (p-value 0,008), sedangkan untuk jarak tempat tinggal dengan warung atau apotek tidak berpengaruh (p-value 0,536). Faktor yang mendorong dalam swamedikasi demam yaitu saran dari dokter, saran dari teman, dan berdasarkan pengalaman sendiri (74%).

2 Farmasi [FKIK UMY] | Dian Aji Fitriani

31 Oktober 2016

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah

ABSTRACT

Self medication or also called swamedikasi is an effort made by most of people to reduce health problem like fever, cough, influenza, pain, diarhea and gastritic before seek help from health professionals. The purpose of this research is to determine the level of knowledge of people in Wonorejo RW 08 in swamedikasi fever on a child.

This study used descriptive analitic and data was colected using questionnaires and interview to 97 respondents. The questionnaire covering about the knowledge of swamedikasi fever and the result is right or wrong. The level of knowledge was classified by good, quite, or less. Data analysis conducted to describe the knowledge of the respondents and to know the correlation between sosiodemografi and the knowledge of the respondents.

The results of research suggests that the level knowledge of respondents in Wonorejo RW 08 about swamedikasi fever is big enought ( 73,3%) and there are correlation between the level knowledge to the last education ( p-value 0,000) and income level (p-value 0,008), where as for the distance between the residence with a shop or pharmacy unrelated (p-value 0,536). The factors that pushed swamedikasi fever are advice from a doctor, advice from friends and based on their experience.

3 Farmasi [FKIK UMY] | Dian Aji Fitriani Pengobatan sendiri, atau yang disebut juga dengan swamedikasi, merupakan upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit sebelum mencari pertolongan dari tenaga kesehatan (Depkes, 2008). Swamedikasi dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti, demam, batuk, flu, nyeri, diare, dan gastritis (Supardi dan Raharni, 2006).

Demam adalah keadaan kenaikan suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu suhu tubuh di atas 37,5 ºC. Demam merupakan salah satu keluhan utama yang sering disampaikan oleh orang tua pada saat membawa anaknya pergi ke tenaga kesehatan atau ke tempat pelayanan kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan demam pada anak yang terjadi di masyarakat sangat bervariasi. Mulai dari yang ringan yaitu berupa self management, sampai yang serius dengan cara non self

pengobatan pada tenaga medis. Pada dasarnya menurunkan demam pada anak secara self management dapat dilakukan melalui terapi fisik, terapi obat-obatan maupun kombinasi keduanya. Terapi secara fisik yang sering dilakukan antara lain menempatkan anak dalam ruangan bersuhu normal, memberikan minum yang banyak, dan melakukan kompres. (Ismoedijanto, 2000).

Semua tingkat umur manusia dapat mengalami panas tinggi atau demam, itu terjadi karena berbagai kemungkinan masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh. Namun kasus demam pada bayi dan anak balita itu tidak dapat diabaikan begitu saja. Perlakuan dan penanganannya jauh berbeda dengan orang dewasa, apabila perlakuan dan penanganannya salah, lambat dan tidak tepat akan mengakibatkan terganggunya perkembangan dan pertumbuhan tubuh pada balita dan keselamatan jiwanya dapat juga terancam. Oleh karena itu

4 Farmasi [FKIK UMY] | Dian Aji Fitriani

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah 31 Oktober 2016

bagi para orang tua wajib menguasai pengetahuan yang lengkap mengenai demam pada anak, sehingga pada saat buah hatinya mengalami demam bukan kepanikan yang muncul melainkan sikap yang tepat dan tindakan atau pertolongan pertama yang segera dilakukan untuk mencegah akibat yang lebih buruk. Pengetahuan pengobatan sendiri umumnya masih rendah dan kesadaran masyarakat untuk membaca label pada kemasan obat juga masih kecil. Sumber informasi utama untuk melakukan pengobatan sendiri umumnya berasal dari media massa (Supardi dan Notosiswoyo, 2005).

Banyak dari orang tua yang langsung memberikan obat penurun panas saat anak mereka demam. Beberapa faktor yang berperan pada perilaku pengobatan sendiri antara lain kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi dan keluarga (Basu, 2012).

Pengobatan sendiri atau swamedikasi dapat menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib

apotek. Obat dapat diperjual belikan secara bebas tanpa resep dokter untuk mengobati jenis penyakit yang pengobatannya dapat diterapkan sendiri oleh masyarakat. Rekomendasi WHO untuk mengatasi demam adalah obat-obat dari kelompok terapi analgesik-antipiretik. WHO merekomendasikan parasetamol, ibuprofen, asetosal (aspirin) adalah obat yang menjadi pilihan dalam mengatasi demam (WHO, 2001).

Penelitian ini dilakukan di RW 08 Dusun Wonorejo, Kelurahan Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Wonorejo RW 08 ini terdiri dari tiga RT, yaitu RT.03, RT.04, RT.05. Dusun Wonorejo lokasinya berada dipinggir desa, namun tidak jauh dari jalan raya. Dusun Wonorejo RW 08 ini sudah banyak terdapat warung-warung kecil dan apotek yang berada di wilayah ini, sehingga dapat mendorong ibu-ibu untuk melakukan pengobatan sendiri.

5 Farmasi [FKIK UMY] | Dian Aji Fitriani Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Komponen dalam metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan dalam istilah yang jelas dan tepat (Sulistyo, 2006). Hasil penelitian ini diambil dari data primer yang didapatkan dari kuesioner dan wawancara kepada responden. Membagikan sampel dilakukan secara

door to door ke setiap rumah penduduk dan dibagikan kepada ibu-ibu yang datang ke posyandu dusun Wonorejo RW 08.

responden menggunakan kuesioner yang nantinya akan digunakan oleh peneliti. Dikatakan valid jika nilai signifikansi <0,05 atau <5% (Wiyono, 2011). Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas. Variabel dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha >0,6 (Ghozali, 2001). Masing-masing item akan diberi nilai 1 apabila menjawab benar dan 0 apabila menjawab salah. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Karakteristik Responden N % Pendidikan Terakhir SMP 12 12% SMU 28 29% Perguruan Tinggi 57 59% Pendapatan <Rp. 1.000.000 51 52% Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 20 21% >Rp. 2.000.000 26 27% Jarak Pengobatan < 500 m 40 41% 500 m – 3 km 54 56% > 3 km 3 3%

Tabel 1. Karakteristik Responden di RW 08 Dusun Wonorejo, Saroharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Tahun 2016

6 Farmasi [FKIK UMY] | Dian Aji Fitriani

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah 31 Oktober 2016

Berdasarkan tabel 1 ini karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir di RW 08 Dusun Wonorejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta sebagian besar adalah perguruan tinggi yakni 57 responden (59%). Berdasarkan karakteristik pendapatan, sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan

<Rp. 1.000.000 yaitu sebanyak 51 responden (52%). Berdasarkan karakteristik jarak pengobatan yang terbanyak adalah responden dengan jarak pengobatan 500 m - 3 km, ada sebanyak 54 responden (56%).

2. Gambaran Swamedikasi Demam

Gambaran Swamedikasi Demam

N %

Obat Demam yang Dipilih

Parasetamol 37 38%

Ibuprofen 27 28%

Asetosal 10 10%

Cara Mendapatkan Obat Demam

Apotek 92 95%

Kios/warung 5 5%

Jarak Tempat Tinggal Dengan Warung atau Apotek

< 500 m 40 41%

500 m – 3 km 54 56%

> 3 km 3 3%

Biaya yang Dikeluarkan Untuk Membeli Obat

< Rp. 3.500,00 5 5%

Rp. 3500,00 – Rp. 8.000,00 15 16%

Rp.8.000.000,00 - Rp. 15.000,00 40 41%

>Rp. 15.000,00 37 38%

Tabel 2. Gambaran Swamedikasi Demam OlehResponden di RW 08 Dusun

7 Farmasi [FKIK UMY] | Dian Aji Fitriani Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa dari 97 responden mengenai gambaran swamedikasi demam yang dilakukan oleh responden, yaitu obat yang paling banyak dipilih untuk mengobati demam pada anaknya oleh responden adalah parasetamol, sebesar 37 (38%). Cara mendapatkan obat demam oleh responden sebagian besar membeli obat di apotek, yaitu sebanyak 92 (95%) responden. Berdasarkan jarak tempat tinggal dengan warung apotek mayoritas resonden jaraknya sejauh 500 m-3 km, yaitu 54 (56%) responden. Sebagian besar responden mengelurkan biaya untuk membeli obat sebesar Rp. 8000,00-Rp. 15.000,00 yaitu sebanyak 40 (41%) responden. Cara memilih obat paling

banyak memilih sendiri, yaitu 57 (59%) responden. Alasan yang berpengaruh dalam pemilihan obat karena adanya faktor pendorong, yaitu 72 (74%) responden.

3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden di RW 08 Dusun Wonorejo,

Saroharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Tahun 2016

Berdasarkan tabel 3, didapatkan hasil rata-rata tingkat pengetahuan responden dengan

mean 13,93. Pengukuran pengetahuan

dilakukan dengan penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Menurut Arikunto (2006) Demam

Cara Memilih Obat

Memilih sendiri 57 59%

Dipilihkan petugas 40 41%

Alasan yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Obat

Faktor pendukung 25 26%

Faktor pendorong 72 74%

Jumlah Min Max Mean

Tingkat Pengetahuan

97

8 Farmasi [FKIK UMY] | Dian Aji Fitriani

Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah 31 Oktober 2016

hasil perhitungan menunjukkan pengetahuan responden dusun Wonorejo RW 08 terhadap swamedikasi demam masuk dalam kategori cukup yaitu sebesar 73,31 %.

4. Pengaruh Faktor Sosiodemografi Terhadap Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan tabel 4 ini pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan responden di RW 08 Dusun Wonorejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang

akan semakin cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

Dokumen terkait