• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kebijakan Pendidikan 1.Kebijakan

2. Kultur Sekolah

2) Hasil rasa manusia, berwujud nilai-nilai dan macam-macam norma kemasyarakatan yang perlu diciptakan untuk mengatur masalah-masalah sosial dalam arti luas, mencakup agama (religi, bukan wahyu), ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota msyarakat.

Sedangkan kultur atau budaya non material sendiri merupakan hasil cipta manusia yang hanya dapat kita rasakan manfaatnya namun tidak berwujud kebendaan. Sehingga dari pengertian kedua jenis kebudayaan tersebut, dapat diketahui bahwa budaya merupakan berbagai macam hasil cipta manusia baik yang berwujud benda maupun tidak.

2. Kultur Sekolah

Di dalam Kemdiknas (2011:68) kultur atau budayasekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana anggota masyarakat sekolah saling berinteraksi. Interaksi yang terjadi meliputi antara peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan siswa, konselor dengan siswa dan sesamanya, pegawai administrasi dengan dengan siswa, guru dan sesamanya. Interaksi tersebut terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan, keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan, tanggung jawab dan rasa memiliki merupakan sebagian dari nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah.

Kultur atau budaya sekolah merupakan konteks di belakang layar sekolah yang menunjukkan keyakinan, nilai, norma, dan kebiasaan yang telah dibangun dalam waktu yang lama oleh semua warga dalam kerja sama

30

di sekolah. dari penjababaran kultur sekolah tersebut dapat diketahui bahwa budaya sekolah merupakan suasana kehidupan seluruh warga sekolah yang diikat oleh nilai-nilai serta norma-norma yang ada di sekolah dan menjadi ciri khas sekolah tersebut.

Pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wren dalam Doni Koesoema A (2012:125), bahwa:

Kultur sekolah merupakan sebuah pola perilaku dan cara bertindak yang telah terbentuk secara otomatis menjadi bagian yang hidup dalam sebuah komunitas pendidikan. Dasar pola perilaku dan cara bertindak adalah norma sosial, peraturan sekolah, dan kebijakan pendidikan di tingkat lokal. Kultur sekolah dapat dikatakan seperti kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yang sesungguhnya lebihefektif mempengaruhi pola perilaku dan cara berpikir seluruh anggota komunitas sekolah.

Di dalam pengertian ini, disebutkan bahwa kultur sekolah adalah kurikulum tersembunyi yang dimiliki oleh sekolah, dimana kurikulum tersembunyi tersebut lebih pada mempengaruhi perilaku dan pola kehidupan seluruh warga di sekolah.

Kemudian Doni Koesoema A (2012: 125)menyebutkan kultur sekolah terbentuk dari berbagai macam, pola perilaku, sikap, dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh para anggota komunitas sebuah lembaga pendidikan. Budaya sekolah merupakan hasil dari berbagai bentuk pola perilaku serta keyakinan yang ada di sekolah dan dimiliki oleh seluruh warga sekolah.

Budaya atau kultur sekolah adalah kumpulan nilai-nilai, norma-norma serta keyakinan seluruh warga sekolah yang mengikat seluruh warga sekolah. hal tersebut sesuai dengan yang dijabarkan oleh Deal dan Kennedy.

31

“Dia memaparkan bahwa kultur sekolah adalah keyakinan dan nilai-nilai milik bersama yang mengikat seluruh warga dalam sebuah masyarakat. Sejumlah keyakinan dan nilai disepakati secara luas di sekolah, sejumlah kelompok memiliki kesepakatan terbatas di kalangan mereka tentang keyakinan dan nilai-nilai.(Farida Hanum, 2013: 195)”

Nasution (2011: 64-65) menyebutkan bahwa kehidupan di sekolah serta norma-norma yang berlaku di situ dapat disebut sebagai kultur sekolah. Walaupun kebudayaan sekolah merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat luas, namun mempunyai ciri-ciri yang khas sebagai suatu “subculture”.

Sedangkan menurut Zamroni (Buyung Surahman, 2010:11) kultur sekolah dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan sebuah sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai tertentu yang dianut sekolah. Misalnya, sekolah memiliki spirit dan nilai disiplin diri, tanggung jawab, kebersamaan, kejujuran, dan semangat hidup. Spirit dan nilai tersebut mewarnai pembuatan struktur organisasi sekolah, penyusunan deskripsi tugas, sistem dan prosedur kerja sekolah, dan tatatertib sekolah, hubungan vertikal dan horizontal antar warga sekolah, acara-acara ritual, seremonial sekolah yang secara keseluruhan, dan cepat atau lambat akan membentuk kualitas kehidupan psikologis sekolah, yang selanjutnya akan membentuk perilaku perorangan maupun kelompok warga sekolah.

Dapat diketahui dari berbagai pengertian di atas bahwa, kultur sekolah merupakan nilai-nilai, norma, aturan yang ada di sebuah sekolah dan berlaku bagi seluruh warga sekolah. Kultur sekolah yang ada di suatu sekolah secara tidak langsung menjadi salah satu hal yang membedakan

32

sekolah tersebut dengan sekolah lainnya. Dengan kemampuan sekolah yang dapat melahirkan kultur positif, maka sekolah tersebut dengan sendirinya akan mampu memberikan pengaruh positif pula terhadap karakter warga sekolah.

Kultur atau budaya sekolah yang ada di sekolah terdapat 3 macam yaikni kultur atau budaya akademik, kultur atau budaya nasional dan lokal, dan kultur atau budaya demokratis. Menurut Darmiyati Zuchdi (2011:138-139) ketiga kultur tersebut harusnya menjadi prioritas utama bagi sekolah untuk membangun kultur sekolah yang baik.

a. Kultur atau Budaya Akademik

Kultur akademik memiliki ciri pada setiap tindakan, keputusan, kebijakan, serta opini yang didukung oleh dasar akademik yang kuat. Kultur akademik tercermin pada kedisiplinan dalam bertindak, kearifan dalam bersikap, serta kepiawaian dalam berpikir dan berargumentasi. Artinya adalah budaya akademik merupakan sebuah budaya yang lebih mengacu pada berbagai bentuk sikap dan kegiatan yang berhubungan dengan dunia akademik. Hanifah Nurhidayati (2011) juga mengungkapakan bahwa budaya akademik dapat dipahami sebagai sebuah totalitas kehidupan serta kegiatan yang berhubungan dengan dunia akademik yang diamalkan dan dijalankan oleh seluruh warga sekolah di dalam lembaga pendidikan atau sekolah. Ia juga berpendapat bahwa kultur akademik tercermin pada keilmuan, kedisiplinan dalam

33

bertindak, kearifan dalam bersikap serta kepiawaian dalam berfikir dan dalam berargumentasi.

Kultur akademik memiliki ciri-ciri, diantaranya adalah dimana seluruh warga sekolah memiliki sifat kritis, objektif, analitis, kreatif, terbuka untuk menerima kritik, menghargai waktu, dan prestasi ilmiah, memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, dinamis, dan berorientasi ke masa depan. Dari penjabaran mengenai kultur akademik di atas, dapat diketahui bahwa kultur akademik lebih mengacu pada berbagai sikap dan tindakan seluruh warga sekolah yang berorientasi pada pencapian dalam bidang akademik.Ciri—ciri lain dari kultur atau budaya akademik dijabarkan oleh Kaelany (2010: 262) diantaranya adalah:

1) Kritis, yang berarti setiap insang akademik harus senantiasa mengembangkan sikap senantiasa ingin tahu segala sesuatu untuk selanjutnya diupayakan jawaban dan pemecahannya,

2) Kreatif, yang berarti setiap insan akademik harus mengembangkan sikap inovatif, berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi masyarakat,

3) Objektif, yang berarti kegiatan ilmiahyang dilakukan harus benar-benar berdasarkan pada suatu kebenar-benaran ilmiah,

4) Analitis, yang berarti suatu kegiatan ilmiah harus dilakukan dengan suatu metode ilmiah yang merupakan suatu prasarat untuk tercapainyasuatu kebenaran ilmiah,

5) Konstruktif, merupakan suatu kegiatan ilmiah yang merupakan budaya akademik harus benar-benar mampu mewujudkan suatu karya baru yang mampu memberi kebermanfaatan kepada masyarakat,

6) Dinamis, yang berarti ciri ilmiah sebagai budaya akademik harus senantiasa dikembangkan,

7) Dialogis menerima kritik, artinya dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dalam masyarakat akademik harus memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan diri, melakukan kritik dan mendiskusikannya,

Dokumen terkait