• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Komisi I, Bidang Pemerintahan

2. Kunjungan Kerja

Komisi I DPRD Provinsi Sumatera Barat telah melaksanakan kunjungan Kerja sebanyak 16 kali, yaitu :

1) Tanggal 5 s/d 7 Mei 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Kota Bukittinggi, dalam rangka meninjau LPM Bukittinggi, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Komisi I DPRD Provinsi Sumatera Barat merekomendasikan untuk dapat dijadikan LPM Kelas II A Bukittinggi menjadi LPM khusus Narkoba di Sumatera Barat, dengan kata lain Narapidana yang divonis karena Narkoba diseluruh Kabupaten/Kota akan dibina di LPM khusus Narkoba di Bukittinggi ini.

Sedangkan Narapidana dengan kasus lain dipindah tempatkan dari LPM Kelas II A Bukittinggi tersebut.

2) Tanggal 10 s/d 13 Mei 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja kinerja / BOP ke Provinsi Gorontalo, dalam rangka melaksanakan kegiatan rencana pembentukan Badan/Tim Legislasi Daerah. Dari hasil Kunjungan Kerja dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Tim Legislasi di Provinsi Gorontalo sudah terbentuk sejak beberapa tahun yang lalu, yang beranggotakan Kanwil Hukum dan HAM, Pemerintah Daerah dan Biro Hukum.

b. Pengesahan anggota Tim Legislasi tersebut diterbitkan oleh Kepala Kantor Departemen Kehakiman dan HAM Provinsi Gorontalo.

c. Fungsi dan wewenang Tim ini mengkaji, menganalisa dan mengevaluasi tentang produk hukum daerah atau Perda, baik yang akan disahkan maupun yang tidak disahkan. Tim ini bisa mengusulkan pembuatan Perda baru atau pembatalan Perda-Perda yang bertentangan dengan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

d. Sesuai dengan surat pengesahan anggota Tim Legislasi yang diterbitkan oleh Kanwil Kehakiman dan HAM Provinsi Gorontalo, maka biaya Tim Legislasi ini pun berasal dari APBN yang sangat minim sekali, yaitu berjumlah lebih kurang Rp.20.000.000 banyak,00 per Tahun, sehingga tidak dapat melakukan kegiatan tentang Legislasi tersebut.

e. Untuk menambah biaya tersebut pihak Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo mengalokasikan sejumlah anggaran untuk pembahasan beberapa produk hukum sebelum disampaikan ke DPRD dengan satu Surat Keputusan.

f. DPRD tidak termasuk dalam pembuatan Legislasi dimaksud, karena muara dan pengesahan setiap produk hukum daerah berada ditangan DPRD, apalagi Biro Hukum Pemerintah Daerah dalam setiap pembahasan produk hukum melibatkan DPRD atau Pansus.

g. Berdasarkan apa-apa yang dikemukakan diatas kami menyarankan secepatnya dapat dibentuk Tim legislasi di Provinsi Sumatera Barat yang anggotanya dapat direkruit dari dinas instansi terkait lainnya dan disahkan oleh Gubernur Sumatera Barat, dengan anggaran yang dialokasikan dalam setiap APBN sesuai dengan keputusannya.

3) Tanggal 16 s/d 17 Mei 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Solok dan Kota Solok, dalam rangka Klarifikasi data Pegawai Honorer di Kabupaten Solok dan Kota Solok, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Penerimaan CPNS di Kabupaten Solok dan Kota Solok berjalan mulus dan lancar atau tidak ada masalah, kalaupun ada sudah dapat diselesaikan, sehingga tidak sampai melebar keluar dan tidak diketahui masyarakat banyak.

b. Pemda Kabupaten Solok saat ini masih menunggu jawaban tertulis dari Men-PAN perihal revisi formasi yang tidak terisi sebanyak 22 orang.

c. Apabila usul revisi formasi tersebut diatas disetujui oleh Men-PAN, dan agar tidak timbul gejolak baru dikemudian hari, maka Pemda Kabupaten Solok menyarankan kepada Pemda Provinsi atau Men-PAN, untuk membuat secara tertulis perihal persetujuan pengisian revisi formasi tersebut, yang akan diisi atau diambil berdasarkan rangking atau nilai kelulusan seleksi CPNS Tahun 2005 lalu, yang dikeluarkan oleh UNP.

d. Disamping hal tersebut diatas, Pemda Kabupaten Solok juga menyarankan kepada Pemda Provinsi, agar dapat memperjuangkan Guru Bantu untuk diangkat menjadi CPNS (untuk sekali ini saja), dengan kriteria sebagai berikut :

- Guru Bantu yang usianya sudah diatas 35 Tahun, tapi masa dinasnya baru 3 Tahun.

- Guru Bantu yang usianya sudah diatas 46 Tahun, tapi masa dinasnya sudah diatas 20 Tahun.

e. Pemda Kabupaten Solok dan Kota Solok menyarankan PP No.48 Tahun 2005 perlu direvisi kembali, sedangkan untuk sosialisasinya haruslah dilaksanakan oleh orang-orang yang berkompeten dan telah ada koordinasi dari Men-PAN dan BKN.

4) Tanggal 19 s/d 20 Mei 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, dalam rangka Klarifikasi data Pegawai Honorer di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Penerimaan CPNS di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman berjalan mulus dan lancar (tidak ada masalah), kalaupun ada sudah dapat diselesaikan, sehingga tidak sampai melebar keluar dan tidak diketahui masyarakat banyak.

b. Formasi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, karena ada yang tidak mendaftar dan tidak memenuhi syarat-syarat sesuai dengan PP No.48 Tahun 2005.

c. Peserta yang lulus dari pelamar umum lebih banyak dari pada tenaga honorer. Hal ini, disebabkan karena Kota Pariaman adalah merupakan daerah pemekaran, sehingga tenaga honorer tidak banyak.

d. Untuk mengejar target formasi yang telah ditetapkan, maka Pemerintah Kota Pariaman mengisi formasi Pegawai dari tenaga umum yang lulus seleksi CPNS Tahun 2005.

e. Pemda Kota Pariaman menyarankan, agar seleksi CPNS yang akan datang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat atau diberi otonomi kepada masing-masing Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota.

f. PP No.48 Tahun 2005 harusnya juga dapat menjangkau tenaga honor yang ada diinstansi vertikal, seperti : Polri, TNI, Kejaksaan, Pengadilan Tinggi dan lain-lain.

g. Pemda Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman menyarankan agar PP No.48 Tahun 2005 perlu direvisi kembali, sedangkan untuk sosialisasinya haruslah dilaksanakan oleh orang-orang yang berkompeten dan telah ada koordinasi dari Men-PAN dan BKN.

5. Tanggal 23 s/d 26 Mei 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja kinerja /BOP ke Departemen Dalam Negeri, dalam rangka melaksanakan kegiatan rencana pembentukan Badan/Tim Legislasi Daerah, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Untuk dapat mewujudkan Badan Legislasi Daerah, Pemerintah Daerah dan DPRD harus bekerjasama untuk terwujudnya Badan Legislasi tersebut.

b. Sebelum adanya Badan Legislasi Daerah penyusunan Perundang-undangan di Daerah direncanakan oleh Pemerintah Daerah, dibahas dan disahkan bersama-sama DPRD.

c. Berhubung DPRD belum diikutkan dalam merancang Peraturan Daerah, DPRD dianggap tidak banyak peran dalam penyusunan Perundang-undangan di Daerah.

d. Untuk terwujudnya kerjasama yang baik dalam penyusunan Perundang-undangan di Daerah, Pemda dan DPRD harus mengalokasikan anggaran secara bersama dan dilaksanakan secara bersama-sama pula.

6. Tanggal 29 s/d 31 Mei 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dan Kota Sawahlunto, dalam rangka Klarifikasi data Pegawai Honorer di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dan Kota Sawahlunto, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Pelaksanaan test CPNS Tahun 2005 di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dan Kota Sawahlunto berjalan tertib, aman dan lancar, kalaupun ada masalah-masalah kecil sudah dapat diselesaikan, sehingga tidak sampai melebar kemasyarakat luas.

b. Tenaga honorer yang sudah mengabdi 20 Tahun keatas sudah dapat diangkat seluruhnya Tahun 2005 ini, karena jumlah tenaga honorer tersebut tidak banyak jumlahnya di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung. c. Sisa tenaga honorer yang belum lulus pada Tahun 2005 ini berjumlah

877 orang akan dapat ditampung menjadi PNS sampai Tahun 2009, sehingga Tahun 2009 di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung tidak ada lagi tenaga honorer.

d. Jumlah tenaga honorer daerah atau pusat yang dibiayai oleh APBD dan APBN sebanyak 828 orang, yang masuk dalam data base 687 orang, yang sisanya 141 orang tidak memenuhi kriteria yang diinginkan oleh PP No.48 Tahun 2005, karena baru meiliki masa kerja 1 Tahun dan berusia diatas 46 Tahun.

e. Kota Sawahlunto mempunyai tenaga honorer yang tidak termasuk dalam PP No.48 Tahun 2005, seperti aparat desa, guru non honda, tenaga administrasi sekolah, dan tenaga sekolah yang berjumlah sebanyak 600 orang telah didata ulang dan diusulkan ke Pemerintah Pusat untuk dijadikan tenaga honorer pusat atau daerah, sekarang menunggu persetujuan Pemerintah Pusat.

f. Sisa tenaga honorer Tahun 2005 yang tidak lulus dalam penyaringan sebanyak 395 orang lagi, jika ditambahkan dengan tenaga yang sedang diusulkan ke Pemerintah Pusat untuk menjadi tenaga honorer yang berjumlah 600 orang. Dengan demikian tenaga honorer yang ada di Kota Sawahlunto saat ini berjumlah 995 orang, Pemda Kota Sawahlunto dapat menampungnya menjadi PNS Tahun 2009 berdasarkan kebutuhan per tahun saat ini.

g. Pemda Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dan Kota Sawahlunto menyarankan pelaksanaan CPNS yang akan datang sebaiknya dilaksanakan di Kabupaten/Kota masing-masing, kalaupun diberi kepada pihak ke tiga, seperti UNP tetap melibatkan Kabupaten/Kota, karena Pemda Kabupaten dan Kota yang mengetahui tentang identitas tenaga honorernya.

7. Tanggal 6 s/d 9 Juni 2006 Anggota Pansus melaksanakan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan dan BKN serta Men-PAN Jakarta, dalam rangka Konsultasi tentang pelaksanaan penerimaan CPNS Tahun 2005, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Penerimaan CPNS Tahun 2005 di Provinsi Sulawesi Selatan hampir

tidak ada permasalahan, karena sejak awal sudah diantisipasi munculnya masalah tersebut, baik waktu pendataan test maupun pengumuman hasil test dengan membentuk Tim Terpadu, yang terdiri dari Pemda, BKD dan Bawasda.

b. Tim ini bekerja memonitor dan langsung turun ke Kabupaten/Kota untuk menyelesaikan bibit-bibit masalah yang muncul, sehingga tidak ditemui adanya gonjang-ganjing ditengah-tengah masyarakat sekitar penerimaan CPNS Tahun 2005.

c. Pihak ke tiga sebagai pemeriksa pembuatan soal test CPNS di Provinsi Sulawesi Selatan adalah Universitas Negeri Makasar, Universitas Hasanuddin dan Lembaga Administrasi Negara/LAN perwakilan Sulawesi Selatan, dengan sistem transparansi yang cukup terbuka, sehingga tidak ada kritikan-kritikan dari masyarakat luas.

d. Sistem penerimaan CPNS di Provinsi Sulawesi Selatan yang terbuka tersebut, dapat menghasilkan semua formasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk Pemda Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga formasi dapat dipenuhi, karena tidak ada ditutupi dalam pendataan

e. Untuk mengumumkan hasil test CPNS agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Pemda Provinsi Sulawesi Selatan membentuk Tim yang terdiri dari aparat Kepolisian, Kejaksaan dan Pemda sendiri. f. Seleksi test khusus untuk tenaga honorer dilakukan dengan

berpedoman kepada usia, lama kerja dan hasil test, sehingga tidak ada menimbulkan masalah-masalah dalam penerimaan CPNS Tahun 2005 di Provinsi Sulawesi Selatan.

g. Rekrutmen/pengadaan CPNS dari tenaga honorer untuk masa selanjutnya tidak lagi mengikuti testing, tetapi merangking hasil test yang telah diadakan, kecuali kepada tenaga honorer yang belum mengikuti test Tahun 2005.

h. Formasi yang belum terpenuhi akhibat tenaga honorer dalam test melakukan kesalahan, atau panitia yang juga melakukan kesalahan dalam mengumumkan hasil test tersebut, sepanjang Gubernur meralat dan memperbaiki serta menyampaikan ke BKN, BKN tetap akan mengeluarkan NIP sebagai CPNS.

i. Untuk menghindari kesalah pahaman oleh masyarakat luas untuk test CPNS yang akan datang khsus untuk peserta dari umum, seharusnya dilakukan dengan transparan, kerjasama dengan beberapa pihak ke tiga dan terbuka untuk umum dalam pengumuman hasil test, dan hal-hal yang bisa disampaikan kepada masyarakat luas.

j. Pemerintah Pusat dalam hal ini BKN dan Men-PAN akan tetap mengevaluasi dan merevisi PP No.48 Tahun 2005, dengan terlebih dahulu meminta masukan-masukan kepada BKD Provinsi, dan Kabupaten/Kota, serta berpedoman kepada hasil test yang baru saja dilaksanakan.

k. Tenaga honorer diluar yang dijelaskan dalam PP NO.48 Tahun 2005 akan tetap dievaluasi dan akan ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tersendiri.

8. Tanggal 12 s/d 15 Juni 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Agam, dalam rangka Klarifikasi data Pegawai Honorer di Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Agam, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Penerimaan CPNS di Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Agam berjalan mulus dan lancar, kalaupun ada sudah dapat diselesaikan, sehingga tidak sampai melebar keluar dan tidak diketahui masyarakat luas

b. Formasi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, karena ada yang tidak mendaftar dan tidak memenuhi syarat-syarat sesuai dengan PP No.48 Tahun 2005.

c. Pemda Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Agam menyarankan agar PP NO.48 Tahun 2005 perlu direvisi kembali, sedangkan untuk sosialisasinya haruslah dilaksanakan oleh orang-orang yang berkompeten dan telah ada koordinasi dari Men-PAN dan BKN.

d. Tanggal 27 s/d 28 Juni 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Agam, dalam rangka kunjungan kerja LKPJ peninjauan Nagari Binaan Tabek Panjang Kecamatan Baso Kabupaten Agam, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

- Nagari binaan di Kabupaten Agam sudah dilaksanakan sejak Tahun 2002, yaitu di Nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso.

- Penunjukan Nagari Tabek Panjang sebagai Nagari Binaan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain : mudah diakses dari segi transportasi, punya banyak tokoh masyarakat, serta punya potensi untuk dikembangkan, dan lain-lain.

- Pembinaan Nagari Binaan Tabek Panjang dari Pemda Provinsi Sumatera Barat bersifat pembinaan kelembagaan, belum banyak menyentuh pembinaan ekonomi kerakyatan.

- Nagari Tabek Panjang sudah memperlihatkan keberhasilan yang sangat menonjol, yaitu : peningkatan yang dramatis hasil Ujian Nasional tingkat SD sampai SMA Tahun 2006 yang lalu.

- Target dan tujuan yang ingin dicapai dari pembinaan Nagari Binaan Tabek Panjang, yaitu kesejahteraan masyarakat, mandiri dalam mengembangkan tugas-tugas Pemerintahan dan Kemasyarakatan, serta mandiri dalam peningkatan pengamalan Agama serta Budaya setempat.

tidak hanya bersifat kelembagaan dan administratif, tapi harus difokuskan kepada pembinaan berupa bantuan uang kas untuk pembangunan fisik Nagari.

9. Tanggal 3 s/d 5 Juli 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang, dalam rangka kunjungan kerja LKPJ peninjauan Nagari Binaan Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Nagari binaan di Kabupaten Tanah Datar sudah dilaksanakan sejak Tahun 2002, yaitu di Nagari Sungai Tarab.

b. Nagari Binaan Sungai Tarab baru mendapat pembinaan yang bersifat administratif, sementara hal-hal lain belum mendapat pembinaan semestinya.

c. Nagari Binaan Sungai Tarab mengusulkan agar jorong di Sumatera Barat disamakan dengan Desa di Jawa, untuk lebih dapat mendapatkan pembinaan yang lebih maksimal baik Pemerintah Kabupaten, Provinsi maupun Pusat sendiri.

d. Target dan tujuan yang ingin dicapai dari pembinaan Nagari Binaan, yaitu kesejahteraan masyarakat, mandiri dalam mengembangkan tugas-tugas Pemerintahan dan kemasyarakatan, serta mandiri dalam peningkatan pengamalan Agama serta budaya setempat.

e. Untuk lebih meningkatkan pembinaan terhadap Nagari Binaan oleh Kabupaten dan Provinsi sedapat mungkin bantuan yang diberikan tidak hanya berssifat kelembagaan dan administratif, tapi harus difokuskan kepada pembinaan berupa bantuan uang kas untuk pembangunan fisik Nagari Binaan dan mental spritual.

f. Pembinaan Nagari Binaan dari Pemda Provinsi baru bersifat pembinaan kelembagaan, belum banyak menyentuh pembinaan ekonomi kerakyatan.

10. Tanggal 10 s/d 13 Juli 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Utara, dalam rangka kunjungan kerja masa sidang II Tahun 2006, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Bahwa secara umum jalannya roda perintahan di Provinsi Sulawesi Utara telah berjalan dinamis, meskipun masyarakatnya terdiri dari

berbagai etnis dan ragam Agama. Karena Provinsi Sulawesi Utara mempunyai semboyan : Torang samua basudara, baku-baku bantam, baku-baku sayang.

b. Berdasarkan Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, masyarakat Provinsi Sulawesi Utara telah dapat menerimanya. Ini terbukti dengan adanya aspirasi masyarakat yang menginginkan pembentukan Kabupaten pemekaran dibeberapa Kabupaten dan Kota. c. Provinsi Sulawesi Utara tengah mengembangkan pola karir yang

mengedepankan profesionalisme dan peningkatan kompetensi yang kompetitif dengan melakukan Fit and Prooper Test dan Uji Kompetisi bagi pejabat struktural Esselon II sebagai tindak lanjut dari penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang efisien, efektif, demokratis, bersih dan bebas KKN, serta terciptanya Good Governance and Good Goverment.

Saran : Untuk menciptakan Good Governance and GoodGoverment, Pemerintah Sumatera Barat perlu belajar banyak kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, terutama dalam penyusunan SOTK. Pelaksanaan Fit and Prooper Test Uji Kompetisi tidak hanya diperuntukan untuk Pejabat pemegang Esselon II saja, tetapi sebaiknya diberikan juga untuk Pejabat pemegang Eselon III & IV. Hal ini untuk mendukung terciptanya Pemerintahan yang bersih, efektif, efisien dan bebas KKN.

11. Tanggal 20 s/d 23 Juli 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Provinsi Jambi, dalam rangka study banding Pansus Ranperda bantuan keuangan kepada partai politik Provinsi Sumatera Barat, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Materi digodok oleh Biro Hukum dan Biro Pemerintahan, dan lahirlah draft Ranperda ini.

b. Setelah draft ini disampaikan kepada DPRD, barulah DPRD membentuk Pansus. Dalam hal ini, Provinsi Jambi membentuk Pansus yang terdiri dari Komisi I yang membidangi Hukum dan Komisi 2 yang membidangi Keuangan.

c. Setelah melakukan study banding, Pansus melakukan konsultasi ke Departemen Dalam Negeri.

d. Sebelum Perda ini ditebitkan, terlebih dahulu disosialisasikan oleh Kesbanglinmas kepada Partai Politik yang ada ditingkat Provinsi.

g. Tanggal 4 s/d 6 Agustus 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja Kinerja / BOP ke Pemda Kabupaten Solok, dalam rangka rencana perubahan Perda No.9 Tahun 2000, tentang Pemerintahan terendah di Pemda Kabupaten Solok, dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

- Agar Draft RANPERDA tersebut dapat dicantumkan secara tegas dan lugas tentang peran Pemerintah / Camat, sehingga pertanggungjawaban Nagari kepada Camat tampak dengan jelas baik secara administrasi maupun secara operasional.

- Pemerintah Kabupaten Solok menyarankan agar dalam RANPERDA ini tidak memberikan peluang adanya Pemekaran Nagari. Kalaupun diperlukan diharapkan agar diserahkan sepenuhnya kepada Daerah untuk dapat menyesuaikan dengan keadaannya masing-masing.

- Untuk dapat lebih berdaya perlu adanya pembinaan persuasif terhadap KAN di Nagari. Sehingga Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah dapat diterapkan dan dilaksanakan mulai dari kehidupan bermasyarakat di tingkat Pemerintah terendah, yaitu Nagari.

- Perlu adanya Majelis Ulama Islam (MUI) di tingkat Nagari.

12. Tanggal 8 s/d 10 Agustus 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja Kinerja / BOP ke Kabupaten Pesisir Selatan, dalam rangka rencana perubahan Perda No.9 Tahun 2000, tentang Pemerintahan terendah di Sumatera Barat, dari hasil Kunjungan Kerja tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Pemerintah Pesisir Selatan mengusulkan agar di dalam RANPERDA dapat dibuat dan ditegaskan bagaimana bentuk Nagari yang diinginkan.

b. Perlu adanya pengkajian ulang tentang keberadaan Badan Musyawarah Syarak (BMS) dalam RANPERDA ini.

c. Pemerintah Pesisir Selatan setuju dan sangat mengharapkan adanya pemekaran Wilayah Pemerintah Nagari bukan Pemekaran Nagari.

d. Agar bisa mendapatkan sejumlah bantuan dari Pemerintah Pusat perlu ada ketegasan di dalam RANPERDA ini, bahwa jorong itu sejajar dengan Desa.

e. Perlu adanya dijabarkan dengan tegas di dalam RANPERDA ini tentang tugas ulama di Nagari sebagai pewaris dan penegak Syariat Islam di Nagari.

f. Untuk tetap membina dan mempertahankan keberadaan KAN.

13. Tanggal 11 s/d 13 Agustus 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja Kinerja /BOP ke Kabupaten Tanah Datar, dalam rangka rencana perubahan Perda No.9 Tahun 2000, tentang Pemerintahan terendah di Sumatera Barat, dari hasil Kunjungan Kerja tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Di Kabupaten Tanah Datar masa jabatan Wali Nagari sudah akan berakhir, untuk itu Kabupaten Tanah Datar berharap agar RANPERDA tentang pokok-pokok Pemerintahan Nagari ini segera direalisir.

b. Sebagai salah satu persyaratan calon Wali Nagari disarankan adalah orang yang mempunyai pendidikan minimal S-1 (Sarjana), hal ini berkaitan dengan pelaksanaan dilapangan yang mana Nagari mempunyai Sekretaris Nagari yang ditunjuk dari PNS, pendidikan minimal S-1 (Sarjana).

c. Sehubungan dengan kesejahteraan, diharapkan agar para Wali Nagari dan perangkat Nagari lainnya seperti BPN, dapat juga diberikan tunjangan jabatan.

d. Agar tetap mempertahankan eksistensi KAN di Nagari-nagari.

14. Tanggal 23 s/d 24 Agustus 2006 Anggota Komisi I melaksanakan Kunjungan Kerja ke Pemda Kabupaten Lima puluh Kota, dalam rangka menampung aspirasi rencana perubahan Perda No.9 Tahun 2000, tentang Pemerintahan terendah di Sumatera Barat. Dari hasil Kunjungan Kerja dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Di Kabupaten Lima Puluh Kota masa jabatan Wali Nagari sudah banyak yang akan berakhir, untuk itu Kabupaten Lima Puluh Kota berharap agar RANPERDA tentang pokok-pokok Pemerintahan Nagari ini segera direalisir.

b. Kabupaten Lima Puluh Kota mengusulkan agar di dalam RANPERDA dapat dibuat dan ditegaskan bagaimana bentuk Nagari yang diinginkan.

c. Adanya Pemekaran Pemerintahan Nagari bukan Pemekaran Nagari. d. Adanya istilah-istilah yang tetap tentang perangkat Nagari dalam

Ranperda ini.

e. Perlu dibuatkan tugas dan fungsi masing-masing perangkat Nagari di dalam Ranperda tersebut.

Dokumen terkait