• Tidak ada hasil yang ditemukan

VIII + IX) Jml

4) Kurikulum/ bahan ajar

Kurikulum adalah suatu komponen guna memperoleh pengalaman yang tertuang dalam bentuk rencana digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajran untuk mencapai tujuan pendidikan (tatang M.Amiri; 2013:37). Bahan ajar meliputi, RPP, dan silabus bagaimana perencanaan dalam proses kegiatan pembelajran di tuangkan. Hal tersebut di jelaskan proses pembuatan bahan ajar oleh bapak P selaku kasi bidang kurikulum bahwa:

“kita mengajukan prosedur dalam pembuatan kurikulum, mengadakan workshop penyusunan ada 3 yaitu: buku 1.kurikulum 2. Silabus 3. RPP. Dari work shop menghasilkan visi, misi, tujuan pembelajaran dan KKM di koreksi oleh

83

Pembina dan pengawas sekolah dari DIKDAS selanjutnya kita revisi dan mengadakan uji publik yang akan di hadiri oleh dewan guru, DIKDAS, komite, orangtua, wali kelas, siswa. pada pertemuan uji publik ada masukan dari notulen di revisi lagi dan tahap terakir di sahkan oleh kepala sekolah dan diketahui ketua dewan sekolah dan kepala DIKDAS.”(W/P/25/9/2016)

Sebagaimana juga di perjelas dengan pernyataan dari ibu SZ bahwa:

“dimulai dengan pembuatan RPP dan silabus yang diseuaikan peraturan kurikulum yang berlaku di sekolah ini yaitu kurikulum KTSP dan Kurkulum 2013. Penentuan KKM untuk penilaian dan evaluasi, semua itu di kumpulkan di oleh kepala sekolah dan di sah kan.”(W/SZ/14/9/2016)

Kurikulum yang di jadikan panutan KTSP 2006 dan Kurikulum 2013. Seperti penjelasan dari bapak kepala sekolah (W) bahwa:

“kurikulum yang digunakan ada 2 yaitu kurikulum 2006/KTSP untuk kelas 8 dan 9 serta Kurikulum 2013 dipakai kelas 7”(W/W/13/9/2016). “untuk tahun pelajaran 2016/2017 kelas 7 menggunakan kurikulum 2013 dan kelas 8 dan 9 masih menggunakan kurikulum KTSP”( W/W/25/9/2016)

Dari hasil wawan cara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa SMP N 2 menggunakan 2 kurikulum yaitu kurikulum KTSP 2006 untuk kelas 8 dan 9 serta kurikulum 2013 untuk kelas 7 dimulai dari tahun ajaran sekarang. Proses pembuatan 1.kurikulum 2. Silabus 3. RPP. Dari work shop menghasilkan visi, misi, tujuan pembelajaran dan KKM selanjutnya di koreksi oleh pengawas

84

sekolah Dikdas bantul setelah di setuji kemudian di uji publik yang dihadiri oleh hadiri oleh dewan guru, DIKDAS, komite, orangtua, wali kelas, siswa. Setelah di sosialisasikan kemudian ada sependapat dari hasil pengujian publik kemudiaan di setujui dan di sahkan oleh kepala sekolah.

5) Pembiayaan

Pengelolaan pembiayaan danoperasional sekolah ditentukan oleh dewan sekolah dan di setujui oleh sekolah yang bersangkutan. Kemudian di sosialisasikan kepada warga sekolah termasuk orang tua siswa selaku pengguna layanan. Hal tersebut sesuai dengan pemaparan oleh bapak W bahwa:

“prosesnya sesuai dengan peraturan yang ada yaitu dengan rencana RKAS (rencana kegiatan anggaran sekolah) yang ada dengan proses musyawarah setelah itu disusun terus disahkan oleh dinas kalua sudah di setujui dan di gunakan untuk pedoman dalam pengelolaan kegiatan di sekolah ini. Sumber-sumber keuangan dari BosNas, BOS provinsi, BosDa, dan sumbangan sukarela yang tidak mengikat. Penggunaanya sesuai dengan aturan-aturan yang ada bagaimana pelaporannya terus penggunaanya sesuai dengana turan yang ada.”(W/W/13/92016)

Sebagaimana juga di kemukakan oleh bapak P bahwa:

“untuk anggaran tidak begitu jelas karena tidak menangani masalh pembiayaan, tapis umber dananya yaitu dari BOSDA tingkat II maupun tingkat I, BOSNAS, BOP kemudian juga kita menawarkan program kegiatan pilihan kepada orang tua untuk memilih mau pakai program dari

85

pemerintah yang bebas biasa sumbangan atau memilih menyumbang suka relawan, Pembiayaan juga di tentukan orang tua siswa.Kalua di sekolah ini kepengen orang tua malah menyumbang karena untuk peningkatan mutu.”(W/P/25/8/2016)

Senada juga dijelaskan oleh ibu SZ bahwa:

“kalau pembiayaan yang setahu saya untuk pembiayaan itu kan yang menentukan dewan sekolah/ orang tuan siswa. Dewan sekolah bermusyawarah serta menentukan banyaknya uang yang akan di bayar untuk kegiatan jam tambahan belajar. Cara membayar tidak di tentukan ada juga orang tua yang belum membayar sampai pergantian tahun tapi, dari sekolah tidak meenariknya. Ya tidak apa-apa karena tidak ada unsur paksaan”(W/SZ/14/9/2016). Pernyataan tersebut di perkuat dengan penjelasan oleh bapak AP bahwa:

“untuk pembiayaan di sini tidak menarik alias gratis sumber dana dari BOSDA, BOSNAS, terus untuk LES belum di rembuk lagi kalau gak salah pemerintah akan memberi tunjangan setiap anak mendapat 800 ribu rupiah dari orang tua siswa kecuali untuk kegiatan incidental seperti saat ini acara qurban, kamping, stusy tour kita minta dari orang tua siswa, untuk yang lain kita tidak menarik sumbangan dari orang tua siswa karena aturan pemerintah tidak boleh memungut biaya kepada wali murid. Kecuali ada yang mau menyumbang seperti kemaren ada orangtua yang menyumbang AC 2 yunit. Terus kita juga memberikan

86

beasiswa untuk siswa kurang mampu kayak KMS itu mendapat dari sekolah”(W/AP/14/2016)

Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti pengelolaan pembiayaan sekolah di SMP N 2 Bantul yaitu dengan mengajukan RKAS (rancangan kegiatan anggaran sekolah) selama setahun yang diajukan ke dinas pendidikan dasar bantul untuk di setujui untuk melakukan kegiatan yang sudah direncanakan. Sumber dana yang di peroleh yaitu dari BOSNAS, BOSDA, BOP untuk kegiatan jam tambahan belajar/LES sekolah pengelolaan pembiayaannya yaitu sudah ada anggaran dari pemerintah selama satu tahun setiap memperoleh Rp. 800.000/anak, dan jika dalam satu tahun pembelajaran anggara dari pemerintah masih kurang sekolah mengumpulkan orang tua siswa untuk berdiskusi mengenai pembiayaan kegiatan LES. Sekolah menawarkan program sekolah kepada orang tua siswa dalam kegiatan jam tambahan belajar akan di biayai oleh wali murid sekurangnya. Besarnya biaya tidak di tentukan oleh sekolah melainkan dari hasil sidang orang tua dengan dewan sekolah.

b.Segi Proses

Dokumen terkait