• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum diajarkan secara part to whole dengan penekanan pada

Dalam dokumen Makalah Teori Psikologi Pendidikan docx (Halaman 29-34)

D. TEORI KONSTRUKTIVISME 1.Konsep dan Asumi Dasar

1. Kurikulum diajarkan secara part to whole dengan penekanan pada

basic skill

1. Disampaikan secara whole to part

dengan penekanan pada big con-cept

2. Secara letak mengacu pada kurikulum untuk mencapai nilai yang tinggi

2. Mempengaruhi siswa untuk bertanya guna mencapai nilai yang tinggi 3. Aktivitas kurikulum

menitikberatkan pada buku teks dan pekerjaan siswa

3. Aktivitas kurikulum menitikberatkan pada sumber data dan rekayasa materi 4. Siswa diperlakukan atau

dipandang sebagai “kertas kosong” yang hanya diisi dengan

4. Siswa diperlakukan sebagai pemikir dengan menampilkan teori-teori tentang dunia

21 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto, M.Pd., Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 153

22 Prof. Dr. H. Yatim Riyanto, M.Pd., Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 146

informasi oleh guru-guru 5. Guru pada umumnya bertindak

sebagai orang yang hanya

memberi perintah dan penyebaran informasi kepada siswa

5. Guru bertindak sebagai orang yang mampu berinteraksi, sebagai moderator dengan lingkungannya terhadap siswa 6. Guru berusaha mengoreksi

jawaban siswa yang benar untuk menerangkan pelajaran kepada siswa

6. Guru berusaha memperoleh pendapat atau pandangan siswa agar bisa memahami konsep-konsep yang disampaikan untuk digunakan sebagai pelajaran berikutnya.

7. Evaluasi belajar siswa dilakukan secara terpisah oleh guru dan secara keseluruhan dapat diuji hanya melalui tes

7. Evaluasi hasil belajar siswa adalah inter wofen (menjalin imajinasi dengan kebenaran) melalui usaha observasi oleh guru terhadap pekerjaan siswa

Dari tujuan tentang konstruktivisme dalam pembelajaran, pada dasarnya ada beberapa tujuan yang ingin diwujudkan anatara lain:

a. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggungjawab siswa itu sendiri, b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari

sendiri jawabannya,

c. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lenkap.

d. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri Konstruktivis bukan sebuah teori yang bersih dari kekurangan. Teori ini juga terbatas pada ruang dan waktu dalam pengaplikasiannya. Ada beberapa kendala yang mungkin timbul dalam penerapan teori ini.

a. Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun menggunakan pendekatan tradisional

b. Guru konstruktivis dituntut lebih kreatif dalam merencenakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media

c. Pendekatan konstruktivis menuntut perubahan siswa yang mungkin belum bisa diterima oleh otoritas pendidik dalam waktu dekat

d. Fleksibilitas kurikulum mungkin masih sulit diterima oleh guru yang terbiasa dengan kurikulum yang terkontrol

e. Siswa dan orang tua mungkin imemerluykan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar yang baru

BAB III

PENUTUP

Rangkuman

Secara umum terdapat prinsip-prinsip dalam teori belajar behaviorimse

Pertama, aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Seseorang dikatakan belajar jika terjadi perubahan tingkah laku. Kedua, teori ini dalam memandang manusia hanya pada sisi jasmaniah saja, sehingga mengabaikan aspek-aspek mental rohaniah seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam belajar. 23 Ketiga, teori ini dikenal dengan model hubungan antara Stimulus (S) dan Respon (R) dalam belajar. Maksudnya belajar merupakan akibat adanya interaksi antara Stimulus dan Respon (Slavin, 2000)24. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon merupakan rekasi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak

23 Ratna Yudhawati, S.Psi., M.Psi.,Teori-teori Dasar Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2011), h. 41

24 Slavin, Robert E, Educational Psychology, Theory and Practice, (Massachusets: Allyn & Bacon Publishers), h. 44

penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.

Keempat, teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Prinsip kognitif banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu

2. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks

3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian

Pada teori Humanistik ini, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Dari beberapa teori belajar, teori inilah yang paling abstrak dan mendekati dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan.25

Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya “isi” dari proses belajar, dalam kenyataanya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang kita amati dalam dunia keseharian. Belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri.

Ide dasar lahirnya filsafat belajar konstruktivisme merupakan kritik terhadap teori belajar Behaviorisme yang sangat mendominasi pada waktu itu. Secara umum menurut teori Behaviorisme, orang yang belajar adalah orang yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, oleh sebab itu para pengajar harus dapat mentransfer pengetahuan kepada orang yang belajar. Namun, dari beberapa hasil penelitian pendidikan sains pada tahun-tahun terakhir telah mengungkapkan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran seseorang. Pandangan terakhir inilah yang dianut oleh

konstruktivisme. Maka proses pendidikan dalam pandangan ini perlu membangun kemandirian anak untuk mengelola pola pikir secara terarah.

Asumsi dasar teori konstruktivisme tentang belajar adalah bahwa setiap orang pada dasarnya sudah memiliki pengetahuan atau bekal awal tentang sesuatu yang akan dipelajari. Pembelajaran pada intinya adalah bagaimana mengembangkan atau mengkonstruksi (membangun) pengetahuan atau bekal awal yang sudah dimiliki tersebut menjadi sebuah pengetahuan baru dan utuh. Hal ini sejalan dengan pendapat Yatim Riyanto yang mengatakan bahwa tujuan pembelajaran konstruktivisme ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong si belajar untuk berfikir dan berfikir ulang lalu mendemostrasikannya.26

Dalam dokumen Makalah Teori Psikologi Pendidikan docx (Halaman 29-34)

Dokumen terkait