• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembelajaran Gitar Elektrik di Lily’s Music School

1. Kurikulum

melangkah dari grade satu ke grade selanjutnya atau yang lebih tinggi biasanya dilakukan ujian yang materinya sudah dipelajari dari grade sebelumnya.

2) Media. Dalam pembelajaran gitar elektrik media yang digunakan yaitu gitar elektrik, kabel instrument, sound kontrol, buku panduan (tergantung grade). 3) Metode. Metode yang digunakan dalam pembelajara gitar elektrik adalah metode eksperimen, metode tugas dan resitasi, metode demonstrasi, metode latihan, metode ceramah.

4) Materi. Materi awal dalam pembelajaran gitar elektrik biasanya pengenalan tentang gitar elektrik, setelah itu mempelajari tehnik-tehnik dan scale bermain gitar elektrik, hal itu dapat diterapkan dalam sebuah lagu.

5) Siswa. Siswa adalah salah satu komponen dalam pengajaran. Dalam pembelajaran musik khususnya gitar elektrik, bakat dan minat siswa juga berpengaruh.

6) Evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran gitar elektrik biasanya dilakukan oleh instruktur gitar elektrik di sekolah musik itu sendiri dan materinya sudah dipelajari sebelumnya.

Proses pembelajaran gitar elektrik secara umum biasanya menggunakan sistem privat, di mana setiap siswa diajar langsung oleh guru di sekolah musik tersebut. Secara umum proses pembelajarannya terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap isi dan tahap akhir. Materi yang diajarkan lebih cenderung membahas tentang permainan gitar elektrik, tidak membahas jenis sound-sound yang dapat dihasilkan gitar elektrik. Secara umum waktu yang digunakan untuk pembelajaran gitar elektrik biasanya 1 jam untuk satu kali pertemuan. Faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran gitar elektrik yaitu faktor internal (bakat dan minat siswa dalam bermain musik khususnya gitar elektrik, motivasi dari diri siswa), faktor eksternal (sarana dan prasarana dalam pembelajaran gitar elektrik, kualitas guru dalam mengajar, lingkungan).

D. Teknik-teknik Permainan Gitar Elektrik

Untuk menguasai permainan gitar elektrik, dibutuhkan teknik-teknik permainan gitar elektrik. Menurut Inung K. Arisasangka (2006 : 9-10), teknik- teknik permainan gitar elektrik antara lain:

1. Semitone Bend adalah suatu teknik permainan gitar elektrik di mana nada yang dimainkan, senarnya dinaikkan hingga nadanya mencapai nada pada fret berikutnya dengan interval setengah.

2. Wholetone Bend adalah suatu teknik permainan gitar elektrik di mana nada yang dimainkan, senarnya dinaikkan hingga nadanya mencapai dua fret lebih tinggi dengan interval satu.

3. Wholetone Bend and Release adalah suatu teknik permainan gitar elektrik di mana nada yang dimainkan, senarnya dinaikkan hingga nadanya mencapai dua fret lebih tinggi dengan interval satu, setelah itu kembalikan lagi nadanya ke posisi semula.

4. Hammer-on adalah teknik permainan gitar elektrik yang dilakukan dengan cara memetik nada pertama, setelah itu bunyikan nada kedua yang lebih tinggi yang intervalnya tidak terlalu jauh dengan menekan senar tanpa memetik kembali. 5. Pull-of adalah teknik permainan gitar elektrik yang dilakukan dengan cara

memetik nada pertama, setelah itu bunyikan nada kedua yang lebih rendah yang intervalnya tidak terlalu jauh dengan menekan senar tanpa memetik kembali.

6. Trill adalah teknik permainan gitar elektrik yang dilakukan dengan cara memetik nada pertama, setelah itu bunyikan nada ke dua (intervalnya tidak

jauh dari nada pertama) dan pertama secara berulang-ulang dengan menekan senar tanpa memetik senar kembali. Hal ini dilakukan dengan tempo yang relatif cepat.

7. Slide adalah suatu teknik permainan gitar elektrik yang dilakukan dengan cara memetik nada pertama misalkan di fret 10, kemudian geser posisi jari kiri hingga ke fret 12 tanpa memetik senar kembali.

8. Vibrato adalah teknik permainan gitar elektrik yang dilakukan dengan cara memetik nada kemudian naikkan dan turunkan sedikit senarnya dengan jari kiri dengan tempo yang relatif cepat.

9. Tapping adalah teknik permainan gitar elektrik yang dilakukan dengan cara menempatkan salah satu jari kiri pada fingerboard misalkan di fret 10, kemudian salah satu jari kanan menekan nada pada fret 12 hingga berbunyi, setelah itu lepaskan jari kanan sambil sedikit menyentil hingga nada di fret 10 berbunyi.

30

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah, oleh karena itu untuk dapat melakukan penelitian yang baik dan benar seorang peneliti perlu memperhatikan cara-cara penelitian atau lebih dikenal dengan metode penelitian yang sesuai dengan bidang yang diteliti, sehingga memperoleh hasil penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

Metode penelitian adalah cara-cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti. Metode penelitian juga memberikan ketentuan-ketentuan dasar untuk mendekati suatu masalah dengan tujuan menemukan dan memperoleh hasil yang akurat dan benar.

Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai Pembelajaran Gitar Elektrik Di Lily’s Music School Semarang, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah penguraian tentang kejadian-kejadian berdasarkan data-data baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Sumaryanto, 2001:2), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller dalam Sumaryanto (2001:2), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam penellitian sosial yang fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan pada metode kualitatif, mengadakan menganalisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak: peneliti dan subjek penelitiannya, (Moeloeng, 2001:27).

B. Lokasi dan Sasaran Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lily’s Music School Semarang, yang beralamat di Jl. Aryamukti timur no: 173 Semarang.

2. Sasaran Penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah diungkapkan, sasaran penelitian ini adalah Pembelajaran Gitar Elektrik Di Lily’s Music School Semarang.

C. Sumber Data

Data atau informasi diperoleh dari sumber data dari nara sumber yang dipandang memiliki pengetahuan atau wawasan yang memadahi tentang informasi yang diperlukan. Nara sumber yang dimaksud adalah guru pengajar gitar elektrik, peserta didik gitar elektrik, dan kepala Sekolah Lily’s Music School Semarang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk memperoleh data yang relevan, akurat dan reliable yang berkaitan dengan penelitian. Jadi pengumpulan data pada suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan dan informasi yang benar dan dapat dipercaya untuk dijadikan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah kegiatan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek yang menggunakan seluruh alat indera yang dapat dilakukan melalui indera pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Arikunto, 1997: 146).

Observasi dilakukan langsung, yang dijadikan objek observasi yaitu metode, tujuan, alat, materi, evaluasi, serta perilaku guru, dan perilaku siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran gitar elektrik di Sekolah Lily’s Music Semarang.

Alat observasi yang digunakan adalah alat indera, alat tulis dan buku serta data-data dan informasi yang dikumpulkan.

2. Teknik Wawancara

Wawancara (interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara

(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1997: 145). Menurut Moleong (2001: 135) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas terpimpin yaitu pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang akan diteliti. Pertanyaan ini secara khusus ditujukan kepada informan peneliti, yakni pelatih musik (guru), siswa (peserta didik) dan kepala Sekolah Lily’s Music School Semarang.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data mengenai hal-hal yang variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 1997: 236). Dalam teknik ini data yang dicari berupa daerah letak dan bentuk kondisi bangunan tempat belajar mengajar, data keadaan siswa, sarana dan prasarana, foto-foto yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di Lily’s Music School Semarang.

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang belum diperoleh melalui teknik observasi dan wawancara. Kemudian hasil dokumentasi ini disusun sedemikian rupa menjadi data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer hasil wawancara dan pengamatan

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara menganalisis data yang diperoleh dari penelitian untuk mengambil kesimpulan hasil penelitian. Proses analisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang telah diperoleh dari penelitian dilapangan, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya, (Moeloeng, 2001:190). Proses pengolahaan data dimulai dengan mengelompokkan data-data yang terkumpul melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan kajian pustaka maupun catatan yang dianggap dapat menunjang dalam penelitian ini untuk diklasifikasikan dan dianalisa berdasarkan kepentingan penelitian. Hasil analisis data tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk laporan dengan teknik deskriptif analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan keterangan-keterangan atau data-data yang telah terkumpul dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sumaryanto (2001:21), menegaskan bahwa teknik analisis data kualitatif senantiasa berkaitan dengan kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data yang terkumpul dari berbagai cara ini semua tetap diurai dengan kata-kata.

Analisis tersebut dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berkaitan erat dengan proses

analisis data. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dipilih, data yang dibuang, cerita mana yang sedang berkembang itu merupakan pilihan- pilihan analisis. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang terkumpul dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk wacana naratif (penceritaan kronologis) yang merupakan penyederhanaan dari informasi yang banyak jumlahnya ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan.

3. Menarik kesimpulan / verifikasi.

Kegiatan verifikasi merupakan kegiatan yang sangat penting, sebab dari awal pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif harus mampu mencari benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, konfigurasi yang semua itu merupakan satu kesatuan yang utuh, bahkan barangkali ada keterkaitan alur, sebab akibat serta preposisi.

36

A.Gambaran Umum Lily’s Music School.

1. Lily’s Music School.

Lily’s Music School berlokasi di jalan Aryamukti Timur No.173 Perum Kekancan Mukti, kecamatan Pedurungan, kota Semarang. Lokasi Lily’s Music School ini cukup strategis karena terletak di perumahan, sehingga cukup banyak peserta didiknya berasal dari warga perumahan itu sendiri. Selain itu, keberadaan Lily’s music school juga agak jauh dari keramaian sehingga dalam proses pembelajarannya lebih terfokus dan tidak terganggu dengan kebisingan karena terletak di perumahan elit di daerah Semarang timur.

Foto 2. Lily’s Music School (Foto : Yofi Sulistiyo, Januari, 2009)

2. Sejarah Lily’s Music School.

Lily’s Music School adalah salah satu lembaga kursus musik yang berada di daerah Semarang, tepatnya di jalan Aryamukti Timur No.173. Lily’s Music School didirikan pada 5 April 2006 oleh Benny Toshiro (36 tahun) yang merupakan pencetus ide berdirinya Lily’s Music School dan didukung oleh semua rekan dan semua staf pengajar yang telah bergabung selama ini.

Benny Toshiro (36 tahun) lahir di Padang 26 Februari 1972. Pendidikan terakhir yang beliau tempuh adalah kuliah di Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Jogjakarta dan lulus tahun 1993. Beliau hobi bermain musik khususnya alat musik keyboard. Hobi beliau dalam bermain musik ini kemudian disalurkan dengan cara membuka kursus musik yang bernama Lily’s Music School.

Latar belakang nama Lily’s Music School itu sendiri diambil dari nama istri Benny Toshiro yaitu Lili Setijawati. Dasar pokok pendirian lembaga kursus ini berlandaskan jiwa Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan landasan pokok negeri RI. Berdirinya lembaga ini juga berasaskan pada semangat dan jiwa kekeluargaan serta gotong royong guna menciptakan suasana yang harmonis dan damai sejahtera. Maksud dan tujuan Lily’s Music School ini adalah untuk membantu pemerintah mencerdaskan bangsa guna kemajuan Negara dengan meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia, serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi tenaga-tenaga kerja Indonesia sehingga dapat meningkatkan kreatifitas serta keterampilan tenaga kerja

pendidik Indonesia untuk dapat berkarya dan bekerja secara khusus di bidang seni dan keterampilan musik.

3. Struktur keorganisasian Lily’s Music School. a) Pengurus

Berdasarkan observasi, berikut ini adalah susunan pengurus di Lily’s Music School :

Ketua : Benny Toshiro Sekretaris : Lili Setijawati Direktur Musik : Benny Toshiro Bendahara : Lily Setijawati Tata Usaha : Marina

b) Staf Pengajar

Staf pengajar di Lily’s Music School ini memiliki latar belakang pendidik yang berbeda-beda, tetapi kemampuan mengajarnya sudah tidak diragukan lagi, karena mereka memang berasal dari latar belakang pendidikan musik maupun praktisi musik. Berikut ini adalah daftar staf pengajar di Lily’s Music School :

Tabel 1. Daftar pengajar di Lily’s Music School

NO NAMA PENGAJAR PENDIDIKAN

MUSIK 1 2 3 4 5 6 7 8

Andhika Dwi Yudha N Djati Wasono Agus Kurniawan Shirly Limanus Putri Yanuarita Eunike Dian A. Christine Natalia R Aris P B Drum Gitar Klasik Gitar Elektrik Keyboard, Piano Keyboard, Biola Biola Vokal, Keyboard Bass Elektrik Christhoperus Purnomo Obor Mas YMI UNNES UNNES Purnomo UNNES

4. Tata Tertib

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, pengajar harus mematuhi tata tertib yang diberlakukan di Lily’s music school. Berikut ini adalah tata tertib bagi pengajar di Lily’s Music School :

a. Pengajar yang mengajar di Lily’s Musik wajib mengisi BIODATA yang telah disediakan dan melampirkan ijazah pendidikan formal dan informasi disertai 2 lembar pas photo ukuran 4 X 6.

b. Wajib mematuhi tata tertib yang telah disepakati bersama.

c. Jadwal yang telah disepakati mulai hari senin s/d sabtu dari jam 8.00 s/d jam 19.00 WIB, khusus untuk hari minggu dan libur nasioal kursus ditiadakan.

d. Pengajar yang mengajar di Lily’s Musik, wajib menyusun, mengetahui dan menggunakan materi kursus yang telah disepakati bersama, apabila ada tambahan atau revisi materi yang lebih baik untuk kemajuan kursus yang diadakan dapat diajukan dan konsultasi dengan sesama pengajar lainnya dan pengurus Lily’s Musik, Apabila ada materi tambahan diluar buku panduan yang diajarkan sepenuhnya menjadi wewenang pengajar yang bersangkutan untuk meningkatkan kemampuan anak didiknya. e. Harus menjaga ketertiban, ketenangan, kebersihan ruangan selama

mengajar, diharapkan berpakaian rapi dan sopan selama mengajar dan tidak diperkenankan merokok selama mengajar. Wajib menjaga dan mengawasi iventaris alat musik yang dipergunakan dengan baik selama pemakaian.

f. Apabila memerlukan alat tambahan dapat menghubungi bagian Administrasi, selama alat yang dipergunakan seperti effek Gitar, Metronome, Pedal, Sustain, Adaptor, Kabel-kabel dan lain sebagainya harus dikembalikan kebagian Administrasi setelah dipergunakan, apabila terjadi kerusakan atau hilang menjadi tanggung jawab pengajar tersebut. g. Harus mengajar dalam satu bulan sebanyak 4 x pertemuan, dan

diharapkan datang sebelum kursus dimulai untuk mempersiapkan, mengecek alat dan ruangan yang dipergunakan. Apabila selesai kursus diharapkan dapat membantu mematikan lampu, alat musik, AC ruangan, serta yang mengajarkan kursus Gitar diharapkan dapat membantu memasukan kembali dalam tas gitar dan disusunkan yang rapi, dan ampli gitar yang dipergunakan dikembalikan pada tempatnya.

h. Bagi pengajar yang berhalangan hadir karena sakit atau ada keperluan pribadi/ keluarga yang mendadak dan tidak dapat ditunda diharapkan dapat memberitahukan 1 hari sebelum kursus, pada jam kerja.

i. Bagi pengajar yang berhalangan karena ada kepentingan untuk acara tertentu/ kegiatan diluar Lily’s Musik School diharapkan untuk memberitahukan minimal 7 hari sebelum kursus, pada jam kerja.

j. Jika dalam satu bulan ada 5 kali hari minggunya, maka minggu ke 5 hanya digunakan untuk pertemuan khusus menggantikan kursus yang sebelumnya tidak dilaksanakan karena pengajarnya berhalangan hadir. k. Apabila pengajar tidak bisa hadir pada saat kursus karena hal tersebut,

bersangkutan untuk dijadwalkan kembali khusus mengisi penggantian hari dan jam kursus yang telah disepakati antara pengajar dan murid untk melengkapi kursus yang berhalangan tersebut.

l. Bagi pengajar yang khusus mengajar murid private di rumah diharapkan dapat membawa formulir pendaftaran biaya murid yang diketahui dan ditandatangani oleh murid dan orang tua murid yang bersangkutan, disertaim pas foto 1 lembar ukuran 4x6, kartu uang sekolah, buku materi pelajaran yang diajarkan.

m. Setiap murid belajar di tempat kursus Lily’s Music ataupun private di rumah apabila sudah berhenti dari kursus ternyata keluar melanjutkan kursus langsung dengan bekas pengajar yang mengajar sebelumnya baik karena bujukan atau berbagai alasan apapun tidak kami perkenankan dan Lily’s Music tidak bertanggung jawab atas apa yang diajarkan, dan pengajar yang bersangkutan tidak boleh memakai nama yang mengatas namakan Lily’s Music tempat sebelumnya dia mengajar. Apabila kami mengetahui masalah seperti diatas maka Lily’s Music akan memberhentikan hubungan kerjasama dengan pengajar tersebut secara langsung tanpa ada peringatan atau sangsi apapun juga.

n. Bagi pengajar yang khusus private, wajib memberitahukan apabila ada perubahan jadwal kursus kepada Lily’s Music serta orang tua murid dan muridnya sendiri bila pengajarnya berhalangan hadir, dan laporan setiap akhir bulan apabila murid tersebut masih mengikuti kursus atau tidak serta perkembangan tentang materi yang diajarkan.

o. Masing – masing pengajar tidak diperkenankan meminjam, mengambil serta membawa pulang inventaris alat – alat musik yang telah disediakan untuk kepentingan pribadi tanpa sepengetahuan pengurus.

p. Setiap kali kursus selesai, pengajar wajib langsung menandatangani absensi kehadirannyamengajar dibagian administrasi dan wajib mengisi laporan kegiatan dan materi yang telah diajarkan pada lembar yang disediakan setiap minggunya.

q. Apabila ada kritik atau saran untuk kemajuan kita bersama dapat disampaikan secara lisan atau tertulis.

5. Jenis Kursus dan Administrasi di Lily’s Music School. a. Jenis Kursus

Jenis kursus musik yang ada di Lily’s Music School yaitu : kursus piano, keyboard, gitar elektrik, gitar klasik/akustik, bass elektrik, drum, biola dan vokal. Proses belajar mengajar di Lily’s Music dalam 1 bulan ada 4 pertemuan, durasi waktu dalam satu pertemuan 45 menit. Jenis kursus yang dibuka yaitu private dan group. Selain itu, Lily’s Music School juga menerima kursus private di rumah, jadi staf pengajar mendatangi rumah siswanya.

b. Biaya Kursus

Di Lily’s Music School biaya administrasi pendaftaran semua jenis kursus sama, yaitu sebesar Rp.25.000,00. Berikut ini adalah daftar biaya administrasi SPP di Lily’s Music School :

Tabel 2. Daftar jenis, kategori,dan biaya kursus

6. Peserta Didik

Peserta didik di Lily’s Music School yaitu berjumlah 85 siswa. Berikut ini adalah jumlah peserta didik di Lily’s Music School :

• Peserta didik vocal : 20 siswa • Peserta didik piano : 8 siswa • Peserta didik keyboard : 17 siswa • Peserta didik gitar elektrik : 14 siswa • Peserta didik gitar klasik : 8 sisiwa • Peserta didik bass : 3 siswa • Peserta didik drum : 10 siswa • Peserta didik biola : 5 siswa

Untuk peserta didik gitar elektrik di Lily’s Music School pada umunya adalah pelajar, hal ini menandakan bahwa permainan gitar elektrik lebih banyak diminati oleh anak-anak muda khususnya kalangan pelajar. Hal ini

KATEGORI

NO JENIS KURSUS PRIVATE GROUP

1 Piano Rp. 185.000,00 Rp. 135.000,00 2 Drum Rp. 175.000,00 Rp. 125.000,00 3 Keyboard Rp. 150.000,00 Rp. 105.000,00 4 Gitar Akustik/Klasik Rp. 140.000,00 Rp. 105.000,00 5 Gitar Elektrik Rp. 150.000,00 Rp. 105.000,00 6 Bass Elektrik Rp. 150.000,00 Rp. 105.000,00 7 Biola Rp. 150.000,00 Rp. 105.000,00 8 Vocal Rp. 140.000,00 Rp. 105.000,00

juga dipengaruhi oleh semakin banyaknya ajang kompetisi musik khususnya kompetisi festival band yang diselenggarakan di daerah Semarang dan sekitarnya. Hal itu dapat memicu seseorang untuk menjadi yang terbaik tentunya, akhirnya banyak orang memilih jalan untuk mengikuti kursus musik dengan tujuan meningkatkan kemampuan permainan musik mereka.

B.Pembelajaran Gitar Elektrik di Lily’s Music School

1. Kurikulum

Lily’s music school memiliki kurikulum sendiri yang dijadikan acuan dalam pembelajaran gitar elektrik. Menurut Djati Wasono (28 tahun) selaku instruktur gitar elektrik di Lily’s music school, hal itu bertujuan agar dalam penyampaian materi kepada siswa lebih mudah karena kurikulum tersebut dibuat sendiri, akan tetapi dalam pembuatan kurikulum pembelajaran gitar elektrik di Lily’s music school juga tidak keluar dari standart kurikulum pembelajaran gitar elektrik yang ada, seperti pembelajaran gitar elektrik dari Yamaha atau Purwacaraka. Contohnya pada grade I pembelajaran gitar elektrik di Purwacaraka, siswa dituntut harus dapat memainkan tangga nada mayor dan minor. Grade I pembelajaran gitar elektrik di Yamaha, siswa dituntut harus

Dokumen terkait