• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

B. Laba

Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri juga melakukan transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai nilai budaya untuk menjadi pedoman kerja pegawai. Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam peningkatan kualitas layanan, yaitu menjadi service leader perbankan nasional dengan menempati urutan pertama pelayanan prima selama empat tahun berturut-turut (tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010) berdasarkan survey Marketing Research Indonesia (MRI). Selain itu, Bank Mandiri juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak dalam penerapan Good Corporate Governance.

Peningkatan kinerja Bank Mandiri mendapatkan respon positif oleh investor, tercermin dari meningkatnya harga saham Bank Mandiri secara signifikan dari posisi terendah Rp 1.110 per lembar saham pada 16 November 2005, menjadi Rp 6.300,- per lembar saham pada 30 September 2011, atau meningkat 33,6% per tahunnya berdasarkan rata-rata (CAGR). Dalam kurun waktu kurang lebih 6 tahun, nilai kapitalisasi pasar Bank Mandiri meningkat sekitar 7 kali lipat, dari Rp 21,8 Triliun menjadi Rp 146,9 Triliun.

3. Program Transformasi Tahap II (2010 - 2014)

Saat ini Bank Mandiri tengah melaksanakan tahap transformasi lanjutan tahun 2010-2014, dimana kami telah melakukan revitalisasi visi, yaitu "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang Paling Dikagumi dan Selalu Progresif". Sejalan dengan visi tersebut, Bank Mandiri juga ditargetkan mampu mencapai nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yaitu di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar pendapatan mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%, namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di bawah 4%. Bank Mandiri juga berambisi untuk masuk dalam jajaran Top 5 Bank di ASEAN pada tahun 2014. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri menargetkan untuk masuk dalam jajaran Top 3 Bank di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi pemain utama di regional. Untuk mewujudkan visi tersebut, transformasi bisnis di Bank Mandiri tahun 2010 - 2014 akan difokuskan pada 3 (tiga) area bisnis yaitu:

3.1 Wholesale Transaction

Bank Mandiri akan memperkuat leadership-nya dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan membangun hubungan yang holistik melayani institusi corporate & commercial di Indonesia.

3.2 Retail deposit & payment

Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk menjadi bank pilihan nasabah di bidang retail deposit dengan menyediakan pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para nasabahnya.

3.3 Retail Financing

Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk meraih posisi nomor 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel, terutama untuk memenangkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal loan, dan kartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro banking.

Ketiga area fokus tersebut didukung dengan penguatan organisasi dan peningkatan infrastruktur (cabang, IT, operation dan risk Management) untuk memberikan solusi layanan terpadu. Disamping itu, Bank Mandiri didukung oleh Sumber Daya Manusia yang handal, teknologi yang selalu update, penerapan manajemen risiko dalam menjalankan bisnis secara seksama dan penuh pertimbangan, serta penerapan Good Corporate Governance yang telah teruji.

4. Visi Dan Misi Perusahaan

Visi: “Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif .”

Misi:

a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar

b. Mengembangkan sumber daya manusia professional

c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder

d. Melaksanakan manajemen terbuka

Kami berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang didasari atas kepercayaan baik dengan nasabah bisnis maupun perseorangan. Kami melayani seluruh nasabah dengan standar layanan internasional melalui penyediaan solusi keuangan yang inovatif. Kami ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia dan kerjasama tim yang terbaik.

Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan, kami mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi secara konsisten bagi pemegang saham.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan pola perhubungan antara fungsi-fungsi untuk menggambarkan pembagian tugas dan wewenang serta tanggungjawab dari masing-masing staf pegawai sehingga proses pelaksanaan kerja semakin efektif dan mempermudah pencapaian tujuan yang telah ada. Adapun struktur organisasi PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk, adalah sebagai berikut:

C. Uraian Pekerjaan

Adapun uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan dalam struktur organisasi pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Branch Manager

a. Memberikan kebijakan atas kurs transaksi kepada nasabah tertentu sesuai dengan kewenangan yang ditentukan oleh kantor pusat.

b. Mewakili Bank Mandiri dalam berhubungan dengan pihak ketiga.

c. Mengusulkan kepada Direksi dalam hal penerimaan, pengangkatan, penempatan dan pemberhentian pegawai.

d. Mendayagunakan seluruh asset spoke untuk tercapainya target yang ditentukan.

e. Menindak lanjuti hasil audit dari auditor intern/ekstern.

f. Pembinaan sumber daya manusia, pengelolaan dan pendayagunaan sarana organisasi secara efisien dan efektif.

g. Terlaksananya kontinuitas kerja dan operasi spoke. h. Kerahasiaan password.

i. Mempertahankan dan mengembangkan posisi volume transaksi, keuntungan dan nama baik spoke.

2. Customer Service Officer

a. Melaksanakan standar pelayanan di front office sesuai dengan standar yang ditentukan Bank Mandiri.

b. Melaksanakan fungsi pemasaran/promosi produk dana dan jasa Bank Mandiri antara lain produk tabungan, giro, deposito, payment point dan produk/jasa lainnya).

c. Melaksanakan fungsi pemasaran Consumer Loan.

d. Melaksanakan fungsi Money Changer yakni memelihara dan membangun jaringan dengan pelaku pasar dan melaksanakan terjadinya transaksi jual beli bank notes sesuai target yang ditetapkan.

e. Memberikan penjelasan kepada nasabah dan menyelesaikan keluhan nasabah.

f. Melaksanakan pelayanan rekening dana.

g. Melaksanakan tugas-tugas administrasi customer service.

3. Customer Servive Reserventative

a. Melaksanakan standar pelayanan di front office sesuai standar yang ditentukan Bank Mandiri.

b. Melaksanakan fungsi pemasaran dan promosi produk dan jasa Bank Mandiri.

c. Memberikan penjelasan kepada nasabah dan menangani keluhan nasabah. d. Melaksanakan pelayanan rekening.

e. Melaksanakan tugas-tugas administrasi customer service. f. Merupakan contact point trade services di Hub Outlet

g. Terlaksananya layanan prima dan advis bidang trade finance and services kepada nasabah.

h. Dilakukannya proses dokumen ekspor dan impor nasabah sesuai standar prosedur dan kualitas yang telah ditetapkan.

i. Melaksanakan transaksi trade services sesuai standar prosedur dan kualitas yang ditetapkan.

j. Mengadministrasikan/membukukan seluruh transaksi trade services sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Customer Service Administration a. Menginput data tambahan CIF b. Penerbitan buku cek dan bilyet giro

c. Melakukan completion RTGS, TT dan Bank Draff d. Pencetakan Surat Perintah Kiriman Uang

e. Menginput payroll service

f. Melakukan proses awal bank garansi dan referensi bank

5. Head Teller Tunai dan Head Teller Non Tunai

a. Menjamin terlaksananya “Standar Pelayanan Teller” sesuai standar yang ditentukan Bank Mandiri.

b. Menjamin ketepatan waktu pembukaan dan penutupan vault/ kluis/ khasanah.

c. Mengamankan/ menyimpan kunci vault/ kluis/ khasanah yang menjadi wewenangnya.

d. Menjamin keamanan dan kerapihan ruang vault/ kluis/ khasanah e. Meyakini kebenaran dalam memeriksa dan melegalisasi kegiatan kas.

f. Meyakini kebenaran dan ketelitian atas pemeriksaan saldo fisik uang dengan laporanTeller-Teller.

g. Memberikan persetujuan penarikan (otorisasi) diatas wewenang Teller. h. Menjamin kebenaran dan ketelitian pelaksanaan cash opname.

i. Menjamin kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan sharing password dengan pegawai lain.

j. Menjamin keamanan atas penyimpanan blanko warkat berharga (cek, bilyet giro, bilyet deposito, sertifikat deposito, buku tabungan).

k. Mengambil langkah kebijakan yang diperlukan.

l. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Hub Outlet Manager .

m. Memberikan otorisasi untuk transaksi di atas wewenang Teller sampai dengan limit wewenang Head Teller

n. Mengatur saldo kas di cabang pada saat operasi.

o. Memastikan tersedianya uang tunai di Hub Outlet sesuai limit yang ditentukan.

p. Melakukan verifikasi atas transaksi yang dilakukan Teller

6. Teller Tunai dan Teller Non Tunai

a. Memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat kepada nasabah sesuai “Standar Pelayanan Teller”.

b. Memproses transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan batas kewenangannya.

c. Meyakini kebenaran dan keaslian uang tunai/bank notes dan warkat berharga

d. Meyakini kesesuaian jumlah fisik uang dengan warkat transaksi. e. Meyakini kebenaran pembukuan dan validasi.

f. Memberikan informasi kepada nasabah.

g. Menjamin kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan sharing password dengan pegawai lainnya.

h. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban pemakaian terminal komputer.

i. Menjaga kerapihan dan kebersihan counter Teller

j. Menjamin keamanan boks Teller dan kewenangan memegang kunci boks. k. Melaksanakan transaksi pembayaran tunai dan non tunai, termasuk

warkat-warkat sesuai batas wewenangnya.

l. Melakukan verifikasi dan menandatangani warkat transaksi.

m. Melaksanakan pengambilan dan pengantaran uang ke Cabang Koordinator/Pooling cash atau nasabah.

7. Verifikator

a. Memantau, merekonsiliasi dan mengklarifikasikan rekening antar kantor, rekening-rekening perantara.

b. Bertanggung jawab atas terlaksananya verifikasi transaksi-transaksi di Hub dengan ketentuan dan SOM yang ditentukan.

c. Melaksanakan penyusunan laporan kepada pihak eksternal d. Melaporkan dan memantau posisi likuiditas harian.

e. Melaksanakan pengelolaan system computer.

D. Kinerja Terkini

Pada akhir 2014, Bank Mandiri bertekad untuk menjadi salah satu bank Top 5 di ASEAN, sedangkan pada tahun 2020 Bank Mandiri mengharapkan untuk menjadi salah satu Top 3 di ASEAN dalam hal kapitalisasi pasar, dan untuk menjadi pemain regional utama. Dalam rangka mewujudkan visi ini, transformasi bisnis Bank Mandiri selama periode 2010-2014 akan fokus pada 3 bidang, yaitu:

1. Transaksi Grosir

Bank Mandiri mengkonsolidasikan posisi kepemimpinannya dengan menawarkan solusi yang komprehensif transaksi keuangan dan mengembangkan pendekatan hubungan holistic dalam melayani nasabah korporasi dan komersial di Indonesia.

2. Deposit Retail & Pembayaran

Bank Mandiri bertekad untuk menjadi bank pilihan konsumen di pasar deposito ritel dengan menyediakan pengalaman perbankan yang unik dan unggul.

3. Retail Pembiayaan

Tujuan Bank Mandiri adalah menjadi bank No 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel terkemuka di hipotek, pinjaman pribadi, dan pasar kartu kredit, dan dengan menjadi pemain utama di segmen perbankan mikro.

Selain berfokus pada tiga bidang strategis, Bank Mandiri juga memperkuat struktur organisasi dan infrastruktur (cabang, IT, operasi,

manajemen risiko) untuk menyediakan solusi layanan yang lebih terintegrasi. Dalam upaya untuk mencapai tujuannya, Bank Mandiri manfaat dari dukungan sumber daya manusia, teknologi, manajemen risiko kehati-hatian, dan tata kelola perusahaan yang baik.

20 A. Pengertian BI rate

Ada beberapa pengertian BI rate, sebagaimana yang disebutkan dalam inflation targeting framework bahwa BI rate merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia dan merupakan sinyal (Stance) dari kebijakan moneter Bank Indonesia.

Pengertian BI rate adalah suku bunga instrumen sinyaling Bank Indonesia yang ditetapkan pada RDG (Rapat Dewan Gubernur) triwulanan yang berlaku selama triwulan berjalan (satu triwulan), kecuali ditetapkan berbeda oleh RDG bulanan dalam triwulan yang sama, dikutip dari Bank Indonesia dalam inflation framework.

Dari pengertian BI rate tersebut terlihat jelas bahwa BI rate berfungsi sebagai sinyal dari kebijakan moneter Bank Indonesia, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa respon kebijakan moneter dinyatakan dalam kenaikan, penurunan, atau tidak berubahnya BI rate tersebut.

Sedangkan menurut Dahlan Siamat dalam bukunya yang berjudul Manjemen Lembaga Keuangan Kebijakan moneter dan Perbankan menyebutkan bahwa “BI rate adalah suku bunga dengan tenor satu bulan yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu yang berfungsi sebagai sinyal (stance) kebijakan moneter” (Dahlan Siamat,2005:123)

Dari pengertian yang dikeluarkan oleh Dahlan Siamat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa BI rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk mengarahkan agar rata-rata tertimbang suku bunga SBI-1 bulan hasil lelang OPT (Operasi Pasar Terbuka) berada disekitar BI rate. Selanjutnya suku bunga SBI-1 bulan tersebut diharapkan akan mempengaruhi suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), suku bunga deposito dan kredit serta suku bunga jangka waktu yang lebih panjang.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor perekonomian lainnya, apabila inflasi kedepan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, pada umumnya Bank Indonesia akan menaikkan BI rate. Demikian sebaliknya, apabila inflasi kedepan diperkirakan berada dibawah sasaran yang telah ditetapkan, Bank Indonesia akan menurunkan BI rate.

Kenaikan maupun penurunan BI rate pada umumnya ditentukan oleh beberapa hal diantaranya adalah :

1. Inflasi nasional.

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang.

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan dan yang kedua adalah desakan produksi atau kurangnya produksi (product or

service) dan juga kurangnya distribusi. Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti perpajakan, pungutan, insentif, disinsentif, kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.

Inflasi tarikan permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan tesrhadap

Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.

inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa

bank sentral yang kurang independen salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah tingkat itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal maupun eksternal banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh

2. Kebijakan moneter.

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk

mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan.

3. Ekonomi nasional maupun internasional.

Pengaruh perdagangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat kesempatan kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tersebut. dalam negeri. Sebaliknya, di dalam negeri. Permintaan masyarakat akan memengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan di antara lain akan tergantung pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor neto positif, berarti ekspor lebih besar daripada impor, kesempatan kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, nilai

ekspor dari akan cenderung meningkat. Sebaliknya, harga barang-barang dari AS relatif menjadi mahal sehingga impor akan akan cenderung menurun. Dengan demikian, penurunan nilai meningkatkan ekspor neto, demikian pula sebaliknya. Jadi, kegiatan serta kejadian internasional akan memengaruhi pengaruh nilai kurs mata uang pada impor, ekspor, dan akhirnya permintaan masyarakat.

Pengaruh ini terasa pada ekonomi dalam negeri. Bank-bank serta perusahaan-perusahaan besar dan perorangan dapat meminjamkan uangnya di dalam negeri maupun luar negeri, tergantung mana yang lebih menguntungkan. Keuntungan ini tergantung dari tingginya tingkat bunga yang ditawarkan oleh masing-masing negara. Bila di AS lebih tinggi tingkat bunganya, misalnya, maka dana akan mengalir banyak ke AS, begitu pula sebaliknya. Tetapi, mengalirnya banyak dana ke AS akan mengakibatkan penawaran kredit menjadi meningkat, dan hal ini akan menurunkan kembali tingkat bunga disana. Demikian seterusnya sehingga dicapai suatu tingkat bunga yang dapat mempertahankan keseimbangan. 4. Kondisi perbankan di Indonesia.

Kondisi perbankan di Indonesia juga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan BI rate, dikutip dari harian kompas.com Ekonom Ryan Kiryanto menilai jumlah perbankan Indonesia saat ini terlalu banyak, sehingga cenderung tidak efisien. Bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

selaku pengawas dan pengatur industri jasa keuangan pun, kondisi ini menjadi merepotkan. Dengan kondisi perbankan yang semacam itu, Ryan menilai OJK sebagai regulator tak hanya mengatur dan mengawasi perbankan, namun industri keuangan lainnya pula.

Tujuan dari Menaikkan BI rate adalah untuk menekan laju inflasi dan memberi kekuatan kepada rupiah dalam menghadapi mata uang asing, dan untuk memperkuat likuiditas keuangan dimana Bank Indonesia berharap dana asing yang keluar akibat pelemahan nilai tukar rupiah kembali bisa masuk ke Indonesia.

Sebagai sebuah kebijakan moneter dengan cakupan yang luas mulai dari stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, keseimbangan neraca pembayaran, stabilitas financial market, dan stabilitas pasar valuta asing.

Kenaikan BI rate ini mempunyai implikasi negatif karena akan mempengaruhi sektor riil terutama usaha menengah kebawah. Mengingat terbatasnya dana untuk para pelaku usaha dalam kelompok ini dalam melangsungkan usaha mereka. Kondisi ini akan berimbas memperlambat sektor riil sehingga pertumbuhan ekonomi pasti akan rendah.

Sebagai gambaran sederhana, kenaikan BI rate akan mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan. Bank bisa saja menaikkan suku bunga simpanan ataupun pinjaman.

Kenaikan suku bunga simpanan akan mendorong masyarakat menunda kegiatan konsumsi karena memilih menyimpan dana di bank. Kondisi ini

selain akan meningkatkan biaya dana bank pada sektor riil akan terjadi penurunan konsumsi masyarakat yang efeknya akan melemahkan permintaan akan barang/jasa yang diproduksi oleh sektor industri, hal ini tidak mungkin akan melemahkan produktivitas perusahaan yang berujung pada pengurangan volume produksi dan pengurangan tenaga kerja, sehingga terjadi pengangguran.

Kenaikan BI rate ini yang akan berpengaruh pada margin, sehingga bank harus menaikkan suku bunga pinjaman. Langkah bank menaikkan suku bunga pinjaman akan berhadapan pada resiko kredit bermasalah dan karena mahalnya bunga pinjaman akan sangat berdampak pada perkembangan usaha, dikarenakan terbatasnya dana untuk keberlangsungan usaha. Kondisi inilah yang akan memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Upaya pemerintah untuk mengurangi dampak kenaikan BI rate terutama bagi sektor usaha riil adalah dengan mengeluarkan paket ekonomi dimana perusahaan diberikan peluang untuk menjual barangnya di pasar dalam negeri maupun ekspor juga. Upaya lain yaitu mendorong kebijakan fiskal untuk membuat investasi dan daya beli tetap tejangkau.

Dalam penetapannya, jadwal penetapan dan penentuan BI rate melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG), yaitu :

1. Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materi bulanan.

2. Respon kebijakan moneter (BI rate) ditetapkan berlaku sampai dengan RDG (Rapat Dewan Gubernur) berikutnya.

3. Penetapan respon kebijakan moneter (BI rate) dilakukan dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of monitary policy) dalam mempengaruhi inflasi.

4. Dalam hal terjadi pengembangan di luar perkiraan semula, penetapan (stance) Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.

Besarnya perubahan BI rate atau respon kebijakan mometer dinyatakan dalam perubahan BI rate (secara konsisten dan bertahap dengan kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps.

Berikut data BI rate pada tahun 2012-2015 Tabel 3.1

Pergerakan BI Rate Tahun 2012-2014 TANGGAL PERUBAHAN BI Rate (%) 11 Desember 2014 7,75 18 November 2014 7,75 13 November 2014 7,50 7 Oktober 2014 7,50 11 September 2014 7,50 14 Agustus 2014 7,50 10 Juli 2014 7,50 12 Juni 2014 7,50 8 Mei 2014 7,50 8 April 2014 7,50 13 Maret 2014 7,50 13 Februari 2014 7,50 9 Januari 2014 7,50 12 Desember 2013 7,50 12 November 2013 7,50 8 Oktober 2013 7,25 12 September 2013 7,25

Sumber : Bank Indonesia, tahun 2012-2014

Berdasarkan tabel diatas (Tabel 3.1) dapat dilihat bahwa perkembangan BI rate pada awal tahun 2012 bulan Januari tingkat BI rate mencapai 6,00 %, dan di bulan Februari terjadi penurunan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 %. Bank Indonesia tetep mempertahankan BI rate sepanjang Triwulan III-2012 pada level 5,75 %.

Pada bulan Juni 2013 BI rate mengalami kenaikan sebesar 25 basis poin menjadi 6,00 %. Dalam kurun waktu 1 bulan BI rate mengalami kenaikan lagi sebesar 50 basis poin menjadi 6,50 %. Pertumbuhan Indonesia yang sedang melambat serta inflasi bulanan lebih rendah dari sebelumnya menjadi

TANGGAL PERUBAHAN BI Rate (%) 29 Agustus 2013 7,00 15 Agustus 2013 6,50 11 Juli 2013 6,50 13 Juni 2013 6.00 14 Mei 2013 5,75 11 April 2013 5,75 7 Maret 2013 5,75 12 Februari 2013 5,75

Dokumen terkait