• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN RESPONDEN TENTANG KOORDINASI PENGELOLAAN LAHAN KRITIS Tabel 6. Hasil penilaian responden terhadap fungsi koordinasi dalam pengelolaan lahan kritis di DAS Bila

LAHAN KRITIS DAS BILA

Keterangan

KAS = Koordinasi antar sektor KSDM = Kualitas sumberdaya manusia SMS = Sifat multisektor

KTD = Kebijakan top-down

PS = Peran stakeholders

PH = penegakan hukum

Gambar 8.1. Hasil pembobotan kriteria penilaian lemahnya fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pengelolan lahan kritis DAS Bila berdasarkan tingkat kabupaten.

Keterangan

KAS = Koordinasi antar sektor KSDM = Kualitas sumberdaya manusia SMS = Sifat multisektor

KTD = Kebijakan top-down

PS = Peran stakeholders

PH = penegakan hukum

Gambar 8.2. Hasil pembobotan kriteria penilaian lemahnya fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pengelolan lahan kritis DAS Bila berdasarkan tingkat provinsi.

187 0 0,2 0,4 0,6 0,8 Perenc 0,511 0,637 0,4 0,537 0,55 0,508 Pelaks 0,373 0,258 0,4 0,364 0,24 0,379 Peng as 0,117 0,105 0,2 0,099 0,21 0,113 KAS KSDM SMS KTD PS PH Bobot Lanjutan lampiran 8 Keterangan

KAS = Koordinasi antar sektor KSDM = Kualitas sumberdaya manusia SMS = Sifat multisektor

KTD = Kebijakan top-down

PS = Peran stakeholders

PH = penegakan hukum

Gambar 8.3. Hasil pembobotan kriteria penilaian lemahnya fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pengelolan lahan kritis DAS Bila berdasarkan tingkat pusat.

188

Lampiran 9

KUESIONER

Kuesioner Seri A

Lembaga-Lembaga Pemeran dalam Implementasi Kebijakan Pengelolaan Lahan Kritis di DAS Bila

Sub-sub-elemen (lembaga dugaan) yang digunakan adalah:

A = BP-DAS Jeneberang-Walanae B = Bappeda provinsi

C = Bapedalda provinsi D = BPN provinsi

E = Dinas Pertanian propvinsi F = Dinas PU provinsi G = Dinashutbun provinsi H = Bappeda kabupaten I = Bapedalda/Bagian LH kabupaten J = BPN) kabupaten K = Dinashutbun kabupaten L = Dinas PU kabupaten M = Dinas Pertanian kabupaten N = Dinas Tata Ruang kabupaten O = PPL/PKL

P = Dinas Kimpraswil kabupaten Q = Dinas Perindag kabupaten R = Dinas Kependudukan kabupaten S = Dispenda) kabupaten

T = Dinas Pariwisata kabupaten U = Perguruan Tinggi V = PDAM W = Perbankan X = Unit Usaha/Koperasi Y = LSM Lingkungan Z = Tudang sipulung A1 = Kelompok tani A2 = Kepolisian A3 = Kejaksaan. Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom bebas arsir dengan huruf V, A, X dan/atau O untuk menunjukkan lembaga yang lebih berperan:

V, adalah eij = 1 dan eji = 0 (elemen i lebih berperan daripada j) A, adalah eij = 0 dan eji = 1 (elemen i tidak lebih berperan daripada j) X, adalah eij = 1 dan eji = 1 (elemen i dan j sama-sama berperan) O, adalah eij = 0 dan eji = 0 (elemen i dan j sama-sama tidak berperan)

Contoh: Mana yang lebih berperan antara BP-DAS Jeneberang (A) dan Bapedalda Provinsi (C), dalam implementasi kebijakan pengelolaan lahan kritis? Jika A dan C sama berperan, maka pada kolom A-C diisi X.

189

Lanjutan Kuesioner Seri A, lampiran 9

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 A2 A3 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A1 A2 A3

190

Lanjutan lampiran 9

Kuesioner Seri B

Pengaruh Penerapan Fungsi Managemen dalam Pengelolaan Lahan Kritis

Petunjuk pengisian

Isilah kotak yang telah disediakan pada setiap nomor pertanyaan, dengan menuliskan angka sebagai berikut:

A. jika elemen pertama. sama penting , dan yang ke dua………... 1

B. jika elemen pertama. sedikit lebih penting dari yang ke dua……… 3

C. jika elemen pertama. jelas lebih penting dari yang ke dua…………... 5

D. jika elemen pertama. sangat jelas lebih penting dari yang ke dua………. 7

E. jika elemen pertama. mutlak jelas lebih penting dari yang ke dua……… 9

F. jika ragu-ragu antara A , dan B………... 2

G. jika ragu-ragu antara B , dan C………... 4

H. jika ragu-ragu antara C , dan D………... 6

I. jika ragu-ragu antara D , dan E……….. 8

J. 1/3 – 1/9 jika kebalikan dari A, B, C, D, dan E,………... 1/3-1/9 Penilaian Elemen-Elemen Level 2 Sehubungan dengan penerapan fungsi managemen terhadap program pengelolaan lahan kritis, mana lebih berperan antara: 1. Tingkat Pusat, dan Tingkat Provinsi...

2. Tingkat Pusat, dan Tingkat Kabupaten...

3. Tingkat Provinsi, dan Tingkat Kabupaten...

Penilaian Elemen-Elemen Level 3 Sehubungan dengan aktor tingkat pusat, mana lebih berpengaruh antara: 1. Koordinasi antar sektor, dan kualitas SDM... 2.

2. Koordinasi antar sektor, dan sifat multisektor...

3. Koordinasi antar sektor, dan kontrol/penegakan hukum...

4. Koordinasi antar sektor, dan arah kebijakan...

5. Koordinasi antar sektor, dan keterlibatan stakeholders...

6. Kualitas sdm, dan sifat multisektor...

7. Kualitas sdm, dan kontrol/penegakan hukum...

8. Kualitas sdm, dan arah kebijakan...

9. Kualitas sdm, dan keterlibatan stakeholders...

10. Sifat multisektor, dan kontrol/penegakan hukum...

11. Sifat multisektor, dan arah kebijakan...

12. Sifat multisektor, dan keterlibatan stakeholders...

13. Kontrol/penegakan hukum, dan arah kebijakan...

14. Kontrol/penegakan hukum, dan keterlibatan stakeholders...

15. Arah kebijakan, dan keterlibatan stakeholders...

Sehubungan dengan aktor tingkat provinsi mana lebih berpengaruh antara: 1. Koordinasi antar sektor, dan kualitas SDM...

2. Koordinasi antar sektor, dan sifat multisektor...

3. Koordinasi antar sektor, dan kontrol/penegakan hukum...

4. Koordinasi antar sektor, dan arah kebijakan...

5. Koordinasi antar sektor, dan keterlibatan stakeholders...

6. Kualitas SDM, dan sifat multisektor...

7. Kualitas SDM, dan kontrol/ penegakan hukum...

8. Kualitas SDM, dan arah kebijakan...

9. Kualitas SDM, dan keterlibatan stakeholders...

10. Sifat multisektor, dan kontrol/penegakan hukum...

11. Sifat multisektor, dan arah kebijakan...

191

Lanjutan lampiran 9

13. Kontrol/penegakan hukum, dan arah kebijakan...

14. Kontrol/penegakan hukum, dan keterlibatan stakeholder...

15. Arah kebijakan, dan keterlibatan stakeholders...

Sehubungan dengan aktor tingkat kabupaten mana lebih berpengaruh antara: 1. Koordinasi antar sektor, dan kualitas SDM...

2. Koordinasi antar sektor, dan sifat multisektor...

3. Koordinasi antar sektor, dan kontrol/penegakan hukum...

4. Koordinasi antar sektor, dan arah kebijakan...

5. Koordinasi antar sektor, dan keterlibatan stakeholders...

6. Kualitas SDM, dan sifat multisektor...

7. Kualitas SDM, dan kontrol/ penegakan hukum...

8. Kualitas SDM, dan arah kebijakan...

9. Kualitas SDM, dan keterlibatan stakeholders...

10. Sifat multisektor, dan kontrol/penegakan hukum. ...

11. Sifat multisektor, dan arah kebijakan...

12. Sifat multisektor, dan keterlibatan stakeholders...

13. Kontrol/penegakan hukum, dan arah kebijakan...

14. Kontrol/penegakan hukum, dan keterlibatan stakeholders...

15. Arah kebijakan, dan keterlibatan stakeholders...

Penilaian Elemen-Elemen Level 4 A. Sehubungan dengan kriteria koordinasi antar sektor, mana lebih berpengaruh terhadap kegagalan program, antara 1. Perencanaan program, dan Pelaksanaan program...

2. Perencanaan program, dan Pengawasan program...

3. Pelaksanaan program, dan Pengawasan program...

B. Sehubungan dengan kriteria kualitas SDM, mana lebih berpengaruh terhadap kegagalan program, antara: 1. Perencanaan program, dan Pelaksanaan program...

2. Perencanaan program, dan Pengawasan program...

3. Pelaksanaan program, dan Pengawasan program...

C. Sehubungan dengan kriteria sifat multisektor, mana lebih berpengaruh terhadap kegagalan program, antara: 1. Perencanaan program, dan Pelaksanaan program...

2. Perencanaan program, dan Pengawasan program...

3. Pelaksanaan program, dan Pengawasan program...

D. Sehubungan dengan kriteria kontrol/penegakan hukum, mana lebih berpengaruh terhadap kegagalan program, antara: 1. Perencanaan program, dan Pelaksanaan program...

2. Perencanaan program, dan Pengawasan program...

3. Pelaksanaan program, dan Pengawasan program...

E. Sehubungan dengan kriteria arah kebijakan, mana lebih berpengaruh terhadap kegagalan program, antara: 1. Perencanaan program, dan Pelaksanaan program...

2. Perencanaan program, dan Pengawasan program...

3. Pelaksanaan program, dan Pengawasan program...

F. Sehubungandengan kriteria keterlibatan stakeholders, mana lebih berpengaruh terhadap kegagalan program, antara: 1. Perencanaan program, dan Pelaksanaan program...

2. Perencanaan program, dan Pengawasan program...

192

Lanjutan lampiran 9

Kuesioner Seri C

Faktor-Faktor yang mempengaruhi fungsi koordinasi dalam pengelolaan lahan kritis DAS Bila

Elemen-elemen (factor-faktor dugaan) yang digunakan adalah:

A = adanya kebijakan yang top-down B = lemahnya pengorganisasian

C = ketidakterlibatan lembaga dalam perencanaan D = lemahnya fungsi operatif institusi

E = lemahnya fungsi regulatif institusi F = rendahnya kualitas SDM G = adanya sikap sektoralisentris H = konflik vertikal

I = konflik horizontal

J = heterogenitas organisasi (multi sektor/multi disiplin) K = lemahnya kontrol vertikal

L = ketidakjelasan lembaga koordinator M = ketergantungan pada juklak/juknis

N = kesenjangan kebijakan RLKT dan kebijakan sektor O = lemahnya dukungan insentif

P = lemahnya komitmen aparat pemerintah Q = kurangnya pembinaan

R = lemahnya kontrol sosial.

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom bebas arsir dengan huruf V, A, X dan/atau O untuk menunjukkan sub elemen mana lebih kuat pengaruhnya:

V, adalah eij = 1 dan eji = 0 (elemen i lebih berpengaruh daripada j) A, adalah eij = 0 dan eji = 1 (elemen i tidak lebih berpengaruh daripada j) X, adalah eij = 1 dan eji = 1 (elemen i dan j sama-sama berpengaruh) O, adalah eij = 0 dan eji = 0 (elemen i dan j sama-sama tidak berpengaruh)

Contoh: Mana yang lebih berpengaruh antara adanya kebijakan yang top down (A) dan lemahnya

pengorganisasian (B) terhadap lemahnya fungsi koordinasi pengelolaan lahan kritis? Jika

B lebih berpengaruh dari A, maka pada kolom A-B diisi A.

j A B C D E F G H I J K L M N O P Q R A B C D E F G H I J K L M N O P Q i R

193

Lanjutan lampiran 9

Kuesioner Seri D

Program Strategis dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan Pengelolaan Lahan Kritis Berbasis DAS

Elemen-elemen (program dugaan) yang digunakan adalah:

A = Pembentukan Badan Koordinasi Pengelolaan DAS B = Penyusunan pola perencanaan terpadu

C = Penguatan komitmen pengelolaan DAS D = Penguatan fungsi operative institusi lintas daerah E = Penguatan fungsi regulative institusi lintas daerah F = Pengembangan fungsi monev lintas daerah G = Kerjasama pendanaan lintas daerah

H = Pengembangan fungsi kontrol/penegakan hukum I = Indentifikasi masalah pengelolaan DAS secara holistik J = Identifikasi sumberdaya alam DAS

K = Penyamaan visi dan misi pengelolaan DAS lintas daerah

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom bebas arsir di bawah ini dengan huruf V, A, X dan/atau O untuk menunjukkan kebijakan mana yang lebih penting:

V, adalah eij = 1 dan eji = 0 (elemen i lebih penting daripada j) A, adalah eij = 0 dan eji = 1 (elemen i tidak lebih penting daripada j) X, adalah eij = 1 dan eji = 1 (elemen i dan j sama-sama penting) O, adalah eij = 0 dan eji = 0 (elemen i dan j sama-sama tidak penting)

Contoh: Mana yang lebih penting antara Penyusunan Pola Perencanaan Terpadu (B) dan

Penyamaan visi dan misi pengelolaan DAS lintas daerah (K) dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan pengelolaan lahan kritis berbasis DAS?. Jika B dan K sama tidak penting, maka pada kolom B-K diisi O.

j A B C D E F G H I J K A B C D E F G H I J i K

194

Lanjutan lampiran 9

Kuesioner Seri E

Kegiatan Prioritas dalam Pengelolaan Lahan Kritis DAS Bila

Elemen-elemen (kegiatan dugaan) yang digunakan adalah:

A = Pengefektifan koordinasi antar sektor B = Penerapan teknologi konservasi C = Pengefektifan penyuluhan lapangan

D = Pengembangan kearifan budaya masyarakat E = Pengembangan Sistem Pertanian Konservasi F = Peningkatan pengetahuan dan keterampilan aparat G = Pengefektifan peran lembaga pemerintah H = Penguatan fungsi kontrol sosial

I = Peningkatan partisipasi masyarakat J = Legitimasi dan sosialisasi program K = Pengembangan sistem insentif

L = Pengembangan sistem wanatani (agroforestri) M = Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani

Petunjuk Pengisian:

Isilah kolom bebas arsir di bawah ini dengan huruf V, A, X dan/atau O:

V, adalah eij = 1 dan eji = 0 (elemen i lebih berpengaruh/penting/baik daripada j) A, adalah eij = 0 dan eji = 1 (elemen i tidak lebih berpengaruh/penting/baik daripada j) X, adalah eij = 1 dan eji = 1 (elemen i dan j sama-sama berpengaruh/penting/baik) O, adalah eij = 0 dan eji = 0 (elemen i dan j sama-sama tidak berpengaruh/penting/baik) Contoh: Mana yang lebih penting antara Pengefektifan koordinasi antar sektor (A) dan

Pengembangan sistem pertanian konservasi (Q) dalam pengelolaan lahan kritis?. Jika A

lebih tidak penting dari Q, maka pada kolom A-Q diisi A.

j A B C D E F G H I J K L M A B C D E F G H I J K L i M

Dokumen terkait