• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir pad usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat 2.500-4.000 gram. Bayi baru lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat 2.500-3.000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm (Jenny. S. Sondakh, 2013 ; 149)

b. Adaptasi BBL Terhadap Kehidupan Luar Uterus

Adaptasi BBL tersebut, menurut (varney 2008 ; 879-882) 1) Adaptasi Pernafasan

Sistem pernafasan adalah sistem yang paling tertantang ketika perubahan dari lingkungan intrauteri ke lingkungan ekstrauteri, nafas aktif pertama menghasilkan rangkaian peristiwa tanpa gangguan yang membantu perubahan sirkulasi janin, menjadi sirkulasi dewasa, mengosongkan paru dari cairan, di bantu dengan memberikan sedikit rangsangan dengan lebut seperti mengusap punggung bayi,

mengeringkan bayi yang basah atau menjelentikkan telapak kaki cukup untuk menstimulasi pernafasan pada sebagianbesar bayi baru lahir. 2) Adaptasi perubahan sirkulasi

Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem. Tindakan ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya, reaksi-reaksi ini dilengkapi oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru sebagai respon terhadap tarikan nafas pertama.

3) Adaptasi termoregulasi

Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi epat stress karena perubahan suhu lingkungan. Karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit, janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin biasanya lebih tinggi 0,6 derajat celcius daripada suhu ibu. Neonatus atau bayi dapat menghasilkan panas dengan tiga cara, yaitu : menggigil, aktifitas otot

volunteer, dan termogenesis (produksi panas tubuh) tanpa menggigil. c. Penilaian APGAR

Penilaian APGAR merupakan penilaian keadaan umum bayi yang dimulai satu menit setelah lahir dengan menggunakan nilai APGAR pada table di bawah, penilaian berikutnya dilakukan pada menit kelima dan kesepuluh. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita

(Tabel 2.2) Penilaian APGAR score

0 1 2

Warna kulit

Pucat Badan merah,

ekstremitas biru

Seluruh tubuh kemerah-merahan Frekuensi nadi

Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100

Reaksi rangsang

Tidak ada Sedikit gerakan mimic. Batuk/ bersin

Tonus otot

Tidak ada Ekstremitas dalam sedikit fleksi

Gerakan aktif

Pernafasan

Tidak ada Lemah/ tidak teratur Baik/ menangis

Sumber :(Rustam Mochtar, 2013 ; 158).

Setiap variabel diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga nilai tertinggi adalah 10. Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukkan bahwa bayi berada dalam kondisi baik, nilai 4-6 menunjukkan adanya depresi sedang dan membutuhkan beberapa jenis tindakan resusitasi. Bayi dengan nilai 0-3 menunjukkan depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera dan memungkinkan ventilisasi. (Rustam Mochtar, 2013 ; 158).

d. Perawatan selama jam-jam pertama setelah kelahiran

Menurut (varney, 2008, 890 ; 893) perawatan selama jam-jam pertama setelah kelahiran, yaitu :

1) Periode transisi

Periode ini adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan menyesuaikan diri dengan kemandirian ekstrauteri.

Periode ini pertama kali dijelaskan oleh Desmodental aktifitas periode transisi ini mencerminkan kombinasi respon simpatik terhadap stres kelahiran (takipnea, takikardi) dan respon parasimpatik.

(Tabel 2.3) Pengkajian periode transisi

Pengkajian Nila Normal Tonus

Sebagian besar fleksi

Reflek menghisap

Utuh

Perilaku

Terjaga dari tidur bergantian

Bising usus

Ada setelah 30 menit

Nadi

120 sampai 160 denyut per menit. Bervariasi ketika tidur atau menangis dari 100 hingga 180 denyut per menit. Pernafasan

30-sampai 60 kali per menit.

Pernafasan diafragma disertai gerakan dinding abdomen. Suhu Aksila, 36,5-37 °c Kulit 36-36,5 °c Dextrostix Lebih dari 45 mg % Hematokrit

Kurang dari 65 hingga 70 %

Sumber : (varney, 2008 ; 891)

2) Periode Reaktivitas Awal

Periode reaktifitas pertama dimulai pada saat bayi baru lahir dan berlangsung selama 30 menit. Pada saat tersebut jantung bayi baru lahir berdenyut cepat dan denyut tali pusat terlihat. Warna bayi baru lahir memperlihatkan sianosis sementara atau akrosianosis.

Pernafasan cepat berada ditepi teratas rentang normal, dan terdapat rales sertaronki.Rales harusnya hilang dalam 20 menit. Bayi mungkin memperlihatkan nafas cupinghidung disertai pernafasan mendengur danretraksi dinding dada. Adanya mucus ini encer, jernih dan mungkin memiliki gelembung-gelembung kecil.

3) Periode Tidur Yang Tidak Berespon

Tahap kedua transisi berlangsung dari sekitar 30 menit setelah kelahiran bayi sampai dua jam. Frekuensi jantung bayi baru lahir menurun selama periode ini hingga kurang dari 140 kali per-menit. Bunyi yang dapat terdengar ini semata-mata merupakan indikasi bahwa duktus arteriosus tidak sepenuhnya tertutup dan tidak dipertimbangkan sebagai temuan abnormal. Frekuensi pernafasan bayi menjadi lebih lambat dan tenang. Bayi berada dalam tahap tidur nyenyak. Bising usus ada, tetapi kemudian berkurang apabila pemeriksaan-pemeriksaan mayor atau untuk dimandikan selama periode ini. Tidur nyenyak yang pertama memungkinkan bayi baru lahih pulih dari tuntunan kelahiran san transisi segera kekehidupan

ekstrauteri.

4) Periode Reaktivitas Kedua

Selama periode reaktifitas kedua (tahap ketiga transisi) dari usia dua jam sampai enam jam, frekuensi jantung bayi labil dan perubahan warna terjadi dengan cepat, yang dikaitkan dengan stimulasi lingkungan. Frekuensi pernafasan bervariasi dan tergantung aktivitas.

Frekuensi nafas harus tetap dibawah 60 kali per menit dan seharusnya tidak lagi ada rales atau ronki. Bayi baru lahir mungkin tertarik untuk makan dan harus didorong untuk menyusu.

e. Manajemen Bayi Baru Lahir

Menurut (APN, 2008 ; 126) manajemen asuhan Bayi baru lahir, yaitu. Penilaian :

a. Bayi cukup bulan.

b. Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium. c. Bayi menangis atau bernafas.

d. Tonus otot bayi baik. f. Asuhan Bayi Baru Lahir a. Jaga kehangatan.

b. Bersihkan jalan nafas (bila perlu) c. Keringkan dan tetap jaga kehangatan.

d. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir.

e. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan cara kontak langsung antara kulit bayi dan kulit ibu.

f. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1 % pada kedua mata.

g. Beri suntikan vitamin k1 1 mg secara intramuskular, dip aha kiri

h. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml secara intramuskular, dip paha kanan anterorateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin k1.

5. Kontrasepsi

a. Definisi kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan, maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma tersebut. (BKKBN. 2012) Cara kerja alat kontrasepsi umumnya menurut BKKBN, yaitu :

1) Mengusahakan agar tidak terjadi evolusi. 2) Melumpuhkan sperma.

3) Menghalangi pertemuan sel telur dan sel sperma. b. Penapisan klien

Tujian utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (misalnya pil, suntik atau AKDR) untuk menentukan apakan ada kehamilan, keadaan yang membutuhkan perhatian khusu, masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lanjut (Affandi, 2012; h. U-9).

(Tabel 2.4) Daftar tilik penapisan klien metode nonoperatif

Metode hormonal (pil kombinasi,pil progestin, suntik dan susuk)

ya Tidak

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pascappersalinan

Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata

Apakah pernah nyeri hebat pada betis pada paha atau tungkai bengkak.

Apakah pernah tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (Diastolik)

Apakah ada massa atau benjolan di payudara

Apahah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi).

AKDR (semua jenis pelepas tembga dan progestin) Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu Apakah klien mempunyai pasangan seks lain Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual

Apakah pernah pengalami haid banyak (lebih dari 1-2 pembalut tiap 4 jam)/

Apakah pernah mengalami haid lama

Apakah pernah mengalami dismenorhea berat yang membutuhkan analgetika dan atau istirahat baring.

Apakah pernah megalami perdarahan bercak antara haid setelah senggama

Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvuler atau kongenital.

c. Jenis Kontrasepsi

Menurut Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan (BKKBN dan Kemenkes R.I., 2012), jenis kontrasepsi pada umumya dapat dibagi menjadi :

a) Non Hormonal

1) Metode Amenore Laktasi (MAL). 2) Kondom.

3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

4) Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi). b) Hormonal

1) Progestin: pil, injeksi dan implant. 2) Kombinasi: pil dan injeksi.

d. Penjelasan Jenis Kontrasepsi. 1. Non Hormonal

a) Metode amenorea laktasi (MAL)

Metode ini merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan atau minuman tambahan lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila, ibu menyusui secara penuh (full breast feeding) lebih dari 8 kalinsehari diberikan, ibu belum mengalami haid kembali, dan umur bayi kurang dari 6 bulan. Cara kerjanya MAL adalah menekan ovulasi/ penundaan.

(Tabel 2.5) Keuntungan Dan Keterbatasan Kontrasepsi MAL

KEUNTUNGAN KETERBATASAN

Segera efektif Perlu persiapan sejak kehamilan agar segera dapat menyusui dalam 30 menit pascapersalinan.

Tidak mengganggu senggama

Mungkin sulit dilaksanakan karena kondidi sosial.

Tidak ada efek samping sitemik

Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.

Tidak perlu pengawasan medis

Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis dan HIV/AIDS.

(Sumber : Buku pelayanan praktis pelayanan kontrasepsi, 2011)

1) Kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang tidak hanya mencegah kehamilan tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV/AIDS, terbuat dari selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya, latek (karet), plastic

(vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.

Cara kerjanya : kondom menghalangi terjadinya pertemuan

sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma

(Tabel 2.6) Keuntungan dan Kekurangan Kondom

KEUNTUNGAN

KEKURANGAN

Tidak mengganggu produksi ASI.

Dapat mencegah penularan IMS.

Tidak mengganggu kesehatan klien.

Mencegah ejakulasi dini.

Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

Saling berinteraksi sesame pasangan.

Murah dan dapat dibeli secara umum.

Mencegah imuno infertilitas.

Tidak perlu dengan resep dokter atau pemeriksaan khusus.

Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.

Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.

Mencegah terjadinya kanker serviks

(Sumber : BKKBN dan kemenkes RI, 2012)

2). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak.

Cara kerja: Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu untuk fertilisasi.

(Tabel 2.7) Keuntungan dan Keterbatasan AKDR

KEUNTUNGAN

KETERBATASAN

a. Efektivitas tinggi, 99,2-99,4% ( 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama).

b. Dapat efektif segera setelah pemasangan.

c. Metode jangka panjang.

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

e. Tidak mempengaruhi hubungan social.

f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

g. Tidak ada efek samping hormonal. h. Tidak mempengaruhi kualitas dan

volume ASI.

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi). j. Dapat digunakan sampai

menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat

a. Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS). b. Tidak baik digunakan pada

perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.

c. Diperlukan prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvis.

d. Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri.

e. Klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.

(Sumber : BKKBN dan kemenkes RI, 2012)

2) kontrasepsi Mantap (TUBEKTOMI )

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba falupii

(mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. Waktu Penggunaan:

a. Idealnya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan.

b. Dapat dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi sesar.

c. Jika tidak dapat dikerjakan dalam 1 minggu setelah persalinan, ditunda 4-6 Minggu.

(Tabel 2.8) Manfaat dan Keterbatasan Tubektomi

MANFAAT

KETERBATASAN

Kontrasepsi

a. Efektivitasnya tinggi 99,5% (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).

b. Tidak mempengaruhi proses menyusui.

c. Tidak bergantung pada faktor sanggama.

d. Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius. e. Tidak ada efek samping dalam jangka

panjang.

f. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual

Non Kontrasepsi

a. Berkurangnya risiko kanker ovarium

a. Harus dipertimbangkan sifat permanen kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi). b. Dilakukan oleh dokter

yang terlatih.

(Sumber : BKKBN dan kemenkes RI, 2012)

3) Kontrasepsi Mantap (VASEKTOMI)

Vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP) adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara mengoklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma

terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.

JENIS a. Insisi.

b. 2) Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) WAKTU

Bisa dilakukan kapan saja.

(Tabel 2.9) Keuntungan dan Keterbatasan Vasektomi

KEUNTUNGAN KETERBATASAN

a. Efektivitas tinggi 99,6-99,8%. b. Sangat aman, tidak ditemukan. c. efek samping jangka panjang. d. Morbiditas dan mortalitas jarang. e. Hanya sekali aplikasi dan efektif

dalam jangka panjang.

f. Tinggi tingkat rasio efisiensi biaya dan lamanya penggunaan kontrasepsi.

a. Tidak efektif segera, WHO menyarankan kontrasepsi tambahan selama 3 bulan setelah prosedur (kurang lebih 20 kali ejakulasi). b. Teknik tanpa pisau

merupakan pilihan mengurangi perdarahan dan nyeri dibandingkan teknik insisi.

`(Sumber : BKKBN dan kemenkes RI, 2012

2. HORMONAL

a. HORMON PROGESTIN

Hormon Progestin adalah metode kontrasepsi dengan

menggunakan progestin, yaitu bahan tiruan dari progesteron Jenisnya pil, injeksi / suntikan dan implant.

1) Pil Progestin

Merupakan sebuah kontrasepsi yang menggunakan obat/pil yang harus selalu di minum setiap hari (Affandi Biran, 2012 ; 30).

(Tabel 2.10) Keuntungan dan Keterbatasan Pil Progestin

KEUNTUNGAN

KETERBATASAN

a. Efektif jika diminum setiap hari di waktu yang sama (0,05-5 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama).

b. Tidak diperlukan pemeriksaan panggul.

c. Tidak mempengaruhi ASI. d. Tidak mengganggu hubungan

seksual.

e. Kembalinya fertilitas segera jika pemakaian dihentikan .

f. Mudah digunakan dan nyaman. g. Efek samping kecil.

a. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.

b. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.

c. Risiko kehamilan ektopik, tetapi risiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil. d. Efektifitas menjadi rendah bila

digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat epilepsy.

e. Tidak mencegah IMS.

(Sumber : BKKBN dan kemenkes RI, 2012)

2) Injeksi / Suntikan Progestin

Merupakan Kontrasepsi yang penggunaannya dilakukan dengan suntikan.

(Tabel 2.11) Keuntungan dan Keterbatasan Suntik Progestin

KEUNTUNGAN

KETERBATASN

a. Sangat efektif (0,3 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama. b. Pencegahan kehamilan jangka panjang. c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami

isteri.

d. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah. e. Tidak mempengaruhi ASI.

f. Sedikit efek samping.

g. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.

h. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

i. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

j. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

k. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sicle cell)

a. Klien sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali sesuai jadwal suntikan). b. Tidak dapat

dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut. c. Tidak mencegah IMS. d. Terlambatnya

kembalinya

kesuburan setelah penghentian

pemakaian.

(Sumber : BKKBN dan kemenkes RI, 2012)

3) Implant

Implan adalah alat kontrasepsi bawah kulit yang mengandung progestin yang dibungkus dalam kapsul silastik

silikon polidimetri.

AKBK adalah metode kontasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan implan mencegah terjadinya kehamilan antara 3 sampai 5 tahun (Affandi Biran, 2012 ; 55).

(Tabel 2.12) Keuntungan dan Keterbatasan Implant

KEUNTUNGAN

KETERBATASAN

a. Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1,0 kehamilan per 100 perempuan). b. Daya guna tinggi.

c. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).

d. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. e. Tidak memerlukan pemeriksaan

dalam.

f. Bebas dari pengaruh estrogen. g. Tidak mengganggu kegiatan

sanggama.

h. Tidak mengganggu ASI.

a. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan. b. Tidak mencegah infeksi

menular seksual.

c. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

d. Efektivitas menurun bila menggunakan obat tuberkulosis atau obat epileps.

(Sumber : BKKBN dan kemenkes RI, 2012)

b. HORMON KOMBINASI

Hormon Kombinasi adalah metode kontrasepsi dengan menggunakan kombinasi hormon mengandung hormon esterogen dan progesteron Jenisnya pil, dan injeksi/ suntikan.

1) Pil Kombinasi

(Tabel 2.13) Keuntungan dan Keterbatasan Pil Kombinasi

KEUNTUNGAN

KETERBATASAN

a. Efektivitas yang tinggi (1 kehamilan per 100 perempuan dalam tahun pertama penggunaan). b. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil. c. Tidak mengganggu hubungan seksual. d. Mudah dihentikan setiap saat.

e. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

f. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat. g. Dpat digunakan sejak usia remaja hingga

menopause.

h. Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenore atau akne

a. Membosankan karena harus menggunakan nya setiap hari. b. Tidak boleh diberikan kepada perempuan menyusui. c. Tidak mencegah IMS

(Sumber : BKKBN dan kemenkes RI, 2012)

2) Suntik Kombinasi

(Tabel 2. 14) Keuntungan dan Keterbatasan Suntik Kombinasi

KEUNTUNGAN KETERBATASAN

a. angat efektif (0,1 -0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).

b. Risiko terhadap kesehatan kecil.

c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

d. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.

e. Efek samping sangat kecil.

a. Mengurangi jumlah perdarahan. b. Mengurangi nyeri saat haid. c. Mencegah anemia.

d. Khasiat pencegahan terhadap kanker.

e. ovarium dan kanker endometrium. f. Mengurangi penyakit payudara jinak

dan kista ovarium.

g. Mencegah kehamilan ektopik. h. Melindungi klien dari jenis-jenis

tertentu penyakit radang panggul. i. Pada keadaan tertentu dapat

diberikan pada perempuan usia perimenopause

Dokumen terkait