• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Laju pertumbuhan harian

Laju pertumbuhan harian (%) rumput laut Eucheuma cattonii pada perlakuan bobot bibit dapat dilihat pada Tabel 6. Terlihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan harian pada bobot bibit 50gr (3,12%), lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan harian pada bobot bibit 100gr (1,84%), dan bobot bibit 100gr lebih baik dari pada bobot bibit 150gr (1,29%).

Tabel. 6 Laju pertumbuhan harian (%) pada perlakuan asal thallus danbobot bibit

Hari ke-

Perlakuan

U-50gr U-100gr U-150gr T-50gr T-100gr T-150gr P-50gr P-100gr P-150gr

7 5,79* 1,36 1,79 2,60 1,36 0,92 2,60 1,36 0,47 14 5,47 2,39 3,02 5,79* 1,83 1,68 3,19 1,24 1,32 21 3,45 2,04 2,49 1,51 3,53* 1,51 3,38 2,20 1,96 28 1,91 3,38* 0,56 2,60 1,68 1,68 2,73 2,77 1,72 35 3,19 3,92 2,51 4,98* 3,50 2,07 4,26 -0,43 -0,33 42 1,03 1,36* 0,68 0,82 0,61 -0,56 0,89 -0,44 -0,34 Jumlah 20,84 14,45 11,05 18,30 11,90 7,30 17,06 6,71 4,81 Rerata 3,47 2,41 1,84 3,05 2,08 1,22 2,84 1,12 0,80

Keterangan : U=ujung, T=tengah, P=pangkal

Cetak tebal menunjukkan laju pertumbuhan harian terbasar dari masing-masing perlakuan.

* : Laju pertumbuhan harian tertinggi tiap minggu.

Pada hari ke-7 terlihat bahwa pada perlakuan asal ujung thallus dengan bobot bibit 50grmemiliki laju pertumbuhan tertinggi (5,79%) dan terendah (0,47%) pada perlakuan asal pangkal thallus dengan bobot bibit 150gr. Pada hari ke-14 terlihat bahwa pada perlakuan asal ujung thallus dengan bobot bibit 50gr memiliki laju pertumbuhan tertinggi (5,79%) dan terendah (1,24%) pada

perlakuan asal pangkal thallus dengan bobot bibit 100gr. Pada hari ke-21 terlihat bahwa pada perlakuan asal tengah thallus dengan bobot bibit 100grmemiliki laju

pertumbuhan tertinggi (3,53%) dan terendah (1,51%) pada perlakuan asal tengah

thallus dengan bobot bibit 50gr dan 150gr. Pada hari ke-28 terlihat bahwa pada perlakuan asal ujung thallus dengan bobot bibit 100gr memiliki laju pertumbuhan tertinggi (3,38%) dan terendah (0,56%) pada perlakuan asal ujungthallus dengan bobot bibit 150gr. Pada hari ke-35 terlihat bahwa pada perlakuan asal tengah

thallus dengan bobot bibit 50gr memiliki laju pertumbuhan tertinggi (4,98%) dan terendah (-0,33%) pada perlakuan asal pangkal thallus dengan bobot bibit 150gr. Pada hari ke-42 terlihat bahwa pada perlakuan asal ujung thallus dengan bobot bibit 100grmemiliki laju pertumbuhan tertinggi (1,36%) dan terendah (-0,34%) pada perlakuan asal pangkal thallus dengan bobot bibit 150gr.

Adapun untuk laju pertumbuhan harian (%), dibagi menjadi 3 fase,

dimana fase I (masa tanam 7-14 hari), fase II (masa tanam 21-28 hari) dan fase III (masa tanam 35-42 hari). Perlakuan ini dilakukan untuk membedakan laju pada awal, tengah dan akhir dari laju pertumbuhan harian dari tanaman uji sehingga dapat jelas terlihat pada hari ke berapa suatu rumput laut tumbuh subur baik dengan perlakuan bobot bibit maupun asal thallus.

Hari Ke- La ju P e rt u m b u h a n ( % ) 42 35 28 21 14 7 6 5 4 3 2 1 Variable Pangk al Ujung Tengah 50gr

Gambar.10 Laju pertumbuhan harian (%) rumput laut Eucheuma cattonii

perlakuan bobot bibit 50gr terhadap asal thallus yang berbeda.

Pada perlakuan bobot bibit 50gr terhadap asal thallus yang berbeda secara umum terlihat bahwa pada asal ujung thallus memiliki rata-rata laju pertumbuhan harian tertinggi sebesar 3,47%, selanjutnya 3,05% untuk asal tengah thallus dan terendah pada asal pangkal thallus sebesar 2,84% (Gambar 10).

Pada bobot bibit 50gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada ujung thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase I (hari ke-7) sebesar 5,79 % dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 1,03%. Pada fase I (hari ke-7) ujung thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya maksimum, hal ini diduga karena pada waktu tersebut Eucheuma cattonii cepat beradaptasi dengan perairan, unsur hara pada saat awal tanam masih cukup banyak yang ditandai tingginya kadar nutrien air laut sehingga dapat menunjang laju pertumbuhan rumput laut yang

dibudidayakan, jika dikaitkan dengan parameter lingkungan terlihat bahwa pada fase ini kecepatan arus relatif tinggi serta kondisi cuaca yang dominan cerah. Sebaliknya pada fase II dan III relatif tidak menentu (turun pada hari ke-28, naik lagi pada hari ke-35 dan kembali turun pada hari ke-42.

Pada bobot bibit 50gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada tengah thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase I (hari ke-14) sebesar 5,79% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 0,82%. Pada fase I (hari ke-14) ujung thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya maksimum, hal ini diduga karena pada waktu tersebut Eucheuma cattonii cepat beradaptasi dengan perairan, unsur hara pada

saat awal tanam masih cukup banyak yang ditandai tingginya kadar nutrien air laut sehingga dapat menunjang laju pertumbuhan rumput laut yang

dibudidayakan, jika dikaitkan dengan parameter lingkungan terlihat bahwa pada fase ini kecepatan arus relatif tinggi serta kondisi cuaca yang dominan cerah. Sebaliknya pada fase II terjadi penurunan drastis hal ini diduga karena pada tahap ini kadar nutriennya kecil, kadar oksigen terlarut menurun dan juga terjadi hujan, dan pada fase III relatif tidak menentu, meningkat pada hari ke-35 sebesar 4,98% Dan turun drastis pada hari ke-42, hal ini diduga karena pada hari ke-35 laju pertumbuhannya maksimal, dan hari ke-42 telah menurun karena telah masuk waktu panen.

Pada bobot bibit 50gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada pangkal thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase IV (hari ke-35) sebesar 4,26% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 0,89%. Pada fase I sampai awal fase II (hari ke- 21) pada pangkal thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya semakin meningkat, hal ini diduga karena pada waktu tersebut Eucheuma cattonii cepat beradaptasi dengan perairan, unsur hara pada saat awal tanam masih cukup banyak yang ditandai tingginya kadar nutrien air laut sehingga dapat menunjang laju pertumbuhan rumput laut yang dibudidayakan. Jika dikaitkan dengan parameter lingkungan terlihat bahwa pada fase ini kecepatan arus relatif tinggi serta kondisi cuaca yang dominan cerah, namun akhir fase II (hari ke-28) terjadi penurunan, dan meningkat sampai taraf maksimum pada awal fase III (hari ke-35) tingkat pertumbuhannya maksimal, namun pada akhir fase III terjadi penurunan drastis, hal ini diduga karena rumput laut telah mencapai waktu panen atau dengan

kata lain tidak akan bertambah lagi laju pertumbuhannya selain itu pula semakin meningkatnya alga penempel yang justru akan menghambat pertumbuhan dan akan menimbulkan penyakit ice ice pada rumput laut yang dibudidayakan.

Hari Ke- L a ju p e rt u m b u h a n ( % ) 42 35 28 21 14 7 4 3 2 1 0 Variable Pangk al Ujung Tengah 100gr

Gambar. 11 Laju pertumbuhan harian (%) rumput laut Eucheuma cattonii

perlakuan bobot bibit 100gr terhadap asal thallus yang berbeda.

Pada perlakuan bobot bibit 100gr terhadap asal thallus yang berbeda secara umum terlihat bahwa pada asal ujung thallus memiliki rata-rata laju

pertumbuhan harian tertinggi sebesar 2,41%, selanjutnya 2,08% untuk asal tengah

thallus dan terendah pada asal pangkal thallus sebesar 1,12% (Gambar 11). Pada bobot bibit 100gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada ujung thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam awal fase III (hari ke-35) sebesar 3,92 % dan terkecil juga pada akhir fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 1,36%. Pada fase I (hari ke-7) ujung thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan semakin meningkat sampai pada hari ke-35 dan menurun pada hari ke-42.

Pada bobot bibit 100gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa padatengah thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase II (hari ke-21) sebesar 3,53% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 0,61%. Pada fase I terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya semakin meningkat sampai pada awal fase II (hari ke-21), lalu menurun pada akhir fase II (hari ke-28), selanjutnya meningkat lagi pada awal fase III (hari ke-35), dan terjadi penurunan kembali pada akhir fase III (hari ke-42).

Pada bobot bibit 100gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada pangkal thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase II (hari ke-28) sebesar 2,77% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang mengalami penurunan drastis bobot bibit sampai bernilai -0,44%. Pada fase I terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya semakin meningkat sampai akhir fase II (hari ke-28) yang menjadi pertumbuhan maksimal dari asal pangkal

thallus, selanjutnya terjadi penurunan drastis sampai bernilai -0,44% pada akhir fase III (hari ke-42).

Hari Ke- La ju p e rt u m b u h a n ( % ) 42 35 28 21 14 7 3 2 1 0 -1 Variable Pangk al Ujung tengah 150gr

Gambar. 12 Laju pertumbuhan harian (%) rumput laut Eucheuma cattonii

perlakuan bobot bibit 150gr terhadap asal thallus yang berbeda.

Pada perlakuan bobot bibit 150gr terhadap asal thallus yang berbeda secara umum terlihat bahwa pada asal ujung thallus memiliki rata-rata laju

pertumbuhan harian tertinggi sebesar 1,84%, selanjutnya 1,22% untuk asal tengah

thallus dan terendah pada asal pangkal thallus sebesar 0,80% (Gambar 12). Pada bobot bibit 150gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada ujung thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam awal fase I (hari ke-14) sebesar 3,02 % dan terkecil juga pada akhir fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 0,56%. Pada fase I sampai fase III ujung thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan yang tidak menentu.

Pada bobot bibit 150gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa padatengah thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase III (hari ke-35) sebesar 2,07% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang mengalami penurunan drastis bobot bibit sampai bernilai - 0,56%. Pada fase I terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya semakin meningkat sampai pada awal fase III (hari ke-35), lalu menurun drastis pada akhir fase III (hari ke-42).

Pada bobot bibit 150gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada pangkal thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase II (hari ke-21) sebesar 1,96% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang mengalami penurunan drastis bobot bibit sampai bernilai -0,34%. Pada fase I terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya semakin meningkat sampai akhir fase II (hari ke-28) selanjutnya terjadi penurunan drastis sampai bernilai

-0,34% pada akhir fase III (hari ke-42). Hari Ke- La ju P e rt u m b u h a n ( % ) 42 35 28 21 14 7 6 5 4 3 2 1 0 Variable 150gr 50gr 100gr Ujung

Gambar. 13 Laju pertumbuhan harian (%) rumput laut Eucheuma cattonii

perlakuan ujung thallus terhadap bobot bibit yang berbeda.

Pada perlakuan Asal ujung thallus terhadap bobot bibityang berbeda secara umum terlihat bahwa pada bobot bibit 50gr memiliki rata-rata laju

pertumbuhan harian tertinggi sebesar 3,47%, selanjutnya 2,41% untuk bobot bibit 100gr dan terendah pada bobot bibit 150gr sebesar 0,80% (Gambar 13).

Pada asal ujung thallus dengan perlakuan bobot bibit yang berbeda-beda terlihat bahwa pada bobot bibit 50gr, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam awal fase I (hari ke-14) sebesar 5,79 % dan terkecil pada akhir fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 1,03%. Pada fase I sampai fase III ujung

thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan yang tidak menentu.

Pada asal ujung thallus dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada bobot bibit 100gr, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam awal fase III (hari ke-35) sebesar 3,92 % dan terkecil juga pada akhir fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 1,36%. Pada fase I (hari ke-7)

ujung thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan semakin meningkat sampai pada hari ke-35 dan menurun pada hari ke-42.

Pada asal ujung thallus dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada bobot bibit 150gr, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam awal fase I (hari ke-14) sebesar 3,02 % dan terkecil juga pada akhir fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 0,56%. Pada fase I sampai fase III ujung thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan yang tidak menentu.

Hari Ke- la ju P e rt u m b u h a n ( % ) 42 35 28 21 14 7 6 5 4 3 2 1 0 Variable 150gr 50gr 100gr Tengah

Gambar. 14 Laju pertumbuhan harian (%) rumput laut Eucheuma cattonii

perlakuan tengah thallus terhadap bobot bibit yang berbeda.

Pada perlakuan Asal tengah thallus terhadap bobot bibityang berbeda secara umum terlihat bahwa pada bobot bibit 50gr memiliki rata-rata laju

pertumbuhan harian tertinggi sebesar 3,05%, selanjutnya 2,08% untuk bobot bibit 100gr dan terendah pada bobot bibit 150gr sebesar 1,22% (Gambar 14).

Pada asal tengah thallus dengan perlakuan bobot bibit yang berbeda-beda terlihat bahwa pada bobot bibit 50gr, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase II (hari ke-14) sebesar 5,79 % dan terkecil pada akhir fase

III (hari ke-42) yang hanya sebesar 0,82%. Pada fase I sampai fase III ujung

thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan yang tidak menentu.

Pada tengah thallus dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa padabobot bibit 100gr, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase II (hari ke-21) sebesar 3,53% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 0,61%. Pada fase I terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya semakin meningkat sampai pada awal fase II (hari ke-21), lalu menurun pada akhir fase II (hari ke-28), selanjutnya meningkat lagi pada awal fase III (hari ke-35), dan terjadi penurunan kembali pada akhir fase III (hari ke-42).

Hari Ke- L a ju P e rt u m b u h a n ( % ) 42 35 28 21 14 7 4 3 2 1 0 Variable 150gr 50gr 100gr Pangkal

Gambar.15 Laju pertumbuhan harian (%) rumput laut Eucheuma cattonii

perlakuan pangkal thallus terhadap bobot bibit yang berbeda.

Pada perlakuan Asal pangkal thallus terhadap bobot bibityang berbeda secara umum terlihat bahwa pada bobot bibit 50gr memiliki rata-rata laju

pertumbuhan harian tertinggi sebesar 2,84%, selanjutnya 1,12% untuk bobot bibit 100gr dan terendah pada bobot bibit 150gr sebesar 0,80% (Gambar 15).

Pada asal pangkal thallus dengan perlakuan bobot bibit yang berbeda-beda terlihat bahwa pada bobot bibit 50gr, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam awal fase III(hari ke-35) sebesar 4,26% dan terkecil juga pada akhir fase III (hari ke-42) yang hanya sebesar 0,89%. Pada fase I sampai fase III ujung thallus terlihat bahwa laju pertumbuhan yang tidak menentu.

Pada bobot bibit 100gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada pangkal thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase II (hari ke-28) sebesar 2,77% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang mengalami penurunan drastis bobot bibit sampai bernilai -0,44%. Pada fase I terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya semakin meningkat sampai akhir fase II (hari ke-28) yang menjadi pertumbuhan maksimal dari asal pangkal

thallus, selanjutnya terjadi penurunan drastis sampai bernilai -0,44% pada akhir fase III (hari ke-42).

Pada bobot bibit 150gr dengan perlakuan asal thallus yang berbeda-beda terlihat bahwa pada pangkal thallus, laju pertumbuhan hariannya terbesar terjadi pada masa tanam fase II (hari ke-21) sebesar 1,96% dan terkecil pada fase III (hari ke-42) yang mengalami penurunan drastis bobot bibit sampai bernilai -0,34%. Pada fase I terlihat bahwa laju pertumbuhan hariannya semakin meningkat sampai akhir fase II (hari ke-28) selanjutnya terjadi penurunan drastis sampai bernilai – 0,34% pada akhir fase III (hari ke-42).

Dokumen terkait