• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN CARA PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH KULIT KOLANG-KALING DAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI

Dalam dokumen Proposal Kkn Alternatif Jatirejo (Halaman 51-55)

Mas’ul Fauzi Tim KKN Alternatif

M. SKEMA RANCANG BANGUN KEGIATAN 1. Skema Rancang Bangun Secara Umum

3. LAMPIRAN CARA PEMBUATAN BRIKET DARI LIMBAH KULIT KOLANG-KALING DAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI

KOTORAN AYAM DAN KOTORAN SAPI

a. Pembuatan Briket Peralatan

2. Drum bekas untuk tempat pembakaran 3. Saringan atau ayakan

4. Pengaduk 5. Tumbukan 6. Cetakan

7. Baskom untuk pengacian 8. Seng untuk penjemuran Bahan

1. Kulit buah aren 2. Ranting atau jerami 3. Tepung kanji (sagu) 4. Air

Langkah Kerja

1. Kulit durian sebelumnya dipotong potong atau dicacah-cacah hingga agak kecil ukurannya dengan tujuan agar pembakaran nanti lebih cepat.

2. Apabila sudah dicacah atau dicincang lalu dijemur dipanas matahari dengan alas seng agar proses pengeringan lebih cepat.

3. Selanjutnya siapkan drum dan cari tempat yang sedikit lapang, masukkan ranting atau jerami terlebih dahulu disusul dengan kulit durian yang telah dijemur tadi lalu disusul lagi dengan jerami atau ranting . Tetapi tumpukannya jangan terlalu tebal. Bakar tumpukan  jerami dan durian tersebut, tutup dengan penutup denga sedikit lubang diujungnya agar pembakaran merata dan ketika sudah tidak ada asap yang keluar dari lubang tutup tersebut buka lalu diaduk aduk dan  pastikan telah menjadi arang, proses pembakarannya jangan terlalu

lama.

4. Angkat dan pisahkan hasil pembakaran tadi, saring dan pisahkan yang telah menjadi arang, kemudian ditumbuk agar menjadi halus dan diayak atau disaring untuk mendapatkan bubuk arang yang merata  besarnya.

5. Langkah selanjutnya adalah masukkan kedalam baskom, ambil sedikit tepung kanji (jangan terlalu banyak cukup 15% saja) tepung ini difungsikan sebagai perekat, lalu aduk-aduk hingga merata, nah baru setelah itu masukkan air sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk (air yang ditambahkan cukup 10% saja) aduk hingga adonan benar-benar merata.

6. Ambil cetakan atau jika tidak ada cetakan bisa gunakan tangan untuk mencetaknya, caranya untuk yang cetakan tinggal masukkan saja adonan tadi agak sedikit dipadatkan dalam cetakkannya, nah untuk yang memakai tangan cukup dengan cara mengepal-ngepalnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan (bulat, lonjong,petak,dll) asal sedikit  padat dan rapat.

7. Adonan yang sudah dicetak dijemur diterik matahari dengan alas s eng, dijemur selama 1/2 hari tergantung dengan cuaca yang mendukung, yang jelas hingga benar-benar kering.

8. Setelah kering langkah yang terakhir adalah angkat dan disimpan didalam tempat yang tidak lembab.

b. Pembuatan Pupuk Organik

Berikut akan diuraikan alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk  pembuatan pupuk organik cair:

Alat –  Alat:

1. Drum/ember atau wadah lain untuk membuat pupuk cair.

Bila menggunakan drum akan memperoleh pupuk cair sebanyak 100 liter.

Pupuk dari bahan daun-daunan, dapat memupuk tanaman di lahan seluas 100 m2.

Pupuk dari bahan kotoran hewan, dapat memupuk tanaman di lahan seluas 200 m2.

2. Karung beras/goni/plastik/nila, atau lainnya sebagai tempat bahan  pupuk cair. Sehingga air dapat meresap ke dalam pori-pori karung

3. Penutup drum/plastik hitam atau tutup lain, supaya sinar matahari maupun air hujan tidak dapat masuk ke dalam drum/wadah.

4. Tali pengikat, untuk mengikat ujung karung sehingga bahan dalam karung tidak bisa keluar.

5. Batu untuk pemberat, supaya karung dapat tenggelam Cara Pembuatan

Tempat yang dekat dengan sumber air dan tidak terkena panas sinar matahari serta hujan sangat baik untuk membuat pupuk cair.

1. Isi karung dengan daun-daunan (yang telah dicincang halus) atau kotoran ternak yang masih segar (kira-kira ¾ karung) lalu ikat karungnya.

2. Masukan karung berisi dedaunan dan kotoran tersebut ke dalam drum kosong / ember, kemudian diisi air. Perbandingan antara air dengan  berat isi karung adalah 2 liter air untuk 1 kg berat isi karung.

3. Letakkan batu yang cukup berat di atas karung, sehingga karung tersebut dapat tenggelam. Drum dijaga selalu tertutup, agar tidak ada unsur hara yang hilang akibat penguapan.

4. Karung diangkat dari dalam drum setelah kira-kira 2-3 minggu (bila menggunakan daun muda bisa 3 malam). Larutan dalam drum itulah yang disebut dengan pupuk cair. Ampasnya yang di dalam karung dapat digunakan untuk menyuburkan tanah.

Cara Penggunaan pupuk organik cair dijelaskan sebagai berikut: Pengenceran :  Agar tidak terlalu kental, pupuk cair perlu dicampur dengan air. Bila bahannya berasal dari daun, perbandingan adalah 1 bagian  pupuk cair dan 3 bagian air. Bila bahannya berasal dari kotoran ternak,  perbandingannya adalah 1 bagian pupuk cair dan 4-6 bagian air.

Penyiraman :  Siram tanaman yang akan di pupuk 2-3 minggu setelah  berkecambah, dan pemupukan dilakukan setiap 3 minggu

c. Workshop Daur Ulang Sampah

2. Kemudian direndam dalam air beberapa saat lalu diremas-remas sampai setengah hancur

3. Kemudian kertas tersebut dihancurkan kembali dengan penambahan air menggunakan blender . (perbandingan antara kertas dan air 1:1) 4. Masukkan bubur kertas ke dalam ember yang telah diisi air bersih

(tiap 250 gr bubur kertas membutuhkan 5 liter air bersih). Kebutuhan air bisa disesuaikan, tergantung dari ketebalan kertas yang diinginkan. 5. Campuran bubur tersebut dicampur menggunakan lem kanji untuk menghasilkan kertas yang tidak mudah sobek (setiap 250 gr bubur kertas dicampur 10-15 gr lem kanji).

6. Penambahan warna dapat dilakukan untuk menghasilkan kertas  berwarna. Untuk kertas daur ulang yang bermotif bisa dilakukan

dengan menambahkan mahkota bunga yang kering. Untuk menambah keharuman kertas, maka dapat ditambahkan pengharum.

7. Setelah adonan selesai disiapkan, masukkan semua  screen  ke dalam adonan. Angkat  screen  dan biarkan air menetes. Setelah air menetes  beberapa waktu, lepaslah  screen  tanpa kasa dan letakkan diatas  papan/meja. Hilangkan air pada kasa dengan busa.

8. Setelah screen tidak lagi mengandung air,  screen kemudian diangkat. Sediakan alas kain untuk meletakkan adonan kertas yang telah pipih. d. Sosialisasi 3M

1. Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali 2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, ember-ember. 3. Mengganti air vas bunga/tanaman air seminggu sekali

4. Mengganti air tempat minum burung

5. Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air

6. Menabur bubuk abate atau altosid pada tempat-tempat penampungan air yang sulit dikuras atau di daerah yang air bersih sulit didapat, sehingga perlu penampungan air hujan

7. Melakukan fogging (pengasapan) jika dalam jarak tertentu ditemukan kasus DBD

Dalam dokumen Proposal Kkn Alternatif Jatirejo (Halaman 51-55)

Dokumen terkait